Anda di halaman 1dari 2

Diva Humaira Ardhini

1806220175
Nomor Urut 150
Program Studi Reguler – FH UI
SURAT BERHARGA KOMERSIAL

Surat Berharga Komersial atau lebih sering dikenal dengan istilah Commercial Paper
(CP) adalah salah satu bentuk surat berharga yang kini mulai berkembang di Indonesia. Surat
berharga jenis ini hampir sama dengan surat sanggup. Oleh karena itu, pengaturannya juga
berlandaskan kepada peraturan mengenai surat sanggup di dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (“KUHD”).1 Hal tersebut secara tegas tercantum dalam Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia (SKBI) No. 28/52/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No.
28/49/UPG tanggal 11 Agustus 1995 tentang Persyaratan Penerbitan dan Perdagangan Surat
Berharga Komersial (Commercial Paper/CP) melalui Bank Umum di Indonesia. Dalam Pasal
1 SKBI tersebut, definisi dari Surat Berharga Komersial adalah “surat sanggup tanpa jaminan
spesifik yang diterbitkan oleh perusahaan bukan bank dan diperdagangkan melalui bank atau
perusahaan efek, berjangka waktu pendek, dan diperdagangkan dengan sistem diskonto.”
Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa Surat Berharga Komersial memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:2
a. Tidak memiliki jaminan yang spesifik, hanya jaminan umum yang diatur dalam
Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata), di mana
pemegang dari surat berharga komersial memiliki kedudukan sebagai debitur
konkuren.
b. Diterbikan oleh perusahaan bukan bank.
c. Diperdagangkan melalui bank atau perusahaan efek. Dengan demikian, surat
berharga komersial harus mudah dialihkan hak-haknya, yaitu dengan adanya
klausula atas pengganti.
d. Berjangka waktu pendek, yaitu jangka waktu kurang dari satu tahun.
e. Diperdagangkan dengan sistem diskonto
Surat berharga komersial atau commercial paper memiliki beberapa syarat formal.
Pada halaman depan, surat berharga tersebut harus memuat hal-hal berikut:
1. Klausula sanggup dan kata “SURAT SANGGUP”,
2. Janji untuk membayar tanpa syarat
3. Penetapan hari bayar,
4. Penetapan tempat pembayaran,
5. Pihak penerima/pembayar atau pengganti,
6. Tempat dan tanggal penerbitan,
7. Tanda tangan penerbit,
8. Kata-kata “SURAT BERHARGA KOMERSIAL (COMMERCIAL PAPER)”
ditulis setelah kata-kata surat sanggup,
9. Klausula “DAPAT DIPERDAGANGKAN”,
10. Pengaturan penerbit “tanpa protes dan tanpa biaya”,
11. Nama bank/perusahaan efek sebagai agen penerbit,
12. Nama dan alamat bank sebagai agen pembayar,
13. Nomor seri surat berharga komersial, dan
1
Sabri Faturaba, “Tinjauan Yuridis terhadap Surat Utang Jangka Pendek (Commercial Paper) sebagai
Salah Satu Alternatif Pembiayaan Melalui Perdagangan Surat Berharga,” Jurnal Sasi Vol. 17 No. 4 (Oktober –
Desember 2011), hlm. 29
2
James Julianto Irawan, Surat Berharga: Suatu Tinjauan Yuridis dan Praktis, ed. 1, cet. 2 (Jakarta: PT
Kharisma Putra Utama, 2016), hlm. 212.
Diva Humaira Ardhini
1806220175
Nomor Urut 150
Program Studi Reguler – FH UI
14. Keterangan cara mencairkan.
Sedangkan, pada halaman belakang surat berharga komersial harus memuat
endosemen blangko dengan klausula tanpa hak regres dan cara perhitungan nilai tunai.
Terdapat pula syarat lainnya yang harus dipenuhi dalam surat berharga komersial, yakni
jangka waktunya paling lama 270 hari, penerbitnya adalah perusahaan bukan bank, dan telah
memperoleh peringkat.3
Penerbitan surat berharga komersial memiliki perikatan dasar yang berupa perjanjian
pinjam meminjam uang. Penerbit (debitur) meminjam sejumlah uang dari pembeli (investor)
sebagai pihak yang meminjamkan dengan ketentuan bahwa pihak penerbit akan
mengembalikan pinjaman tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan pembayaran uang di
muka. Sebagai bukti adanya perjanjian pinjam meminjam, penerbit akan menerbitkan dan
menyerahkan akta untuk sertifikat commercial paper kepada pembeli. Kemudian, pembeli
akan menagih pengembalian pinjaman tersebur dengan mencairkan surat berharga komersial
setelah jangka waktu yang telah ditentukan. Pihak penerbit sendiri akan berjanji untuk
membayar sejumlah uang yang merupakan utangnya terhadap pembeli dalam akta surat
berharga komersial dengan kalimat “Perseroan berjanji untuk membayar kepada pemegang
suatu promes ini...”4
Dengan diterbitkannya surat berharga komersial, maka penerbit menjadi pihak utama
yang memiliki kesanggupan dan berjanji akan melaksanakan kesanggupan tersebut secara tak
bersyarat untuk melakukan pembayaran sejumlah uang tertentu dan hal-hal lain sesuai
dengan syarat yang termuat dalam surat berharga komersial. Kesanggupan si penerbit tidak
dapat membebaskan dirinya dari tanggung jawab, sedangkan tanggung jawab di pihak lain
adalah bank umum atau bursa efek yang berdasarkan perjanjian tertulis dengan calon penerbit
surat berharga komersial sebagai pengatur rencana penerbitan surat berharga komersial.5

3
Ibid, hlm. 213
4
H. Man Suparman Sastrawidjaja, Aspek-aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga (Bandung, PT
Alumni, 2003), hlm. 273
5
Cindiwati, Cara Praktis Mengenal Hukum Surat Berharga (Jakarta: Penerbit Putra Penuntun, 2014),
hlm. 105

Anda mungkin juga menyukai