Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar “Manajemen Keperawatan”

Disusun oleh: Kelompok 4 A

Asep Gunawan 4002190142


Dea Dini Fitriani 4002190134
Desy Indah Rahmawati 4002190074
Najdah Zakiyatun 4002190090
Nathasya Nur Indriana 4002190043
Nissa Nurfaizah 4002170022
Qori Wahyuningsih 4002190106
Rani Putri 4002190101
Rodum Al Ashar 4002190004
Siska Mardiana 4002190140
Tita Nurlita 4002190143

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Ronde Keperawatan.
Sholawat serta salam tak lupa selalu kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan
semoga rahmatnya dapat sampai kepada kami semua selaku umatnya hingga akhir Zaman.

Untuk menjadi seorang tenaga medis terutama kita sebagai seorang perawat, belajar
mengenai dasar-dasar ilmu keperawatan sangat penting untuk dipelajari karena itu sebagai
acuan atau dasar bagi kita untuk mempelajari ilmu yang lebih kompleks lagi. Begitu juga
dengan pekerjaan seorang tenaga kesehatan, tak hanya membantu menyembuhkan saja tetapi
dalam segi mengkaji penyakit atau keluhan pasien pun kita kaji dan perdalam dari segala
aspek, dalam upaya pengoptimalan pengobatan dan penyembuhan pasien.

Dalam penyusunan laporan tugas ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Ns.
Annisa Nur Erawan, MSN, selaku dosen yang telah menuntun kami dalam menyelesaikan
laporan ini sehingga dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Semoga laporan ini juga
dapat memberikan manfaat dan pengetahuan dalam bidang keilmuan. Kami pun menganggap
laporan ini masih belum sempurna dan kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak agar dapat lebih baik lagi.

Bandung, September 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1


1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Ronde Keperawatan...................................................................... 3


2.2 Karakteristik Ronde Keperawatan.............................................................. 3
2.3 Tujuan Ronde Keperawatan ...................................................................... 4
2.4 Manfaat Ronde Keperawatan Diberikan ................................................... 4
2.5 Kriteria Pasien ........................................................................................... 6
2.6 Peran Masing-Masing Diantaranya............................................................ 6
2.7 Langkah-Langkah Ronde Keperawatan..................................................... 6
2.8 Kriteria Evaluasi......................................................................................... 7

BAB III KASUS KEPERAWATAN

3.1 Pengertian Penyakit ................................................................................... 9


3.2 Etiologi ...................................................................................................... 9
3.3 Manifestasi Klinik ..................................................................................... 11
3.4 Komplikasi ................................................................................................. 12

BAB RESUME RONDE KEPERAWATAN

4.1 Identitas Klien............................................................................................. 14


4.2 Keluhan Utama .......................................................................................... 14
4.3 Riwayat Kesehatan .................................................................................... 14
4.4 Pemeriksaan Fisik ...................................................................................... 14
4.5 Pemeriksaan Penunjang ............................................................................. 14
4.6 Analisis Data .............................................................................................. 14
4.7 Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 14
4.8 Tindakan Yang Sudah Dilakukan .............................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

A. Lembar Informed Consent


B. Dokumentasi Hasil Ronde Keperawatan
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Masalah Penyakit gagal jantung merupakan masalah yang menjadi perhatian didunia
saat ini, gagal jantung merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Pola
makan, kebiasaan merokok, gaya hidup tidak sehat bahkan tingkat ekonomi dan
pendidikan menjadi beberapa penyebab dari penyakit ini.
Berdasarkan data dari organisasi kesehatan dunia / WHO (2013) menyebutkan 17,3
juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2008, mewakili 30% dari
semua kematian global. Dari kematian ini, diperkirakan 7,3 juta disebabkan oleh penyakit
jantung. Negara berpenghasilan rendah dan menengah yang tidak proporsional
terpengaruh: lebih dari 80% kematian penyakit kardiovaskular terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan menengah dan terjadi hampir sama pada pria dan wanita.
Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2011), penyakit jantung dan
pembuluh darah telah menjadi salah satu masalah penting kesehatan masyarakat dan
merupakan penyebab kematian yang utama. Sedangkan berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar atau Riskesdas 2007, menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung secara
nasional adalah 7,2%. Penyakit jantung iskemik mempunyai proporsi sebesar 5,1% dari
seluruh penyakit penyebab kematian di Indonesia, dan penyakit jantung mempunyai
angka proporsi 4,6% dari seluruh kematian.

1.2 TUJUAN

1. Tujuan umum :
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pada pasien gagal jantung melalui
pendekatan berfikir kritis

2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan ilmiah
b. Meningkatkan validasi pasien
c. Meningkatkan kemampuan untuk memodivikasi rencana keperawatan
d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan rencana keperawatan
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI RONDE KEPERAWATAN


Menurut Kozier, Erb & Berman (2004) menyatakan bahwa ronde keperawatan
merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk
mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan Pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk Mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.
Beberapa ahli mengungkapkan pengertian tentang ronde keperawatan. Meade et al.
(2006) menyatakan ronde keperawatan sebagai kesempatan untuk melibatkan pasien
dalam proses keperawatan, dan menunjukkan kepedulian perawatan terhadap kesehatan
dan kesembuhan pasien. Swansburg & Swansburg (2001) menyatakan bahwa ronde
keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien
untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan Ford (2010), mendefinisikan ronde keperawatan sebagai salah satu tehnik
untuk mengorganisasikan pelayanan keperawatan secara proaktif yang berfokus kepada
pasien. Tea, Ellison dan Fadian (2008) mendefinisikan ronde keperawatan sebagai proses
yang dilakukan perawat secara proaktif untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan
mengunjungi pasien secara rutin ke ruangannya dan memeriksa hal-hal yang spesifik dan
melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien secara konsisten.
Beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ronde keperawatan adalah
suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan pada perawat untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat, dengan pasien terlibat aktif dalam diskusi dengan membahas
masalah keperawatan serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan.

2.2 KARAKTERISTIK RONDE KEPERAWATAN


Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini (Nursalam,
2011) :
A. Klien dilibatkan secara langsung
B. Klien merupakan fokus kegiatan
C. Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
D. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
E. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet mengatasi
masalah. dan perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam

2.3 TUJUAN RONDE KEPERAWATAN


Clement (2011) menyebutkan ada dua tujuan dilaksanakannya ronde keperawatan
yaitu bagi perawat dan bagi pasien. Pertama, bagi perawat bertujuan untuk melihat
kemampuan staf dalam manajemen pasien, mendukung pertumbuhan dan pengembangan
professional, meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi
kasus, menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan
keterampilan klinis, membangun kerjasama dan rasa hormat, meningkatkan retensi
perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan.
Kedua, bagi pasien bertujuan untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan
kemajuan dari hari ke hari, membuat pengamatan khusus dan memberikan laporan ke
dokter, memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya, melaksanakan rencana yang
dibuat untuk perawatan pasien, mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien serta
memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan

2.4 MANFAAT RONDE KEPERAWATAN DIBERIKAN


Banyak manfaat dengan dilakukannya ronde keperawatan oleh perawat yaitu:
A. Ronde keperawatan akan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan perawat.
Clement (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah membantu
mengembangkan keterampilan keperawatan, selain itu juga menurut Wolak,
Cairns, dan Smith (2008) dengan adanya ronde keperawatan akan menguji
pengetahuan perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilan dan pengetahuan
keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan
oleh Wolak, Cairns dan Smith (2008) peningkatan kemampuan perawat bukan
hanya keterampilan keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada
perawat untuk tumbuh dan berkembang secara profesional.
B. Melalui kegiatan ronde keperawatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang
telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Melalui ronde keperawatan,
evaluasi kegiatan, rintangan yang dihadapi oleh perawat atau keberhasilan dalam
asuhan keperawatan dapat dinilai (Clement, 2011).
C. Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan siswa perawat.
Ronde keperawatan merupakan studi percontohan yang menyediakan sarana untuk
menilai pelaksanaan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak, Cairns &
Smith, 2008). Sedangkan bagi siswa perawat dengan ronde keperawatan akan
mendapat pengalaman secara nyata di lapangan.
D. Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah untuk membantu mengorientasikan
perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak tahu mengenai
pasien yang di rawat di ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini dapat dicegah,
ronde keperawatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien
(Clement, 2011).
E. Ronde keperawatan juga dapat meningkatkan kepuasan pasien. Hal ini sesuai
dengan penelitian Nancy (2009) bahwa ronde keperawatan dapat meningkatkan
kepuasan pasien lima kali dibanding tidak dilakukan ronde keperawatan.

Mekanisme Ronde Keperawatan Mekanisme ronde keperawatan yaitu:


a. Perawat sebelum melakukan ronde keperawatan sebaiknya membaca laporan
mengenai pasien melalui status Pasien. Hal ini dianjurkan Clement (2011) bahwa
perawat sebaiknya melihat Laporan penilaian fisik dan psikososial pasien 2-3
menit. Selain itu juga perawat menetapkan tujuan yang ingin dicapai ketika
pelaksanaan ronde keperawatan. Sebelum menemui pasien, sebaiknya perawat
membahas tujuan yang ingin dicapai ketika pelaksanaan ronde keperawatan.
Sebelum menemui pasien sebaiknya perawat membahas tujuan yang ingin dicapai.
b. Perawat menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan. Hal ini
disebut Sitorus (2006) sebelum dilakukan ronde keperawatan, perawat primer (PP)
menentukan 2-3 klien Yang akan dilakukan ronde dan tentukan pasien yang akan
di ronde. Sebaliknya Dipilih klien yang membutuhkan perawatan khusus dengan
masalah yang relatif kompleks.
c. Ketika ronde keperawatan dilakukan pada pasien, perawat melaporkan kondisi,
tindakan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan, pengobatan serta rencana
yang lain. Selama ronde, perawat yang ditugaskan untuk klien memberikan
ringkasan singkat dari kebutuhan keperawatan klien dan intervensi yang sedang
dilaksanakan (Kozier, et al., 2004).
d. Waktu pelaksanaan ronde bermacam-macam tergantung kondisi dan situasi
ruangan. Sitorus (2006) menyebutkan waktu yang dilakukan untuk melakukan
keseluruhan ronde adalah setiap hari dengan waktu kurang lebih satu jam ketika
intensitas kegiatan di ruang rawat sudah relatif tenang.
e. Setelah ronde keperawatan dilakukan diskusi dengan perawat yang mengikuti
ronde keperawatan (Nursalam & Efendi, 2008).

2.5 KRITERIA PASIEN


Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki
kriteria sebagai berikut (Ratna Sitorus, 2005) :
A. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan
B. Pasien dengan kasus baru atau langka.

2.6 PERAN MASING-MASING DIANTARANYA


A. Perawat Primer dan Perawat Associate
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan, antara lain:
1. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
2. Menjelaskan masalah keperawatan utama
3. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
4. Menjelaskan tindakan selanjutnya
5. Itulah alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
B. Perawat Primer Lain atau Konsuler
1. Memberikan justifikasi
2. Memberikan reinforcement
3. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan
yang rasional
4. Mengarahkan dan koreksi
5. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.

2.7 LANGKAH-LANGKAH RONDE KEPERAWATAN


Ramani (2003) tahapan ronde keperawatan adalah :
A. Pre-rounds: Prepation (persiapan), planning (perencanaan), orientation (orientasi)
B. Rounds: Introduction (pendahuluan), Interaction (interaksi), observation
(pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan)
C. Post-Rounds: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection (refreksi),
preparation (persiapan).

Birnbaumer (2007) mengatakan persiapan ronde keperawatan yaitu :


a. Before rounds meliputi: persiapan, terdiri dari membut tujuan kegiatan ronde
keperawatan dan membaca status pasien dengan jelas sebelum melakukan ronde
keperawatan, orientasi perawat, terdiri dari membuat menyadari tujuan:
Demonstrasi temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan perilaku
professional dan Orientasi pasien
b. During rounds meliputi: menetapkan lingkungan, membuat lingkungan yang
nyaman serta dorong untuk mengajukan pertanyaan, menghormati bagi perawat
hormati mereka sebagai pemberi layanan pada pasien dan bagi pasien perlakukan
sebagai manusia, bukan hanya obyek dari latihan mengajar, peka terhadap
penyakit yang mempengaruhi kehidupan pasien, libatkan semua perawat,
bertujuan untuk mengajar semua tingkat peserta didik dan mendorong semua
untuk berpartisipasi , libatkan pasien , dorong pasien untuk berkontribusi
mengenai masalah penyakitnya, dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan
tentang masalahnya, gunakan kata-kata yang dapat dimengerti pasien
c. After rounds meliputi: waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik.

2.8 KRITERIA EVALUASI


Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut
(Zainuddin Saleh, 2012) :
A. Struktur
1. Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya)
2. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan
3. Persiapan dilakukan sebelumnya
B. Proses
1. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
2. Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan
C. Hasil
1. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan
2. Masalah klien dapat teratasi
Perawat dapat :
a) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis
b) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis
c) Meningkatkan kemampuan validitas data klien
d) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
e) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah klien
f) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
g) Meningkatkan kemampuan justifikasi
h) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
BAB III

KASUS RONDE KEPERAWATAN

3.1 DEFINISI PENYAKIT


Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung gagal
mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian
cukup (Ongkowijaya & Wantania, 2016).
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh
sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan
struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung disebabkan oleh gangguan yang
menghabiskan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan atau
kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik).
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk
keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan
pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi (Aspani, 2016).

3.2 ETIOLOGI
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut (Aspani, 2016):
a. Disfungsi miokard
b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic overload)
1) Volume : defek septum atrial, defek septum ventrikel, duktus arteriosus paten
2) Tekanan : stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi aorta
3) Disaritmia
c. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic overload)
d. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)

Menurut Smeltzer (2012) dalam Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, gagal jantung
disebabkan dengan berbagai keadaan seperti:
1. Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan
fungsi otot jantung mencakup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan
penyakit degeneratif atau inflamasi misalnya kardiomiopati.
Peradangan dan penyakit miocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal
jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitas menurun.
2. Aterosklerosis Koroner
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya
mendahului terjadinya gagal jantung. Infark miokardium menyebabkan
pengurangan kontraktilitas, menimbulkan gerakan dinding yang abnormal dan
mengubah daya kembang ruang jantung.
Hipertensi Sistemik atau pulmonal (peningkatan after load) Meningkatkan
beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot
jantung. Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung melalui beberapa
mekanisme, termasuk hipertrofi ventrikel kiri. Hipertensi ventrikel kiri dikaitkan
dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan meningkatkan risiko
terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk terjadinya aritmia baik itu
aritmia atrial maupun aritmia ventrikel.
3. Penyakit Jantung Lain
Terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara
langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup
gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katub semiluner),
ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, pericardium,
perikarditif konstriktif atau stenosis AV), peningkatan mendadak after load.
Regurgitasi mitral dan aorta menyebabkan kelebihan beban volume (peningkatan
preload) sedangkan stenosis aorta menyebabkan beban tekanan (after load)
4. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan
beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misal : demam,
tirotoksikosis). Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke
jantung. Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalitas elektronik dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.
3.3 MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi  klinis  gagal  jantung  dapat  diperhatikan secara relatif dari derajat
latihan fisik yang diberikan. Pada pasien gagal jantung, toleransi terhadap latihan fisik
akan semakin menurun dan gejala gagal jantung akan muncul lebih awal dengan aktivitas
yang ringan.32Gejala awal yang umumnya terjadi pada penderita gagal jantung yakni
dyspnea(sesak  napas),  mudah  lelah  dan  adanya  retensi  cairan. Paroxysmal Nocturnal
Dyspnea (PND) yaitu kondisi  mendadak  bangun  karena  dyspnea  yang  dipicu oleh
timbulnya edema paru interstisial. PND merupakan salah satu manifestasi yang spesifik
dari gagal jantung di kiri disertai insomnia, kegelisahan, dan kebingungan. Bahkan pada
gagal jantung kronis yang berat, dapat terjadi  kehilangan  berat  badan  yang  progresif.

Manifestasi klinis dapat dilihat dari tabel 1.

(Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika, Manifestasi klinis dan Tatalaksana Gagal Jantung)
3.4 KOMPLIKASI
Berikut ini beragam komplikasi gagal jantung yang harus diwaspadai pasien:
1. Irama Jantung Tidak Normal
Salah satu komplikasi gagal jantung adalah atrial fibrilasi atau irama jantung
yang tidak normal. Komplikasi ini terjadi karena gagal jantung membuat jantung
menjadi lemah dan bagian serambi menjadi sulit untuk berkontraksi tepat pada
waktunya. Detak jantung yang tak beraturan di atas dapat membuat gagal jantung
menjadi memburuk dan memicu palpitasi (detak jantung menjadi kencang).
Kondisi tersebut juga berisiko menimbulkan gumpalan darah yang bisa berpindah
ke otak dan memicu stroke.
2. Kerusakan Pada Katup Jantung
Jantung memiliki empat buah katup yang membuka dan menutup untuk
menjaga aliran masuk dan keluar darah pada kondisi normal. Gagal jantung
membuat organ ini bekerja lebih keras untuk memompa darah dan menimbulkan
perubahan ukuran. Perubahan ukuran jantung dapat menimbulkan kerusakan pada
katup jantung.
Komplikasi gagal jantung lainnya adalah gagal ginjal. Seperti organ lain,
ginjal membutuhkan suplai darah agar bisa bekerja dengan normal. Tanpa darah
yang cukup, ginjal akan sulit menyingkirkan “sampah” yang ada di darah. Kondisi
ini dapat menimbulkan komplikasi berupa gagal ginjal. 
Penyakit pada ginjal juga dapat memperburuk gagal jantung yang dialami
penderitanya. Pasalnya, ginjal yang rusak tidak dapat menyingkirkan kelebihan air
dari darah dengan normal. Kondisi ini kemudian memicu penumpukan air di
dalam tubuh yang kemudian akan menaikkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi
dapat menambah masalah baru pada jantung.
3. Kerusakan Pada Organ Hati
Hati turut menjadi organ yang menjadi sasaran komplikasi gagal jantung.
Gagal jantung dapat memicu penumpukan cairan yang kemudian meningkatkan
tekanan pada pembuluh vena porta. Pembuluh vena porta berfungsi untuk
mengalirkan darah dari sistem pencernaan menuju organ hati. Tekanan pada
pembuluh vena di atas akan menimbulkan terbentuknya jaringan parut (luka) pada
organ hati dan mengganggu aktivitas organ ini yang vital bagi tubuh.
4. Kerusakan pada paru-paru
Komplikasi gagal jantung juga bisa menimpa paru-paru. Gagal jantung
membuat jantung sulit untuk mengalirkan darah dari paru-paru untuk keluar.
Darah kemudian dapat menumpuk di paru-paru, meningkatkan tekanan pada
pembuluh vena di organ pernapasan ini, dan mendorong cairan masuk ke kantung
udara atau alveolus. 
Penumpukan cairan di dalam paru-paru di atas membuat penderita gagal
jantung menjadi sulit bernapas. Kondisi ini disebut dengan edema paru dan
berisiko fatal jika tak ditangani dengan segera.
5. Anemia
Anemia juga dapat menjadi komplikasi gagal jantung. Seperti yang
disampaikan di atas, gagal jantung memicu kerusakan pada ginjal. Padahal, ginjal
berfungsi vital dalam produksi hormon protein yang disebut eritropoietin (EPO). 
EPO berperan penting dalam produksi sel darah merah yang baru dan sehat.
Dengan terjadinya gagal jantung dan kerusakan ginjal, produksi EPO pun
terganggu yang kemudian juga menghambat produksi sel darah merah.
7. Penurunan Berat Badan dan Massa Otot Yang Ekstrem
Komplikasi gagal jantung yang juga bisa dialami penderitanya adalah
penurunan massa otot dan berat badan yang ekstrem. Gagal jantung dapat
mengganggu metabolisme lemak dan berpengaruh terhadap otot. Pada kondisi
gagal jantung yang berat, berat badan dapat turun dengan signifikan dan otot
melemah dan mengecil. 
BAB IV

RESUME RONDE KEPERAWATAN

4.1 IDENTITAS KLIEN


Nama Px : Tn. Egar

4.2 KELUHAN UTAMA


Pasien Mengalami Sesak Nafas

4.3 RIWAYAT KESEHATAN


Gagal Jantung
P : Nyeri Dada Disebabkan Penurunan Curah Suplai Oksigen
Q : Nyeri Tertekan Beban Berat
R : Dada Bagian Kiri
S : Skala Nyeri 2
T : Nyeri Hilang Timbul

4.4 PEMERIKSAAN FISIK


-

4.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Rontgen

4.6 ANALISIS DATA


Ds : pasien mengatakan nyeri dada sesak nafas , susah tidur dan susah makan
Do : sudah di lakukannya pemeriksaan rontgen
Etiologi : decompensasi pada gagal jantung sudah ada krisis hipertensi, aritmia akut,
regurgitasi valvular / ruptur korda tendinae, miokarditis berat dan akut,
temponade jantung, kardiomiopati pasca melahirkan, sindrom koroner akut,
disfungsi miokard, kelainan fisik (manurung, 2007; price & anderson, 2006)

4.7 DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Harga diri rendah b.d berkurangnya fungsi tubuh

4.8 TINDAKAN YANG SUDAH DILAKUKAN


a. Keluarga klien diajak untuk berdiskusai mengenai msalah gangguan konsep diri klien.
Keluarga diberi arahan bagaimana cara meningkatkan harga diri klien.
DAFTAR PUSTAKA

Aspaiani, R. Y. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada pasien Gangguan


Kardiovaskuler : aplikasi nic & noc. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Ongkowijaya, J., & Wantania, F. E. (2016). Hubungan Hiperurisemia Dengan


Kardiomegali Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif. 4, 0–5.

Putra, Arif. (2020). Waspadai Komplikasi Gagal Jantung yang Berisiko Dialami Pasien.

Setiawati, Eka. (2016). Konsep Ronde Keperawatan.


LAMPIRAN

A. LEMBAR INFORMED CONSENT

..................., ....

Anda mungkin juga menyukai