Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar “Manajemen Keperawatan”
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Ronde Keperawatan.
Sholawat serta salam tak lupa selalu kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan
semoga rahmatnya dapat sampai kepada kami semua selaku umatnya hingga akhir Zaman.
Untuk menjadi seorang tenaga medis terutama kita sebagai seorang perawat, belajar
mengenai dasar-dasar ilmu keperawatan sangat penting untuk dipelajari karena itu sebagai
acuan atau dasar bagi kita untuk mempelajari ilmu yang lebih kompleks lagi. Begitu juga
dengan pekerjaan seorang tenaga kesehatan, tak hanya membantu menyembuhkan saja tetapi
dalam segi mengkaji penyakit atau keluhan pasien pun kita kaji dan perdalam dari segala
aspek, dalam upaya pengoptimalan pengobatan dan penyembuhan pasien.
Dalam penyusunan laporan tugas ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Ns.
Annisa Nur Erawan, MSN, selaku dosen yang telah menuntun kami dalam menyelesaikan
laporan ini sehingga dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Semoga laporan ini juga
dapat memberikan manfaat dan pengetahuan dalam bidang keilmuan. Kami pun menganggap
laporan ini masih belum sempurna dan kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak agar dapat lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Tujuan umum :
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pada pasien gagal jantung melalui
pendekatan berfikir kritis
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan ilmiah
b. Meningkatkan validasi pasien
c. Meningkatkan kemampuan untuk memodivikasi rencana keperawatan
d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan rencana keperawatan
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
BAB II
TINJAUAN TEORI
3.2 ETIOLOGI
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut (Aspani, 2016):
a. Disfungsi miokard
b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic overload)
1) Volume : defek septum atrial, defek septum ventrikel, duktus arteriosus paten
2) Tekanan : stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi aorta
3) Disaritmia
c. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic overload)
d. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)
Menurut Smeltzer (2012) dalam Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, gagal jantung
disebabkan dengan berbagai keadaan seperti:
1. Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan
fungsi otot jantung mencakup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan
penyakit degeneratif atau inflamasi misalnya kardiomiopati.
Peradangan dan penyakit miocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal
jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitas menurun.
2. Aterosklerosis Koroner
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya
mendahului terjadinya gagal jantung. Infark miokardium menyebabkan
pengurangan kontraktilitas, menimbulkan gerakan dinding yang abnormal dan
mengubah daya kembang ruang jantung.
Hipertensi Sistemik atau pulmonal (peningkatan after load) Meningkatkan
beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot
jantung. Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung melalui beberapa
mekanisme, termasuk hipertrofi ventrikel kiri. Hipertensi ventrikel kiri dikaitkan
dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan meningkatkan risiko
terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk terjadinya aritmia baik itu
aritmia atrial maupun aritmia ventrikel.
3. Penyakit Jantung Lain
Terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara
langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup
gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katub semiluner),
ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, pericardium,
perikarditif konstriktif atau stenosis AV), peningkatan mendadak after load.
Regurgitasi mitral dan aorta menyebabkan kelebihan beban volume (peningkatan
preload) sedangkan stenosis aorta menyebabkan beban tekanan (after load)
4. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan
beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misal : demam,
tirotoksikosis). Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke
jantung. Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalitas elektronik dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.
3.3 MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis gagal jantung dapat diperhatikan secara relatif dari derajat
latihan fisik yang diberikan. Pada pasien gagal jantung, toleransi terhadap latihan fisik
akan semakin menurun dan gejala gagal jantung akan muncul lebih awal dengan aktivitas
yang ringan.32Gejala awal yang umumnya terjadi pada penderita gagal jantung yakni
dyspnea(sesak napas), mudah lelah dan adanya retensi cairan. Paroxysmal Nocturnal
Dyspnea (PND) yaitu kondisi mendadak bangun karena dyspnea yang dipicu oleh
timbulnya edema paru interstisial. PND merupakan salah satu manifestasi yang spesifik
dari gagal jantung di kiri disertai insomnia, kegelisahan, dan kebingungan. Bahkan pada
gagal jantung kronis yang berat, dapat terjadi kehilangan berat badan yang progresif.
(Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika, Manifestasi klinis dan Tatalaksana Gagal Jantung)
3.4 KOMPLIKASI
Berikut ini beragam komplikasi gagal jantung yang harus diwaspadai pasien:
1. Irama Jantung Tidak Normal
Salah satu komplikasi gagal jantung adalah atrial fibrilasi atau irama jantung
yang tidak normal. Komplikasi ini terjadi karena gagal jantung membuat jantung
menjadi lemah dan bagian serambi menjadi sulit untuk berkontraksi tepat pada
waktunya. Detak jantung yang tak beraturan di atas dapat membuat gagal jantung
menjadi memburuk dan memicu palpitasi (detak jantung menjadi kencang).
Kondisi tersebut juga berisiko menimbulkan gumpalan darah yang bisa berpindah
ke otak dan memicu stroke.
2. Kerusakan Pada Katup Jantung
Jantung memiliki empat buah katup yang membuka dan menutup untuk
menjaga aliran masuk dan keluar darah pada kondisi normal. Gagal jantung
membuat organ ini bekerja lebih keras untuk memompa darah dan menimbulkan
perubahan ukuran. Perubahan ukuran jantung dapat menimbulkan kerusakan pada
katup jantung.
Komplikasi gagal jantung lainnya adalah gagal ginjal. Seperti organ lain,
ginjal membutuhkan suplai darah agar bisa bekerja dengan normal. Tanpa darah
yang cukup, ginjal akan sulit menyingkirkan “sampah” yang ada di darah. Kondisi
ini dapat menimbulkan komplikasi berupa gagal ginjal.
Penyakit pada ginjal juga dapat memperburuk gagal jantung yang dialami
penderitanya. Pasalnya, ginjal yang rusak tidak dapat menyingkirkan kelebihan air
dari darah dengan normal. Kondisi ini kemudian memicu penumpukan air di
dalam tubuh yang kemudian akan menaikkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi
dapat menambah masalah baru pada jantung.
3. Kerusakan Pada Organ Hati
Hati turut menjadi organ yang menjadi sasaran komplikasi gagal jantung.
Gagal jantung dapat memicu penumpukan cairan yang kemudian meningkatkan
tekanan pada pembuluh vena porta. Pembuluh vena porta berfungsi untuk
mengalirkan darah dari sistem pencernaan menuju organ hati. Tekanan pada
pembuluh vena di atas akan menimbulkan terbentuknya jaringan parut (luka) pada
organ hati dan mengganggu aktivitas organ ini yang vital bagi tubuh.
4. Kerusakan pada paru-paru
Komplikasi gagal jantung juga bisa menimpa paru-paru. Gagal jantung
membuat jantung sulit untuk mengalirkan darah dari paru-paru untuk keluar.
Darah kemudian dapat menumpuk di paru-paru, meningkatkan tekanan pada
pembuluh vena di organ pernapasan ini, dan mendorong cairan masuk ke kantung
udara atau alveolus.
Penumpukan cairan di dalam paru-paru di atas membuat penderita gagal
jantung menjadi sulit bernapas. Kondisi ini disebut dengan edema paru dan
berisiko fatal jika tak ditangani dengan segera.
5. Anemia
Anemia juga dapat menjadi komplikasi gagal jantung. Seperti yang
disampaikan di atas, gagal jantung memicu kerusakan pada ginjal. Padahal, ginjal
berfungsi vital dalam produksi hormon protein yang disebut eritropoietin (EPO).
EPO berperan penting dalam produksi sel darah merah yang baru dan sehat.
Dengan terjadinya gagal jantung dan kerusakan ginjal, produksi EPO pun
terganggu yang kemudian juga menghambat produksi sel darah merah.
7. Penurunan Berat Badan dan Massa Otot Yang Ekstrem
Komplikasi gagal jantung yang juga bisa dialami penderitanya adalah
penurunan massa otot dan berat badan yang ekstrem. Gagal jantung dapat
mengganggu metabolisme lemak dan berpengaruh terhadap otot. Pada kondisi
gagal jantung yang berat, berat badan dapat turun dengan signifikan dan otot
melemah dan mengecil.
BAB IV
Putra, Arif. (2020). Waspadai Komplikasi Gagal Jantung yang Berisiko Dialami Pasien.
..................., ....