MANUAL MUTU
SISTEM MANAJEMEN MUTU
UPTD PUSKESMAS DTP SELAJAMBE
2018
Status Dokumen :
Tanda Tangan Pengesahan :
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal :3/50
DTP SELAJAMBE
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
2
Daftar Isi
3
I PENDAHULUAN 6
A. Latar Belakang 6
Profil Organisasi 6
a. Gambaran Umum Organisasi 6
b. Visi Organisasi 10
c. Misi Organisasi 10
d. Struktur Organisasi 11
e. Motto 11
f. Tata Nilai 11
2. Kebijakan Mutu 11
B. Ruang lingkup 11
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat essensial 12
b. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Klinis/Perseorangan (UKP) 12
c. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Pengembangan 12
d. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Penunjang 12
C. Tujuan 12
D. Landasan Hukum dan Acuan 12
E. Istilah dan Definisi 14
II. SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN 16
A. Persyaratan Umum 16
B. Pengendalian Dokumen 16
1. Perubahan dan Penerbitan Dokumen Mutu 16
2. Distribusi Dokumen Mutu 17
3. Pengendalian dan Status Dokumen Mutu 17
C. Pengendalian Rekam 22
III. TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN 22
A. Komitmen Manajemen 22
B. Fokus Pada Sasaran/Pasien 22
C. Kebijakan Mutu 22
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu 23
E. Tanggungjawab dan Wewenang Personal Organisasi 23
F. Ketua Manajemen Mutu 23
G. Komunikasi Internal 24
IV TINJAUAN MANAJEMEN 28
.
A. Umum 28
B. Masukan Tinjauan Manajemen 29
C. Luaran Tinjauan 29
V. MANAJEMEN SUMBER DAYA 29
A. Penyediaan Sumber Daya 29
B. Manajemen Sumber Daya 29
C. Infrastruktur 29
D. Lingkungan Kerja Puskesmas 29
VI Penyelenggaraan Pelayanan 30
.
A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) 30
B. Pelayanan Klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan/UKP) 37
C. Interaksi Penyelenggaraan Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan 47
a. Proses Perencanaan Mutu 47
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.:4/50
DTP SELAJAMBE
b. Proses Inti 48
c. Proses Pendukung 48
d. Proses Peningkatan Mutu 48
Diagram Hubungan Antar Proses Bisnis 49
VII. PENUTUP 50
LAMPIRAN
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.:5/50
DTP SELAJAMBE
LAMPIRAN :
1 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas DTP Selajambe
2 Struktur Organisasi Manajemen Mutu
3 Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien
4 Sasaran Mutu
5 Keputusan Kepala Puskesmas Tentang Penanggungjawab Organisasi Manajemen Mutu
Pelayanan Kesehatan di UPTD Puskesmas DTP Selajambe
6 Keputusan Kepala Puskesmas Tentang Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien di UPTD
Puskesmas DTP Selajambe
7 Keputusan Kepala Puskesmas Tentang Kelompok Kerja (POKJA) Penyusunan dan
Pengelolaan Standar Operasional Prosedur (SOP) Mutu Pelayanan Kesehatan di UPTD
Puskesmas DTP Selajambe
8 Keputusan Kepala Puskesmas Tentang Panitia Kerja (PANJA) Kehumasan dan Protokol di
UPTD Puskesmas DTP Selajambe
9 Denah Ruangan Pelayanan Puskesmas
10 Diagram Alir Proses Pelayanan Dalam Gedung
11 Diagram Alir Proses Upaya Kesehatan Masyarakat
12 Prosedur Audit Internal
13 Prosedur Tinjauan Manajemen
14 Prosedur Pengendalian Dokumen dan Data
15 Prosedur Pengendalian Catatan Mutu
16 Prosedur Tindakan Koreksi dan Pencegahan
17 Prosedur Analisis Data
18 Prosedur Identifikasi Kebutuhan Masyarakat dan Harapan
19 Prosedur Penanganan Keluhan Pelanggan
20 Prosedur Pengendalian Layanan Tidak Sesuai
21 Prosedur Koordinasi dan Integrasi
22 Prosedur Kerjasama dan Kemitraan
23 Prosedur Pencatatan dan Pelaporan
24 Prosedur Pengadaan Barang dan Penerimaan Barang
25 Prosedur Evaluasi Pengadaan Barang
26 Prosedur Penerimaan Pegawai
27 Prosedur Pelatihan Pegawai
28 Prosedur Penilaian Pegawai
29 Prosedur Penerimaan Retribusi
30 Prosedur Penerimaan Kapitasi dan Non Kapitasi
31 Prosedur Penerimaan Anggaran Kegiatan
32 Prosedur Survey Kepuasan Pelanggan
33 Prosedur Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat Ukur
34 Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan Alat Barang
35 Prosedur Pendaftaran Pasien Puskesmas
36 Prosedur Penilaian Kinerja Puskesmas
37 Tugas Pokok dan Fungsi
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.:6/50
DTP SELAJAMBE
MANUAL MUTU
UPTD PUSKESMAS DTP SELAJAMBE
TAHUN 2018
1. PENDAHULUAN
Sehingga penerapan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas yang tertuang dalam manual
mutu puskesmas menjadi rujukan untuk mewujudkan pelayanan puskesmas yang bermutu
sesuai dengan harapan.Manual ini menjelaskan garis besar sistem manajemen mutu UPTD
Puskesmas DTP Selajambe. Semua ketentuan/persyaratan serta kebijakan yang tertuang
dalam manual ini merupakan acuan untuk menjalankan kegiatan operasional Puskesmas.
Penyusunan Manual Mutu ini digunakan sebagai panduan dalam proses pelaksanaan
akreditasi di UPTD Puskesmas DTP Selajambe. Manual ini juga sebagai basis mutu semua
kegiatan dan pelaksanaan program di UPTD Puskesmas DTP Selajambe.
Manual Mutu ini disusun untuk menjelaskan Sistem Manajemen Mutu yang
diimplementasikandi UPTD Puskesmas DTP Selajambe. Sistem Manajemen Mutu UPTD
Puskesmas DTP Selajambeyang dijelaskan akan mencakup Kebijakan dan Sasaran Mutu,
Komitmen Manajemen, Organisasi Mutu dan Puskesmas serta uraian singkat Proses-proses
bisnisyang dijalankan organisasi. Pada bagian akhir disajikan tabel matriks yang
menunjukkan kesesuaian antar bagian Manual Mutu ini dengan dokumen yang terkait serta
menunjukkan interaksi hubungan implementasi peningkatan sistem manajemen mutu yang
berkelanjutan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas DTP
Selajambe.
A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
a. Gambaran Umum Organisasi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah
kerjanya (Permenkes No. 75 Tahun 2014).
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.:7/50
DTP SELAJAMBE
Kebijakan ini tercantum ketentuan tentang Tugas pokok, fungsi dan uraian tugas
UPTD di lingkungan Dinas Kesehatan yaitu melaksanakan sebagian tugas dinas
dibidang pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya di tingkat kecamatan.
Adapun izin operasional UPTD Puskesmas DTP Selajambe tercantum pada surat
Keputusan Bupati nomor 440/KPTS.243.Dinkes/2018, tanggal 3 April 2017 tentang
pemberian izin operasional Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas di
Kabupaten Kuningan.
Gambar 1
Peta Posisi Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Selajambe
Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.:8/50
DTP SELAJAMBE
Tabel 1
Luas Wilayah, Jumlah dan Persebaran Penduduk
Di Wilayah UPTD Puskesmas DTP Selajambe Tahun 2017
Tabel 2
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
UPTD Puskesmas DTP Selajambe Tahun 2017
Forum POSYANDU
Kader Polin Poskes Posbin Dana
NO Nama Desa/Kel Desa
Aktif des des du Sehat Pratama Madya Purnama Mandiri
Siaga
1Selajambe 1 20 0 0 1 1 0 0 3 1
2Ciberung 1 20 0 0 1 1 0 0 3 1
3Cantilan 1 15 0 0 1 1 0 0 2 1
4 Kutawaringin 1 15 0 1 1 1 0 0 2 1
5 Bagawat 1 15 0 1 1 1 0 0 2 1
6 Jamberama 1 10 0 1 1 1 0 0 1 1
7 Padahurip 1 16 1 0 1 1 0 0 2 1
Jumlah 7 111 1 3 7 7 0 0 15 7
Sumber : Laporan Puskesmas Selajambe tahun 2017
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.:9/50
DTP SELAJAMBE
Tabel 4
Jenis dan Jumlah Ketenagaan di UPTD Puskesmas DTP Selajambe
Tahun 2017
Sarana dan Prasarana gedung UPTD Puskesmas DTP Selajambe ini berdiri diatas dua
luas lahan tanah yaitu 325 meter2 (untuk rawat jalan dan PONED) dan 293
meter2(untuk gedung rawat inap). Kepemilikan tanah adalah milik pemerintahan desa
Selajambe. Gedung Puskesmas rawat jalan memiliki dua lantai yaitu lantai satu
dimanfaatkan untuk pendaftaran, pelayanan kesehatan klinis, gudang farmasi,
apotek, ruang TB DOTS, dan pojok Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) serta
ruang PONED. Untuk lantai dua digunakan sebagai ruang klinik terpadu maupun
promosi kesehatan, manajemen dan administrasi perkantoran termasuk sekretariat
manajemen pengendalian mutu. Sedangkan halaman samping gedung dimanfaatkan
sebagai “percontohan” Taman Herbal dan Taman Gizi untuk Prolanis. Halaman
depan digunakan sebagai Area Parkir dan Taman Bermain. Adapun gambaran denah
pelayanan dalam gedung Puskesmas Selajambe dapat dilihat pada lampiran.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.:10/50
DTP SELAJAMBE
Tugas Pokok UPTD Puskesmas Selajambe sebagai unsur pelaksana teknis
operasional, yaitu: Melaksanakan kebijakan operasional sebagian tugas dinas di
bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan pembinaan pengembangan upaya
kesehatan masyarakat secara paripuma di wilayah kerjanya.
b. Visi Organisasi
UPTD Puskesmas DTP Selajambemempunyai Visi yang berkesesuaian dengan visi
Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, yaitu :
” Maju, Mandiri, Berkualitas serta mengutamakan kepuasan pelanggan dalam seluruh
aspek pelayanan menuju Kecamatan Selajambe yang Mandiri, Agamis, dan Sejahtera
Tahun 2020”.
c. Misi Organisasi
Untuk mencapai Visi organisasi tersebut disusun misi dalam 5 (lima) point di UPTD
Puskesmas DTP Selajambesebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan prima kepada semua pelanggan Puskesmas;
2. Mendorong kemandirian Hidup Bersih dan Sehat bagi keluarga dan masyarakat;
3. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan pelayanan Kesehatan;
4. Menjadikan Puskesmas sebagai Pusat Konsultasi Pembangunan Berwawasan
Kesehatan dan Lingkungan;
5. Menjadikan Puskesmas sebagai pusat penunjang pemeriksaan kesehatan tingkat
pertama.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 11/50
DTP SELAJAMBE
d. Struktur Organisasi
Struktur organisasi UPTD Puskesmas DTP Selajambe didasarkan kepada Peraturan
Bupati Kuningan Nomor 41 Tahun 2016, tentang Organisasi, Tugas, Fungsi dan tata
kerja UPT Puskesmas pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan ada pada lampiran
pertama manual mutu ini.
e. Motto
Motto kebijakan manajemen penyelenggaraan pelayanan kesehatan di UPTD
Puskesmas DTP Selajambe adalah “Bekerja Ikhlas, Tuntas, Cerdas dan
Berkualitas”.
f. Tata Nilai
Dalam mencapai visi dan misinya, UPTD Puskesmas DTP Selajambe berkomitmen
untuk menerapkan Tata Nilai, sebagai berikut : Bekerja secara “BIJAK”.
Bersih, Ikhlas, Jujur, Aman, Komunikatif
Bersih : Memberikan pelayanan kepada semua pelanggan dengan
mengutamakan kebersihan meliputi kebersihan alat, tempat dan
petugas;
Ikhlas : Memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat
sesuai kebutuhan, tanpa diskriminasi dan tanpa mengharap
imbalan;
Jujur : Sikap keterbukaan dalam pelayanan, dengan aturan kerja yang
jelas, ringkas dan tuntas sehingga bisa dipahami oleh sasaran
pelayanan;
Aman : Memberikan rasa aman dan nyaman bagi setiap pengguna
layanan kesehatan;
Komunikatif : Setiap pelayanan dilakukan secara komunikatif serta responsif
dalam menanggapi masalah pelayanan kesehatan di wilayah
kerja.
g. Budaya Kerja
Dalam merealisasikan tata nilai tersebut, UPTD Puskesmas DTP Selajambe
menerapkan budaya kerja “ SeLaJamBe CeRah”. Kependekkan dari “Senyum,
Layani, Jaminan Aman, Bersih, Cepat dan Ramah”.
2. Kebijakan Mutu
Pimpinan Manajemen UPTD Puskesmas DTP Selajambe telah menetapkan suatu
Kebijakan Mutu Pelayanan Puskesmas yang diketahui dan dimengerti oleh seluruh
jajaran pengelola dan seluruh pegawai Puskesmas. Kebijakan Mutu tersebut adalah :
a. Seluruh pegawai UPTD Puskesmas DTP Selajambe Dinas Kesehatan Kabupaten
Kuningan menyatakan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memperhatikan
kebutuhan dan harapan masyarakat.
b. Kebijakan teknis dalam perbaikan mutu dan keselamatan pasien ada pada lampiran
manual mutu ini.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 12/50
DTP SELAJAMBE
B. Ruang Lingkup
Lingkup Manual Mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi Puskesmas, yang
meliputi: persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen,
manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Masyarakat, Pelayan Klinis Perseorangan, dan Upaya Kesehatan
Pengembangan dan Penunjang sebagaimana yang diuraikan pada proses bisnis.
Dalam penyelenggaraan UKM dan UKP ini memperhatikan keselamatan sasaran/pasien
dengan menerapkan manajemen risiko.
Adapun uraian ruang lingkup proses bisnis di UPTD Puskesmas DTP Selajambe dalam
implementasi manual mutu ini, yaitu :
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial :
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
4. Pelayanan Gizi; dan
5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
b. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Klinis/Perseorangan (UKP) :
1. Pelayanan Klinik Umum rawat jalan dan Tindakan Medis
2. Pelayanan KIA/KB dan Imunisasi
3. Pelayanan Klinik Lansia dan Penyakit Tidak Menular (PTM)
4. Pelayanan Klinik Gigi
5. Pelayanan Klinik Anak
6. Pelayanan Klinik Konseling Terpadu
7. Pelayanan Klinik di Puskesmas Pembantu ( 3 Pustu)
8. Pelayanan Klinik di Poskesdes (4 unit)
c. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Pengembangan :
1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Kesehatan Kerja
3. Kesehatan Olah Raga
4. Kesehatan Indera
5. Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Kesehatan Jiwa
7. Kesehatan Usia Lanjut
8. Pengobatan Tradisional
d. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Penunjang :
1. Pelayanan Laboratorium sederhana
2. Pelayanan Kefarmasian
3. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
C. Tujuan
Tujuan Manual Mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas Selajambe dalam
membangun sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk
penyelenggaraan pelayanan klinis (UKP).
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 14/50
DTP SELAJAMBE
E. Istilah dan Definisi
1. Dokumenadalah segala benda yang berbentuk barang, gambar, ataupun tulisan sebagai
bukti dan dapat memberikan keterangan yang penting dan absah.
2. Efektifitas adalahsuatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang
dicapai, makin tinggi efektifitasnya.
3. Efisiensi adalah sebagai kemampuan suatu unit pelayanan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan dengan tujuan organisasi
yang harus dicapai.
4. Kebijakan Mutu adalah maksud dan arahan menyeluruh dari suatu organisasi tentang
mutu yang dinyatakan secara resmi oleh manajemen puncak. Point dalam kebijakan
ini haruslah mencakup komitmen untuk mengikutsertakan persyaratan dan
meningkatkan keefektifan secara terus menerus dari suatu sistem manajemen mutu
dan harus konsisten dengan kebijakan organisasi secara keseluruhan.
5. Kepuasan Pelanggan adalah perasaan senang seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap pelayanan yang telah diterima.
6. Pasien adalah seorang individu yang mencari atau menerima pelayanan/perawatan
medis.
7. Pedoman/Manual Mutu adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah
– langkahyang harus dilakukan dan merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan.
8. Pelanggan adalah orang atau pasien yang datang ke Puskesmas dengan maksud dan
tujuan serta harapan tertentu untuk mendapatkan pelayanan yang mereka inginkan
dengan baik dan menyenangkan.
9. Perencanaan Mutu adalah Suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya
guna.
10. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Antara sarana dan prasarana tidak terlalu
jauh berbeda, karena keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk
membedakannya, sarana lebih ditujukan kepada benda-benda yang bergerak,
sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak.
11. Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat
ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh, setiap
tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan.
12. Rekaman adalah Keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan
medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat
jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
13. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
atau tujuan pencapaian proses pelayanan yang bermutu.
14. Sasaran Mutu adalah target dari masing masing layanan/program yang ingin dicapai
dalam jangka waktu tertentu.
15. Tindakan Korektif adalah tindakan perbaikan penting yang dilakukan untuk menjamin
sistem manajemen mutu bebas dari permasalahan dalam segi pelayanan medis
maupun program dengan cara mengidentifikasi masalah, menganalisis akar masalah,
mencari bentuk perbaikan dan pencegahannya, dan melaporkannya kepada pihak
manajemen.
16. Tindakan Preventif adalah sebuah tindakan pencegahan penting yang dilakukan untuk
menjamin sistem manajemen mutu bebas dari permasalahan dalam segi pelayanan
medis maupun program dengan cara mengidentifikasi masalah, menganalisis akar
masalah, mencari bentuk perbaikan dan pencegahannya, dan melaporkannya kepada
pihak manajemen.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 15/50
DTP SELAJAMBE
17. Usaha Kesehatan Sekolah adalah pembinaan kesehatan masyarakat yang dilakukan
petugas Puskesmas di sekolah-sekolah (SD,SMP dan SMA) di wilayah kerja
Puskesmas.
18. Kesehatan Olah Raga, adalah semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu
pengetahuan fisik untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, bail
atletmaupun masyarakat umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran
jasmani anak sekolah dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar
gedung.
19. Perawatan Kesehatan Masyarakat, adalah program pelayanan penanganan kasus
tertentu dari kunjungan puskesmas akan ditindak lanjuti atau dikunjungi ke tempat
tinggalnya untuk dilakukan asuhan keperawatan individu dan asuhan keperawatan
keluarganya.
20. Kesehatan Kerja, adalah program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang
ditunjukan untuk masyarakat pekerja informasl maupun formal diwilayah kerja
puskesmas dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan
yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya pemeriksaan secara
berkala di tempat kerja oleh petugas puskesmas.
21. Kesehatan Gigi dan Mulut, adalah program pelayanan kesehatan Gigi dan mulut yang
dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik dalam maupun luar gedung (mengatasi
kelainan atau penyakit rongga mulut dan gigi yang merupakan salah satu penyakit
yang terbanyak di jumpai di Puskesmas.
22. Kesehatan Jiwa adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh
tenaga Puskesmas dengan di dukung oleh peran serta masyarakat dalam rangka
mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan
pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan
konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu
menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan
mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain . misalnya ada konseling
jiwa di Puskesmas.
23. Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata terutama pemeliharaan
kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) di bidang mata dan
pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan Puskesmas di dukung oleh peran aktif
masyarakat. Misalnya upaya penanggulangangangguan refraksi pada anak sekolah.
24. Kesehatan Lanjut Usia adalah program pelayanan kesehatan usia lanjut atau upaya
kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan dukungan serta
aktif masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia
lanjut. Misalnya pemeriksaan kesehatan untuk menditeksi dini penyakit degeneratif,
kardiovaskuler seperti : Diabetes Melitus, Hipertensi dan Osteoporosis pada kelompok
masyarakat usia lanjut.
25. Pembinaan Pengobatan Tradisional adalah program pembinaan terhadap pelayanan
tradisional, pengobatan tradisional dan cara pengobatan tradisional. Yang dimaksud
pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun temurun, baik
yang herbal (jamu), alat Tusuk (tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat,
patah tulang).
26. Kesehatan Haji adalah program pelayanan kesehatan untuk calon dan jemaah haji
yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pembinaan kebugaran dan pemantauan
kesehatan jamaah yang kembali (Pulang) dari menaikan ibadah haji.
27. Program Penunjang adalah program puskesmas yang dilaksanakan sebagai kegiatan
tambahan yang harus dilaksanakan untuk mendukung semua unit layanan sesuai
kemampuan sumber daya manusia dan material puskesmas dalam melakukan
pelayanan.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 16/50
DTP SELAJAMBE
A. Persyaratan Umum
UPTD Puskesmas DTP Selajambemenetapkan, mendokumentasian, memelihara sistem
manajemen mutu sesuai dengan Standar Akreditasi Puskesmas. Sistem ini disusun untuk
memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses-proses
penyelenggaraan pelayanan Puskesmas baik penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) maupun upaya pelayanan klinis (UKP), yang meliputi kejelasan
proses pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayanan, kejelasan
penanggung jawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri
mulai dari perencanaan yang berdasar kebutuhan masyarakat/pelanggan, verifikasi
terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap proses
pelayanan dan hasil – hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya
penyempurnaan yang berkesinambungan.
Seluruh penyelenggaraan kegiatan dilakukan secara sistematis dan efektif melalui
prosedur yang menetapkan proses dan urutan proses yang diperlukan untuk sistem
manajemen mutu, dikendalikan, dimonitor, dianalisa, dan dilakukan tindakan yang
diperlukan, sesuai prinsip PDCA (Plan, Do, Check, Action).
B. Pengendalian Dokumen
1. Struktur DokumenMutu
Uraian Sistem Manajemen Mutu Puskesmas Selajambe dalam pengendalian dokumen
dijelaskan dalam dokumentasi yang disusun dengan struktur sebagai berikut :
Dokumen level 1 : menjelaskan Kebijakan dan uraian singkat sistem manajemen mutu
UPTD Puskesmas DTP Selajambe terdiri atas Surat Keputusan (SK);
Dokumen level 2 : menjelaskan rincian metode dan cara kerja pelaksanaan proses/
sistem manajemen mutu UPTD Puskesmas DTP Selajambe berupa Pedoman/Manual;
Dokumen level 3 : sebagai penunjang pelaksanaan prosedur pelayanan kesehatan
UPTD Puskesmas DTP Selajambeyang terdiri dari berupa formulir-formulir dan
Standar prosedur operasional (SOP);
Dokumenlevel 4 : Rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan
kebijakan, pedoman dan prosedur, distribusi, penyimpanan, pencarian kembali, dan
proses penarikan dokumen yang kadaluwarsa, maupun formulir-formulir, catatan-
catatan hasil kegiatan serta dokumen lainnya.
Pengendalian dokumen Puskesmas ini merupakan sistem pengendalian dokumen yang
meliputi penyetujuan dokumen untuk kecukupan sebelum terbit kemudian menelaah
dan memperbaharui jika diperlukan dan persetujuan memberlakukan ulang dokumen,
memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen teridentifikasi,
memastikan bahwa versi yang relevan dari dokumen yang diterapkan tersedia ditempat
pengguna, memastikan bahwa dokumen tetap dapat terbaca dan segera dapat
teridentifikasi, memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar dokumentasi yang
ditetapkan oleh organisasi yang penting untuk perencanaan dan operasional system
manajemen mutu diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan, mencegah penggunaan
tidak sengaja dokumen kedaluwarsa dan untuk menerapkan identifikasi yang sesuai
kepada dokumen bila disimpan untuk maksud apapun.
Setiap salinan yang dibuat dan didistribusikan akan diberikan tanda/cap status
pengendalian salinan tersebut.Manajemen Mutu bertanggungjawab untuk mencatatkan
pemegang salinan Dokumen Mutu ini, baik untuk salinan yang terkendali maupun
tidak terkendali, dalam Daftar Dokumen Internal.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 18/50
DTP SELAJAMBE
b). Surat Keluar Puskesmas
Surat keluar adalah surat yang dibuat oleh Puskesmas baik berupa
undangan, pemberitahuan dan laporan. Sistem penomoran surat keluar yaitu
:
Format : XXX/YYY/Pkm-Slb
Contoh Format : 440/001/Pkm-Slb
Keterangan
XXX : Nomor kode arsip dilihat dari buku arsip
YYY : Nomor surat keluar
Pkm-Slb : Nama Puskesmas
Kode arsip yang sering digunakan :
400 digunakan program terkait untuk :
- Urusan umum-perlengkapan
- Perencanaan dan pengadaan program dan keuangan
- Urusan sarana dan prasarana
- Informasi kesehatan
- Urusan pelayanan kesehatan
- Urusan penanggulangan masalah kesehatan
- Urusan farmasi
- Urusan pelayanan laboratorium
800 digunakan program terkait untuk :
- Urusan Sumber Daya Manusia Kesehatan
- Urusan Kepegawaian
Konsep surat keluar antara lain surat tersebut dibuat oleh pemegang
program / pelaksana program kemudian dikoreksi oleh Kepala Sub Bag
Tata Usaha. Surat yang sudah sesuai dengan tata naskah dan kepeluannya
diberi paraf Kepala Sub Bag Tata Usaha kemuadian dikoreksi Kepala
UPTD Puskesmas DTP Selajambe untuk mengecek kesuaian surat tersebut.
Bila diperlukan Kepala UPTD Puskesmas DTP Selajambe dapat merubah
atau menambah isi surat tersebut. Sesudah surat tersebut sesuai dengan
kebutuhan, Kepala UPTD Puskesmas DTP Selajambe menandatangani surat
tersebut kemudian dikembalikan ke Tata Usaha untuk didokumentasikan
dengan diberi penomoran dan diberi stempel. Surat keluar berupa laporan
kegiatan puskesmas atau atas pemintaan pihak luar diberi surat pengantar
dan dikirim ke alamat yag dituju dengan dilengkapi buku ekspedisi.
Kelengkapan : Register nomor surat keluar, lembar surat pengantar, buku
ekspedisi.
c). Penyimpanan dokumen perkantoran
- Dokumen rekam medis inaktif wajib disimpan sekuarng-kurangnya lima
(5) tahun untuk family folder, untuk status Rekam Medis (RM) sementara
lima (5) tahun, terhitung dari tanggal terakhir pasien berkunjung, setelah
batas waktu sebagaimana dimaksud diatas dilampaui, dan pasien
meninggal rekam medis dapat dimusnahkan, kecuali persetujuan tindakan
dan persetujuan lain harus disimpan dengan jangka waktu sepuluh (10)
tahun, terhitung dari tanggal kunjungan.
- Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di puskesmas harus
dipelihara dan disimpan minimal dua (2) tahun.
- Petugas memasukkan dokumen dalam file folder yang ada diantaranya
folder surat tugas, folder surat masuk, folder surat keluar.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 19/50
DTP SELAJAMBE
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 20/50
DTP SELAJAMBE
c). Pengesahan
Pengesahan dilakukan oleh Kepala UPTD Puskesmas DTP Selajambe
setelah dikoreksi oleh Tim Mutu. Dokumen dianggap sah apabila dalam
dokumen tersebut telah ditandatangani oleh Kepala UPTD Puskesmas DTP
Selajambe dan diberi cap stempel puskesmas.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 21/50
DTP SELAJAMBE
C. Kebijakan mutu
Seluruh pegawai berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang berfokus pada
pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukan penyempurnaan
yang berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan dalam surat keputusan Kepala
Puskesmas yang meliputi kebijakan mutu pelayan klinis dan kebijakan mutu pelayanan
UKM.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 23/50
DTP SELAJAMBE
G. Komunikasi Internal
Komunikasi antar fungsi yang ada dalam Puskesmas Selajambe telah ditetapkan
menjadi suatu bagian dalam Sistem Manajemen Mutu, yang dijelaskan dalam
dokumentasi yang ada, dengan tujuan untuk menjembatani komunikasi antar fungsi dan
meningkatkan efektifitas pelaksanaan sistem manajemen mutu.
Tabel 5
Rencana Peningkatan Sasaran Mutu Pelayanan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial 2018-2019
Capaian Target
No. JENIS KEGIATAN Target tahun
tahun 2018 2019
A. UPAYA PROMOSI KESEHATAN
PROMOSI KESEHATAN DALAM GEDUNG
1 Cakupan Komunikasi Interpersonal dan Konseling
(KIP/K)
2 Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas di dalam
gedung Puskesmas
3 Cakupan Institusi Kesehatan ber-PHBS
PROMOSI KESEHATAN LUAR GEDUNG
4 Cakupan Pengkajian dan Pembinaan PHBS di Tatanan
Rumah Tangga
5 Cakupan Pemberdayaan Masyarakat melalui
Penyuluhan Kelompok oleh Petugas di Masyarakat
6 Cakupan Pembinaan UKBM dilihat melalui persentase
(%) Posyandu Purnama & Mandiri
7 Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat
melalui Persentase (%) Desa Siaga Aktif (untuk
Kabupaten)/ RW Siaga Aktif (untuk kota)
8 Cakupan Pemberdayaan Individu/ Keluarga melalui
Kunjungan Rumah
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 25/50
DTP SELAJAMBE
Capaian Target
No. JENIS KEGIATAN Target tahun
tahun 2018 2019
B. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
1 Cakupan Pengawasan Rumah Sehat
2 Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih
3 Cakupan Pengawasan Jamban
4 Cakupan pengawasan SPAL
5 Cakupan Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)
6 Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan
(TPM)
7 Cakupan Pengawasan Industri
8 Cakupan Kegiatan Klinik Sanitasi
C. UPAYA KIA & KB
KESEHATAN IBU
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
3 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
4 Cakupan Pelayanan Nifas
KESEHATAN ANAK
5 Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN1)
6 Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap)
7 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani
8 Cakupan Kunjungan Bayi
9 Cakupan Pelayanan Anak Balita
KELUARGA BERENCANA
10 Cakupan Peserta KB Aktif
D. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
1 Cakupan Balita Ditimbang (D/S)
2 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Bayi (6-11
bulan)
3 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Anak Balita
(12-59 bulan)
4 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu Nifas
5 Balita 6-59 bulan dapat kapsul Vitamin A
6 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
7 Bayi 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif
8 Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam Yodium
9 Cakupan Distribusi Tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil
E. UPAYA PENCEGAHAN & P2M
PELAYANAN IMUNISASI DASAR
1 Cakupan BCG
2 Cakupan DPTHB 1
3 Cakupan DPTHB 3
4 Cakupan Polio 4
5 Cakupan Campak
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 26/50
DTP SELAJAMBE
Capaian Target
No. JENIS KEGIATAN Target tahun
tahun 2018 2019
PELAYANAN IMUNISASI LANJUTAN
6 Cakupan BIAS Dt
7 Cakupan BIAS Td
8 Cakupan BIAS Campak
9 Cakupan Pelayanan Imunisasi Ibu Hamil TT2+
10 Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI)
11 Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini
12 Cakupan Surveilans Terpadu Penyakit
13 Cakupan Pengendalian KLB
PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA
PENYAKIT
14 Cakupan Penderita Pneumonia Balita
15 Cakupan Penemuan Pasien baru TB BTA Positif
16 Cakupan Kesembuhan Pasien TB BTA Positif
17 Cakupan Penderita DBD yang ditangani
18 Cakupan Penemuan Penderita Diare
Tabel 6
Rencana Peningkatan Sasaran Mutu Pelayanan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan 2018-2019
Capaian Target
No. JENIS KEGIATAN Target tahun
tahun 2018 2019
UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
A. UPAYA KESEHATAN SEKOLAH
1 Cakupan Sekolah (SD/MI/ sederajat) yang
melaksanakan penjaringan Kesehatan
B. UPAYA KESEHATAN OLAH RAGA
1 Cakupan Pembinaan Kelompok Olahraga
C. UPAYA PERAWATAN KES. MASY.
1 Cakupan Keluarga Dibina (Keluarga Rawan)
2 Cakupan Keluarga Rawan Selesai Dibina
D. UPAYA KESEHATAN KERJA
1 Cakupan Pembinaan Pos UKK
2 Cakupan Penanganan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
Panyakit Akibat Hubungan Kerja (AHK)
E. UPAYA KES. GIGI & MULUT
1 Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi di Masyaakat
2 Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi di TK
3 Cakupan Pembinaan Kesehatan Gimul di SD/ MI
4 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gimul Siswa TK
5 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gimul Siswa SD
6 Cakupan Penanganan Siswa TK yang Membutuhkan
Perawatan Kesehatan Gigi
7 Cakupan Penanganan Siswa SD yang Membutuhkan
Perawatan Kesehatan Gigi
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 27/50
DTP SELAJAMBE
Capaian Target
No. JENIS KEGIATAN Target tahun
tahun 2018 2019
F. UPAYA KESEHATAN JIWA
1 Cakupan Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa
2 Cakupan Penanganan Pasien Terdeteksi Gangguan
Kesehatan Jiwa
G. UPAYA KESEHATAN INDERA
KESEHATAN MATA
1 Cakupan Skrining Kelainan/ gangguan refraksi pada
anak sekolah
2 Cakupan Penanganan kasus kelainan refraksi
3 Cakupan skrining katarak
4 Cakupan Penanganan Penyakit Katarak
5 Cakupan rujukan gangguan penglihatan pada kasus
Diabetes Militus ke RS
6 Cakupan Kegiatan Penjaringan Penemuan Kasus
Gangguan Pendengaran di SD/MI
7 Cakupan Kasus Gangguan Pendengaran di SD/MI yang
ditangani
H. UPAYA KESEHATAN USIA LANJUT
1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
2 Cakupan Pembinaan Usia Lanjut pada Kelompok Usia
lanjut
I. UPAYA KESEHATAN TRADISIONAL
1 Cakupan Pembinaan Upaya Kesehatan Tradisional
(Kestrad)
2 Cakupan Pengobat Tradisional Terdaftar/ berijin
3 Cakupan Pembinaaan Kelompok Taman Obat Keluarga
(TOGA)
Tabel 7
Rencana Peningkatan Sasaran Mutu Pelayanan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) 2018-2019
Capaian Target
No. JENIS KEGIATAN Target tahun tahun
2018 2019
1 Kunjungan Rawat Jalan
2 Kunjungan Rawat Jalan Gigi
3 Cakupan jumlah seluruh Pemeriksaan
Laboratorium Puskesmas
4 Cakupan Jumlah Pemeriksaan Laboratorium yang
dirujuk
5 Cakupan Asuhan Keperawatan Individu pada
Pasien Rawat Inap
cs
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 28/50
DTP SELAJAMBE
Tabel 8
Rencana Peningkatan Sasaran Mutu Pelayanan
Administrasi Manajemen 2018-2019
Capaian Target
No. Indikator Kinerja Target tahun
tahun 2018 2019
1 Persentase pendanaan bersumber dari APBD
2 Tersedianya dokumen perencanaan Puskesmas
3 Puskesmas menyusun dokumen perencanaan tingkat
Puskesmas tepat waktu
4 Puskesmas menyusun laporan tahunan dan tabel profil
Puskesmas
5 Puskesmas melaporkan Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Puskesmas
6 Terbangunnya jaringan internet di Puskesmas
7 Terbangunnya jaringan internet antara Puskesmas dan
Dinas Kesehatan
8 Jumlah pelatihan tekniis dan fungsional yang
dilaksanakan
9 Terselenggaranya pemilihan tenaga teladan secara rutin
setiap tahun
10 Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK)
diperiksa sesuai ketentuan
11 Pemangku jabatan fungsional tenaga kesehatan yang
dibina
A. Umum
Tinjauan manajemen merupakan kegiatan evaluasi manajemen yang sangat penting
dalam rangka pengendalian suatu proses dan kinerja termasuk evaluasi dalam
implementasi sistem manajemen mutu di UPTD Puskesmas DTP Selajambe. Rapat
tinjauan manajemen di Puskesmas Selajambe ditetapkan untuk dilakukan minimal
dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Juni dan Desember.
Karakteristik pertemuan tinjauan manajemen :
1. Dilaksanakan secara berkala dengan dengan interval waktu yang disesuaikan
dengan tingkat kepentingan;
2. Direncanakan dengan baik kejelasan tujuan, agenda dan penjadwalan;
3. Didokumentasikan dengan baik;
4. Mengevaluasi efektifitas penerapan sistem manajemen mutu dan dampaknya pada
mutu dan kinerja;
5. Hasil pertemuan ditindaklanjuti dalam bentuk koreksi, tindakan korektif, tindakan
preventif maupun perubahan pada sistem manajemen mutu maupun sistem
pelayanan;
6. Tindak lanjut dipantau pelaksanaannya;
7. Pihak manajemen dan pelaksanan terkait diundang dalam pertemuan;
8. Pertemuan diawali dengan pembahasan hasil dan tindak lanjut pertemuan
manajemen sebelumnya.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 29/50
DTP SELAJAMBE
C. Luaran Tinjauan:
Hasil yang diharapkan dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektivitas sistem
manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Persyaratan pelanggan;
2. Identifikasi perubahan–perubahan;
3. Penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan, termasuk antara lain sumber daya
tenaga, sarana alat kesehatan dan sarana pendukung pelayanan, pengembangan
maupun perbaikan prasarana;
4. Tata letak tempat pelayanan yang berkaitan dengan aksesibiltas, kenyamanan,
harapan dan keselamatan pelanggan.
Dokumen terkait : Prosedur tinjauan manajemen.
3. Penyelenggaraan UKM :
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
Puskesmas merencanakan dan melaksanakna upaya penyelenggaraan kesehatan
masyarakat, dalam keadaan terkendali yang mencakup :
1). Ketersediaan informasi tentang upaya penyelenggaraan kesehatan
masyarakat.
2). Ketersediaan instruksi kerja dari kepala puskesmas.
3). Pemakaian peralatan dalam penyelenggaraan kegiatan UKM.
4). Ketersediaan dan pemakaian sarana dan pengukuran untuk memantau hasil
kegiatan UKM.
5). Implementasi pemantauan dan pengukuran hasil kegiatan UKM.
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
1). Puskesmas menetapkan beberapa indikator yang diverifikasi baik melalui
pengukuran atau pemantauan.
2). Untuk indikator tersebut maka puskesmas akan melakukan validasi dengan
cara :
a). Menetapkan kriteria untuk pengesahan proses.
b). Menetapkan alat dan personil yang melakukan proses.
c). Menetapkan spesifikasi
d). Menetapkan rekaman yang dibutuhkan
e). Melakukan validasi ulang
c. Identifikasi dan mampu telusur
1). Seluruh pelayanan psukesmas yang telah dilaksanakan harus didentifikasi
sehingga mampu ditelusuri.
2). Umumnya proses identifikasi melalui laporan W2KPU, Bimtek P2P, kohort
ibu, bayi dan balita, sistem informasi posyandu, F1, F2, kohort balita gizi
buruk, kohort ASI, daftar hadir kelas ibu hamil dan ibu balita.
d. Hak dan Kewajiban sasaran
1). Hak sasaran
a). Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam memperoleh
layanan UKM.
b). Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai pelayanan.
c). Hak didengar pendapat atau keluhannya atas pelayanan yang
didapatkan.
d). Hak untuk mendapatkan pembinaan dalam penyelenggaraan UKM.
e). Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar, jujur dan tidak
diskriminatif.
2). Kewajiban sasaran
a). Membaca atau mengikuti informasi dan prosedur pemanfaatan
pelayanan UKM demi keamanan dan keselamatan.
b). Beritikad baik dalam menunjang program penyelenggaraan UKM.
c). Berdasarkan UU no 29 tahun 2004 pasal 53 tentang kewajiban sasaran
yaitu :
(1). Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang kesehatannya.
(2). Mematuhi nasehat dan petunjuk.
(3). Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan.
(4). Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
f. Manajemen resiko dan keselamatan pasien
1). Manajemen Resiko
(a). Definisi
Adalah proses untuk menciptakan dan mengimplementasikan strategi
untuk meminimalkan kerugian akibat kecelakaan pada manusia, sarana
prasarana fasilitas dan keuangan Puskesmas melalui identifikasi dan
penilaian potensi kehilangan aset puskesmas.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 32/50
DTP SELAJAMBE
(b). Tujuan
- Mengurangi mortality dan morbidity;
- Meningkatkan pelayanan kepada pasien dengan mencegah
penyimpangan hasil melalui pendekatan sistematis dan
berkesinambungan untuk meningkatkan keselamatan pasien;
- Melindungi orang, aset dan keuangan puskesmas akibat terjadinya
insiden dan amanjemen yang tidak efektif.
(c). Ruang Lingkup
- Resiko terkait pelayanan pasien :
Berhubungan langsung dengan pelayanan pasien;
Konsekuensi hasil pelayanan yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan;
Kerahasiaan dan pemberian informasi yang sesuai;
Perlindungan dari pelecehan, kelalaian dan serangan;
Pasien diberi tahu tentang resiko;
Perlindungan barang berharga pasien dari kerusakan dan
kerugian.
- Resiko terkait staf medis :
Kredensial terhadap staf medis;
Tindakan medis dilakukan sesuai dengan kompetensi dan
prosedur baku;
Pasien dikelola dengan benar;
Pelatihan staf medis.
- Resiko terkait pegawai :
Menjaga lingkungan yang awan;
Kebijakan kesehatan pegawai.
- Resiko terkait proferti :
Melindungi aset kerugian akibat bencana;
Catatan rekam medik non elektronik dan catatan keuangan
dilindungi dari kerusakan dan perusakan;
Ikatan kerjasama dan asuransi untuk melindungi fasilitas dari
kerugian.
- Resiko lain-lain
Manajemen bahan berbahaya lainnya, bahan kimia, bahan
biologis menular;
Manajemen limbah rumah tangga dan medis.
- Resiko terkait hukum dan peraturan
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 35/50
DTP SELAJAMBE
D. Analisa Data
a). Data-data proses atau implementasi sistem manajemen mutu harus dikelola
dengan baik;
b).Data dianalisa dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai, misalkan
dengan teknik statistik;
c). Analisa data dilakukan oleh setiap koordinator program, kegiatannya untuk
mengetahui tingkat kinerja masing-masing proses/ melihat kesenjangan-
kesenjangan yang ada sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan;
d).Prosedur analisa data dibuat oleh tim manajemen mutu dan menjadi acuan
bagi semua fungsi lainnya;
e). Hasil analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian
dan ketidakefektifan serta tindakan perbaikan yang diperlukan;
f). Data dianalisa antara lain untuk memantau :
- Kepuasan pelanggan;
- Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan puskesmas;
- Karakteristik dan kecenderungan proses pelayanan puskesmas;
- Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Dokumen terkait : Prosedur analisa data
E. Peningkatan Berkelanjutan
1. Seluruh pegawai dan koordinator wajib melakukan peningkatan secara terus
menerus terhadap efektivitas sistem manajemen mutu sesuai dengan tugas,
tanggung jawab dan wewenangnya.
2. Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam kebijakan
mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data tindakan koreksi dan prevensi
serta tinjauan manajemen.
F. Tindakan Korektif
1. Penyebab-penyebab terjadinya ketidaksesuaian dipastikan dieliminasi /
dihilangkan dan dicegah dari terjadi lagi.
2. Tujuan dari tindakan koreksi dan tindakan prevensi adalah mencegah
terulangnya yang sama dan untuk meningkatkan kinerja puskesmas secara
keseluruhan.
3. Agar proses tindakan koreksi berjalan lancar dan hasilnya efektif,
dipastikan prosedur tindakan koreksi disediakan mencakup :
a. Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan.
b. Menentukan penyebab-penyebab masalah.
c. Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi.
d. Menyimpan rekaman mutu tindakan koreksi.
e. Meninjau efektivitas tindakan koreksi.
4. Tidakan koreksi harus sesuai dengan dampak dan masalah.
5. Prosedur tindakan koreksi dipastikan dibuat.
G. Tindakan Preventif
1. Tujuan dari tindakan preventif adalah mencegah terulangnya masalah yang
sama dan untuk meningkatkan kinerja puskesmas secara keseluruhan.
2. Upaya tindakan preventif dipastikan sesuai dengan skala damapak yang
dapat ditimbulkan dari masalah tersebut.
3. Koordinator unit bertanggung jawab memastikan tindakan koreksi /
preventif yang telah dilaksanakan berjalan efektif.
4. Prosedur tindakan preventif dipastikan dibuat.
Dokumen terkait :
Prosedur Pengendalian Program
Prosedur Tindakan Korektif dan Preventif
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 37/50
DTP SELAJAMBE
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 39/50
DTP SELAJAMBE
c). Pasien memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
d). Pasien memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar operasional profesi.
e). Pasien memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian dan materi.
f). Pasien mengajukan pengaduan atas kualitas peayanan yang didapatkan.
g). Pasien memilih konsultasi menegenai penyakit yang dideritanya kepada
dokter.
h). Pasien mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
i). Pasien memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
j). Pasien mendapatkan informasi yang meliputi disgnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k). Pasien didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
l). Pasien menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pengguna/pasien lainnya.
m). Pasien memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Puskesmas.
n). Pasien mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan puskesmas
terhadap dirinya.
o). Pasien menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
p). Pasien menggugat dan atau menuntut puskesmas apabila puskesmas itu
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata dan pidana.
q). Pasien mengeluhkan pelayanan puskesmas yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik.
2). Kewajiban Pasien
a). Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang kesehatannya.
b). Mematuhi nasehat dan petunjuk.
c). Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan.
d). Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesimen, rekam medis, dsb)
1). Puskesmas merawat dan menjaga dari kerusakan dan kehilangan barang milik
pelanggan selama berada di bawah kendali puskesmas atau digunakan dalam
proses pemberian pelayanan kepada pelanggan ybs.
2). Bila barang milik pelanggan digunakan atau digabungkan dalam pemberian
pelayanan (seperti : Data rekam medik pasien, spesimen laboratorium, obat
yang dibawa sendiri, alat kesehatan milik sendiri), maka barang tersebut harus
diidentifikasi, diverifikasi, dilindungi dan dijaga.
3). Bila ada barang milik pelanggan yang hilang, rusak atau tidak sesuai maka hal
tersebut harus dilakukan penanganan sesuai prosedur penegndalian
ketidaksesuaian pelayanan.
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
1). Manajemen Resiko
(a). Definisi
Adalah proses untuk menciptakan dan mengimplementasikan strategi
untuk meminimalkan kerugian akibat kecelakaan pada manusia, sarana
prasarana fasilitas dan keuangan Puskesmas melalui identifikasi dan
penilaian potensi kehilangan aset puskesmas.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 40/50
DTP SELAJAMBE
(b). Tujuan
- Mengurangi mortality dan morbidity;
- Meningkatkan pelayanan kepada pasien dengan mencegah
penyimpangan hasil melalui pendekatan sistematis dan
berkesinambungan untuk meningkatkan keselamatan pasien;
- Melindungi orang, aset dan keuangan puskesmas akibat terjadinya
insiden dan amanjemen yang tidak efektif.
(c). Ruang Lingkup
- Resiko terkait pelayanan pasien :
Berhubungan langsung dengan pelayanan pasien;
Konsekuensi hasil pelayanan yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan;
Kerahasiaan dan pemberian informasi yang sesuai;
Perlindungan dari pelecehan, kelalaian dan serangan;
Pasien diberi tahu tentang resiko;
Perlindungan barang berharga pasien dari kerusakan dan kerugian.
- Resiko terkait staf medis :
Kredensial terhadap staf medis;
Tindakan medis dilakukan sesuai dengan kompetensi dan prosedur
baku;
Pasien dikelola dengan benar;
Pelatihan staf medis.
- Resiko terkait pegawai :
Menjaga lingkungan yang awan;
Kebijakan kesehatan pegawai.
- Resiko terkait proferti :
Melindungi aset kerugian akibat bencana;
Catatan rekam medik non elektronik dan catatan keuangan
dilindungi dari kerusakan dan perusakan;
Ikatan kerjasama dan asuransi untuk melindungi fasilitas dari
kerugian.
- Resiko lain-lain
Manajemen bahan berbahaya lainnya, bahan kimia, bahan biologis
menular;
Manajemen limbah rumah tangga dan medis.
- Resiko terkait hukum dan peraturan
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 41/50
DTP SELAJAMBE
Sistem patien safety meliputi :
- Assesment resiko
- Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
- Pelaporan dan analisa insiden
- Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
- Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Solusi : mencegah terjadinya CEDERA akibat kesalahan suatu tindakan atau tidak
melakukan suatu tindakan yang seharusnya dlakukan.
- Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau Edvers Event
Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien
karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak (ommission)
terhadap suatu keadaan “underlying deseases” atau kondisi pasien (KPP-RS).
KTD yang tidak dapat dicegah (unprevetable adverse event) yaitu suatu KTD
akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir.
- Kejadian Nyaris Cedera (KNC) atau Near Miss
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (ommission) yang dapat mencederai
pasien tetapi cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan *), karena
pencegahan **), atau karena peringanan ***). Misalnya :
*) Pasien menerima obat yang sebenarnya kontra indikasi tetapi tidak timbul
reaksi.
**) Obat dengan lethal overdosis akan diberikan tetapi diketahui staf laindan
membatalkannya sebelum obat dikonsumsi pasien.
***) Obat dengan lethal overdosis diberikan tetapi diketahui diketahui secara dini
dan segera diberikan antidotumnya.
Tujuh standar keselamatan pasien
1. Hak pasien. Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapat informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan KTD.
2. Mendidik pasien dan keluarga. Puskesmas harus mendidik pasien dan
kelurganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan. Puskesmas menjamin
kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit
pelayanan.
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien. Puskesmas harus mendesain proses
baru, atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja
melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien. Pimpinan
mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasiensecara
terintegrasi melalui penerapan tujuh langkah menuju KPRS. Pimpinan
mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien.
Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji dan meningkatkan kinerja.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien. Puskesmas mempunyai rogram
pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan
jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas. Puskesmas menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara
kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalama pelayanan
pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan
eksternal. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 42/50
DTP SELAJAMBE
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
a. Penilaian indikator kinerja klinis
Indikator kinerja klinis adalah variabel untuk mengukur prestasi kegiatan
perawat dan bidan dalam waktu tertentu. IKK dirumuskan dalm bentuk kustitas
untuk mengukur pelaksanaan SOP asuhan keperawatan / kebidanan. Variabel
untuk mengukur suatu perubahan baik langsung maupun tidak langsung (WHO,
1981). Sistem klasifikasi indikator atas kerangka kerja yang logis dimana
kontinum antara input-output :
1). Indikator input : merujuk pada sumber-sumber / fasilitas untuk melakukan
kegiatan anatara lain : personel, alat/fasilitas, informasi, dana,
peraturan/kebijakan;
2). Indikator proses : memonitor tugas atau tindakan/kegiatan yang
dilaksanakan;
3). Indikator output : mengukur hasil kegiatan mencakup pengetahuan, sikap,
keterampilan/perubahan perilaku yang dihasilkan dari tindakan (jangka
pendek);
4). Indikator outcome : menilai perubahan dampak suatu program dalam jangka
panjang.
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
Ada 6 indikator pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien, antara lain :
1). Keamanan pelanggan yang datang baik berupa jiwa dan barang;
2). Kenyamanan, pelanggan dalam memperoleh pelayanan meliputi : ruangan,
bebas kebisingan, tersedianya sarana sanitasi di wilayah pelayanan, dan
ruang tunggu proses pelayanan;
3). Keselamatan, tersedianya standar keselamatan pelayanan dalam institusi unit
pelayanan dalam keadaan bencana ataupun tidak;
4). Ketepatan, pelanggan mendapatkan kepastian dan ketepatanbpelayanan baik
berupa jasa pelayanan dan obat;
5). Ketelitian, pelanggan mendapatkan pelayanan yang sangat baik dan sangat
teliti dari unit pelayanan;
6). Ketertiban pelanggan mendapatkan pelayanan secara tertib dan teratur.
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
1). Pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan
insiden keselamatan pasien, analisis,dan solusi untuk pembelajaran. Sistem
pelaporan insiden dilakukan secara internal di puskesmas, mengacu kepada
Pasal 17 Permenkes No. 1691 tahun 2011 ayat (1) “Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit yang telah ada dan dibentuk oleh Perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) masih tetap melaksanakan tugas sepanjang
Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit belum terbentuk”.
2). Laporan insiden keselamatan pasien internal adalah pelaporan secara tertulis
setiap kondisi potensial cedera dan insiden yang menimpa pasien, keluarga
pengunjung, maupun pegawai yang terjadi di puskesmas. Pelaporan secara
anonim dan tertulis ke KKP-Puskesmas setiap kondisi potensial cedera dan
insiden keselamatan pasien yang terjadi pada pasien, dan telah dilakukan
analisa penyebab, rekomendasi dan solusinya.
3). Pelaporan insiden bertujuan untuk menurunkan insiden dan mengoreksi
sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien dan tidak untuk
menyalahkan orang lain (non blaming). Setiap insiden harus dilaporkan
secara internal kepada Tim Keselamatan Pasien (TKP) Puskesmas secara
berjenjang dalam waktu paling lambat 2x24 jam sesuai format laporan;
4). TKP Puskesmas melakukan analisis dan rekomendasi serta solusi atas
insiden yang dilaporan dan melaporkan hasil kegiatannya kepada Kepala
Puskesmas. Tim TKP Puskesmas harus melaporakan insiden, analisis,
rekomendasi dan solusi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) secara tertulis
kepada Tim Pengendali Mutu sesuai format laporan.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 43/50
DTP SELAJAMBE
d. Analisa dan tindak lanjut
1). Analisa
a). Data-data proses atau implementasi sistem manajemen mutu harus
dikelola dengan baik;
b). Data dianalisa dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai,
misalkan dengan teknik statistik;
c). Analisa data dilakukan oleh setiap koordinator program, kegiatannya
untuk mengetahui tingkat kinerja masing-masing proses/ melihat
kesenjangan-kesenjangan yang ada sehingga dapat dilakukan tindakan
perbaikan;
d). Prosedur analisa data dibuat oleh tim manajemen mutu dan menjadi
acuan bagi semua fungsi lainnya;
e). Hasil analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian
ketidaksesuaian dan ketidakefektifan serta tindakan perbaikan yang
diperlukan;
f). Data dianalisa antara lain untuk memantau :
- Kepuasan pelanggan;
- Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan puskesmas;
- Karakteristik dan kecenderungan proses pelayanan puskesmas;
- Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
2). Tindak lanjut
a). Membuat tempat parkir kendaraan pasien;
b). Membuat alur pelayanan pasien;
c). Menyiapkan tempat tunggu pelayanan yang nyaman dan tersedianya
tempat sanitasi pelanggan;
d). Membuat identifikasi pasien secara terukur dan terencana;
e). Menginformasikan kepada pelanggan agar tertib dalam proses
pelayanan dan menunjukkan unit pelayanan yang dibutuhkan;
f). Memberikan pelayanan sesuai dengan SOP kasus klinis masing-masing;
g). Memberikan obat sesuai dengan identifikasi pelanggan dan ketepatan
obat sesuai dengan SOP;
h). Mengarahkan pelanggan untuk tertib keluar dari unit pelayanan.
Dokumen terkait : Prosedur analisa data
e. Penerapan manajemen risiko
1). Resiko terkait pelayanan
a). Membuat alur pelayanan;
b). Memberikan nomor antrian pelanggan;
c). Membuat identifikasi pasien dalam medical record pasien;
d). Memberikan kartu kunjungan berobat sesuai dengan identitas
pelanggan;
e). Memberikan hasil tertulis dari hasil pemeriksaan laboratorium;
f). Menuliskan aturan minum obat;
g). Memberikan KIE (Konseling, Informasi, Edukasi) di setiap unit
pelayanan.
2). Resiko terkait staf medis
a). Mengetahui alur pelayanan;
b). Membuat aturan kepegawaian;
c). Memakai alat pelindung diri sesuai dengan kebutuhan;
d). Tersedianya tempat cuci tangan dan dekontaminasi alat serta tempat
pembuangan limbah medis;
e). Menjalankan SOP yang telah dibuat.
3). Resiko terkait pegawai
a). Membuat alur pelayanan;
b). Membuat aturan kepegawaian;
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 44/50
DTP SELAJAMBE
c). Mengedukasi pegawai tentang sanitasi dan kebersihan lingkungan;
d). Memahami dan menjalankan tupoksi masing-masing.
4). Resko terhadap proferti
a). Membuat daftar inventaris barang setiap unit ruangan;
b). Menjauhkan barang-barang dari hal yang dapat merusak seperti zat
korosif ataupun bukan;
c). Adanya prosedur pemeliharaan dan kebersihan;
d). Adanya perlindungan keamanan.
5). Resiko terhadap hukum dan peraturan
a). Menginformasikan kepada pegawai mengenai peraturan yang terkait;
b). Mengikuti dan menjalankan proses pelayanan sesuai peraturan yang
berlaku;
c). Menjalankan SOP.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 45/50
DTP SELAJAMBE
(6). Dalam setiap pelaksanaan audit, auditor harus memperhatikan hasil
audit yang terdahulu untuk mengevaluasi efektivitasnya.
(7). Kriteria audit, lingkup, frekuensi dan metode yang akan digunakan
ditentukan dalam prosedur audit internal.
(8). Pelaksanaan audit dilakukan secara objektif dan mengikuti
ketentuan persyaratan audit.
(9). Koordinator unit yang diperiksa bertanggung jawab untuk
menindaklanjuti temuan audit pada unitnya.
(10). Tindakan koreksi diambil segera mungkin untuk mengeliminasi
ketidaksesuaian yang telah ditemukan.
(11). Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap tindakan-
tindakan yang telah diambil.
(12). Ketua tim audit bertanggung jawab dan melapor kepada Manajemen
Refresentatif.
Dokumen terkait :
- Prosedur Audit Internal
c). Pemantauan dan Pengukuran Proses Kinerja
(1). Metode pemantauan dan pengukuran yang digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas sistem manajemen mutu dan program
harus dipastikan keabsahannya.
(2). Metode yang digunakan harus dapat dibutikan kemampuannya
untuk mencapai hasil yang telah direncanakan.
(3). Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai maka tindakan koreksi
dan pencegahannya harus dilakukan untuk memastikan kessesuaian
terhadap produk.
Dokumen terkait :
- Standar Operasional Prosedur Program
d). Pemantauan dan Pengukuran Hasil Layanan
(1). Pemantauan dan pengukuran program puskesmas dilakukan sesuai
prosedur;
(2). Tujuan pemantauan dan pengukuran program puskesmas untuk
memastikan semua persyaratan program terpenuhi;
(3). Pemantauan dan pengukuran dilaksanakan pada tahapan yang telah
ditentukan;
(4). Pemantauan dan pengukuran program puskesmas dilaksanakan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tertuang dalam rencana
monitoring pelayanan/program yang dibuat oleh Manajemen
Refresentatif;
(5). Catatan hasil pemantauan dan pengukuran program puskesmas
harus dicatat termasuk personil yang melaksanakan.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 46/50
DTP SELAJAMBE
f). Bila pelayanan puskesmas tidak sesuai dan tidak dikonsesi maka harus
ditangani secara tuntas dan efektif dengan salah satu atau beberapa cara
sebagai berikut :
- Diperbaiaki untuk menghilangkan ketidaksesuaian;
- Mengubah kegunaan dan diproses ulang;
- Mengizinkan penggunaan / pengiriman atas persetujuan.
g). Ketidaksesuaian dan tindakan yang diambil harus dicatat;
h). Bilamana program puskesmas tidak sesuai diperbaiki maka harus
dilakukan verifikasi ulang;
i). Bilamana program puskesmas yang tidak sesuai terlanjur diterima
pelanggan, maka puskesmas harus mengambil langkah-langkah yang
sesuai untuk menangani akibat/potensi akibatnya.
Dokumen terkait : Prosedur pengendalian hasil pelayanan yang tidak
sesuai.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 47/50
DTP SELAJAMBE
- Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi.
- Menyimpan rekaman mutu tindakan koreksi.
- Meninjau efektivitas tindakan koreksi.
d). Tidakan koreksi harus sesuai dengan dampak dan masalah.
e). Prosedur tindakan koreksi dipastikan dibuat.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 48/50
DTP SELAJAMBE
a. Proses Inti
Proses Inti adalah kegiatan atau aktivitas utama dari fungsi-fungsi/bagian-bagian
yang ada dalam Puskesmas dalam tujuannya untuk memenuhi persyaratan yang
diminta oleh pelanggan ataupun persyaratan lainnya yang berlaku.
Proses inti pada UPTD Puskesmas Selajambe terdiri dari aktivitas-aktivitas
Manajemen Administrasi, penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Penyelenggaraan Pelayanan Klinis atau Perseorangan, Upaya Kesehatan
Pengembangan dan Upaya Kesehatan Penunjang, yaitu : Perencanaan Anggaran,
Perencanaan Program, Pendaftaran Pasien, Poli Umum, Poli Gigi, Poli Kesehatan
Ibu, Anak dan KB (KIA/KB), Pelayanan Lansia dan Penyakit Tidak Menular (PTM),
Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sehat (MTBS)/Poli Anak, Pelayanan Poli
Penyakit Menular (P2M : TB Paru,Kusta, Kulit, Kelamin), Pelayanan Imunisasi,
Pelayanan loket obat, Pelayanan Konsultasi Gizi, Pelayanan Konsultasi Penyakit
Berbasis Lingkungan (Klinik Sanitasi).
b. Proses Pendukung
Proses pendukung adalah proses atau kegiatan Puskesmas Selajambe yang dilakukan
untuk mendukung pelaksanaan Proses Inti, meliputi Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM), yaitu Posyandu, Posbindu, dan meliputi fasilitas sumber daya
Puskesmas antara lain Kepegawaian, Keuangan, Pengadaan Perlengkapan
Puskesmas, Kalibrasi alat ukur, serta administrasi dan manajemen yang terdiri dari
Kerjasama dan Kemitraan, Survey Kepuasan Pelanggan, Pengendalian Dokumen dan
Data, Pengendalian Catatan Mutu, Pencatatan dan Pelaporan, Sistem Informasi
Puskesmas.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penyelenggaraan Sistem Manajemen Mutu UPTD
Puskesmas DTP Selajambe dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan yang
merupakan suatu rangkaian proses-proses yang saling terkait berinteraksi satu dengan
lainnya yang terbagi dalam 4 kelompok proses, yaitu: Proses Perencanaan Mutu, Proses
Inti, Proses Pendukung dan Proses Peningkatan Mutu.
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 49/50
DTP SELAJAMBE
Gambar 2
Diagram Hubungan Antar Proses Bisnis
UKBM :
Desa siaga
Posyandu
Perencanaan Anggaran Posbindu
Perencanaan Program
Pendaftaran Pasien Sumber Daya Puskesmas :
UKM esensial Kepegawaian
UKP Keuangan
Upaya Kesehatan Pengembangan Pengadaan Barang Puskesmas
Upaya Kesehatan Penunjang Kalibrasi Alat Ukur
UPTD PUSKESMAS No. Dokumen : SM-MM/001 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 05/01/2018 Hal.: 50/50
DTP SELAJAMBE
VII. PENUTUP
Manual mutu merupakan dokumen yang memberikan informasi yang konsisten tentang
sistem manajemen mutu. Dengan tersusunnya Dokumen Manual Mutu ini diharapkan
dapat membantu seluruh pegawai Puskesmas Selajambe dalam menyusun dokumen-
dokumen dan implementasi pelayanan kesehatan bermutu sebagaimana dipersyaratkan
oleh standar mutu demi terpenuhinya kebutuhan dan harapan/kepuasan pelanggan.
Dalam penyelenggaraan Sistem Manajemen Mutu UPTD Puskesmas DTP Selajambe
kegiatan yang dilakukan diantaranya yaitu peningkatan akses, peningkatan mutu dan
regionalisasi rujukan. Sehingga untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas perlu
adanya alat ukur untuk pencapaian standar mutu yatu dengan akreditasi puskesmas.
Akreditasi ini merupakan pengakuan terhadap puskesmas yang memenuhi standar
pelayanan fasilitas kesehatan tingkat pertama oleh lembaga independen yang ditetapkan
oleh menteri.