POLIKLINIK BHAYANGKARA
POLRES MOJOKERTO KOTA
HalamanJudul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN 5
A. LatarBelakang 5
B. Ruang Lingkup 5
C. Tujuan 9
D. Landasan Hukum dan Acuan 9
E. Istilahdan Definisi 10
BAB II SISTEM MANAJEMEN MUTUDAN SISTEM 12
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan Umum 12
B. Pengendalian Dokumen 12
C. Pengendalian Rekaman 16
BAB III TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN 18
A. KomitmenManajemen 18
B. Fokus pada Sasaran /Pasien 18
C. KebijakanMutu 21
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu danPencapaian Sasaran 22
Mutu
E. Tanggungjawab, Wewenang,dan Komunikasi 22
F. Wakil Manajemen/PenanggungjawabManajemen Mutu 25
G. Komunikasi Internal 26
BAB IV TINJAUAN MANAJEMEN 27
A. Umum 27
B. MasukanTinjauan Manajemen 27
C. LuaranTinjauan 28
BAB V MANAJEMEN SUMBER DAYA 29
A. Penyediaan Sumber Daya 29
B. Manajemen Sumber Daya Manusia 29
C. Infrastruktur 30
D. Lingkungan Kerja 30
BAB VI PENYELENGGARAAN PELAYANAN 32
A. Upaya Kesehatan Masyarakat 32
B. Upaya Kesehatan Perorangan 36
BAB VII PENUTUP 45
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2018 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Pada Tingkat
Kepolisian Daerah bahwa Poliklinik bertugas menyelenggarakan kegiatan
kedokteran kepolisian dan pelayanan kesehatan serta dapat melaksanakan
rawat jalan bagi pegawai negeri pada Polri, keluarga, dan masyarakat.
Supaya sistem manajemen mutu yang akan dilaksanakan dapat
berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan, dibutuhkan suatu
pedoman atau manual mutu untuk tahun 2019. Sehingga perlu dilakukan
kajian menyeluruh mengenai hambatan–hambatan yang mungkin dapat
menghalangi pelaksanaan program, untuk kemudian ditelaah dan dicari
faktor–faktor pendukung yang dapat ditempuh dalam menangani hambatan
teersebut.
Dengan adanya pedoman mutu, diharapkan seluruh staf Poliklinik
Bhayangkara Polres Mojokerto Kota dapat menjadikan pedoman dalam
pelayanan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
1. Profil Organisasi
Poliklinik Bhayangkara Polres Mojokerto Kota merupakan salah satu
unsur fungsi dari Kesatuan Polres Mojokerto Kota yang bertanggung
jawab kepada Anggota Polres Mojokerto Kota dibawah bimbingan
Kasidokkes dalam setiap pelaksanaan tugasnya.
Poliklinik Bhayangkara Polres Mojokerto Kota terletak di jalan
Bhayangkara no 25 Kelurahan Sentanan Kecamatan Kranggan Kota
Mojokerto Kota. Berdiri pada tanggal 1 November tahun 2004 dikepalai
oleh Pengda drg. Rudy Santoso. Poliklinik Bhayangkara Polres Mojokerto
Kota hanya melayani pasien peserta BPJS. Pada saat itu Poliklinik
Bhayangkara Polres Mojokerto Kota memberikan pelayanan kesehatan
umum dan pelayanan farmasi saja. Pada tahun 2014 Poliklinik
Bhayangkara Polres Mojokerto Kota dikepalai oleh BRIPKA Iwan Ali
Murtadlo, S.H. Pada tahun 2016 sampai sekarang dikepalai oleh AIPTU
Agung Cahyono dan memiliki pelayanan Pemeriksaan Umum, KIA,
Farmasi, Gigi dan Mulut, dan Laboratorium. Poliklinik Bhayangkara Polres
Mojokerto Kota memiliki luas tanah ± 17.770 m2 dan luas bangunan ±
9.941 m2.
Tujuan utama akreditasi adalah untuk memberikan pelayanan
kesehatan pada anggota Polres Mojokerto Kota beserta keluarga dan
masyarakat sekitar yang membutuhkan pelayanan kesehatan dan
memberikan edukasi kepada anggota untuk meningkatkan kesadaran
dan kepedulian tentang kesehatan.
Dengan adanya akreditasi ini, maka diharapkan akan tercipta
peningkatan mutu layanan dan juga diharapkan semua pegawai selalu
berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara terus-
menerus dan berkelanjutan, sehingga pasien yang berkunjung ke
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama merasa aman dan terlindungi.
Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan animo masyarakat dan
semua kalangan untuk berkunjung dan menjadikan Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama sebagai pilihan utama masyarakat.
1. Visi Poliklinik Bhayangkara Polres Mojokerto Kota
Mewujudkan pelayanan kedokteran dan kesehatan kepolisian yang
prima di lingkungan Polri.
2. Misi Poliklinik Bhayangkara Polres Mojokerto Kota
a. Menyelenggarakan fungsi kedokteran dan kesehatan kepolisian
dalam tugas kepolisian yang bersifat promotif, preventif, dan
kuratif.
b. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
prosedural.
2. Motto
Melayani dengan ikhlas dan sepenuh hati
3. Tata Nilai
"SEHAT"
SANTUN : Ramah dalam memberikan pelayanan
EMPATI : Penuh kepedulian dalam melayani
HUMANIS :Senantiasa menjunjung tinggi sisi kemanusiaan dalam
pelayanan
AKUNTABEL : Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas
TOTALITAS : Memberikan pelayanan yang optimal dan menyeluruh
4. Kebijakan Mutu
Poliklinik Bhayangkara Polres Mojokerto Kota bertekad
mewujudkan klinik yang berkualitas menuju masyarakat mandiri untuk
hidup sehat dengan memprioritaskan upaya pencegahan lebih baik dari
pada pengobatan. Dalam memberikan pelayanan, Poliklinik Bhayangkara
Polres Mojokerto Kota berupaya mematuhi standar pelayanan yang telah
ditetapkan dan berorientasi kepada kepuasan pelanggan serta
berkomitmen pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Untuk mendukung komitmen tersebut, Poliklinik Bhayangkara
Polres Mojokerto Kota mempunyai Kebijakan Mutu sebagai berikut:
a. Berorientasi pada kepuasan pelanggan.
b. Memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional.
c. Mengadakan perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan secara
kontinyu dan berkesinambungan.
d. Mematuhi peraturan dan standar yang berlaku.
e. Menetapkan sasaran atau indikator mutu dan mengevaluasi hasil
pencapaian
Sehingga kami selalu melakukan pemeliharan dan pemantauan
secara berkala pada indikator nasional mutu serta indikator keselamatan
pasien, demi terselenggaranya pelayanan SEHAT.
5. Proses
Pelayanan
Fasilitas adalah sarana yang dimiliki Poliklinik Bhayangkara Polres
Mojokerto Kota untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama
kepada anggota Polres Mojokerto Kota beserta keluarga dan masyarakat
umum. Adapun fasilitas yang dimiliki yaitu:
B. Ruang Lingkup
Pedoman mutu ini disusun berdasarkan Standart Akreditasi Poliklinik,
Klinik merupakan gate keeper dalam pemberian pelayanan klinik kepada
masyarkat yang harus dapat menyediakan pelayanan klinis tingkat pertama
yang aman dan bermutu. Untuk itu perlu dibakukan dan dikembangkan
sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan klinis yang ditindaklanjuti
secara berkesinambungan.
Keterlibatan segenap unsur terkait merupakan hal yang mutlak.
Alasan tersebut mengharuskan seluruh pegawai Poliklinik Bhayangkara
Polres Mojokerto Kota untuk berkewajiban melaksanakan seluruh proses
yang diterapkan di unit/fungsi sesuai dengan ketentuan dalam Pedoman
Mutu ini maupun dokumentasi sistem manajemen mutu lainnya yang
ditetapkan.
Jenis Pelayanan yang diselenggarakan Poliklinik Bhayangkara Polres
Mojokerto Kota antara lain :
1) Pelayanan Pemeriksaan Umum
2) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
3) Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut
4) Pelayanan Kefarmasian
C. Tujuan
1. Tersedianya pedoman untuk pelaksanaan sistem manajemen mutu
yang ada di Poliklinik Bhayangkara Polres Mojokerto Kota
2. Sebagai acuan dalam menyusun dokumen yang ada di Poliklinik.
D. Landasan Hukum dan Acuan
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik.
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Poliklinik, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
2022 tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan
Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, Dan Unit
Transfusi Darah.
E. Istilah danDefinisi
1. Kebijakan, Yaitu Peraturan / Surat Penetapan yang dibuat oleh
Kepala Poliklinik, yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh
Penanggung Jawab maupun Pelaksana.
2. Pedoman Mutu, Yaitu Dokumen yang memberi informasi konsisten
tentang Sistem Manajemen Mutu Poliklinik.
3. Perencanaan Tingkat Poliklinik, Yaitu suatu proses kegiatan
secara urut yang harus dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan, dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil guna dan
berdaya guna.
4. Pedoman, Yaitu Kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
langkah-langkah yang harus dilakukan. Merupakan dasar untuk
menentukan dan melaksanakan kegiatan.
5. Kerangka Acuan, Yaitu Dokumen yang dibuat sebagai acuan
pelaksanaan kegiatan yang menjelaskan cara melaksanakan
kegiatan agar tujuan tercapai dengan penjadwalan yang jelas,
evaluasi serta pelaporan.
6. Standart Operasional Prosedur ( SOP ), Yaitu Serangkaian
instruksi tertulis yang harus dilakukan, mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan
7. Referensi, Yaitu Dokumen eksternal yang dijadikan sebagai acuan
penyusunan dokumen akreditasi, bisa berbentuk buku, Peraturan
(Undang-Undang), ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN
A. Persayaratan Umum
Poliklinik Bhayangkara Polres Mojokerto Kota menetapkan,
mendokumentasikan, memelihara system manajemen mutu sesuai dengan
standart akreditasi Poliklinik. Sistem ini disusun untuk memastikan telah
diterapkannya persayaratan pengendalian terhadap proses – proses
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarkat. Baik meliputi kejelasan
proses pelayanan dan interaksi proses penyelenggaraan pelayanan,
kejelasan penanggung jawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan
pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang berdasar kebutuhan
masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang disusun,
pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan
hasil – hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya
penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian Dokumen
Dalam menilai dokumen harus memperhatikan informasi yang
terkandung didalamnya, agar dapat membedakan antara yang penting dan
yang biasa. Selain itu, mengingat dokumen adalah hasil dari proses
administrasi yang merupakan satu kesatuan yang terpadu maka penilaian
tidak dapat dilakukan bagian demi bagian secara terpisah.
Menurut nilai guna dokumen, terdapat lima macam nilai guna
dokumen :
1. Nilai guna administratif
Dokumen yang memiliki nilai guna administratif adalah arsip yang isinya
merupakan perwujudan kebijaksanaan, pengaturan dan tindakan pejabat
berdasarkan wewenang dan tanggung jawab karena jabatanya dalam
rangka mencapai tujuan.
2. Nilai guna keuangan
Dokumen yang memiliki nilai guna keuangan adalah dokumen yang
isinya memuat data/informasi tentang keuangan.
3. Nilai guna hukum
Dokumen yang memiliki nilai guna hukum adalah dokumen yang isinya
memuat kepastian hak dan kewajiban, sebagai alat bukti atau sarana
hukum lainnya yang otentik.
4. Nilai guna sejarah
Dokumen yang memiliki nilai guna sejarah adalah dokumen yang isinya
mengandung bahan/data/informasi tentang kejadian – kejadian atau
peristiwa dalam proses perkembangan penyelenggaraan.
5. Nilai guna ilmiah
Dokumen yang memiliki nilai guna ilmiah adalah arsip yang mengandung
bahan atau data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai objek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Pengaturan pendokumentasian dalam satu proses penerapan
pelayanan diPoliklinik dianggap penting, karena dokumen merupakan
acuan kerja, bukti pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program dan
kegiatan. Tujuan Pengendalian Dokumen adalah terkendalinya
kerahasiaan dokumen, proses perubahan, penerbitan, distribusi dan
sirkulasi dokumen.
A. Komitmen Manajemen
Komitmen manajemen Kepala Poliklinik, penanggung jawab
manajemen mutu, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh
karyawan Poliklinik bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh
persyaratan yang ada pada pedoman mutu ini.
Manajemen akan selalu meninjau efektifitas sistem manajemen mutu
organisasi dengan maksud agar penyempurnaan secara terus-menerus
pada semua aktivitasnya dapat terus dilakukan, melalui :
1. Pemantauan, pengukuran serta analisa kinerja proses dan mutu
hasil proses sebagaimana ditetapkan dalam Indikator Mutu.
Pemantauan, pengukuran dan analisa juga dilakukan dengan
mengadakan evaluasi pada periode yang telah ditetapkan
terhadap pihak-pihak yang bekrejasama dengan Poliklinik, serta
terhadap tingkat kepuasan pelanggan untuk memperbaiki mutu
pelayanan yang bisa diberikan kepada pelanggan.
2. Audit secara berkala untuk mengetahui konsistensi dari
implementasi sistem manajemen mutu terhadap dokumentasi
sistem mutu yang telah ditetapkan berdasarkan persyaratan
standar, serta untuk memastikan bahwa sistem manajemen mutu
yang diterapkan telah ditinjauke efektifannya.
3. Tinjauan terhadap tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan
yang telah dilakukan.
4. Semua usaha untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan
terhadap proses, baik yang sudah maupun akan dilakukan,
dibahas dalam rapat tinjauan manajemen.
B. Fokus Pada Sasaran
Pelayanan yang disediakan oleh Poliklinik dilakukan dengan berfokus
pada pasien. Pasien dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan
harapan pasien, perencanaan penyelenggaraan upaya Poliklinik dan
pelayanan klinis, pelaksanaan pelayanan, monitoring dan evaluasi serta
tindak lanjut pelayanan.
Dalam memberikan pelayanan, ditetapkan adanya sasaran
keselamatan pasien. Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan
pasien adalah untuk mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan
pasien.
Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel
berikut ini:
2. Komunikasi Efektif
Petugas melakukan komunikasi efektif di rekam medis antara
lain: penyampaian verbal lewat telepon atau media komunikasi
dengan SBAR (Situational, Background, Assessment,
Recommendation) pada pelaporan kasus dan TBK (Tulis, Baca,
Konfirmasi) pada saat menerima instruksi dokter: penyampaian
nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang, transfer/operan pada
waktu serah terima pasien dan rujukan.
C. Kebijakan Mutu
Seluruh pegawai berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan
yang sesuai standar dan berfokus pada pelanggan, memperhatikan
keselamatan pasien, dan melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan.
Kebijakan mutu dituangkan dalam surat keputusan Kepala Poliklinik yang
meliputi kebijakan mutu berdasarkan atas perundang-undangan serta
permenkes yang telah ditetapkan secara nasional.
Kebijakan Mutu yang merupakan perwujudan komitmen dari
manajemen puncak dalam memenuhi persyaratan, baik persyaratan
pelanggan maupun persyaratan peraturan dan perundang-undangan dan
terus-menerus meningkatkan keefektifan sistem manajemen mutu,
dikomunikasikan dan dimengerti oleh segenap pegawai Poliklinik.
Kebijakan Mutu dapat menjadi kerangka untuk menetapkan dan
meninjau sasaran mutu secara berkelanjutan. Kebijakan Mutu perlu ditinjau
agar terus-menerus sesuai dengan tujuan organisasi yang dideskripsikan
melalui visi organisasi.
Mengingat perkembangan teknologi dan sistem yang dinamis,
manajemen akan selalu meninjau sistem mutu dan operasinya, termasuk
Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutunya agar selalu dapat mengikuti
perkembangan tersebut.
Selaras dengan hal itu, Poliklinik menjalankan sistem yang
mengedepankan perbaikan berkelanjutan terhadap keefektifan sistem
manajemen mutu pada semua aktivitasnya, melalui pembinaan hubungan
dengan pelanggan agar dapat diketahui lebih jauh harapan pasien.
Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/ standar
pelayanan minimal yang meliputi indikator pelayanan klinis, indikator
penyelenggaraan upaya Poliklinik, indikator nasional mutu dan indikator
keselamatan pasien. Perencanaan disusun dengan memperhatikan
kebutuhan dan harapan pasien, hak dan kewajiban pasien, serta upaya
untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
KEPALA POLIKLINIK
AIPDA AGUNG CAHYONO
PJ. MUTU
drg. MELLIA ARIFANY P.
3. Sekretaris
Bertanggung jawab terhadap pengendalian dokumen manajemen mutu
Poliklinik, meliputi :
a. Menyiapkan administrasi berkaitan dengan kegiatan manajemen
mutu.
b. Membuat laporan, notulen, dan arsip kegiatan manajemen mutu.
E. Komunikasi
Komunikasi internal Komunikasi internal dilakukan dengan cara
workshop (rapat staf), pertemuan lain, diskusi, whatsapp, dan media lain
yang tepat untuk melakukan komunikasi.
Pelaksanaan komunikasi baik secara eksternal maupun internal
sangat diperlukan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu.
Komunikasi internal dilakukan pada saat pertemuan internal Poliklinik
baik melalui lokal karya mini dan rapat internal lainnya. Sedangkan
komunikasi eksternal dilakukan dengan cara memberikan informasi secara
jelas dan lengkap kepada pasien mengenai pemenuhan persyaratan
pasien. Selain itu, komunikasi eksternal juga dilakukan untuk menampung
dan menindak lanjuti keluhan pelanggan serta mengukur tingkat kepuasan
pasien.
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
Manajemen Poliklinik Bhayangkara Polres Mojokerto Kota melakukan
tinjauan manajemen dalam selang waktu terencana untuk keefektifan
Sistem Manajemen Mutu dan operasinya. Tinjauan Manajemen untuk
menilai efektifitas sistem mutu dan operasinya dijadwalkan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.
Dalam Rapat Tinjauan Manajemen dibahas mengenai perlu tidaknya
mengadakan perubahan dalam Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu,
Prosedur Mutu dan operasional organisasi untuk memenuhi kebutuhan
saat ini dan kebutuhan yang akan datang.
Agenda dalam Rapat Tinjauan Manajemen antara lain mencakup,
namun tidak terbatas pada:
1. Hasil Audit Internal.
2. Umpan balik pelanggan.
3. Kinerja proses dan kesesuaian output.
4. Status tindakan perbaikan dan pencegahan.
5. Tindak lanjut Tinjauan Manajemen sebelumnya.
6. Perubahan yang dapat mempengaruhi Sistem Manajemen Mutu.
7. Rekomendasi untuk Perbaikan.
Tinjauan Manajemen harus menentukan langkah-langkah menuju
perbaikan sistem mutu, terutama dalam kaitannya dengan persyaratan
pelanggan dan kebutuhan akan sumber daya.
Diluar jadwal yang ditentukan, sewaktu-waktu dapat diadakan Rapat
Tinjauan Manajemen bila dijumpai masalah yang perlu diselesaikan
dengan segera.
Secara lebih rinci, mekanisme Rapat Tinjauan Manajemen dijelaskan
dalam SOP Pertemuan Tinjauan Manajemen.
B. Masukan Tinjauan Manajemen
Dapat diperoleh dari:
1. Tindak lanjut rapat tinjauan manajemen sebelumnya
2. Umpan balik pelanggan
3. Analisis dari temuan manajemen resiko
4. Hasil audit kinerja dan layanan
5. Tindakan koreksi dan pencegahan
6. Rekomendasi dan tindak lanjut pertemuan
7. Perubahan yang mempengaruhi sistem manajemen mutu
C. Luaran Tinjauan
Manajemen akan selalu meninjau efektifitas sistem manajemen mutu
organisasi dengan maksud agar penyempurnaan secara terus- menerus
pada semua aktivitasnya dapat terus dilakukan, melalui :
1. Pemantauan, pengukuran serta analisa kinerja proses dan
mutu hasil proses sebagaimana ditetapkan dalam Indikator
Mutu. Pemantauan, pengukuran dan analisa juga dilakukan
dengan mengadakan evaluasi pada periode yang telah
ditetapkan terhadap pihak-pihak yang bekrejasama dengan
Poliklinik, serta terhadap tingkat kepuasan pelanggan untuk
memperbaiki mutu pelayanan yang bisa diberikan kepada
pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari laporan bulanan yang
dilakukan pengisian pada Indikator Nasional Mutu dan
Indikator Keselamatan Pasien.
2. Audit secara berkala untuk mengetahui konsistensi dari
implementasi sistem manajemen mutu terhadap dokumentasi
sistem mutu yang telah ditetapkan berdasarkan persyaratan
standar, serta untuk memastikan bahwa sistem manajemen
mutu yang diterapkan telah ditinjau keefektifannya.
3. Tinjauan terhadap tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan yang telah dilakukan.
Semua usaha untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan
terhadap proses, baik yang sudah maupun akan dilakukan, dibahas dalam
Rapat Tinjauan Manajemen.
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
C. Infrastruktur
Poliklinik Bhayangkara Polres Mojokerto Kota menetapkan,
menyediakan dan memelihara infrastruktur medis dan non medis yang
diperlukan untuk mencapai kesesuaian pelayanan termasuk di dalamnya :
1. Gedung/ruangan untuk pelayanan pasien dan sarana pendukungnya.
2. Ruangan kantor untuk karyawan
3. Peralatan medis & non medis, perangkat keras medis & non medis.
4. Sarana pendukung lainnya seperti Ambulance.
Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana kerja dikoordinir dan
dipantau oleh penanggung jawab sarana dan prasarana, yang tertuang
secara lengkap pada SOP Pemeliharaan dan Perbaikan Prasarana.
D. Lingkungan Kerja
Manajemen Poliklinik Bhayangkara Polres Mojokerto Kota
menetapkan dan mengelola lingkungan sekitar untuk menjamin terciptanya
lingkungan yang aman, nyaman bersih dan higienis yang menunjang
peningkatan efisiensi dan efektifitas kerja di lingkungan Poliklinik
Bhayangkara Polres Mojokerto Kota.
Penyehatan lingkungan, ruang dan bangunan serta fasilitas sanitasi
Poliklinikmencakup penyehatan bangunan dan ruangan, termasuk aspek
pencahayaan, penghawaan serta pengendalian kebisingan.
Pengelolaan Kesehatan Lingkungan di Poliklinik bertujuan untuk
menetapkan upaya pengendalian berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi,
biologi dan sosial psikologi yang menimbulkan atau dapat menimbulkan
dampak buruk pada kesehatan jasmani, rohani dan kesejahteraan sosial
bagi pasien, petugas, pengunjung maupun masyarakat di sekitar Poliklinik.
Pengelolaan lingkungan dilakukan oleh fungsi Pemeliharaan dan
Perawatan (bagian dari Sub Admin dan pers) dan diatur SOP Pengelolaan
Kebersihan Lingkungan Poliklinik dan SOP Penanganan sampah medis.
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. RUANG PENDAFTARAN
Semua pasien melengkapi persyaratan
1 JUDUL INDIKATOR (1) : administrasi
Input Output
6 TIPE INDIKATOR :
Proses Outcome
SATUAN
7 : %
PENGUKURAN
Jumlah pasien baru yang berkunjung dengan
8 NUMERATOR :
melengkapi administrasi
9 DENOMINATOR : Jumlah pasien baru yang diidentifikasi dengan
pendaftaran
TARGET
10 : 100%
PENCAPAIAN
FREKUENSI
16 PENGUMPULAN : 1 bulan
DATA
PERIODE WAKTU
17 : 1 bulan
PELAPORAN DATA
PERIODE ANALISA
18 : 3 bulan
DATA
Prosentase pasien baru yang diidentifikasi
19 PENYAJIAN DATA :
sesuai dengan prosedur
INSTRUMEN
20 : Daftar tilik identifikasi pasien di pendaftaran
PENGAMBILAN DATA
PENANGGUNG
21 : Penanggung Jawab Ruangan
JAWAB INDIKATOR
Dasar Pemikiran /
2 Alasan Pemilihan : Permenkes no.11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Indikator Pasien
Efektivitas (Effectiveness)
3 Dimensi Mutu :
D. RUANG TINDAKAN
Dasar Pemikiran /
2 Alasan Pemilihan : Permenkes no.11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Indikator Pasien
Efektivitas (Effectiveness)
3 Dimensi Mutu :
G. RUANG FARMASI
1 Judul Indikator : Ketepatan dalam peracikan obat
7 Satuan Pengukuran : %
8 Numerator : Jumlah kejadian insiden kesalahan pemberian obat
9 Denominator : Jumlah pasien yang berkunjung ke ruang farmasi
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria - Inklusi : Kesalahan pemberian obat meliputi, salah obat, salah
dosis obat, salah aturan pakai, salah cara pakai, salah
pasien
- Eksklusi -
12 Formula : Numerator di bagi dengan Denominator di kali 100%
Pengukuran
13 Desain : Conccurent: pengumpulan data dilakukan secara
Pengumpulan Data langsung pada saat proses berjalan
14 Sumber Data : Laporan insiden kesalahan pemberian obat
15 Populasi Atau : Semua kejadian kesalahan pemberian obat yang
Sampel dilaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien
16 Frekuensi : Bulanan
Pengumpulan Data
17 Periode Waktu : 1 bulan
Pelaporan Data
18 Periode Analisis : 3 bulan
Data
19 Penyajian Data : Diagram batang
20 Instrumen : Laporan insiden kesalahan pemberian obat kepada
Pengambilan Data tim keselamatan pasien, buku rekap kesalahan
pemberian obat / KNC
21 Penanggung Jawab : Penanggung jawab pelayanan ruang farmasi
Indikator
Satuan
7 : %
Pengukuran
Jumlah resep yang diserahkan sesuai nama dan
8 Numerator :
alamat pasien yang disertai tanda tangan
9 Denominator : Jumlah total resep yang dilayani setiap hari
Target
10 : 100%
Pencapaian
Resep yang ditanda tangani bahwa resep benar nama
11 Kriteria - Inklusi :
dan alamat
- Eksklusi -
Formula
12 : N/D X 100%
Pengukuran
Desain
Conccurent: pengumpulan data dilakukan secara
13 Pengumpulan :
langsung pada saat proses berjalan
Data
14 Sumber Data : Resep
Populasi Atau
15 : Semua lembar resep yang dilayani setiap hari
Sampel
Frekuensi
16 Pengumpulan : Harian
Data
Periode Waktu
17 : Bulanan
Pelaporan Data
Periode Analisis
18 : Tribulan
Data
19 Penyajian Data : Diagram batang
Instrumen
20 Pengambilan : Resep , buku rekap indikator mutu
Data
Penanggung
21 : Penanggung Jawab Ruang Farmasi
Jawab Indikator
a. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasan pelanggan
a) Kepuasan pelanggan diukur dengan pengukuran Indeks
Kepuasan Masyarakat yang dilakukan setiap bulan dan di
evaluasi setiap 6 bulan sekali. Selain itu dengan menggunakan
kotak kepuasan dan masukan secara langsung baik melalui
email perekapan dan pembahasannya dilakukan sebulan sekali.
b) Pemantauan dimaksudkan untuk menilai dan mengukur kinerja
sistem mutu serta mengetahui apakah persyaratan pelanggan
telah dipenuhi.
c) Metode untuk memperoleh informasi dan pemanfaatan informasi
yang diperoleh dipastikan tertuang dalamprosedur.
2) Audit internal
a) Audit internal dapat dilakukan sesuai jadwal yang telah
diputuskan bersama oleh Tim Audit Internal.
b) Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem mutu di
implementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai dengan
yang telah direncanakan.
c) Tim audit dibentuk dan disahkan oleh kepala klinik dan dibekali
pelatihan yang cukup sebelum melaksanakan audit.
d) Rencana audit direncanakan oleh tim audit dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kekritisan bagian
yang akan diaudit.
e) Audit harus dilakukan secara sistematis, objektif, terencana
dan terdokumentasi.
f) Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang telah
ditetapkan setiap 6 bulan sekali.
g) Dalam setiap pelaksanaan audit, auditor harus memperhatikan
hasil audit yang terdahulu untuk mengevaluasiefektivitasnya.
h) Kriteria audit, lingkup, frekuensi dan metode-metode yang akan
digunakan dipastikan ditentukan dalam prosedur internal audit.
i) Pelaksanaan audit dilakukan secara objektif dan mengikuti
ketentuan persyaratan audit.
j) Koordinator poli / unit yang diperiksa bertanggung jawab untuk
menindak - lanjuti temuan audit pada bagiannya.
k) Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap
tindakan-tindakan yang telah diambil.
l) Tim audit bertanggung jawab terhadap hasil audit dan melapor
kepada kepala klinik,
m) Hasil audit internal digunakan sebagai pertimbangan upaya
perbaikan yang direncanakan melalui rapat tinjauan
manajemen.
3) Pemantauan dan pengukuran proses kinerja pemantauan dan
pengukuran proses kinerja dilaksanakan setiap bulan sesuai standar
prosedur pengukuran kinerja yang telah ditetapkan oleh Tim
Manajemen Mutu dan pelaksana pelayanan.
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Pemantauan dan pengukuran hasil layanan diperoleh dari hasil
layanan dalam jangka waktu tertentu terhadap standard yang telah
ditentukan. Hasil pengukuran ini kemudian dianalisa kevalidannya,
serta dianalisa hasil pencapaian kinerja layanan sudah tercapai atau
tidak. Hasil pengukuran disampaikan dalam pertemuan bulanan,
minlok, atau Rapat Tinjauan Manajemen yang ditindak lanjuti dengan
evaluasi kinerja.
b. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
Apabila hasil evaluasi kinerja belum mencapai atau mengalami
penurunan harus dilakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut yang telah
dikoordinasikan dengan Kepala Poliklinik dan Tim Manajemen Mutu.
c. Analisis data
Data dari hasil layanan dilakukan pengolahan data terhadap nilai standar
yang telah ditetapkan bersama Tim Manajemen Mutu, akan diperoleh
hasil sesuai atau tidak dengan nilai yang menjadi standard.
d. Peningkatan berkelanjutan
Evaluasi kinerja mutu dilakukan secara periodik sesuai dengan standard
yang telah ditentukan. Apabila telah tercapai berturut-turut selama
beberapa tahun dapat ditingkatkan nilai standarnya. Untuk yang belum
atau tidak tercapai harus dievaluasi dan dicari akar permasalahannya
dan dibuat rencana tindak lanjut.
e. Tindakan korektif
1) Nilai yang diperoleh dari pengolahan data kinerja mutu yang tidak
tercapai harus dilakukan tindakan korektif oleh pelaksana layanan
dan Tim Manjemen Mutu untuk mendapat jalan keluar terhadap
permasalahannya.
2) Tindakan perbaikan harus sesuai dengan penyebab ketidak
sesuaian yang ditemukan.
3) Poliklinik mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi
penyebab ketidak sesuaian dalam rangka untuk mencegah ketidak
sesuaian terulang lagi.
4) Prosedur perbaikan harus mencakup
a) Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan.
b) Menentukan penyebab ketidaksesuaian.
c) Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk memastikan
ketidak sesuaian tidak terulang.
d) Menetukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
e) Merekam hasil tindakan yang diambil.
f) Meninjau tindakan perbaikan yang diambil
f. Tindakannpreventif
1) Untuk pencapaian kinerja mutu yang telah tercapai harus dilakukan
tindakan preventif agar pencapaian tetap maksimal dan nilai
standard dapat ditingkatkan sehingga mutu yang diharapakan dapat
maksimal dan optimal
2) Poliklinik menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab
potensial ketidaksesuaian untuk mencegah peristiwa tersebut.
Tindakan pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah
yang potensial.
3) Prosedur pencegahan harusmencakup
a) Menentukan potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya
b) Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk, mencegah
peristiwa ketidaksesuaian
c) Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan
d) Merekam hasil tindakan yang diambil
e) Meninjau tindakan pencegahan yang diambil
g. Nasional Mutu
Dalam peningkatan mutu Poliklinik selain ditentukan oleh kebijakan
nasional juga sangat berpengaruh pada pelayanan yang ada, serta
perilaku pemberi pelayanan. Adapun budaya mutu perilaku di Poliklinik
Bhayangkara Polres Mojokerto Kota adalah sebagai berikut: