Anda di halaman 1dari 3

ESSAY

APENDISITIS

Disusun Oleh :

Nama : Arya Adhi Yoga Wikrama Jaya

NIM : 018.06.0031

Kelas :A

Modul : Digestive II

Dosen : dr. H. Santyo Wibowo, Sp. B

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

2020
Latar Belakang

Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10cm(4 inci,
melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal. Apendiks berisi makanan dan
mengosongkan diri secara teratur kedalam. Karena pengosongan tidak efektif, dan
lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadap
infeksi(apendisitis). Untuk mengetahui lebih rinci bagaimana penyakit GERD ini maka
akan dibahas dalam essay ini.

Isi

Apendisitis atau Apendis adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira
10cm (4inci), melekat pada sekum tepat dibawah katup ileosekal. Apendiks berisi
makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum.Karena pengosongan
tidak efektif, dan lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama
rentan terhadap infeksi(apendisitis).

Penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan dari rongga
abdomen,adalah penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat. Kira-kira 7% dari
populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan dalam hidup mereka;
pria lebih sering dipengaruhi daripada wanita,dan remaja lebih sering pada orang
dewasa. Meskipun ini dapat terjadi pada usia berapa pun,apendisitis paling sering terjadi
anatara usia 10 dan 30 tahun.

Apendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau


tersumbat,kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing.
Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal, menimbulkan nyeri abdomen ata
atau menyebar hebat secara progresif,dalam beberapa jam, terlokasi di kuadran kanan
bawah dari adomen. Akhirnya,apendiks yang terinflamasi berisi pus.

Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam ringan,mual,muntah
dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan lokasi pada titik McBurney bila dilakukan
tekanan. Nyeri tekan lepas (hasil atau intensifikasi dari nyeri bila tekanan dilepaskan)
mungkin dijumpai. Drajat nyeri tekan spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau
dan tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks melingkar
di belakang sekum nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah lumban.

Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks, yang dapat berkembang


menjadi peritonitis atau abses, Insidens perforasi adalah 10% sampai 32%. Insiden lebih
tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awita
nnyeri. Gejala mencakup demam dengan suhu 37,7oC atau lebih tinggi,penampilan
toksik, dan nyeri atau nyeri tekan abdomen yang kontinyu.

Penatalaksanaan yang di lakukan sebaiknya konservatif dengan pemberian antibiotic


dan istirahat di tempat tidur. Penatalaksanaan pembedahaan hanya dilakukan bila dalam
perawatan terjadi abses dengan atau tanpa peritonitis umum.

Terapi yang dilakukan berupa appendiktomi/appendisektomi yaitu Terbuka atau


Perlaparoscopy dan antibiotika profilaksis & terapi.. ada juga dilakukan penskoran
Alfardo yaitu M = Migration of pain, A = Anoreksia, N = Nausea/vomiting, T =
Tenderness, R = Rebound pain, E = Elevated of temperature, L = Leucocytosis, S =
Shifting to the left.

Referensi :

LeMone,P., Keren, M.B. dan Gerene, B. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Gastrointestinal : Diagnosis Keperawatan Pilihan, NIC & NOC. Jakarta : EGC

PPNI. 2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Edisi 1.Jakarta: DPP PPNI.

Smeltzer,C.S.,dan Brenda,G.B. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner


& Suddarth. Edisi 8 Vol.2.,Jakarta :ECG

Anda mungkin juga menyukai