Anda di halaman 1dari 29

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.AVM DENGAN INTRAPARTUM


DI RUANGAN VK RS. BHAYANGKARA MANADO

CT: Ns. Maria Lupita Nena Meo, S.Kep, M.Kep.

Disususn Oleh :

ARDILES DENAL MEREK

21105010037

UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

MANADO 2021
BAB I
KONSEP DASAR

A. Pengertian

Persalinan spontan (eustosia) adalah suatu proses


pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang sudah cukup
bulan, melalui jalan lahir (pervaginam), dengan kekuatan ibu
sendiri atau tanpa bantuan (Manuaba, 1998).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban
sebelum ada tanda-tanda persalinan (Mansjoer, 1999). Ketuban
pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan satu jam
atau lebih sebelum terjadinya persalinan (Hamilton, 1995).
Dan uraian diatas maka persalinan spontan dengan ketuban pecah dini
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
sudah cukup bulan melalui jalan lahir (pervaginam) dan dengan
kekuatan ibu sendiri disertai ketuban pecah dini yaitu pecahnya ketuban
sebelum munculnya tanda- tanda persalinan.

B. Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini masih belum jelas. Ada beberapa flat
yang dapat menjadi faktur predisposisinya yaitu:
1. Infeksi inkompeten
2. Serviks inkompeten
3. Gemeli
4. Hidramnion
5. Kehamitan preterm
6. Disproporsi sefalopelvik
7. Kelainan janin yang menimbulkan ketegangan pada kulit
ketuban pada daerah anfisitun uteri interna dan kemudian pecah
8. Kelainan/kelemahan pada kulit ketuban sendiri hal ini
dipengaruhi oleh faktor kesehatan dan keadaan ibu seperti:
a. Keadaan umum yang jelek karena penyakit menahun
b. Faktor gizi yang jelek
c. Faktor infeksi terutama daerah serviks, uterus merambat ke
atas sehingga terjadi chorioamnionitis. (Taber, 1994)

C. Patofisiologi

Untuk menentukan pecahnya ketuban ditentukan dengan kertas


lakmus. Pemeriksaan pH dalam ketuban adalah asam, dilihat apakah
memang air ketuban keluar dari kanatis serviks dan adalah bagian
yang pecah. Pengaruh terhadap ibu karena jalan janin terbuka dapat
terjadi infeksi intraportal. Peritoritis dan dry labour. Ibu akan
merasa lelah, suhu naik dan tampak gejala infeksi intra uterin lebih
dahulu sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan
mortalita dan morbiditas perinatal. Setelah ½ jam ketuban pecah
tidak terjadi persalinan spontan (partus lama) maka persalinan
diinduksi.

Persalinan dibagi menjai 4 kala yaitu

1. Kala I dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan


lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase. Fase laten (8 jam)
servik membuka sampai 5 cm dan fase aktif (7 jam) servik
membuka diri 3 sampai 10 cm kontraksi lebih kuat dan sering
selama fase aktif.
2. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai
bayi lahir, proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan
1 jam pada multi.
3. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit
4. Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam
pertama pos partum. (Taber, 1994)
D. Manifestasi Klinik
Adapun tanda-tanda ketuban pecah dini yaitu :
1. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning hijau atau
kecoklatan sedikit atau sekaligus banyak
2. Dapat disertai demam apabila ada infeksi
3. Janin mudah diraba
4. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
5. Inspekula = tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak
ada dan air ketuban sudah kering (Mansjoer, 2000).

E. Komplikasi
1. Infeksi intrauterin
2. Partus preterrn
3. Prolaps tall pusat
4. Distosia atau kelainan presentasi janin. ( Faber, 1994).

F. Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Ibu Post Partum

1. Adaptasi Fisiologis Post Partum (Hamilton, 1995)

a. Tanda-tanda vital

Suhu dalam 24 jam pertama meningkat < 38°C akibat


adanya dehidrasi dan perubahan hormonal, relaksasi otot.
Dan normal kembali dalam waktu 24 jam pertama. Bila
kenaikan suhu lebih dari 2 hari maka pasien menunjukkan
adanya sepsis puerperalis, infeksi traktus irunarius,
endometritis, mastitis. Pembengkakan payudara pada hari
kedua dan ketiga yang dapat meningkatkan suhu pasien.
b. Sistem kardiovaskuler

Dapat terjadi bradikardi setelah persalinan,


takikardi bisa terjadi merefleksikan atau menunjukkan
adanya kesulitan dalam proses persalinan atau persalinan
lama, perdarahan yang berlebih (Hemoragic post partum).
c. Tekanan darah

Tekanan darah normal setelah melahirkan, penarnbahan sistolik 30


mmHg atau penambahan diastolic 15 mmHg khususnya bila
disertai adanya sakit kepala atau gangguan
penglihatan rnenunjukkan preeklampsia.
d. Laktasi

Produk ASI mulai hari ke –4 post partum, pembesaran


payudara, putting susu menonjol, kolostrum berwarna kuning
keputihan, areola mamae berwarna hitam atau mengalami
hiperpigmentasi. Dan kembali normal setelah minggu
pertama.
e. Sistem gastrointestinal

Pengendalian fungsi defekasi lambat dalam minggu


pertama post partum dan kembali normal setelah minggu
pertama, peristaltik usus terjadi penurunan segera setelah
bayi lahir.
f. Sistem Muskuloskeletal
Terjadi peregangan dan penekanan otot, oedema ekstremitas
bawah akan berkurang dalam minggu pertama.
g. Sistem perkemihan
Kandung kemih oedema dan sensitivitasnya menurun sehingga
mengakibatkan over distention.

h. Sistern reproduksi
Involisio uteri terjadi segera setelah bayi lahir dan prosesnya
cepat setelah melahirkan yang terdiri dari:
a. 1 - 3 hari Tinggi fundus uteri teraba 3 jari di bawah
umbilicus

b. 3 - 7 hari tinggi fundus uteri teraba 1 jari di atas


simpisis pubis
c. 7 - 9 hari tinggi fundus uteri tidak teraba.
Setelah melahirkan uterus membersihkan dirinya dengan
debris yaitu pengeluaran lochea, dimana lochea rubra hari
ke 1-
3 berwama merah dan hitarn, terdiri dari sel desidua,
verniserosa, rambut lanuga, sisa mekonium, sisa darah, hari
ke 3
- 7 lochea sanguinolenta berwarna putih campur merah
kecoklatan, lochea serosa pada hari 7-14 berwarna merah
kekuningan, sedangkan lochea alba setelah hari ke-14
berwarna putih
Akibat persalinan rnenyebabkan oederna dan luka pada
dinding vagina dan akan kembali normal pada minggu ketiga,
perubahan pada serviks, setelah persalinan teraba lembek
dan ada kalanya miring sebelah, beberapa hari setelah
melahirkan, ostium menutup secara spontan.
i. Sistem endokrin

Mengalami perubahan secara tiba-tiba dalam kala IV


persalinan. Setelah plasenta lahir terjadi penurunan estrogen
dan progesterone. Prolaktin menurun pada wanita yang
tidak meneteki bayinya dan akan meningkat pada wanita
yang meneteki. Menstruasi biasanya terjadi setelah 12
minggu post partum pada ibu yang tidak menyusui, dan 36
minggu pada ibu yang rnenyusui

2. Adaptasi psikologis post partum (Hamilton, 1995)

a. Fase taking in/ depeden/ tergantung

Ibu berperilaku tergantung pada orang lain, perhatian


berfokus pada dirinya sendiri, pasif belum ingin kontak
dengan bayi berlangsung sampai 1-2 hari
b. Fase talking hold/ independent

Fokus perhatian Iebih luas termasuk pada bayinya, mandiri,


inisiatif dalam perawatan dirima. Dimulai pada hari ketiga setelah
melahirkan.
c. Fase letting go/ mandiri

Memperoleh peran dan tanggung jawab baru, perawatan


dirinya dan bayinya terus meningkat, menyadari bahwa dirinya
terpisah dengan bayinya. Dimulai sekitar minggu kelima setelal
melahirkan.

G. Pemeriksaan Penunjang

Adapun pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada KPD meliputi:


(Taber, 1994).
1. Pemeriksaan lekosit darah > 15.00/UL bila terajdi nyeri

2. Tes lakmus merah berubah menjadi bim

3. Amniosintesis

4. USG = menentukan usi kehamilan dan indeks cairan amnion


berkurang
8

H. Pathways
Kelainan Letak, Trauma Intra Uterus,
Kelemahan

Ketuban Pecah Dini

Pada Ibu
Pada Janin Hilangnya Cairan Pelindung
Partus Lama

Induksi Fetal Distres Infeksi Janin

Berhasil Gagal SC

Pervaginaan

Adaptasi Psikologis Adaptasi


Psikologi

Estrogen dan Progesteron


Pencegahan Oksitosin Perubahan Pendarahan Kala Tekanan Pada Taking in Taking Hold
Menurun
rupturperineum totalis meningkat Motilitas Usus II Bladder

Prolaktin Ms eningkat Kelahiran Belum


Episiotomy/Diskontinuit Kontraksi Peristaltik Kontraksi Uterus Tonus Otot
as Jar. Perineum uterus Usus Menurun PP Menurun Anak I Pengalaman
Produksi ASI Meningkat
Port de entry Konstipasi Resiko DefisitPerubahan
Volume Cairan Resti. Urin
Eliminasi Urin: Retensi Defisit Volume CairanKurang
Payudara Bengkak Informasi

Resiko
Nyeri akut infeksi Kurang Pengetahuan
Tentang Perawatan
Diri post partum dan
BBL
FORMAT PENGKAJIAN INTRAPARTUM

Tanggal MRS : 23 Oktober 2021


Tanggal Pengkajian : 23 Oktober 2021
Jam : 11:00 pagi
Ruang : VK
Diagnosa masuk : Intrapartum
A. ANAMNESA
1. Identitas

Nama : Ny.A.V.M
Umur : 17 Tahun
Nama suami : Tn. R
Umur : 25 Tahun
Pendidikan : SD
Pendidikan suami : SMA
Pekerjaan : IRT
Pekerjaan suami : Kerja bangunan
Agama : Kristen Protestan
Agama suami : Kristen Protestan
Suku bangsa : Minahasa
Alamat : Pakoa lingkungan 5
Status perkawinan : Menikah

2. Keluhan Utama :

- Nyeri Perut

3. Riwayat keluhan Utama :

- Pasien mengatakan saat datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri


hebat pada abdomen, pasien datang menangis-menangis nyeri dirasakan
dengan skala 6 dan his berdurasi 10-15 menit. Usia kehamilan 38
minggu dengan status obstetric G1P0A0, Detak Jantung Janin
140x/menit.
4. Riwayat Penyakit yang pernah di derita:
- dyspepsia

5. Riwayat Penyakit Keluarga :

- Pasien mengatakan dikeluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit


seperti Hipertensi, DM, penyakit paru.

6. Riwayat kontrasepsi :

- pasien belum menggunakan kontrasepsi apapun tapi saat ditanyakan


perawat nanti akan menggunakan kontrasepsi yang seperti apa pasien
menjawab yang suntik 3bulan

7. Riwayat Kehamilan Sekarang

Trimester I :

- Pasien pada bulan februari sudah tidak menstruasi dan pasien


melakukan tespek dengan hasil 2 garis (posif) setelah itu pasien lanjut
melakukan pemeriksaan di Puskesmas korumbasan. Pasien sering mual
muntah, setelah makan pasien muntah. Obat yang diminum pasien yaitu
multivitamin dan mendapatkan imunisasi TT 2x.

Trimester II :

- Pasien merasakan pergerakkan janin pada usia kehamilan 22


minggu. Keluhan pasien masih sama dengan trimester I. Obat-obatan
yang di minum pasien yaitu multivitamin. Pasien tidak mengonsumsi
susu untuk ibu hamil karena pasien tidak suka rasanya.

Trimester III :

- keluhan yang pasien rasakan tidak ada untuk trimester III. Obat-obatan
yang di minum pasien yaitu multivitamin.
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar

1) Istirahat dan aktivitas saat inpartu :

- Pasien tidak dapat istrahat dengan nyaman, pasien merasakan nyeri

2) Nutrisi saat inpartu :

- pasien hanya minum air gula

3) Personal hyegine saat inpartu :

- pasien datang kerumah sakit sudah mandi, sudah mencuci rambut, dan
sudah mengunting kuku kaki dan tangan pasien.

4) Psikososial dan spiritual saat inpartu :

- pasien merasakan nyeri hebat, pasien menangis, berteriak-teriak, pasien


mengeluh

5) Eliminasi:
 BAK saat inpartu :
saat inpartu pasien tidak BAK
 BAB saat inpartu :
saat inpartu pasien tidak BAB
6) Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:

- pasien mengatakan sering makan terlambat dan menyebabkan pasien


kena maag
B. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan umum : pasien tampak lemah
TTV : TD : 120/80mmHg Nadi : 80x/menit Pernafasan : 25x/menit
Suhu : 36,2ºc
Pengkajian Nyeri persalinan :

- Pasien mengeluh nyeri skala 9 setiap 2-5 menit, pasien mengatakan


ingin BAB, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan semakin
bertambah dan semakin sering, nyeri seperti ditusuk-tusuk, pasien
tampak meringis, pasien tampak berkeringat, pasien berteriak-teriak.

b) Kepala

- Wajah : Wajah simetris tidak pucat, tidak ada nyeri tekanan, tidak
terdapat kemerahan, wajah tampak tidak edema.

- Mata : Mata tampak bersih, tidak ada kemerahan, mata kiri dan kanan
simetris, tidak bengkak, tidak nyeri
- Mulut dan bibir : Mulut tampak bersih dan bibir tidak pecah-pecah atau
pucat
- Gigi dan gusi : gigi pasien bersih, pasien mengatakan sebelum pasien
datang ke RS pasien mandi terlebih dahulu

- Dada dan axial : Bentuk dada simetris, warna kulit sama dengan
sekitarnya, tidak ada lesi, tidak ada oedem. Payudara pasien
mengeluarkan ASI, putting susu Ibu tampak bersih, tidak ada nyeri
tekan.

c) Abdomen :
 Leopold 1: Terabah pundar lembut dan tidak melenting (bokong),
terabah TFU 32 cm.
 Leopold 2: Terabah tahanan Panjang seperti papan disebelah kanan
perut (punggung kanan).
 Leopold 3: Terabah bundaran keras dan melenting (Kepala).
 Leopold 4: Bagian terendah sudah masuk PAP (divergen).
1) Kontraksi uterus : Kontraksi rahim baik dengan konsistensi yang
keras serta kandung kemih terabah kosong.
2) DJJ : 122x/menit
d) Genitalia :
1) Keadaan vulva dan perineum :
2) Pembukaan serviks :
3) selaput Amnion :
e) Anus :─
f) Ekstremitas :
9. Pengkajian Khusus

Penatalaksanaan Intrapartum VK Bhayangkara


Kala I
Pasien masuk RS jam 09:35 WITA dengan keluhan nyeri perut
dengan skala nyeri 5 setiap 15 menit pasien datang ke IGD sudah
membukaan 2-3 pemeriksaan DJJ: 140x/menit. Setelah itu pasien dibawah
keruangan bersalin jam 10:53 dilakukan pemeriksaan kembali:
DJJ : 122x/menit
TFU : 32 cm
TD : 120/80mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 25x/menit
Suhu : 36,2ºc
Pemeriksaan dalam: pembukaan sudah 3-4 warna cairan bening dan
terdapat bercak bintik-bintik putih tapi tidak berbau.
Pasien dipindahkan keruangan biasa dan menganjurkan pasien untuk banyak
berjalan, minum air gula dan untuk mengurangi nyeri tarik nafas dalam terus
keluarkan melalui mulut. Pada jam 12:40 pasien mengeluh nyeri perut hebat
dengan skala 9, pasien menangis dan berteriak-teriak saat dilakukan
pemeriksaan dalam sudah pembukaan 5-6 cm DJJ: 122x/menit. Tindakan
yang dilakukan pasien BAK, air ketuban di pecahkan, pasien telah masuk
diruangan tindakan setelah itu pasien dianjurkan miring kiri dan untuk
mengurangi nyeri tarik nafas dalam terus keluarkan melalui mulut.
Perawat menyiapkan peralatan :
1. Sarung tangan steril
2. Sarung tangn on
3. Apron
4. Partus set (klem arteri, gunting, gunting episiotomy, gunting tali pusat,
klem tali pusat.
5. Perlengkapan untuk bayi
6. Kateter nomor 18
7. Abbocath nomor 18
8. Blood set
9. Dispo 3 cc
10. Dispo 1 cc
11. Benang
12. Obat-obat : Axytocin, salep mata chloramphenicol 1%, Vitamin k untuk
bayi

Kala II
Pada jam 14:07 pasien sudah rasa ingin buang air besar saat
dilakukan pemeriksaan kembali sudah lengkap pembukaan 10 cm kepala
janin sudah tampak di vulva nyeri dirasakan dengan skala 9, pasien
dianjurkan untuk mengejan dan kedua tangan ditaru di paha ibu, kepala ibu
melihat kearah bayi tarik nafas dan tahan beberapa detik sambil mengejan
dan kepala bayi sudah terlihat minta ibu mengejan mendorong saat kepala
bayi keluar, setelah dibiarkan kepala bayi keluar dibersihkan dari kotoran
lender dan darah dan melihat jika tali pusat mengelilingi leher jika tidak ada
bantu bahu dan anggota tubuh lainya untuk keluar.

Kala III
- Pemberian oksitosin 1ampul (1 ml) Intramuskuler
- Pengendalian tarikan tali pusat (pemasangan klem tali pusat 3 cm dari
umbilikus bayi, lalu tali pusat ditekan dan didorong ke arah distal atau
kesisi plasenta, dan pasang klem tali pusat ke 2 2 cm dari klem pertama
dan potong tali pusat diantar kedua klem)
- Setelah itu bayi diberikan kepada petugas untuk merawat bayi
- Setelah itu saat ibu berkontraksi pegang tali pusat untuk mengeluarkan
plasenta
- Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan
atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan
gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan
dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum
jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
- Setelah plasenta lahir di nilai dan dilihat apakah plasenta lengkap atau
tidak.
- Bayi di bawah ketempat tersendiri dibersihkan dari kepala muka, telinga,
bahu, badan, sampai kaki, dilakukan perawatan tali pusat dan setelah itu
ukur berat badan bayi 2800 gram dan panjang bayi 46cm, pakaikan
popok baju celana sarung tangan.

Kala IV
Kala 4 perawat menilai pendarahan pervagina terdapat robekan
dijalan lahir dan dilakukan hecting, setelah itu perawat memeriksa tanda-
tanda vital pada ibu: TD: 110/70mmHg Nadi: 76x/menit Pernafasan:
22x/menit Suhu: 36,1ºc. setelah selesai diberikan vitamin K intramuscular
di anterolateral paha kiri pada bayi dan salep mata chloramphenicol 1%.
Mengajurkan ibu untuk melakukan inisiasi menyusui dini dan menyarankan
ibu untuk makan, dan minum dan diberikan obat oral asam mefenamat,
cefadroxil, folio acid/penambah darah. Setelah itu diberikan menyuluhan
tentang ASI eksklusif.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Leukosit 18.3 4.0-10.0 10 ‘3/Ul
Eritrosit 4.61 4.7-6.3 10 ‘6/Ul
Hemoglobin 13.0 12-16. g/Dl
Hematokrit 40.2 37.0-47.0 Pg
Trombosit 351 150-400 g/dL
MCH 28.2 27.0-35.0 %
MCHC 32.4 30.0-40.0 %
MCV 87.1 80.0-100.0 fL

Manado,…………
2021
Mahasiswa

( )
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1 Kala 3 Agen pencidera fisik Nyeri akut
DS: (D.0077)

- Pasien mengatakan nyeri di


vagina yang terdapat luka
sobekan

- Pasien mengatakan skala


nyeri 10 dari skala nyeri 1 -
10
DO:

- Pasien tampak meringis saat


dilakukan perawatan luka

- Terdapat luka episiotomi ± 3 cm

2 Kala 4 Komplikasi pasca Resiko perdarahan


partum ( 0012 )
DS: ─

DO:

- Terdapat luka perineum ± 3 cm

- Terdapat Darah ±100 ml


3 Kala 4 Trauma perineum Ketidak nyamanan
selama persalinan dan pasca partum
DS :
kehamilan ( 0075 )
- pasien mengeluh tidak nyaman

DO :

- pasien tampak meringis

- Luka perineum ± 3 cm
- Berkeringat berlebihan
INTERVENSI

NO Diagnosa SLKI SIKI


Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri
1 Tujuan : setelah dilakukan tindakan Observasi :
(D.0077)
keperawatan 3 x 24 jam diharapkan - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
tingkat nyeri menurun dengan , intensitas nyeri
kriteria hasil: - Identifikasi skala nyeri
- Frekuensi nadi membaik - Identifikasi respons nyeri non verbal
- Pola nafas membaik - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
- Keluhan nyeri menurun nyeri
- Meringis menurun - Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Gelisah menurun Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredahkan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk untuk menurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


Resiko perdarahan Tingkat perdarahan Pencegahan perdarahan
2
(0012) Tujuan : setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan 3 x 24 jam kehilangan - Monitor tanda dan gejala perdarahan
darah baik internal maupun - Monitor tanda – tanda vital ortostatik
eksternal menurun dengan - Moitor koagulasi
kriteria hasil : Terapeutik :
- Perdarahan vagina menurun - Batasi tindakan invasif, jika perlu
- Pertahankan bedrest selama perdarahan
Edukasi ;
- Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari
konstipasi

- Anjurkan meningkatkan asupan makan dan vitamin k

- Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan


Kolaborasi :
Kolaborasi pemeberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu
Ketidak nyamanan Status kenyamanan pascapartum Manajemen nyeri
3
pasca partum Tujuan : setelah dilakukan tindakan Observasi :

( 0075 ) keperawatan 3 x 24 jam status - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
kenamanan pascapartu meningkat , intensitas nyeri
dengan kriteria hasil: - Identifikasi skala nyeri
- Meringis menurun - Identifikasi respons nyeri non verbal
- Nyeri luka episiotomi - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
menurun nyeri
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredahkan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk untuk menurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
CATATAN PERKEMBANGAN

NO Diagnosa IMPLEMENTASI EVALUASI


Nyeri akut Sabtu ,23 Oktober 2021 Sabtu ,23 Oktober 2021
1
(D.0077) 09.00 09. 20
Mengkaji skala nyeri S:
- Melihat reaksi nonverbal dari - skala nyeri 8
ketidaknyamanan - Pasien mengatakan Nyeri di perutbagian bawa,
- Memberikan penjelasan belakang hingga puggung
tentang penyebab nyeri - seperti ditusuk-tusuk
- Mengajarkan teknik relaksasi - nyeri hilang timbul
nafas dalam - pasien mengatakan merasa lebih tenang saat
- Melakukan terapi dilakukan pijat punggung dan teknik relaksasi nafas
nonfarmakologis ( pijat dalam
punggung/teknik effleurage) O:
- Pasien terkadang meringis menahan sakit
- Pasien terlihat pucat,
- TD = 110/70 mmHg
- SB = 36°c
- RR = 28 x/menit
- N = 100 x/menit
A:
- Masalah belum teratasi
- Mengedukasi keluarga pasien cara pijat punggung
dengan menggunakan minyak zaitun dan cara
relaksasi nafas dalam
P:
- Intervensi dihentikan

Resiko perdarahan Sabtu ,23 Oktober 2021 Sabtu ,23 Oktober 2021
2
(0012) 15. 40 16.00
- Monitor tanda – tanda S:─
perdarahan pasien O:
- Monitor angka trombosit
- Hasil lab. Trombosit = 351 g/dl
- Monitor TTV, termasuk
- TD = 110/70 mmHg
tekanan darah - SB = 36°c
- RR = 28 x/menit
- Menginjeksi vitamin K
- N = 100 x/menit
IM - Injeksi Vit. K
- Luka Episiotomi sudah dijahit
- Perineum tampak bersih
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Ketidak nyamanan Sabtu ,23 Oktober 2021 Sabtu ,23 Oktober 2021
3
pasca partum 15. 50 16.00
( 0075 ) - mengidentifiksi skala S:
- klien mengatakan nyerinya sudah berkurang
nyeri.
O:
- mengidentifikasi faktor
- skala nyeri 8
yang memperberat rasa
- klien tampak rileks
nyeri seperti banyak
- ada luka robekan perineum
gerak
- perineum tampak bersih
- mengajarkan
terapi
A: masalah belum terarasi
komplementer untuk
mengurai nyeri
P: Intervensi dihentikan
(relaksasi tarik nafas
dalam)
- Anjurkan posisi pasien
tetap terlentang

- Membersihkan perineum
Daftara Pustaka

Herdman, T. Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Buku Acuan nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: EGC

Rohani, Saswita, R. Marisah. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan.


Jakarta: Salemba Medika

Saifuddin, Abdul Bari. (2010). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Achadiat. (2010). Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.

Alodokter. (2018). Prosedur induksi untuk mempercepat persalinan. Retrieved

from https://www.alodokter.com/proses-induksi-untuk-mempercepat-

persalinan

Ayu. (2010). Asuhan Kebidanan Patologi.


OUT LINE JURNAL PENELITIAN

1. Pertanyaan/ topic pencarian : Terapi nonfarmakologis manajemen nyeri

2. Kata kunci / Keyword pencarian: Aman; Effleurage; Post Appendictomy; Aplikasi

3. Database pencarian: Google

4. Sintesis literatur :
No Judul , peneliti, dan tahun Metodologi Intervensi Hasil Kesimpulan & saran
(populasi,sampel, desain) (apa, bagaimana,kapan)
1 - Judul “Penerapan teknik Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini - Teknik Setelah dilakukan Kesimpulan :

effleurage menggunakan minyak penulis metode deskriptif analitik dan effleurage. tindakan selama Setelah penulis

zaitun terhadap pengurangan pendekatan studi kasus yaitu metode - Teknik effleurage 3 hari pasien melakukan asuhan

intensitas nyeri pada pasien Post yang menggambarkan situasi tertentu bertujuan mengalami keperawatan pada

appendictomy” yang ada pada saat ini berdasarkan meningkatkan penurunan intensitas Pasien 1 dan Pasien

- Peneliti : masalah yang ada sehingga aliran darah, nyeri sejumlah 2 2 di ruang Teratai

1. Anggi Maulana Puji menghasilkan gambaran yang memperlancar skor, nyeri RSUD Dr. Soedirman

Handani terorganisasi dengan baik dan lengkap. sirkulasi darah, berkurang terjadi Kebumen dengan

2. Bambang Utoyo memberi tekanan, karena sejalan penerapan teknik


- Populasi : dan dengan laju proses effleurage

- Tahun : 2019 Subyek yang digunakan dalam menghangatkan penyembuhan menggunakan minyak
studi kasus ini adalah pasien otot abdomen jaringan yang sakit. zaitun untuk
dengan post appendictomy serta pengurangan
- Sampel : meningkatkan intensitas nyeri.
Sampel dalam studi kasus relaksasi fisik dan Penulis telah
mengambil 2 (dua) pasien mental, dengan melakukan
yang memenuhi kriteria inklusi lancarnya pengumpulan data
yaitu Pasien post appendictomy sirkulasi darah serta pengolahan data
yang masih dalam perawatan, akan membuat sehingga dapat
post appendectomy hari ke-1. lebih banyak jala- disimpulkan setelah
- Desain : jala kapiler diberikan asuhan

Studi kasus ini dilakukan terbuka menjadi keperawatan pada

dengan cara membandingkan masuknya Pasien 1 dan Pasien

dua pasien yang memiliki reseptor lebih 2 di ruang Teratai

masalah sakit yang sama, banyak sehingga RSUD Dr. Soedirman

apakah terdapat perbedaan nyeri dapat Kebumen dengan

antara kedua pasien setelah berkurang penerapan teknik

diberikan asuhan keperawatan (Sunaryo, 2014). effleurage

yang sama. - Studi kasus ini menggunakan minyak


telah dilakukan zaitun terdapat

di ruang Teratai pengurangan


intensitas nyeri, dan
RSUD Dr.
setelah diberikan
Soedirman
penerapan teknik
Kebumen pada
effleurage
tanggal 5 – 9
menggunakan minyak
februari 2019. zaitun dapt
mengurangi intensitas
nyeri dan salah satu
keluarganya mampu
melakukan secara
mandiri.
Saran :
Berdasarkan
dari hasil pembahasan
penelitian dan
kesimpulan maka
dapat diberikan saran
bagi masyarakat yang
membaca studi kasus
ini diharapkan dapat
mempelajari apa itu
nyeri akut post
appendictomy dan
penanganannya,
sehingga nantinya
dapat bermanfaat
untuk dirinya dan
orang lain, dan bagi
perawat diharapkan
menerapkan teknik
effleurage kepada
pasien post op agar
kedepanya tidak
hanya menerapkan
teknik tersebut
melainkan dapat
menambah tindakan
alternatif non
farmakologi
mengenai teknik
pengurangan
intensitas nyeri
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai