Anda di halaman 1dari 25

PRAKTIKUM 8: PRINSIP DASAR INVESTASI

1. Pengantar
Prinsip dasar investasi adalah melakukan pengorbanan saat ini, menunda
konsumsi sekarang, dan menanamkan dana (bukan dana pokok) pada suatu
aset produktif, dengan ukuran memperoleh tingkat return (nilai imbal hasil) yang
lebih besar di masa yang akan datang (pada masa yang ditentukan). Banyak
motif dan alasan mengapa seseorang atau organisasi perlu melakukan investasi,
salah satunya: untuk mendapatkan penghasilan, untuk melindungi asetnya, atau
meningkatkan nilai kekayaannya, untuk melakukan re-investment, untuk
penghematan pajak, dan untuk sarana mengurangi tekanan inflasi.
Masyarakat populer kadang memahami konsep investasi dan trading sama saja,
sebenarnya berbeda. Bagi sudut pandang praktisi pasar berjangka maupun
pasar modal, prinsip investasi dan prinsip trading memiliki arti berikut komitmen
yang berbeda. Investasi diartikan sebagai pembelian aset untuk disewakan,
sedangkan trading diartikan sebagai membeli aset untuk dijual kembali.

2. Tujuan Instruksional Umum


Memberikan pemahaman kepada Anda mengenai prinsip dasar investasi, fungsi
dan manfaatnya.

3. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat memahami dan
menjelaskan mengenai investasi dan manfaatnya.

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 85


4. Dasar Teori

A. Prinsip dasar investasi


A.1. Investasi
A.1.1. Pengertian investasi
A.2. Rasio investasi keuangan
A.3. Prinsip dasar investasi
A.3.1. Toleransi resiko (risk) terhadap return
A.3.2. Pertimbangan time horizon
A.3.3. Pertimbangan market timing
A.3.4. Pertimbangan diversifikasi & spesialisasi.
A.4. Manfaat investasi
A.4.1. Sebagai sumber penghasilan
A.4.2. Sebagai sarana untuk melindungi aset atau kekayaan
A.4.3. Sebagai sarana untuk meningkatkan nilai kekayaannya
A.4.4. Sebagai sarana untuk melakukan re-investment kembali
A.4.5. Sebagai sarana dorongan penghematan pajak
A.4.6. Sebagai sarana mengurangi tekanan inflasi
A.5. Alasan melakukan investasi
A.5.1. Future value
A.5.2. Future annuity
A.6. Latihan soal

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 86


4.1. Investasi
4.1.1. Pengertian Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
pribadi maupun organisasi dengan cara mengeluarkan pengorbanan
saat ini, menunda konsumsi sekarang, dan menanamkan dana (bukan
dana pokok) pada suatu aset produktif, dengan ukuran memperoleh
tingkat return (nilai imbal hasil) yang lebih besar di masa yang akan
datang (pada masa yang ditentukan). Investasi dapat berupa: investasi
tanah, investasi pendidikan, investasi saham, maupun investasi mata
uang asing. Pada saat investasi tanah, diharapkan dengan
bertambahnya populasi dan penggunaan tanah sehingga harga tanah
akan meningkat di masa yang akan datang. Pada investasi pendidikan,
diharapkan akan menambah pengetahuan dan keahlian sehingga
pencarian kerja dan pendapatan akan lebih besar. Pada investasi
saham, diharapkan pemodal akan mendapatkan keuntungan dari
selisih harga dasar pembelian dengan total growth (total pertumbuhan)
saham tersebut saat penjualannya. Dan pada investasi mata uang
(valas), diharapkan pemodal akan mendapatkan keuntungan dari
menguatnya nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang lokal.
Hubungan antara resiko dengan tingkat return (pengembalian)
di dalam investasi, adalah bersifat linier atau searah, semakin tinggi
tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula resiko, semakin besar
aset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin
besar pula resiko yang timbul dari investasi tersebut, dan kondisi linier
hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

4.2. Rasio Investasi Keuangan


Disamping pengumpamaan diatas, terdapat 4 bagian rasio
pengumpamaan dan jenjang derajat resiko dan return investasi di dalam
sebuah level investasi keuangan, (yang ini lebih aplikatif) antara lain sbb:
Tabel 4.2
Jenjang Investasi Keuangan Berdasarkan Derajat Resiko dan Return
Instrumen Derajat Risk
No Keterangan
Investasi Return
1 Deposito bank Low risk, low return Return 3% - 6% per-tahun

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 87


Instrumen Derajat Risk
No Keterangan
Investasi Return
2 Reksadana Middle risk, middle return Return 10% - 18% per-tahun
3 Saham High risk, high return Return 0% - 18% per-bulan
Return 0% - 18% per-
Very high risk, very high
4 Futures trading minggu, hari, jam, bahkan
return
per-menit.

Sumber: Data primer 2013, data diolah.


Sehingga, bila diterjemahkan di dalam bagan grafik investasi, akan
berbentuk sebagai berikut:

RETURN

BURSA BERJANGKA
(3% - 6% Per-day)
Very high risk
Very high return

SAHAM
(0% - 18% Per-bulan)
High risk
High return

REKSADANA
(10% - 18% Per-
tahun)
Middle risk
Middle return
BANK-DEPOSITO
(3% - 6% Per-tahun)
Low risk
Low return
RESIKO (RISK)

Gambar 4.3
Derajat Investasi Berdasarkan Resiko dan Return

Level bisnis (investasi) pertama, adalah deposito bank. Deposito


bank, menunjukkan derajat resiko return pada level low risk low return (resiko
kecil, return kecil), dengan rasio penawaran return (pengembalian investasi)
kurang lebih antara sebesar 3% - 6% per-tahun, penulis katakan ini sebagai
level investasi kecil (low).
Diteruskan dengan level bisnis (investasi) kedua, reksadana.
Reksadana menunjukkan derajat resiko return pada level middle risk middle
return (resiko sedang, return sedang), dengan rasio penawaran return
(pengembalian investasi) kurang lebih antara sebesar 10% - 18% per-tahun,

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 88


dengan resiko seimbang, penulis katakan ini sebagai level investasi sedang
(middle / medium).
Diteruskan dengan level bisnis (investasi) ketiga, saham. Saham
menunjukkan derajat resiko return pada level high risk high return (resiko
tinggi, return tinggi), dengan rasio penawaran return (pengembalian
investasi) kurang lebih antara sebesar 0% - 18% per-bulan, dengan resiko
seimbang, penulis katakan ini sebagai level investasi tinggi (perlu
penanganan serius).
Dan diteruskan dengan level bisnis (investasi) keempat, yaitu
berjangka atau sering disebut futures trading. Berjangka menunjukkan
derajat resiko return sangat tinggi (tertinggi), yaitu pada level very high risk
very high return (resiko sangat tinggi, return juga sangat tinggi), dengan rasio
penawaran return (pengembalian investasi) kurang lebih sebesar 0% - 18%
per-minggu, hari, jam, bahkan per-menit dari modal pokok investasi. Bila
penulis katakan, ini (level investasi) sebagai level investasi sangat tinggi
(perlu penanganan super sangat serius, tidak hanya penangan portfolio
(beta, CV, SD, expected return) yang kita pahami dalam level sekuritas).
Hal inilah yang menjadi pembahasan hangat, bahwa secara tidak kita
sadari didalam investasi keuangan terdapat derajat-derajat bertingkat
investasi yang tingkat resiko dan return masing-masing meningkat
menyesuaikan. Tinggal anda memilih yang mana, yang cocok dengan
kebutuhan dan kepribadian anda masing-masing.
Secara normatif aplikatif, struktur investasi terbagi pada 2 (dua) hal,
yaitu investasi di dalam sektor riil dan investasi di dalam sektor keuangan.
Investasi sektor riil semata-mata dilakukan untuk mendukung permodalan
sektor hulu-hilir tersebut secara direct / langsung kepada rantai (pihak-pihak)
korporasi yang bersangkutan. Sedangkan investasi sektor keuangan,
sebenarnya kepanjangan tangan dari sistem sektor riil. Maksudnya, sektor
investasi ini eksis semata-mata untuk menyokong (membantu) permodalan
pada kebutuhan pembangunan sektor riil melalui jual beli wewenang 1
(options, share (saham), obligasi, SBI) sesuai tingkatan sektor investasi
keuangan tersebut (agresif atau moderat). Oleh karena perkembangan

1Jual beli wewenang, maksudnya hak memperoleh kewenangan (kepemilikan) atas pendapatan atau
kuasaan keputusan berdasarkan proporsi kepemilikan yang dimiliki.

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 89


sektor investasi keuangan yang luar biasa dan manfaatnya terhadap
pembangunan sektor riil yang tak terbantahkan, maka pemerintah mulai
memikirkan portal jual beli wewenang (share / saham / kepemilikan) sebagai
aliansi pertemuan pihak yang kelebihan dana (investor) dengan pihak
kekurangan dana (korporasi) berupa pasar modal maupun pasar berjangka
(dengan latar belakang: hedging, price efficiency, dan price discovery pada
bisnis ekspor impor dan stabilitas serta daya saing nilai tukar mata uang lokal
terhadap internasional) dengan menyesuaikan proporsi kewenangan
maksimal 35% penjualan saham yang dijual ke publik, untuk menjaga
eksistensi pemegang wewenang mayoritas (di beberapa Negara maju,
aturan ini tidak ada). Berikut penulis gambarkan pola investasi klasiknya.

Gambar 4.4
Pola Investasi Klasik

Berdasarkan bagan investasi klasik tersebut diatas, penulis


kembangkan pola flow (alur) investasi moderat, sebagai berikut:

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 90


Gambar 4.5
Pola Investasi Moderat

4.3. Prinsip Dasar Investasi

Prinsip dasar investasi adalah melakukan pengorbanan saat ini,


menunda konsumsi sekarang, dan menanamkan dananya (bukan dana
pokok) pada suatu aset produktif, serta berharap mendapatkan tingkat return
lebih besar di waktu yang akan datang (untuk meningkatkan utilitas). Aspek-
aspek prinsip yang perlu diperhatikan di dalam dasar-dasar berinvestasi,
antara lain adalah aspek toleransi resiko terhadap return, pertimbangan time
horizon, pertimbangan market timing, dan pertimbangan diversifikasi &
spesialisasi.

4.3.1. Toleransi Resiko (Risk) Terhadap Return

Sesuai yang telah dijelaskan pada sub 4.2. rasio investasi


keuangan, penulis pikir, telah menjabarkan risk and return sangat
cukup. Sehingga sub ini langsung penulis berikan kesimpulan saja.
Kesimpulan pertimbangan risk and return di dalam sebuah investasi,
adalah tentang jumlah penghasilan (return) yang anda peroleh di waktu

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 91


yang akan datang, dengan tingkat resiko ditanggung adalah sesuai.
Suatu keputusan keuangan yang lebih beresiko tentu diharapkan
memberikan imbalan yang lebih besar.

4.3.2. Pertimbangan Time Horizon

Jangka waktu investasi atau Time Horizon, adalah


pertimbangan jangka waktu, tujuan spesifik yang ingin dicapai, dan
berapa banyak dana yang dibutuhkan untuk realisasi pada setiap
jangka waktunya (jangka pendek, menengah, dan jangka panjang).
Pada umumnya, orang yang berinvestasi untuk jangka panjang
menanggung resiko yang lebih besar. Hal ini disebabkan investasi
keuangan (berjangka, saham, reksadana, obligasi, deposito)
mengalami fluktuasi yang tinggi dari waktu ke waktu. Namun, tingkat
return rata-ratanya stabil untuk jangka panjang.
Investasi yang kita lakukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan
yang kita inginkan (jangkauan waktunya), sehingga target keuangan
pun perlu disesuaikan di dalam jangka pendek, menengah, dan jangka
panjang. Pertimbangan jangka pendek, artinya kurang dari 1 tahun, 1 –
3 tahun untuk pertimbangan jangka menengah, dan lebih dari 3 tahun
untuk pertimbangan jangka panjang.
Dilihat dari kebutuhannya, investasi jangka pendek dibutuhkan
untuk pemenuhan kebutuhan yang sifatnya konsumtif, seperti: membeli
mobil, membayar hutang atau liburan keluarga. Investasi jangka
menengah, dibutuhkan untuk tujuan yang sifatnya jangka menengah,
seperti keperluan untuk beli rumah, pernikahan, dan lain sebagainya,
dan. Investasi jangka panjang tujuannya lebih untuk keperluan
pengeluaran yang lebih besar dimasa depan, seperti: persiapan
proteksi (asuransi umum, asuransi jiwa, atau asuransi kesehatan),
perencanaan pensiun, warisan kekayaan, dan lain sebagainya.
Begitu tujuan spesifik yang ingin dicapai telah anda tetapkan,
hal selanjutnya adalah dengan menentukan kapan tujuan tersebut
ingin dicapai? dan berapa dana yang dibutuhkan?

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 92


Jangka waktu investasi serta besarnya dana yang dibutuhkan
sangat terkait langsung dengan berapa besar dana yang harus
disisihkan tiap bulan atau secara berkala guna mencapai tujuan
tersebut. Semakin panjang jangka waktu investasi yang diinginkan
seperti misalnya menyiapkan dana pensiun, apabila saat ini Anda telah
berumur 30 tahun, maka dana yang harus disisihkan secara berkala
akan lebih kecil dibandingkan dengan bila menyiapkannya saat telah
berumur 40 tahun, dengan waktu pensiun yang sama di usia 55 tahun.
Keterkaitan lain adalah dengan tingkat risiko yang mungkin
dapat dipilih. Jadi, apabila sejak muda anda telah menyiapkan dana
pensiun maka instrumen investasi dengan tingkat return tinggi tentu
berkaitan dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Mengapa begitu?
Karena dengan jangka waktu lebih panjang, maka perubahan tingkat
return terhadap resiko akan lebih besar pula.
Untuk strategi pengelolan return, anda bisa menggunakan
tingkat pengembalian bunga-berbunga (compound rate). Sehingga
dengan menentukan jangka waktu investasi dan besarnya dana yang
dibutuhkan, maka target hidup anda akan menjadi jelas.
Sebagai contoh, orang yang berusia 33 tahun dan ingin pensiun
di usia 60 tahun, dengan tabungan sebesar Rp 2,3 Milyar. Maka
jangka waktu investasinya adalah 27 tahun.

4.3.3. Pertimbangan Market Timing

Market timing, adalah ukuran kemampuan seseorang terhadap


tindakan antisipasi yang tepat pada kondisi atau situasi tertentu yang
tidak menguntungkan. Tindakan antisipasi yang tepat bisa berupa
membeli, menjual, atau mempertahankan komposisi strategi maupun
investasi untuk membentuk set portfolio yang tepat.
Market timing berhubungan dengan forecast realisasi di masa
mendatang dari sebuah portofolio. Jika anda maupun manajer
investasi anda yakin dapat menghasilkan lebih banyak dari rata-rata
return yang anda peroleh (mempertimbangkan resiko seimbang)
sebagai antisipasi perubahan pasar.

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 93


Metode yang digunakan untuk mengukur adanya indikasi
market timing, adalah menggunakan metode Treynor Mazuy
(hubungan non linear) dan Henriksson-Merton (dual beta).

4.3.4. Pertimbangan Diversifikasi dan Spesialisasi

Teori portfolio modern menekankan pertanyaan tentang


diversifikasi efisien, yaitu bagaimana mendapatkan pertukaran terbaik
antara resiko dan return di dalam portfolio.
Portofolio merupakan bagian strategi investasi dan manajemen
risiko yang disebut diversifikasi. Dengan memiliki beberapa portofolio
aset, resiko investasi anda maka dapat dikurangi.
Prof. Jogiyanto di dalam sebuah kuliah, menjelaskan di dalam
membentuk suatu portfolio, akan timbul suatu masalah.
Permasalahannya, adalah terdapat banyak sekali kemungkinan
portfolio yang dapat anda bentuk dari kombinasi aktiva beresiko yang
tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencapai jumlah yang tidak
terbatas. Belum lagi kombinasi ini juga memasukkan aktiva bebas
resiko di dalam pembentukan portfolio. Jika terdapat kemungkinan
portfolio yang jumlahnya tidak terbatas, maka akan timbul pertanyaan
portfolio mana yang akan dipilih oleh investor. Jika investor adalah
rasional, maka mereka akan memilih portfolio optimal. Portfolio optimal
dapat ditentukan dengan menggunakan model Markowitz atau dengan
model indeks tunggal.
Kunci utama menurunkan resiko portfolio (diversifikasi), adalah
kovarians atau koefisien korelasi antar aset. Koefisien korelasi yang
semakin mendekati negative satu memiliki potensi yang lebih besar
untuk menurunkan resiko portfolio (diversifikasi). Secara umum,
relative kecil. Koefisien yang semacam itu sudah cukup baik untuk
menurunkan resiko portfolio. Hanya jika koefisien korelasi antara dua
aset sama dengan satu (sempurna searah), maka diversifikasi tidak
mempunyai efek penurunan resiko. Di dalam situasi seperti ini, resiko
portfolio merupakan rata-rata tertimbang dari resiko aset individualnya.

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 94


Spesialisasi merupakan bagian dari strategi investasi terfokus.
Dengan melakukan pengelolaan keuangan yang efisien, maka resiko
investasi terfokus ini dapat dikurangi.
Mari berbicara tentang diversifikasi dan spesialisasi di dalam
satu bagan (tubuh), bukan dipecah-pecah. Investasi popular yang kita
kenal, memperkenalkan manajemen resiko dengan portfolio
(diversifikasi), yaitu dengan pembagian resiko pada aset-aset produktif.
Investasi terfokus (mean: spesialisasi) memperkenalkan manajemen
resiko dengan pendekatan berbeda, yaitu fokuslah pada 1 (satu)
investasi produktif anda. Setelah secara terukur investasi tersebut
sehat dan aman. Beralihlah pada investasi produktif lainnya (entah
tetap 1 (satu) sektor investasi atau berbeda). “Beralih”, ini sebenarnya
punya arti diversifikasi, namun strategi diversifikasi dalam arti
spesialisasi ini bersifat lebih pada takaran advance (sangat pakar) dan
tidak bisa disamakan konsepnya dengan hanya memecah-mecah
resiko anda pada investasi-investasi produktif dari seluruh uang pokok
anda. Berdasarkan mini survei penulis, strategi spesialisasi ini akan
semakin efektif bila dilakukan oleh kelas korporasi2, bukan seseorang
dengan modal terbatas. Penulis dalam case ini, tidak berbicara
ngawur. Warren E. Buffett, melalui perusahaan keuangannya,
Berkshire Hathaway, telah secara empiris membuktikan efektivitas
strategi ini (investasi terfokus). Saya percaya, saya harap anda pelajari
dulu baru percaya.

4.4. Manfaat Investasi

Manfaat investasi, adalah sebagai sumber penghasilan bagi pemodal


tersebut, lalu sebagai sarana untuk melindungi asset produktifnya, sebagai
sarana untuk meningkatkan nilai kekayaannya, sebagai sarana untuk
melakukan re-investment kembali, sebagai sarana untuk dorongan
pengehematan pajak, dan terakhir sebagai sarana untuk mengurangi
tekanan inflasi (peningkatan penurunan mata uang).

2Kelas korporasi, penulis hanya ingin memberikan catatan bahwa kelas korporasi yang dikendalikan
oleh satu pemilik mayoritas.

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 95


4.4.1. Sebagai Sumber Penghasilan
Dengan kita melakukan investasi, artinya kita telah menanamkan
dana kita pada aset produktif. Maka dari itu, investasi tersebut akan
dapat memberikan penghasilan. Tentang berapa besar pendapatan
yang akan kita peroleh, akan disesuaikan dengan proporsi besar
kecilnya modal uang investasi yang didistribusikan.

4.4.2. Sebagai Sarana Untuk Melindungi Aset Atau Kekayaan


Investasi dapat dikatakan sebagai sarana untuk melindungi aset,
karena adanya penambahan nilai dari hasil investasi tersebut.
Penambahan nilai suatu investasi, akan menghindari pemodal dari
adanya kemungkinan penurunan nilai yang disebabkan oleh berbagai
faktor ekonomi maupun non-ekonomi, bahkan faktor lingkungan.
Misalnya: inflasi, perubahan nilai kurs mata uang, perubahan selera
masyarakat, keadaan sosial-politik, atau perkembangan teknologi.

4.4.3. Sebagai Sarana Untuk Meningkatkan Nilai Kekayaannya


Meningkatkan nilai kekayaan, artinya 𝐹𝑢𝑡𝑢𝑟𝑒 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 = 𝑃0 (1 + 𝑖)𝑛 .
Maksudnya, memperoleh pendapatan (pertumbuhan nilai) yang akan
datang untuk pemenuhan kepentingan kita saat ini atau masa yang
akan datang (waktu yang ditentukan dan telah disepakati). Pendapatan
(revenue) yang kita peroleh saat ini, merupakan akibat dari tindakan
atas keputusan investasi kita di masa lalu.
Catatan kaki dari penulis, lakukanlah keputusan investasi dengan
rumus anuitas: FV an = Pc [{(1+i)n – 1} / i ] x (1+i). Langkah ini akan
sangat membantu meningkatkan nilai kekayaan anda menjadi lebih
rasional dan mudah diwujudkan.

4.4.4. Sebagai Saran Untuk Melakukan Re-Investment Kembali


Artinya, setelah 3 (tiga) komponen diatas (sebagai sumber
penghasilan, sebagai sarana untuk melindungi aset atau kekayaan,
dan sebagai sarana untuk meningkatkan nilai kekayaannya) terealisasi
(terwujud), prinsip reinvestment mengharuskan pemodal untuk
melakukan investasi kembali kepada aset-aset produktif (investasi
produktif) agar roda kekayaan terus berputar dan pemodal tersebut

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 96


akan semakin kaya. Modal yang digunakan untuk pengembangan
tersebut, diambil berdasarkan hitungan reinvestment rate 14% atau
27% dari total penghasilan rutin. Sehingga: investasi tidak berhenti
hanya pada peningkatan nilai kekayaan.

4.4.5. Sebagai Sarana Untuk Dorongan Penghematan Pajak


Motif untuk mendorong penghematan pajak, yaitu karena pajak
pertambahan nilai yang kita bayar, jika mengkonsumsi sesuatu akan
berkurang. Tentunya, langkah ini membuat kita berhemat untuk
membayar pajak.
Pajak investasi bagi investor menyangkut penghasilan berjalan,
capital gain, perlindungan pajak dan perencanaan pajak. 1).
Penghasilan Berjalan. Investor yang investasinya mendapatkan
penghasilan berjalan seperti deviden & bunga dikenakan pajak
tergolong pajak rendah (low tax bracket) capital gain, perlindungan
pajak dan perencanaan pajak. Penghasilan berjalan ini dikenakan
pajak sebagai penghasilan biasa (ordinary income). 2). Capital Gain.
Capital gain jangka pendek dikenakan pajak seperti pajak penghasilan
biasa, sehingga tidak memberikan keuntungan bagi pajak. Sedangkan
60% capital gain jangka panjang dibebaskan (totally exempt) dari
pajak; sisanya 40% dikenakan pajak seperti penghasilan biasa,
sehingga tarif pajak maksimum dari capital gain jangka panjang adalah
20% (40% kena pajak dengan tarif maksimum 50%).

4.4.6. Sebagai Sarana Untuk Mengurangi Tekanan Inflasi


Kegiatan investasi uang yang beredar, akan dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan yang produktif sehingga menekan kegiatan yang
bersifat konsumtif. Alasannya, kegiatan konsumtif inilah salah satu
faktor utama penyebab adanya inflasi (depresiasi asset akibat
mahalnya harga 9 bahan pokok).

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 97


4.5. Alasan Melakukan Investasi

Alasan organisasi maupun seseorang melakukan investasi adalah


pertimbangan Future Value (nilai yang akan datang). Keputusan melakukan
investasi berarti menanamkan dana pada aset produktif, sehingga investasi
tersebut akan menghasilkan total nilai aset melebihi nilai saat ini dan yang
akan datang.

4.5.1. Future Value


Future value (FV) adalah suatu jumlah yang dicapai dari suatu
nilai (uang) tertentu dengan pertumbuhan pembayaran selama periode
waktu yang akan datang. Karena kita membahas tentang perolehan
masa depan, sehingga harus diketahui patokan growth (pertumbuhan)
yang ditunjukkan dari besarnya bunga (i) yang ditawarkan saat ini.
Bunga dalam kategori ini, adalah bunga sederhana. Bunga sederhana
adalah sebuah perolehan pendapatan yang harus didapatkan oleh
seseorang yang menginvestasikan atau menabungkan dananya sesuai
perjanjian dasar. Total perolehan dari bunga sederhana adalah hasil dari
variabel: tabungan pokok (investasi atau pinjaman), tingkat bunga per
periode (normalnya per-tahun), dan jumlah waktu lamanya pinjaman.
Sehingga rumus future value (FV) di dalam konsep bunga sederhana
sebagai berikut:

𝑭𝒖𝒕𝒖𝒓𝒆 𝑽𝒂𝒍𝒖𝒆 = 𝑷𝟎 (𝟏 + 𝒊)𝒏

Keterangan:
- FV : Future value

- Po : Pinjaman atau tabungan pokok

- i : Tingkat bunga

- n : Periode atau jangka waktu

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 98


CONTOH SOAL:
Diketahui, bahwa: tabungan pokok (P0) atau proyek investasi
yang dimiliki oleh Bapak Adjie adalah sebesar Rp 100.000.000,- dengan
tingkat bunga (i) per-periode waktu, dalam hal ini bulan adalah 10%.
Maka berapakah hasil akhir dari tabungan pokok atau proyek investasi
tersebut dalam jangka waktu (n) 5 bulan saja:

JAWAB:
- 1 bln yang akan datang menjadi = Rp 100.000.000 (1+0,1)1
= Rp 110.000.000,-.
- 2 bln yang akan datang menjadi = Rp 100.000.000 (1+0,1)2
= Rp 121.000.000,-.
- 3 bln yang akan datang menjadi = Rp 100.000.000 (1+0,1)3
= Rp 133.100.000,-.
- 4 bln yang akan datang menjadi = Rp 100.000.000 (1+0,1)4
= Rp 146.410.000,-.
- 5 bln yang akan datang menjadi = Rp 100.000.000 (1+0,1)5
= Rp 161.051.000,-.

Artinya:
Tabungan pokok (P0) Bapak Adjie dengan tingkat bunga (i) per-
periode waktu sebesar 10% telah berkembang semakin besar dari bulan
ke bulan hingga di bulan ke 5 (lima). Terbukti, bahwa sejak berawal dari
investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- bertumbuh menjadi Rp
110.000.000,- pada bulan ke 1 (satu), lalu bertumbuh Rp 121.000.000,-
pada bulan ke 2 (dua), lalu bertumbuh kembali Rp 133.100.000,- pada
bulan ke 3 (tiga), lalu bertumbuh kembali Rp 146.410.000,- pada bulan
ke 4, dan terakhir bertumbuh pada Rp 161.051.000 pada bulan me 5
(lima). Sehingga hasil selisih dari saldo awal (seratus juta) adalah Rp
61.051.000 (enam puluh satu juta lima puluh satu ribu rupiah).
Hal tersebut dapat terjadi karena adanya pengaruh “suku bunga
yang berbunga”, ini dikenal sebagai Bunga Majemuk atau Bunga
Berganda.

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 99


4.5.2. Future Value Annuity

Future Value Annuity (FVA) adalah sebuah permainan hitungan


keuangan dengan menambahkan sejumlah investasi dengan dilakukan
secara berulang-ulang dan teratur sehingga total hasil investasi menjadi
semakin besar. Penambahan investasi ini bukan pada investasi
futures maupun saham anda, melainkan pada investasi tabungan
(deposito) anda, hal ini melihat tingginya tingkat resiko yang akan
ditanggung. Penambahan dana investasi dilakukan dengan
menambahkan hasil investasi futures maupun saham dan seluruh
investasi lainnya milik anda pada tabungan anda (deposito) secara rutin
setiap bulan atau setiap satu tahunnya.

Rumus Future Value Annuity, sebagai berikut:

FV an = Pc [{(1+i)n – 1} / i ] x (1+i)

Keterangan:

FV an = Future Value Annuity Due


Pc = Pembayaran Tiap Awal Periode
i = Tingkat Bunga
n = Periode

CONTOH SOAL:
Jika setiap awal tahun (periode), secara teratur Bp Ahmad melakukan
pembayaran atau penambahan investasi sebesar Rp 100.000.000,-
dengan tingkat bunga sebesar 10% pertahun, dalam masa waktu 5
tahun maka:

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 100


JAWAB:
- 1 (satu) tahun yang akan datang akan menjadi:
FV = Rp 100.000.000 [{(1+10%)1-1}/10% x (1+10%)
=Rp110.000.000,-
- 2 (dua) tahun yang akan datang akan menjadi:
FV = Rp100.000.000 [{(1+10%)2-1}/10% x (1+10%)
= Rp231.000.000,-
- 3 (tiga) tahun yang akan datang akan menjadi:
FV = Rp100.000.000 [{(1+10%)3-1}/10% x (1+10%)
= Rp364.100.000,-
- 4 (empat) tahun yang akan datang akan menjadi:
FV = Rp100.000.000 [{(1+10%)4-1}/10% x (1+10%)
= Rp510.510.000,-
- 5 (lima) tahun yang akan datang akan menjadi:
FV = Rp100.000.000 [{(1+10%)5-1}/10% x (1+10%)
= Rp671.561.000,-

Disamping melakukan penambahan investasi setiap awal tahun


(periode) sebesar Rp 100.000.000,-. Bp Ahmad juga ingin
menginvestasikan sejumlah pendapatannya dari hasil bisnis lainnya
sebesar Rp 8.000.000,- setiap bulan (Rp 8jt x 12 = Rp 96jt per / tahun).
Investasi tersebut dimulai tahun ke-2. Sehingga perhitungan Annuity
menjadi sebagai berikut:

- 1 (satu) tahun yang akan datang akan menjadi:


FVan = Rp100.000.000 [{(1+10%)1-1}/10% x (1+10%)
= Rp110.000.000,-
- 2 (dua) tahun yang akan datang akan menjadi:
FVan = Rp196.000.000 [{(1+10%)2-1}/10% x (1+10%)
= Rp452.760.000,-
- 3 (tiga) tahun yang akan datang akan menjadi:
FVan = Rp196.000.000 [{(1+10%)3-1}/10% x (1+10%)
= Rp713.636.000,-

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 101


- 4 (empat) tahun yang akan datang akan menjadi:
FVan = Rp196.000.000 [{(1+10%)4-1}/10% x (1+10%)
= Rp1.000.599.600,-
- 5 (lima) tahun yang akan datang akan menjadi:
FVan = Rp196.000.000 [{(1+10%)5-1}/10% x (1+10%)
= Rp1.316.256.560,-

Efek Berganda dari bunga berbunga atau bunga majemuk, seringkali


disebut sebagai salah satu kelipatan ajaib, karena seolah-olah
penambahan dana yang dilakukan secara berulang-ulang dan teratur
mampu menciptakan arus kas untuk kita (uang bekerja untuk kita dan
bukan kita yang bekerja untuk mendapatkan uang). Dengan melihat
ilustrasi diatas, maka investasi akan dapat memberikan hasil yang
semakin besar apabila dilakukan lebih awal atau lebih lama, dan secara
teratur melakukan penambahan investasi pada investasi dasar yang kita
miliki.

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 102


4.5. Instrumen-instrumen Investasi Keuangan/Berjangka

Pada dasarnya, instrument keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua (berdasar peringkat waktunya), yaitu: Pertama,
Instrumen Pasar Uang (Money Market Instrumen). Kedua, Instrumen Pasar Modal (Capital Market Instrument).

Instrumen Pasar Uang (Money Market Instrumen), merupakan instrument investasi yang mempunyai jatuh tempo kurang
dari satu tahun, contohnya: Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Akseptasi Bank, Commercial Paper, dan Certificates of Deposit.
Sedangkan Instrumen Pasar Modal (Capital Market Instrument), merupakan instrument investasi yang mempunyai jatuh
tempo jangka panjang (lebih dari satu tahun), contohnya: Kontrak Berjangka, Indeks Saham, Waran, Saham, Obligasi,
Reksadana, dan Bukti Right.
Tabel 4.5.1
Ringkasan Instrumen Pasar Modal Indonesia
Keuntungan Kerugian
No Instrumen Definisi
(Profit) (Loss)
Kontrak/perjanjian berjangka Indeks Hedging instrumen
Kotrak Capital Loss dengan
1 Saham dengan variabel pokok Spekulasi dengan leverage
Berjangka leverage.
Indeks. Arbitrase.
Kontrak/perjanjian berjangka Indeks Hedging instrumen
Capital Loss dengan
2 Indeks Saham Saham dengan variabel pokok Spekulasi dengan leverage
leverage.
Indeks. Arbitrase.
Capital Gain dengan
Merupakan sekuritas yang melekat
leverage, jika waran
pada penerbitan saham ataupun Capital Loss dengan
dikonversikan menjadi
obligasi, yang memberikan hak leverage
3 Waran saham
kepada pemiliknya untuk membeli Capital Loss yang diperoleh
Capital Gain yang
saham perusahaan dengan harga di Pasar Sekunder.
diperoleh di Pasar
dan pada jangka waktu tertentu.
Sekunder.

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 103


Keuntungan Kerugian
No Instrumen Definisi
(Profit) (Loss)
Capital Loss
Tidak ada pembagian
Sertifikat yang menunjukkan bukti Capital Gain.
4 Saham dividen
kepemilikan suatu perusahaan. Dividen.
Risiko Likuidasi
Delisting dari Bursa Efek.
Tingkat pengembalian
Saham, obligasi, atau efek lain yang yang potensial
Capital Loss
dibeli oleh sejumlah investor dan Pengelolaan dana oleh
5 Reksadana Risiko Likuidasi pada Reksa
dikelola oleh sebuah perusahaan manajemen yang
Dana Tertutup.
investasi profesional. profesional
Likuiditas.
Bunga dengan jumlah
serta waktu yang telah
ditetapkan
Capital Gain
Gagal Bayar
Dapat dikonversi menjadi
6 Obligasi Efek bersifat hutang Capital Loss
saham (untuk obligasi
Callability.
konversi)
Memiliki hak klaim pertama
pada saat emiten
dilikuidasi.
Capital Gain dengan
Sekuritas yang memberikan hak leverage, jika bukti right Capital Loss dengan
kepada pemiliknya untuk membeli ditukar dengan saham baru leverage
7 Bukti Right
saham baru perusahaan dengan Capital Gain yang Capital Loss yang diperoleh
harga dan dalam periode tertentu. diperoleh di Pasar di Pasar Sekunder.
Sekunder.

Sumber: Prof. Eduardus Tandelilin, PhD, CWM, Wealth Management, 2012.

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 104


5. Latihan Soal/Praktikum

1. Mengapa perlu melakukan investasi?

2. Jelaskan keuntungan melakukan investasi?

3. Sebutkan contoh rasio pengumpamaan tingkat investasi keuangan


berdasarkan pertimbangan jenjang resiko dan return. Bagaimana menurut
pendapat Anda?

4. Gambarkan, struktur pola investasi klasik. Dari gambar tersebut, investasi


mana yang anda pilih (sesuai kebutuhan anda)?

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 105


5. Sebutkan 4 (empat) prinsip dasar investasi. Dan apakah pengertian prinsip
dasar investasi?

6. Apa sajakah manfaat melakukan investasi?

7. Sebutkan alasan melakukan investasi. Sebutkan definisi, berikut rumusnya?

8. Mengapa investasi bernilai buruk, apabila jumlah tingkat suku bunga yang
ditawarkan memiliki nilai lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi saat ini?

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 106


9. Jelaskan perbedaan antara pasar uang dan pasar modal?

10. Kontrak berjangka, Indeks saham, Waran, Saham, Obligasi, Reksadana, dan
Bukti right tergolong dalam jenis instrument keuangan apa?

11. Pada awal tahun 2015, Bpk Ahmad menabung di Bank dengan setoran
sebesar Rp 150.000.000,- jika tingkat suku bunga simpanan bank adalah 5%,
berapa nilai simpanan Bpk Ahmad pada:
a. Satu tahun yang akan datang?

b. Dua tahun yang akan datang?

c. Tiga tahun yang akan datang?

d. Empat tahun yang akan datang?,dan

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 107


e. Lima tahun yang akan datang?
Tips: Anda, dapat mengerjakan dengan menggunakan fungsi yang ada pada Ms
Excell (fungsi FV).

12. Bpk Agung setiap awal bulan menabung di Bak dengan setoran rutin sebesar
Rp 75.000.000,- Jika tingkat suku bunga simpanan bank adalah 5%, berapa
nilai simpanan Bpk Agung, pada:
a. Akhir tahun ke satu yang akan datang?

b. Akhir tahun ke dua yang akan datang?

c. Akhir tahun ke tiga yang akan datang?

d. Akhir tahun ke empat yang akan datang?

e. Akhir tahun ke lima yang akan datang?

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 108


Rerefensi:
1. Mamduh M. Hanafi, 2008. Manajemen Keuangan.
2. Prof. Eduardus Tandelilin, PhD, CWM, 2012. Wealth Management.
3. Dra. Sufitri,M.M, 2008. Modul Praktikum Pasar Modal.
4. Prof. Dr. Jogiyanto Hartono, M.B.A.,Ak, 2008. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi.
5. Achmad Choiruman,2012. Praktikum Pasar Modal dan Portfolio.

Telah diperiksa pada tanggal,.......................................

Pengampu Mt Kuliah Asisten Praktikum Nilai:

(.........................................) (.........................................)
Catatan:

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 109

Anda mungkin juga menyukai