Disusun Oleh :
1. NING MASLACHAH
2. SITI ALFIAH
3. ST. MIFTAHUR ROIFAH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya sehingga tersusunnya tugas makalah ini. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Pendidikan Yang berjudul “Sistem Pendidikan
Di Negara-Negara Asean(Malaysia Dan Filipina)”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan dorongan serta
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Riduwan,M.Pd.I, selaku Rektor IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk dan
Dosen Pengampu Mata Kuliah Strategi dan Metode Pembelajaran PAI.
2. Bapak Dr. H. Soim, MP.I selaku Dekan IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk.
3. Bapak Dr. Suhartono,M.Pd, selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam (PAI)
4. Teman-teman Mahasiswa Program Pendidikan Agama Islam.
5. Semua pihak yang mendukung dan membantu menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah tugas ini penulis susun semoga bermanfaat, dapat memenuhi tugas
mata kuliah Strategi dan Metode Pembelajaran PAI dan penulis berharap semoga makalah
ini bermanfaat bagi diri penulis dan khususnya untuk pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari para pembaca demi menyempurnakan pembuatan makalah pada tugas yang
lain dan pada waktu mendatang.
Nganjuk, 2020
Penulis
1
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan menjadi penentu dan indikator awal maju mundurnya suatu negara. Dari
Pendidikan muncul manusia yang berkualitas tinggi, berkompeten dalam satu bidang, dan
bermoral serta berakhlak baik . Oleh karena itu, kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari
dari kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya (SDM) yang didefinisikan sebagai
bkeseluruhan orang-orang dalam organisasi yang memberikan kontribusi terhadap jalnnya
organisasi, atu seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu
wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan.1
Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu
maju atau mundur, dengan pendidikan dapat mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill, dan pendiidkan merupak proses
mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka
sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan. Bagi suatu bangsa yang ingin maju,
pendidikan harus dipandang sebagai mutu pendidikan jug aberpengaruh terhadap
perkembangan suatu bangsa, dan setiap negara memiliki kondisi pendidikan yang berbeda,
baik hal itu mencakup sejarah, sistem pendidikan maupun kebijakannya 2
Berbagai upaya pemerintah masing-masing negara untuk meningkatkan kualitas pendidikan
nasional dilakukan dengan menyisihkan sekian porsi anggaran pemerintah untuk sektor
pendidikan yang akan digunakan untuk pengadaan dan peningkatan pembangunan
infrastruktur, sarana dan prasarana pendidikan, program beasiswa bagi siswa berprestasi,
dan lain-lain, dimana antar satu negara dengan negara yang lain berbeda dalam skala
prioritas.
Di antara yang juga mendukung kemajuan pendidikan di suatu negara adalah sistem
pendidikan yang diterapkan. Untuk itu beberapa negara terus melakukan riset terhadap
sistem pendidikan mereka dengan membandingkan sistem pendidikan negara lain. Dan
sistem pendidikan yang ideal adalah sistem yang memberikan kesempatan yang sama
kepada setiap anak untuk mencapai strata pendidikan yang sama sesuai dengan kemampuan
1
MM. Papayungan, Pengembangan dan Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Menuju
Masyarakat Industri Pancasila, ( Bandung : Mizan, 1995).hlm.110
2
Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam ,( Yogakarta: Teras, 2011). Hlm 191
4
masing-masing. Dengan demikian pembangunan pendidikan akan merata dan semua
merasakan manfaat darinya.
B. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang di atas maka kami membatasi rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana Profil Negara Malaisia
2. Bagaimana sistem pendidikan di Negara Malaysia
3. Bagaimana profil Negara Filipina
4. Bagaimana system Pendidikan di Negara Filipina
5
BAB II
PEMBAHASAN
4
Dahlan Thaib, Pemerintahan Malaya Britania, (Yogyakarta: Libety, 2000), h.37-38
5
Ibid., h. 40.
6
Ibid.
7
A. Rahman bahasa Melayu dan Inggris ditetapkan menjadi bahasa yang wajib digunakan
oleh para murid di sekolah dasar sampai dengan kelas enam.7
Sementara itu, bahasa Tamil dan China wajib digunakan di setiap sekolah tingkat
menengah. Adapun organisasi pendidikan yang berada di tingkat pusat terdiri atas Menteri
Pendidikan. Pada tahun 1974, terbentuklah jawatan kabinet yang bertugas mengkaji semua
pelaksanaan pendidikan dan pada DKD 1990.an Malaysia melakukan perubahan kebijakan
pendidikan secara berarti diantaranya sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengenalan pendidikan pra sekolah dalam sekolah rendah.
b. Melakukan pengurangan tahun sekolah disekolah rendah dari 6 menjadi 5 tahun bagi
murid yang memiliki intelektual yang tinggi, serta sebaliknya menambah tahun lama
sekolah menjadi 7 tahun bagi murid yang lambat.
c. Memberikan peluang pendidikan untuk semua pelajar dengan melanjutkan waktu
belajar mereka dari hingga 12 tahun yaitu sampai tingkat 5 di peringkat sekolah
menengah.
d. Lebih mengutamakan pendidikan teknologi.8
Oleh karena itu, perlu diketahui bahwasanya sistem pendidikan Malaysia disusun
berdasarkan sistem pendidikan Inggris. Pendidikan dasar di Malaysia dimulai dari usia 7-12
tahun. Kemudian di negara Malaysia juga diterapkan yang namanya pendidikan wajib.Ini
merupakan salah satu peraturan yang mewajibkan setiap orang tua di Malaysia atau
berkewarganegaraan Malaysia, jika mempunya anak yang telah mencapai umur 6 tahun, mrk
wajib mendaftarkannya di sekolah rendah (pendaftaran murid biasanya dilakukan 1 tahun
sebelum masa pra sekolah). 9
Jika adanya kegagalan orang tua di Malaysia dalam memastikan anaknya mengikuti
pendidikan wajib merupakan satu kesalahan darisegi undang-undang, dan jika memang
terbukti dipengadilan maka kedua orang tua si anak tersebut akan dikenakan denda
maksimal RM 5000 atau dipenjarakan maksimal 6 bulan atau kedua-duanya sekali.10
2. Kebijakan Negara Terhadap Pendidikan Agama Islam
Pemerintah negara Malaysia sangat memperhatikan kualitas dan mutu perguruan
tinggi yang berada di negara Malaysia. Jadi jika dilihat secara keseluruhan negara Malaysia
memiliki 14 IPTA (Institusi Pengajian Tinggi Awam), serta 601 IPTS (Institusi Pengajian
7
Ibid, Putra, h. 9.
8
Ibid.
9
Ibid., h. 10.
10
Rahman Abdul, Internasional Pendidikan, (Yogyakarta: Gama Media, 2003) h. 50-52
8
Tinggi Swasta). Namun, tidak semua IPTA dan IPTS membuka Islamic Studies.Namun ada
beberapa perguruan tinggi di Malaysia yang membuka program Islamic Studies seperti
International Islamic University of Malaysia (IIUM), University Malaya (UM), University
Kebangsaan Malaysia (UKM), University Sains Malaysia, dan lain sebagainya.11
3. Pengembangan Kurikulum dan Pengembangan Tenaga Kependidikan
Sejak tahun 1957, ilmu pengetahuan telah dijadikan sebagai kurikulum pendidikan
nasional di Malaysia diberikan selama 120 menit/ minggunya akan tetapi kurang adanya
perhatian yang serius karena pemerintah di Malaysia tidak melakukan penekanan atau
kewajiban lulus ujian pengetahuan agama Islam. Nah mengenai kurikulum pendidikan yang
ada di Malaysia itu telah ditetapkan oleh kementrian pelajaran Malaysia. Dan kurikulumnya
itu masih relatif stabil. Perlu diketahui bahwasanya kurikulum yang digunakan di Sekolah
Rendah Malaysia disebut dengan Kurikulum Baru Sekolah Rendah (KBSR).12
Sementara itu, perlu ita ketahui bersama bahwasanya negara Malaysia adalah sebuah
negara berkembang dan dikalangan dunia ketiga, Malaysia adalah sebuah negara yang sering
melakukan perubahan dan perencanaan kurikulum sesuai dengan perkembangan politik,
sosial eknomi, sosial budaya dan tren perkembangan pendidikan lokal dan internasional.
Perubahan kurikulum tersebut bertujan memenuhi kehendak dan tujuan perkembangan
manusia dan Negara. Arah, tujuan, tujuan Negara, visi masyarakat dan pemikiran rakyat
serta kemajuan sosial politik dan ekonomi Negara tergantung pada pergeseran dan
perubahan kurikulum yang global.13
Kurikulum Nasional Merupakan suatu program pendidikan yang termasuk
kurikulum dan kegiatan yang mencakup semaua pengetahuan, keterampilan, norma, nilai,
unsur kebudayaan dan kepercayaan. Tujuannya adalah untuk membantu perkembangan
seorang murid dengan sepenuhnya dari segi jasmani, rohani, mental dan emosi serta
menanam dan meningkatkan nilai moral yang diinginkan untuk menyampaikan
pengetahuan. Kurikulum Nasional dibagi menjadi:
a. Kurikulum Asuhan dan Didikan Awal Kanak-kanak
b. Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan (KSPK)
c. Kurikulum Berpadu Sekolah Rendah (KBSR)
d. Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR)
11
Aslan, “Sejarah Kurikulum Pendidikan Islam di Malaysia”, Ta’limuna Jurnal Pendidikan Islam Vol.
8, No. 1 Tahun 2019, h. 23.
12
Abdul Hayyi al-Kattani, Study in Islamic Countries, (Jakarta: Gema Insani, 2009) h. 159
13
Ibid.
9
e. Kurikulum Berpadu Sekolah Menengah.14
Dan jika dilihat dari tenaga kependidikannya, rata-rata guru-guruyang berada di
Malaysia relative makmur dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan gaji yang diperoleh
oleh guru-guru disana relatif lebih tinggi. Meskipun begitu, banyak diantara mereka yang
masih mengeluh akan gaji yang diberikan kepada mereka itu rendah.15
Oleh karena itu Sistem Perjenjangan Pendidikan Yang di Kembangkan adalah
a. Pendidikan pra tersier (dibawah juridiksi kementrian pendidikan) jika orang Malaysia,
maka:
Pra sekolah
Pendidikan rendah
Pendidikan menengah
b. Pendidikan tersier (dibawah kementrian pendidikan tinggi Malaysia)
Pendidikan tinggi negeri (diselenggrakan oleh pemerintah).
Pendidikan tinggi swasta (diselenggarakan oleh swasta).16
14
Ibid., h. 160.
15
Ibid.
16
M. Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, (Jakarta: Golden Teerayon Press, 1995) h.95
10
gempa karena memiliki banyak gunung api. Beberapa gunung api di Filipina, di antaranya
Gunung Apo yang merupakan gunung tertinggi di Filipina, Gunung Pulog, Gunung
Pinatubo, dan Gunung Mayon.17
19
Ibid, h. 24.
11
Sektor Perhubungan. Di Pulau Luzon dan Pulau Mindanau dibangun jalan raya
untuk menghubungkan kota yang satu dengan kota lainnya. Untuk perhubungan
antarpulau dikembangkan perhubungan laut. Pelabuhan laut yang utama adalah
Manila di Luzon, Cebu di Pulau Cebu, dan Davao di Pulau Mindanau. Bandar
internasionalnya terletak di Manila di Pulau Luzon.
Sektor Pariwisata. Objek wisata yang terkenal di Filipina antara lain Intramuros
(kota peninggalan sejarah Spanyol), goa-goa, taman karang, kota peninggalan
Magelhaens, pasar barter di Zamboanga, Danau Taal dan wisata pegunungan yang
indah sejuk terdapat di Baguio.
Jika dilihat dari system Pemerintahannya bahwa Negara Filipina merupakan negara
kepulauan yang sistem pemerintahannya berbentuk republik. Presiden berfungsi sebagai
kepala negara, kepala pemerintahan, dan Panglima Tertinggi angkatan bersenjata. Presiden
dipilih dalam pemilu untuk masa jabatan 6 tahun, dan memilih dan mengepalai kabinet.
Bentuk negara kesatuan dan sistem pemerintahan presidensil. Dewan Legislatif Filipina
mempunyai dua kamar: Kongres terdiri dari Senat dan Dewan Perwakilan : anggota
keduanya dipilih oleh pemilu.20
Ada 24 senator yang menjabat selama 6 tahun di Senat, sedangkan Dewan
Perwakilan terdiri dari tidak lebih dari 250 anggota kongres yang melayani selama 3 tahun.
Cabang yudikatif pemerintah dikepalai oleh Mahkamah Agung, yang memiliki seorang
Ketua Mahkamah Agung sebagai kepalanya dan 14 Hakim Agung, semuanya ditunjuk oleh
Presiden.21
D. Sistem Pendidikan di Filipina
Sistem pendidikan di Filipina bisa dijadikan contoh bagi Indonesia. Hal itu karena
Filipina dinilai berkualitas pendidikan yang termaju di kawasan Asia Tenggara. Negara
tersebut telah memasukkan unsur value education dalam sistem pendidikannya sehingga
lebih baik dibandingkan pendidikan yang bersifat mekanistik. Di bawah ini adalah system
pendidikan di Filipina;
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya sistem pendidikan di Malaysia dan Indonesia tidak jauh berbeda.
Pendidikan dimulai dari pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. Perbedaan yang menonjol dari pendidikan kedua negara tersebut pada
nama jenjang kedua negara. Tingkatan jenjang pendidikan juga berbeda contohnya pada
jenjang sekolah menengah dimana sekolah menengah Malaysia ditempuh dalam jenjang
22
Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 200
13
waktu 5 tahun sedangkan di Indonesia 6 tahun. Di Malaysia tidak mengenal lembaga
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
B. Saran-saran
Dalam penulisan makalah ini, tentu tidak lepas dari berbagai kendala yang di alami penulis,
oleh karena itu bantuan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini
kami harapkan terlebih kepada sahabat-sahabat pembaca, atau teman-teman serta saran
langsung dari bapak/ibu Dosen, dan atas saran-sarannya kami sampaikan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA