Anda di halaman 1dari 15

SISTEM PENDIDIKAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN

(Malaysia dan Filipina)

Makalah disusun untuk memenuhi Mata Kuliah


Perbandingan Pendidikan

Dosen Pengampu Bapak DR. H. MUHTAROM, M.Ag

Disusun Oleh :
1. NING MASLACHAH
2. SITI ALFIAH
3. ST. MIFTAHUR ROIFAH

INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO


NGANJUK
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya sehingga tersusunnya tugas makalah ini. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Pendidikan Yang berjudul “Sistem Pendidikan
Di Negara-Negara Asean(Malaysia Dan Filipina)”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan dorongan serta
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Riduwan,M.Pd.I, selaku Rektor IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk dan
Dosen Pengampu Mata Kuliah Strategi dan Metode Pembelajaran PAI.
2. Bapak Dr. H. Soim, MP.I selaku Dekan IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk.
3. Bapak Dr. Suhartono,M.Pd, selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam (PAI)
4. Teman-teman Mahasiswa Program Pendidikan Agama Islam.
5. Semua pihak yang mendukung dan membantu menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah tugas ini penulis susun semoga bermanfaat, dapat memenuhi tugas
mata kuliah Strategi dan Metode Pembelajaran PAI dan penulis berharap semoga makalah
ini bermanfaat bagi diri penulis dan khususnya untuk pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari para pembaca demi menyempurnakan pembuatan makalah pada tugas yang
lain dan pada waktu mendatang.

Nganjuk, 2020

Penulis

1
2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3


A. Profil Negara Malaysia .......................................................... 3
B. Sistem Pendidikan di Negara Malaysia.................................. 4
C. Profil Negara Filiphina ……………………………………... 7
D. Sistem Pendidikan di Negara Filiphina …………………….. 9

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 11


A Kesimpulan .............................................................................. 11
B. Saran ......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12


3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan menjadi penentu dan indikator awal maju mundurnya suatu negara. Dari
Pendidikan muncul manusia yang berkualitas tinggi, berkompeten dalam satu bidang, dan
bermoral serta berakhlak baik . Oleh karena itu, kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari
dari kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya (SDM) yang didefinisikan sebagai
bkeseluruhan orang-orang dalam organisasi yang memberikan kontribusi terhadap jalnnya
organisasi, atu seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu
wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan.1
Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu
maju atau mundur, dengan pendidikan dapat mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill, dan pendiidkan merupak proses
mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka
sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan. Bagi suatu bangsa yang ingin maju,
pendidikan harus dipandang sebagai mutu pendidikan jug aberpengaruh terhadap
perkembangan suatu bangsa, dan setiap negara memiliki kondisi pendidikan yang berbeda,
baik hal itu mencakup sejarah, sistem pendidikan maupun kebijakannya 2
Berbagai upaya pemerintah masing-masing negara untuk meningkatkan kualitas pendidikan
nasional dilakukan dengan menyisihkan sekian porsi anggaran pemerintah untuk sektor
pendidikan yang akan digunakan untuk pengadaan dan peningkatan pembangunan
infrastruktur, sarana dan prasarana pendidikan, program beasiswa bagi siswa berprestasi,
dan lain-lain, dimana antar satu negara dengan negara yang lain berbeda dalam skala
prioritas.

Di antara yang juga mendukung kemajuan pendidikan di suatu negara adalah sistem
pendidikan yang diterapkan. Untuk itu beberapa negara terus melakukan riset terhadap
sistem pendidikan mereka dengan membandingkan sistem pendidikan negara lain. Dan
sistem pendidikan yang ideal adalah sistem yang memberikan kesempatan yang sama
kepada setiap anak untuk mencapai strata pendidikan yang sama sesuai dengan kemampuan

1
MM. Papayungan, Pengembangan dan Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Menuju
Masyarakat Industri Pancasila, ( Bandung : Mizan, 1995).hlm.110
2
Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam ,( Yogakarta: Teras, 2011). Hlm 191
4
masing-masing. Dengan demikian pembangunan pendidikan akan merata dan semua
merasakan manfaat darinya.

B. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang di atas maka kami membatasi rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana Profil Negara Malaisia
2. Bagaimana sistem pendidikan di Negara Malaysia
3. Bagaimana profil Negara Filipina
4. Bagaimana system Pendidikan di Negara Filipina
5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Negara Malaysia


1. Kondisi Geografis Negara Malaysia
a. Kenampakan Alam Utama
Malaysia terdiri atas dua kawasan utama yang dipisahkan oleh Laut China Selatan,
yaitu kawasan di Semenanjung Malaka dan di Kalimantan. Kedua kawasan memiliki bentuk
permukaan bumi yang sama. Di daerah pantai tanahnya landai. Pegunungan terdapat di
Simenanjung Malaka membujur dibagian barat ke timur. Di tengahnya dataran rendah yang
berawa-rawa dan berhutan lebat. Pada bagian timur terdir atas rawa pantai dan pegunungan
karang. Iklim Malaysia adalah tropik (khatulistiwa). Di bagian timur terdapat pegunungan
yang merupakan puncak tertnggi di Malaysia, yaitu Gunung Kinabalu (4.101 m).
Letak astronomis : 1ᶿLU-7ᶿLU dan 100ᶿBT-119ᶿBT
Luas wilayah : 330.300 km²
Iklim : Tropik , suhu antara 24ᶿC-35ᶿC
Gunung Tertinggi : Gunung Kinabalu (4.175 m)
Sungai terpanjang : Sungai Rajang di Serawak (563 km)3
b. Keadaan Sosial
Malaysia terdiri atas berbagai bangsa dan agama. Etnis Melayu merupakan etnis
terbesar. Jumlahnya 60% dari penduduk Malaysia. Etnis Cina berjumlah 30% dari penduduk
Malaysia. Etnis India berjumlah 6,4%. Hampir 85% dari etnis India di Malaysia merupakan
masyarakat Tamil. Selain itu, terdapat penduduk yang berasal dari Eropa dan Timur Tengah.
Sebanyak 57% penduduknya tinggal di perkotaan. Sebanyak 17 juta penduduk Malaysia
tinggal di Semenanjung Malaysia.
Jumlah penduduk : 26.127 juta (tahun 2006)
Suku bangsa : Melayu (suku asli), Cina, India, Eropa.
Bahasa : Melayu, English, Chinese, Tamil.
Agama : Islam (resmi), Buddha, Hindu, Kristen, dan
Konghuchu.
c. Keadaan Ekonomi
Mata pencaharian penduduknya sebagian besar petani (agraris). Hasil pertanian
utama adalah karet dan kelapa sawit. Malaysia adalah penghasil karet terbesar di dunia.
3
Armansyah Putra, Mengkaji dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara (Malaysia, Singapura, Cina,
Korea, Jepang, Amerika, dan Finlandia), Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Samawa, Sumbawa
Besar, 2017, h. 7.
6
Hasil tambang yang utama adalah timah. Nelayan masih menggunakan perahu-perahu
tradisional dan hanya sedikit menyerap tenaga kerja.
Mata Uang : Ringgit Malaysia
Hasil pertanian : Karet, kelapa sawit, beras, kayu
Hasil tambang : Timah, besi, minyak, bauksit
Hasil industri : Elektronik, tekstil, pakaian, kimia, minyak, mebel
dari kayu, dan rotan
Ekspor utama : Elektronik, alat-alat listriik, minyak dan gas, tekstil,
pakaian, dan minyak sawit.4
2. Sistem Pemerintahan Negara Malaysia
 Sistem pemerintahan: Parlementer. Malaysia menganut sistem parlementer model
Westminster. Kepala negara dipegang oleh Yang Dipertuan Agong. Ia dipilih setiap 5
tahun oleh sebuah lembaga bernama Conference of Ruler . Kepala negara berwenang
mengangkat Perdana Menteri (PM). PM ini merupakan kepala pemerintahan dan figur
dominan dalam pemerintahan negara Malaysia.5
 Parlemen: Bikaremal (Dewan Rakyat / House of Representatives+ Dewan Negara
Senate). Dewan Rakyat (DR) dipilih lewat pemilu luber. Partai mayoritas di parlemen
memiliki kans besar agar kadernya diangkat sebagai PM oleh Yang Diipertuan Agong.
PM ini bertanggung jawab kepada DR. Sebagian diangkat oleh Yang Dipertuan Agong
berdasarkan nasehat PM. Tugas DN memonitor kinerja DR. Selain DR dan DN, juga
ada lembaga yang disebut Conference of Ruler (CoR). CoR terdiri atas para penguasa
(atau keturunan)dari 9 negara federasi Malaysia. Yang Dipertuan Agong berasal dari
salah satu antara mereka.6
B. Sistem Pendidikan di Negara Malaysia
1. Kebijakan Strategi di Bidang Pendidikan
Usai perang dunia ke II, disaat itu negara Malaysia masih dalam kekuasaan Inggris,
dibentuklah suatu komisi dibawah pimpinan A. Rezak yang berisi tentang usul-usulbagi
sistem pendidikan Malaysia pada tahun 1955. Adapun salah satu point terpenting yang
terdapat di dalamnya yaitu diwajibkan bagi setiap murid yang berada di setiap sekolah
menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Inggris.Pasca kemerdekaan, melalui hasil komisi

4
Dahlan Thaib, Pemerintahan Malaya Britania, (Yogyakarta: Libety, 2000), h.37-38

5
Ibid., h. 40.

6
Ibid.
7
A. Rahman bahasa Melayu dan Inggris ditetapkan menjadi bahasa yang wajib digunakan
oleh para murid di sekolah dasar sampai dengan kelas enam.7
Sementara itu, bahasa Tamil dan China wajib digunakan di setiap sekolah tingkat
menengah. Adapun organisasi pendidikan yang berada di tingkat pusat terdiri atas Menteri
Pendidikan. Pada tahun 1974, terbentuklah jawatan kabinet yang bertugas mengkaji semua
pelaksanaan pendidikan dan pada DKD 1990.an Malaysia melakukan perubahan kebijakan
pendidikan secara berarti diantaranya sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengenalan pendidikan pra sekolah dalam sekolah rendah.
b. Melakukan pengurangan tahun sekolah disekolah rendah dari 6 menjadi 5 tahun bagi
murid yang memiliki intelektual yang tinggi, serta sebaliknya menambah tahun lama
sekolah menjadi 7 tahun bagi murid yang lambat.
c. Memberikan peluang pendidikan untuk semua pelajar dengan melanjutkan waktu
belajar mereka dari hingga 12 tahun yaitu sampai tingkat 5 di peringkat sekolah
menengah.
d. Lebih mengutamakan pendidikan teknologi.8
Oleh karena itu, perlu diketahui bahwasanya sistem pendidikan Malaysia disusun
berdasarkan sistem pendidikan Inggris. Pendidikan dasar di Malaysia dimulai dari usia 7-12
tahun. Kemudian di negara Malaysia juga diterapkan yang namanya pendidikan wajib.Ini
merupakan salah satu peraturan yang mewajibkan setiap orang tua di Malaysia atau
berkewarganegaraan Malaysia, jika mempunya anak yang telah mencapai umur 6 tahun, mrk
wajib mendaftarkannya di sekolah rendah (pendaftaran murid biasanya dilakukan 1 tahun
sebelum masa pra sekolah). 9
Jika adanya kegagalan orang tua di Malaysia dalam memastikan anaknya mengikuti
pendidikan wajib merupakan satu kesalahan darisegi undang-undang, dan jika memang
terbukti dipengadilan maka kedua orang tua si anak tersebut akan dikenakan denda
maksimal RM 5000 atau dipenjarakan maksimal 6 bulan atau kedua-duanya sekali.10
2. Kebijakan Negara Terhadap Pendidikan Agama Islam
Pemerintah negara Malaysia sangat memperhatikan kualitas dan mutu perguruan
tinggi yang berada di negara Malaysia. Jadi jika dilihat secara keseluruhan negara Malaysia
memiliki 14 IPTA (Institusi Pengajian Tinggi Awam), serta 601 IPTS (Institusi Pengajian

7
Ibid, Putra, h. 9.

8
Ibid.

9
Ibid., h. 10.

10
Rahman Abdul, Internasional Pendidikan, (Yogyakarta: Gama Media, 2003) h. 50-52
8
Tinggi Swasta). Namun, tidak semua IPTA dan IPTS membuka Islamic Studies.Namun ada
beberapa perguruan tinggi di Malaysia yang membuka program Islamic Studies seperti
International Islamic University of Malaysia (IIUM), University Malaya (UM), University
Kebangsaan Malaysia (UKM), University Sains Malaysia, dan lain sebagainya.11
3. Pengembangan Kurikulum dan Pengembangan Tenaga Kependidikan
Sejak tahun 1957, ilmu pengetahuan telah dijadikan sebagai kurikulum pendidikan
nasional di Malaysia diberikan selama 120 menit/ minggunya akan tetapi kurang adanya
perhatian yang serius karena pemerintah di Malaysia tidak melakukan penekanan atau
kewajiban lulus ujian pengetahuan agama Islam. Nah mengenai kurikulum pendidikan yang
ada di Malaysia itu telah ditetapkan oleh kementrian pelajaran Malaysia. Dan kurikulumnya
itu masih relatif stabil. Perlu diketahui bahwasanya kurikulum yang digunakan di Sekolah
Rendah Malaysia disebut dengan Kurikulum Baru Sekolah Rendah (KBSR).12
Sementara itu, perlu ita ketahui bersama bahwasanya negara Malaysia adalah sebuah
negara berkembang dan dikalangan dunia ketiga, Malaysia adalah sebuah negara yang sering
melakukan perubahan dan perencanaan kurikulum sesuai dengan perkembangan politik,
sosial eknomi, sosial budaya dan tren perkembangan pendidikan lokal dan internasional.
Perubahan kurikulum tersebut bertujan memenuhi kehendak dan tujuan perkembangan
manusia dan Negara. Arah, tujuan, tujuan Negara, visi masyarakat dan pemikiran rakyat
serta kemajuan sosial politik dan ekonomi Negara tergantung pada pergeseran dan
perubahan kurikulum yang global.13
Kurikulum Nasional Merupakan suatu program pendidikan yang termasuk
kurikulum dan kegiatan yang mencakup semaua pengetahuan, keterampilan, norma, nilai,
unsur kebudayaan dan kepercayaan. Tujuannya adalah untuk membantu perkembangan
seorang murid dengan sepenuhnya dari segi jasmani, rohani, mental dan emosi serta
menanam dan meningkatkan nilai moral yang diinginkan untuk menyampaikan
pengetahuan. Kurikulum Nasional dibagi menjadi:
a. Kurikulum Asuhan dan Didikan Awal Kanak-kanak
b. Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan (KSPK)
c. Kurikulum Berpadu Sekolah Rendah (KBSR)
d. Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR)

11
Aslan, “Sejarah Kurikulum Pendidikan Islam di Malaysia”, Ta’limuna Jurnal Pendidikan Islam Vol.
8, No. 1 Tahun 2019, h. 23.
12
Abdul Hayyi al-Kattani, Study in Islamic Countries, (Jakarta: Gema Insani, 2009) h. 159

13
Ibid.
9
e. Kurikulum Berpadu Sekolah Menengah.14
Dan jika dilihat dari tenaga kependidikannya, rata-rata guru-guruyang berada di
Malaysia relative makmur dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan gaji yang diperoleh
oleh guru-guru disana relatif lebih tinggi. Meskipun begitu, banyak diantara mereka yang
masih mengeluh akan gaji yang diberikan kepada mereka itu rendah.15
Oleh karena itu Sistem Perjenjangan Pendidikan Yang di Kembangkan adalah

a. Pendidikan pra tersier (dibawah juridiksi kementrian pendidikan) jika orang Malaysia,
maka:
 Pra sekolah
 Pendidikan rendah
 Pendidikan menengah
b. Pendidikan tersier (dibawah kementrian pendidikan tinggi Malaysia)
 Pendidikan tinggi negeri (diselenggrakan oleh pemerintah).
 Pendidikan tinggi swasta (diselenggarakan oleh swasta).16

C. Profil Negara Filipina


1. Letak Geografis Filipina
Filiphina terletak antara 5o LU- 21o LU dan 117o BT- 126o BT.  Secara geografis
wilayah Negara Filiphina memiliki batas batas wilayah
● Sebelah utara berbatasan dengan Samudera Pasifik
● Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Sulawesi
● Sebelah timur berbatasan dengan Samudera Pasifik
● Sebelah barat berbatasan dengan Laut Cina Selatan
Filipina beriklim musim tropis dengan suhu rata-rata 250 C. Pada bulan November-
Maret, Filipina bagian timur mengalami musim penghujan. Pada bulan Juni-Oktober,
Filipina mengalami musim kemarau.Filipina merupakan negara kepulauan dengan pulau-
pulau besar, antara lain Pulau Luzon, Pulau Mindanau, Pulau Mindoro, Pulau Samar, Pulau
Palawan, Pulau Leyte, dan Pulau Cebu. Sebagian besar wilayah Filipina di dominasi oleh
pegunungan dengan dataran rendah, sempit, dan pantai karang. Pegunungan di Filipina
merupakan bagian dari jalur pegunungan Sirkum Pasifik sehingga di Filipina, sering terjadi

14
Ibid., h. 160.

15
Ibid.

16
M. Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, (Jakarta: Golden Teerayon Press, 1995) h.95
10
gempa karena memiliki banyak gunung api. Beberapa gunung api di Filipina, di antaranya
Gunung Apo yang merupakan gunung tertinggi di Filipina, Gunung Pulog, Gunung
Pinatubo, dan Gunung Mayon.17

2. Kondisi Sosial Budaya


Sebagian besar penduduk Filipina termasuk keturunan Melayu, penduduk asli
Filipina adalah bangsa Negrito yang tinggal di daerah pedalaman. Selain itu terdapat juga
orang Mestizo, Cina, dan Moro. Pada tahun 2003, jumlah penduduk Filipina sebesar 81,6
juta jiwa, dengan pertumbuhan 2,2% tiap tahun, dengan kepadatan penduduk 293jiwa/km2.
Angka kelahiran 33 dan angka kematian 7.18
Pendapatan per kapita (pada tahun 2004) sebesar $4770. Ragam etinis yang terdapat
di Filipina yaitu orang-orang Mestis, Negrito, keturunan Cina dan orang-orang Amerika,
serta orang Moro. Hanya orang Moro yang tinggal di Pulau Mindanau. Agama yang di anut
oleh sebagian besar orang Filipina adalah agama Katholik Roma. Hanya orang Moro yang
tinggal di Pulau Mindanau sebagian besar menganut agama Islam.19
3. Kondisi Ekonomi
 Sektor Pertanian. Hasil pertanian di negara Filipina antara lain berupa: padi,
jagung,tebu, tembakau, dan kelapa.
 Sektor Pertambangan. Usaha pertambangan yang diusahakan antara lain
pertambangan krom, tembaga, emas dan perak, bijih besi, serta minyak bumi.
 Sektor Industri. Perindustrian di Filipina juga belum berkembang pesat. Daerah
industri yang terkenal ialah Bataan. Daerah Bataan merupakan kompleks industri
yang mengolah bahan setengah jadi.
 Sektor Perdagangan. Ekspor utama Filipina adalah kopra, serat manila, tebu
(gula), peralatan elektronik, buah-buahan, sayu-mayur, hasil hutan, dan produk
mineral. Impornya adalah minyak mentah, mesin-mesin, gandum, dan lain-lain.
Mitra dagang utamanya yaitu Amerika Serikat, Jepang, dan Malaysia.
 Sektor Kehutanan. Secara keseluruhan, 40% daratan negara Filipina tertutup oleh
hutan, khususnya di pegunungan. Tumbuhannya sejenis dengan tumbuhan di
Kalimantan misalnya mahoni, pinus, juga terdapat kelapa dan bakau di daerah
pantai.
17
Syahbuddin Mangandaralam, Mengenal dari dekat Filipina: Negara Tanah Air Patriot Pujangga
Jose Rizal (Bandung: Remaja Rosadakarya, 1993), h. 21.
18
Ibid, h. 23.

19
Ibid, h. 24.
11

 Sektor Perhubungan. Di Pulau Luzon dan Pulau Mindanau dibangun jalan raya
untuk menghubungkan kota yang satu dengan kota lainnya. Untuk perhubungan
antarpulau dikembangkan perhubungan laut. Pelabuhan laut yang utama adalah
Manila di Luzon, Cebu di Pulau Cebu, dan Davao di Pulau Mindanau. Bandar
internasionalnya terletak di Manila di Pulau Luzon.
 Sektor Pariwisata. Objek wisata yang terkenal di Filipina antara lain Intramuros
(kota peninggalan sejarah Spanyol), goa-goa, taman karang, kota peninggalan
Magelhaens, pasar barter di Zamboanga, Danau Taal dan wisata pegunungan yang
indah sejuk terdapat di Baguio.
Jika dilihat dari system Pemerintahannya bahwa Negara Filipina merupakan negara
kepulauan yang sistem pemerintahannya berbentuk republik.  Presiden berfungsi sebagai
kepala negara, kepala  pemerintahan, dan Panglima Tertinggi angkatan bersenjata. Presiden
dipilih dalam  pemilu untuk masa jabatan 6 tahun, dan memilih dan mengepalai kabinet.
Bentuk negara kesatuan dan sistem pemerintahan presidensil. Dewan Legislatif Filipina
mempunyai dua kamar: Kongres terdiri dari Senat dan Dewan Perwakilan : anggota
keduanya dipilih oleh pemilu.20
Ada 24 senator yang menjabat selama 6 tahun di Senat, sedangkan Dewan
Perwakilan terdiri dari tidak lebih dari 250 anggota kongres yang melayani selama 3 tahun.
Cabang yudikatif pemerintah dikepalai oleh Mahkamah Agung, yang memiliki seorang
Ketua Mahkamah Agung  sebagai kepalanya dan 14 Hakim Agung, semuanya ditunjuk oleh
Presiden.21
D. Sistem Pendidikan di Filipina
Sistem pendidikan di Filipina bisa dijadikan contoh bagi Indonesia. Hal itu karena
Filipina dinilai berkualitas pendidikan yang termaju di kawasan Asia Tenggara. Negara
tersebut telah memasukkan unsur value education dalam sistem pendidikannya sehingga
lebih baik dibandingkan pendidikan yang bersifat mekanistik. Di bawah ini adalah system
pendidikan di Filipina;

1. Pra-Pendidikan Dasar, Pra-pendidikan dasar disediakan untuk anak berusia 3-5


tahun. Program yang ditawarkan beragam seperti Nursery (Pendidikan Anak Usia
Dini) untuk anak usia 3-4 tahun, kindergarten (TK) untuk usia 4-5 tahun, dan
Sekolah Persiapan SD untuk usia 5-6 tahun.
20
A. Kardiyat Wiharyanto, “Pembentukan Negara-Negara Nasional di Asia Tenggara”, Jurnal Vol.
22 No. 2, Oktober 2008.
21
Ibid.
12
2. Pendidikan Dasar , Sekolah Dasar, terdiri dari 6 tingkat, beberapa sekolah
menambahkan tingkat tambahan (tingkat ke-7). Tingkat-tingkat ini dikelompokkan
menjadi dua subdivisi utama, Tingkat Primer (dasar) meliputi 3 tingkat pertama, dan
Tingkat Intermediet (lanjutan) terdiri dari 3 atau 4 tingkat. Penyelenggaraan enam
tahun pendidikan dasar ini wajib dan disediakan gratis di sekolah-sekolah umum.
3. Pendidikan Menengah , Pendidikan sekolah menengah di Filipina terdiri dari empat
tahun dan disediakan secara gratis di sekolah-sekolah umum, ditujukan kepada
siswa-siswa berusia 12-16. Pendidikan Menengah bersifat terkotak, yaitu setiap
tingkat berfokus kepada tema atau isi tertentu, sehingga sering disebut sebagai
sekolah tinggi. setiap sekolah publik atau swasta menyelenggarakan sendiri ujian
masuk pendidikan di Perguruan Tinggi (College Entrance Examinations, CEE).
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, siswa dapat memilih untuk mengambil
Pelatihan Kejuruan 2 atau 3 tahun atau melanjutkan ke Perguruan Tinggi
(Universitas).
4. Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Pendidikan Teknik dan Kejuruan (TESDA),
adalah suatu badan yang mengawasi pendidikan pasca-sekolah menengah pendidikan
teknis dan kejuruan, termasuk orientasi keterampilan, pelatihan dan pengembangan
pemuda luar sekolah dan masyarakat pengangguran dewasa.

5. Pendidikan Tinggi, dikelola oleh Komisi Pendidikan Tinggi (CHED), Pendidikan


Tinggi di Filipina diklasifikasikan menjadi universitas dan perguruan tinggi negeri
(SUC) dan universitas dan perguruan tinggi lokal (LCU).22

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya sistem pendidikan di Malaysia dan Indonesia tidak jauh berbeda.
Pendidikan dimulai dari pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. Perbedaan yang menonjol dari pendidikan kedua negara tersebut pada
nama jenjang kedua negara. Tingkatan jenjang pendidikan juga berbeda contohnya pada
jenjang sekolah menengah dimana sekolah menengah Malaysia ditempuh dalam jenjang

22
Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 200
13
waktu 5 tahun sedangkan di Indonesia 6 tahun. Di Malaysia tidak mengenal lembaga
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sedangkan Sistem Pendidikan di Filipina dimulai pada Pra-Pendidikan Dasar


dengan berbagai macam programnya untuk usia 3-6 tahun, kemudian Pendidikan Dasar 6
atau 7 tahun, berlanjut ke Pendidikan Menengah 4 tahun dimana tiap tahunnya materi
terfokus pada tema atau isi tertentu.

B. Saran-saran
Dalam penulisan makalah ini, tentu tidak lepas dari berbagai kendala yang di alami penulis,
oleh karena itu bantuan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini
kami harapkan terlebih kepada sahabat-sahabat pembaca, atau teman-teman serta saran
langsung dari bapak/ibu Dosen, dan atas saran-sarannya kami sampaikan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Rahman Abdul, Internasional Pendidikan, (Yogyakarta: Gama Media, 2003).


Hayyi al-Kattani, Study in Islamic Countries, (Jakarta: Gema Insani, 2009).
Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2011).
Helmiati, Dinamika Islam Singapura: Menelisik Pengalaman Minoritas Muslim di
Negara Singapura yang Sekuler dan Multikultural, Toleransi, Vol. 5 No. 2 Juli-
Desember 2013.
Pendi Susanto, Perbandingan Pendidikan Islam di Asia Tenggara, STIT Al-Amin
Indramayu, Vol. IV No. 1 Juni 2015.
Bina Izzatu Dini dkk, Singapura sebagai Negara ASEAN dengan Sistem Pendidikan
Terbaik, (Surabaya: Pondok Pesantren Hidayatullah, 2009).
Haidar Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
Armansyah Putra, Mengkaji dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara (Malaysia,
Singapura, Cina, Korea, Jepang, Amerika, dan Finlandia), (Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Samawa, Sumbawa Besar 2017).
Dahlan Thaib, Pemerintahan Malaya Britania, (Yogyakarta: Libety, 2000).
Aslan, Sejarah Kurikulum Pendidikan Islam di Malaysia, Ta’limuna Jurnal Pendidikan
Islam Vol. 8, No. 1 Tahun 2019.
Abdul Hayyi al-Kattani, Study in Islamic Countries, (Jakarta: Gema Insani, 2009).
Haji Awang Mohd. Jamil al-Sufri,Tarsilah Brunei: Sejarah Awal dan
Perkembangan Islam (Brunei Darussalam: Kementrian Kebudayaan, 2001).
Syahbuddin Mangandaralam, Mengenal dari dekat Filipina: Negara Tanah Air Patriot
Pujangga Jose Rizal (Bandung: Remaja Rosadakarya, 1993).
A. Kardiyat Wiharyanto, Pembentukan Negara-Negara Nasional di Asia Tenggara,
Jurnal Vol. 22 No. 2 Oktober 2008.
Ajid Thahir, Perkembangan Peradaban Islam di Kawasan Dunia Islam (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002).

Anda mungkin juga menyukai