Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Tinjauan Umum Mengenai Stres

1. Definisi Stres

Ada beberapa definisi dari stres menurut The National Institute of

Occational Safety and Health (NIOSH) pada tahun 1999 menyatakan bahwa

definisi dari stres adalah suatu kondisi yang dapat membahayakan fisik dan

mental dimana syarat suatu pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan,

pendapatan, dan kebutuhan pekerja.

Sementara Health and Safety Executive (HSE) pada tahun 2001

mendefinisikan stres sebagai suatu reaksi yang merugikan seseorang terhadap

tekanan yang berlebihan atau bentuk lain dari permintaan yang diberikan

kepada mereka.

Mengutip pengertian stres dari T.Hani Hanoko dalam buku Manajemen

Personalia dan Sumber Daya Manusia (2001,hal 200) Stres adalah suatu

kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi

fisik seseorang.Kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stressor.

Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mengakibatkan timbulnya stres

dan tanpa kita sadari bahwa hal itu sudah menjadi bagian dari kehidupan

sehari-hari. Salah satu contoh adalah pekerjaan. Stres dapat bersumber dari

tempat pekerjaan, lingkungan kerja yang dapat mengubah psikologis ataupun

lingkungan psikososial, ataupun juga yang dapat mengubah kebiasaan dalam

berorganisasi.

22
Salah satu contoh pekerjaan yang dapat menimbulkan stres adalah

pemandu lalu lintas udara ATC (Air Traffic Controller). ATC merupakan

salah satu pekerjaan yang menuntut adanya kerja tim (working group) yang

bertugas untuk menangani beban kerja yang tinggi. Bahkan, dalam

melakukan tugas-tugasnya dibutuhkan keahlian khusus serta pengetahuan

yang mendukung dan berkaitan dengan cognitive domains (seperti persepsi

spasial, pengolahan informasi, penalaran, pengambilan keputusan), aspek

komunikasi, dan yang berhubungan dengan manusia.

2. Jenis-jenis stres

Terdapat dua jenis stres yang dikategorikan oleh Quick dan Quick yang

dikutip oleh Rivai dan Mulyadi (2010:308):

a. Eustress Adalah hasil dari responden terhadap stres yang bersifat sehat,

positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk

kesejahteraan individu dan juga organisasi yang di asosiasikan dengan

pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance

yang tinggi.

b. Distress Adalah hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat,

negatif dan desduktrif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk

konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakita kardiovaskular

dan tingkat kehadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan

dengan keadaan sakit, penurunan dan kematian

23
3. Sumber stres Air Traffic Control (ATC)

Menurut beberapa survei, sumber stres dilaporkan oleh Air Traffic

Controller (ATC) berhubungan dengan tugas operatif dan struktur

organisasi. Sumber stres utama berasal dari puncak beban lalu lintas,

tekanan waktu, harus menyimpang dari aturan, batasan dan kepercayaan

terhadap peralatan. Kemudian mengenai jadwal kerja gilir (terutama kerja

malam), konflik peran, kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman dan

kurang kontrol terhadap kerja.

Beberapa hal yang menjadi penyebab utama sumber stres pada Air

Traffic Control (ATC) yaitu :

a. Permintaan

1) Jumlah penerbangan yang di kontrol (number of aircraft under

control).

2) Puncak jam sibuk lalu lintas udara (peak traffic hour).

3) Penerbangan diluar jadwal (extraneous traffic).

4) Peristiwa yang tidak terduga (unforeseeable events).

b. Prosedur operasional

1) Tekanan waktu (time pressure).

2) Terpaksa melanggar aturan yang ditetapkan.

3) Perasaan hilang kendali (feeling of loss control)

4) Takut terhadap konsekuesi error.

24
c. Waktu kerja

1) Pergantian jam dinas yang tidak teratur/masa kerja yang terlalu

panjang (unbroken duty periods).

2) Pergantian jam dinas dan dinas malam (shift and night work).

d. Peralatan kerja

1) Keterbatasan dan keandalan peralatan (limitations and reliability

equipment).

2) VDT (videlity), R/T (radio telephony) dan kualitas telepon.

3) Tata letak peralatan (equipment layout).

e. Lingkungan kerja

1) Pencahayaan, refleksi optik (lighting, optical reflections).

2) Kebisingan/gangguan (noise/distracters).

3) Suhu ruangan (microclimate).

4) Postur tubuh yang kurang baik (bad posture).

5) Tempat istirahat dan kantin (rest and canteen facilities).

f. Organisasi tempat kerja

1) Peran yang tumpang tindih (ambiguity role).

2) Hubungan dengan pengawas dan kolega (relations with

supervisors and colleagues).

3) Kurangnya pengontrolan terhadap proses kerja (lack of control

over work process).

4) Pendapatan (salary).

5) Pengakuan dari masyarakat (public opinion).

25
4. Tingkat stres kerja

Menurut Rusman (2004), stres dibagi menjadi tiga tingkatan. Stres

ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang.

Stres umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya lupa, ketiduran,

dikritik, dan kemacetan. Stres ringan biasanya hanya terjadi dalam

beberapa menit atau beberapa jam.situasi ini tidak akan menimbulkan

penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.

Stres sedang dapat memicu terjadinya penyakit. Stres sedang

terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Contoh dari

stresor yang dapat menimbulkan stress sedang adalah kesepakatan yang

belum selesai, beban kerja berlebihan, mengharapkan pekerjaan baru, dan

anggota keluarga yang pergi dalam waktu yang lama.

Stres berat adalah stress kronis yang terjadi beberapa minggu

sampai beberapa tahun. Contoh dari stres yang dapat menimbulkan stress

berat adalah hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan

financial, dan penyakit fisik yang lama.

5. Faktor resiko stres pada Air Traffic Control (ATC)

Stres dapat menjadi faktor yang berkontribusi pada beberapa

kondisi medis umum. Satu bukti mengenai stres yang berhubungan

dengan penyakit pada pengatur lalu lintas dapat diperoleh dengan cara

membandingkan mereka dengan insiden terhadap penyakit yang

berhubungan dengan stres pada pengatur lalu lintas lainnya yang secara

hati-hati dicocokkan dengan faktor demografi seperti usia, jenis kelamin,

26
kualifikasi pendidikan atau yang sejenisnya seperti yang dilakukan oleh

Rose dkk pada tahun 1978. Dari data yang mereka dapatkan terlihat

bahwa faktor demografi seperti yang disebutkan bukanlah menjadi poin

utama sebagai penyebab simtom stres, tetapi apakah simtom yang sering

terjadi pada Air Traffic Control (ATC) menunjukkan indikasi stres lebih

dari yang di duga. Jawaban atas pertanyaan diatas tergantung dari tempat

dimana mereka mengatur lalu lintas udara serta apa saja yang yang dapat

memicu stres yang mereka alami.

Air Traffic Control (ATC) secara umum dianggap sebagai salah

satu kelompok pekerja yang mempunyai tuntutan pekerjaan yang tinggi.

Faktanya adalah pekerjaannya meliputi suatu set tugas kompleks yang

membutuhkan pengetahuan dan pengalaman tingkat tinggi, bahkan

diperlukan keahlian spesifik aplikasi praktis kognitif yaitu persepsi

spatial, memproses informasi, penalaran logis, membuat keputusan,

komunikatif dan hubungan antar manusia.

6. Dampak dan gejala stres

Dampak stres sangat banyak dan beragam. Tentunya, beberapa di

antaranya bersifat positif seperti motivasi diri, rangsangan kerja keras,

meningkatnya inspirasi untuk menikmati kehidupan yang lebih baik.

Akan tetapi, banyak juga juga stres yang sifatnya mengganggu dan secara

potensial berbahaya.

Beberapa study yang dilakukan untuk melihat adanya hubungan

antara stres kerja dengan beberapa jenis penyakit. Mood dan gangguan

27
tidur, gangguan lambung, dan sakit kepala, serta terganggunya hubungan

dengan kerabat dan teman-teman, yang merupakan salah satu contoh

bentuk stres yang berhubungan. Gejala awal dari stres kerja biasanya

dengan mudah dapat dikenali. Gejala awal yang perlu diperhatikan pada

stres kerja, antara lain :

a. Sakit kepala

b. Tidur terganggu

c. Sulit berkonsentrasi

d. Mudah marah

e. Gangguan dilambung

f. Hasil kerja yang tidak memuaskan

g. Bermoral rendah (Low Moral)

Sedangkan Menurut Kementrian Kesehatan 2011 Stres akibat kerja

mempunyai gejala-gejala sebagai berikut ::

a. Gejala fisiologis berupa otot tegang, jantung berdebar-debar, perut mual dan

keringat dingin.

b. Gejala psikologis berupa mudah marah, emosi meledak-ledak, serta mudah

panik.

c. Gejala psikosomatik berupa gangguan muskuloskeletal (nyeri otot, kram),

gangguan sistem pernapasan (asma, spasmus bronchitis), gangguan

kardiovaskuler (migrain, hipertensi), gangguan kulit (eksim, jerawat),

gangguan kelenjar endokrin (hipertiroid, diabetes, infertilitas), gangguan

sistem saraf (neurostenia), gangguan mata (glaucoma), gangguan

28
gastrointestinal (gastritis, peptic ulcer, diare), gangguan genitourinarial

(dismenorhea, gangguan haid).

d. Gejala perilaku berupa absensi, menghindari interaksi atau komunikasi

dengan orang lain, menghindari hal-hal yang biasa disukai, sulit tidur,

perubahan kebiasaan makan, banyak merokok, gangguan tidur, tidak masuk

kerja, serta penurunan prestasi kerja.

B. Tinjauan Mengenai Air Traffic Controller (ATC)

1. Definisi dan batasan tentang Air Traffic Controller (ATC)

Air traffic controller (pemandu lalu lintas udara) adalah profesi yang

memberikan layanan pengaturan lalu lintas di udara terutama pesawat udara

untuk mencegah antarpesawat terlalu dekat satu sama lain, mencega tabrakan

antarpesawat udara dan pesawat udara dengan rintangan yang ada di

sekitarnya selama beroperasi. ATC atau yang disebut dengan Air Traffic

Controller juga berperan dalam pengaturan kelancaran arus lalu lintas,

membantu pilot dalam mengendalikan keadaan darurat, memberikan

informasi yang dibutuhkan pilot (seperti informasi cuaca, informasi navigasi

penerbangan, dan informasi lalu lintas udara). ATC adalah rekan terdekat

pilot selama di udara, peran ATC sangat besar dalam tercapainya tujuan

penerbangan.

Semua aktivitas pesawat di dalam manoeuvering area diharuskan

mendapat mandat terlebih dahulu dari ATC, yang kemudian ATC akan

memberikan informasi, instruksi, mandat kepada pilot sehingga tercapai

tujuan keselamatan penerbangan semua komunikasi itu dilakukan dengan

29
peralatan yang sesuai dan memenuhi aturan. ATC merupakan salah satu

media strategis untuk menjaga kedaulatan suatu wilayah/suatu Negara

(Undang- Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan).

Controller atau ATC (Turhan and Usanmaz, 2004) adalah pekerjaan yang

bertanggung jawab pada penerbangan pesawat mulai dari start terbang sampai

selesai sampai tujuan, titik poin yang spesifik mereka harus selamat tanpa

adanya masalah dengan pesawat, baik secara vertikal maupun horizontal jarak

terbang minimal tetap diperhatikan agar tetap selamat (Turhan, 2009).

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ATC

adalah pekerjaan yang sangat bertanggung jawab pada keselamatan

penerbangan agar pesawat dapat terbang dalam keadaan selamat tanpa adanya

kecelakaan pesawat mulai dari berangkat sampai tujuan.

2. Tujuan pelayanan lalu lintas udara oleh ATC

Berikut ini adalah tujuan pelayanan lalu lintas udara yang diberikan oleh

ATC berdasarkan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) bagian

170:

a. Mencegah tabrakan antarpesawat.

b. Mencegah tabrakan antarpesawat di area pergerakan rintangan di area

tersebut.

c. Mempercepat dan mempertahankan pergerakan lalu lintas udara.

d. Memberikan saran dan informasi yang berguna untuk keselamatan dan

efisiensi pengaturan lalu lintas udara.

30
e. Memberitahukan kepada organisasi yang berwenang dalam pencarian

pesawat yang memerlukan pencarian dan pertolongan sesuai dengan

organisasi yang dipersyaratkan.

Internasional Civil Aviation Organization (ICAO) menyebut dengan

istilah 5 objective of ATS dalam ICAO dokumen ANNEX 11 tentang air

traffic service.

1) Mencegah tabrakan antar pesawat.

2) Mencegah tabrakan antar pesawat di area manuver dan penghalang di

daerah itu.

3) Mempercepat dan menjaga arus lalu lintas udara yang teratur.

4) Memberikan saran dan informasi yang berguna agar aman dan efisien

melakukan penerbangan.

5) Beri tahu organisasi yang sesuai mengenai pesawat yang

membutuhkan ,mencari dan menyelamatkan bantuan, dan membantu

organisasi seperti itu wajib Pelayanan lalu lintas udara oleh seorang ATC

adalah pelayanan yang bertujuan agar pesawat berada pada titik yang

aman tanpa adanya tabrakan antarpesawat dan memandu pilot terbang

dalam keadaan efisien dan selamat.

Pelayanan lalu lintas udara oleh seorang ATC adalah pelayanan yang

bertujuan agar pesawat berada pada titik yang aman tanpa adanya tabrakan

antarpesawat dan memandu pilot terbang dalam keadaan efisien dan selamat.

31
3. Pembagian unit kerja untuk layanan ATC

Sesuai dengan tujuan pemberian air traffic services, Annex 11,

International Civil Aviation Organization (ICAO) tahun 1998, pelayanan lalu

lintas udara terdiri dari 3 (tiga) layanan:

a. Pelayanan Pengendalian Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control Service)

Pada ruang udara terkontrol/controlled airspace terbagi menjadi 3 (tiga)

bagian yaitu:

1) Aerodrome Control Service

Memberikan layanan air traffic control service, flight information

service, dan alerting service yang diperuntukkan bagi pesawat terbang

yang beroperasi atau berada di bandar udara dan sekitarnya (vicinity of

aerodrome) seperti take off, landing, taxiing, dan yang berada di

kawasan manoeuvring area, yang dilakukan di menara pengawas

(control tower). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan

ini disebut aerodrome control tower (ADC).

2) Approach Control Service

Memberikan layanan air traffic control service, flight information

service, dan alerting service, yang diberikan kepada pesawat yang berada

di ruang udara sekitar bandar udara, baik yang sedang melakukan

pendekatan maupun yang baru berangkat, terutama bagi penerbangan

yang beroperasi terbang instrumen yaitu suatu penerbangan yang

mengikuti aturan penerbangan instrumen atau dikenal dengan Instrument

32
Flight Rule (IFR). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan

ini disebut approach control office (APP).

3) Area Control Service

Memberikan layanan air traffic control service, flight information

service, dan alerting service, yang diberikan kepada penerbang yang

sedang menjelajah (en-route flight) terutama yang termasuk penerbangan

terkontrol (controlled flights). Unit yang bertanggung jawab memberikan

pelayanan ini disebut area control centre (ACC).

b. Pelayanan Informasi Penerbangan (Flight Information Service)

Flight information service adalah pelayanan yang dilakukan

dengan memberikan berita dan informasi yang berguna dan bermanfaat

untuk keselamatan, keamanan, dan efisiensi bagi penerbangan.

c. Pelayanan Keadaan Darurat (Alerting Service)

Pelayanan keadaan darurat adalah pelayanan yang dilakukan dengan

memberitahukan instansi terkait yang tepat, mengenai pesawat udara yang

membutuhkan pertolongan search and rescue unit dan mebantu instansi

tersebut, apabila diperlukan. Berdasarkan pembagian unit kerja untuk

layanan ATC dapat disimpulkan bahwa unit kerja ATC sangat kompleks

dan sistematis yang semuanya untuk keselamatan sebuah penerbangan.

Sehingga setiap unit diharapkan dapat berperan terhadap tanggung jawab

yang telah diamanahkan.

33
C. Tinjauan Umum Mengenai Faktor Pekerjaan (Job demands)

Penelitian menunjukkan bahwa faktor pekerjaan dalam tuntutan

pekerjaan, jadwal shift kerja pada pola kerja ATC adalah 3 hari kerja 1

hari istirahat inilah yang merupakan sumber utama dari stres bagi para

operator Air Tarffic Controller yang berpengaruh secara emosional dan

psikologis (Lalu Muhammad Saleh,2018).

Sebagai Douglas dan Bain (1996) mencatat, faktor lingkungan kerja

bisa kurang atau tetap dari ciri-ciri kepribadian, dan lebih terbuka terhadap

intervensi oleh majikan dan karyawan. Oleh karena itu, jelas lebih

bermanfaat untuk memeriksa penyebab lain dari stres di tempat kerja,

seperti karakteristik pekerjaan. Dalam hal ini, faktor-faktor yang

berhubungan dengan pekerjaan yang telah ditemukan pengaruh stres

mencakup tekanan seperti beban kerja yang berat, kondisi kerja yang

buruk, tekanan waktu, tekanan kinerja, konflik di tempat kerja, dan peran

kerja yang tidak jelas.

D. Tinjauan Umum Mengenai Beban Kerja (Workload)

Peran ATC dalam penerbangan sangat penting, oleh sebab itu disiplin

dan tanggung jawab yang tinggi, jam kerja di ATC diatur secara bergiliran

berdasarkan "possition log" atau “shift”. Aerodrome control tower, bidang

pekerjaannya yang dibagi dalam beberapa unit, di antaranya clearance

delivery, unit yang memberi informasi semua rute pelayanan lalu lintas

udara, ketinggian pesawat yang diminta atau diizinkan untuk terbang ke

tujuan. Ground control, mengatur semua pergerakan mulai pesawat itu

34
pusk back, sampai pesawat ke taxiway, menanti di ujung runway untuk

take off. Assistant tower controller, tugasnya membantu aktivitas tower

controller. Tower controller sendiri mengatur take off dan landing

pesawat.

Sekali pun jam kerja sudah diatur, setiap rutinitas pasti ada

kejenuhannya, karena pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa

penumpang pesawat, dengan fokus dan tanggung jawab profesi, ATC

diharuskan untuk tidak merasakan kejenuhan ketika bekerja. Penyedia

layanan pemanduan lalu lintas udara wajib menerapkan pola manajemen

stress pada beban kerja ATC dan manajemen keselamatan. Menurut

Dokumen 9426 Air Trafic Planning Manual, pemimpin unit pemandu lalu

lintas udara (unit chief controllers) dan para petugas evaluasi (evaluation

officers) perlu selalu waspada atas tanda–tanda stres pada anggota stafnya

dan mestinya tidak ragu–ragu untuk membantu meringankannya. Pada

langkah ini, suatu diskusi informal supervisor dengan pegawai pelaksana

sering dapat menghindari hilangnya kecakapan secara progresif.

E. Tinjauan Umum Tentang Tekanan Waktu (Time Pressure)

Beberapa studi telah menemukan hubungan yang kuat hubungan

antara stres kerja dan tekanan waktu. Tekanan waktu ini termasuk seperti

jam lembur, shift kerja, ketidak seimbangan antara tugas dan waktu yang

tersedia, ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang

diperlukan dalam hari kerja dialokasikan sehingga pekerjaan yang dibawa

pulang, gangguan konstan yang berkaitan dengan tuntutan pekerjaan lain

35
(yaitu pertemuan), dan tenggat waktu yang tidak masuk akal (Humphrey,

1998; Sauter & Hurrell, 1999).

Sebuah studi nasional tenaga kerja berubah menemukan bahwa

proporsi pekerja membawa pulang pekerjaan dari pekerjaan seminggu

sekali atau lebih, telah meningkat sebesar 10 persen sejak tahun 1977.

Sebagian besar pekerja dalam penelitian ini melaporkan perubahan dalam

persepsi mereka tentang tekanan kerja dalam 66 persen setuju dengan

pernyataan, "Saya tidak pernah memiliki cukup waktu untuk mendapatkan

semua yang dilakukan pada pekerjaan saya ( Swamberg, Galinsky &

Bond, 1999) .

F. Tinjauan Umum Mengenai Tekanan Kinerja (Performance Pressure)

Konsekuensi utama dari adegan global yang cepat berubah adalah

pekerja kecepatan meningkat diperlukan untuk menjaga untuk memastikan

produktivitas maksimum dan meningkatkan daya saing. Selain kebutuhan

untuk mempertahankan kinerja organisasi yang tinggi, ada persyaratan

bagi pekerja untuk melakukan banyak tugas di tempat kerja untuk

mengikuti perkembangan perubahan teknologi (Cascio, 1995). Perubahan

organisasi memiliki telah ditemukan untuk menjadi berpotensi merugikan

kesehatan pekerja. Memang, penelitian baru-baru ini memiliki Tekanan

kinerja ditemukan di profesional untuk menjadi salah satu aspek yang

paling stress pekerjaan mereka (Cahn et al. 2000). Studi-studi lain telah

menyoroti kekhawatiran tentang mengubah sifat pekerjaan dan link untuk

peningkatan risiko cedera dan penyakit (Babson, 1993; Townley, 2000).

36
Dalam hal ini, survei terbaru dari manajer di Inggris menunjukkan

bahwa Mayoritas tidak senang dengan budaya tempat kerja saat ini di

mana mereka diminta untuk bekerja dengan jam kerja diperpanjang dan

mengatasi beban kerja yang besar sementara secara bersamaan memenuhi

target produksi dan tenggat waktu (Townley, 2000). Hasil penelitian ini

menyoroti berbagai gejala stres terkait termasuk kelelahan yang

berlebihan, sakit kepala dan hilangnya marah sebagai dikaitkan dengan

tuntutan kerja tersebut. Penelitian lebih lanjut harus membentuk hubungan

antara jam kerja meningkat dan keluarga miskin dan kehidupan sosial

(Cahn et al. 2000), sehingga memperburuk dampak dari stres kerja.

Banyak organisasi tunduk pekerja mereka untuk lebih ' kinerja tekanan '

oleh memantau kegiatan dan atau output mereka di tempat kerja. Dalam

rangka mempertahankan dan meningkatkan produktivitas pekerja sering

menemukan praktek kerja mereka diteliti oleh orang lain pada tim.

Pemantauan dan/atau pengawasan pekerja cepat menjadi diterima dengan

baik prosedur di banyak pekerjaan. Di masa lalu, hanya beberapa

pekerjaan dipantau (operator telepon didominasi untuk memeriksa kualitas

layanan yang disediakan).

G. Tinjauan Umum Mengenai Konflik Di Tempat Kerja (Unclear Work

Roles)

Konflik di tempat kerja telah diidentifikasi sebagai sumber

signifikan dari stres untuk beberapa pekerja, yang tercermin oleh

kenyataan bahwa banyak klaim stres dapat dihubungkan dengan konflik

37
di tempat kerja, interaksi interpersonal negatif dengan rekan kerja, dan

reaksi negatif terhadap keputusan manajemen (Cotton & Fisher, 1995;

Shergold, 1995). (Toohey 1994) mengemukakan bahwa pekerja yang

memiliki rentang yang terbatas pilihan untuk menghadapi situasi yang

menyedihkan di tempat kerja lebih rentan terhadap efek merusak pada

psikologis kesejahteraan mereka. Konflik adalah meresap di semua jenis

organisasi dan dapat memanifestasikan dirinya dalam berbagai cara

termasuk emosional (kekacauan, kecemasan, ketegangan, dan frustrasi),

peningkatan absensi, omset pekerjaan, kekerasan dan, dari perspektif

konflik kelompok, pemogokan dan demonstrasi (Cooper & Payne, 1988;

Toohey, 1994). Selain itu, konflik dapat mencakup kedua situasi yang

jelas, dimana seorang pekerja mungkin menjadi korban dari tindakan

agresif atau kekerasan, atau bentuk yang lebih halus perselisihan seperti

perbedaan pendapat atau harapan (Robbins, Waters Marsh, Cacioppe &

Millet, 1994).

Menurut Robbins dalam Timangratuogi (2012:24) ada tiga sumber

utama yang dapat menyebabkan timbulnya stres salah satunya peran kerja

yang tidak jelas atau tuntutan peran yang ada di organisasi.Peraturan dan

tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan

mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir

yang ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut.

Ambiguitas peran terjadi ketika seorang individu tidak memiliki

informasi tentang persyaratannya peran, bagaimana persyaratan peran

38
yang harus dipenuhi, dan prosedur evaluatif tersedia untuk memastikan

bahwa peran sedang dilakukan berhasil (Cooper, 1991). Role ambiguity

telah ditemukan untuk menyebabkan hasil negatif seperti seperti

mengurangi kepercayaan, rasa putus asa, kecemasan, dan depresi (Jackson

& Schuler, 1985; Muchinsky, 1997).

Konflik peran memiliki didefinisikan sebagai dua atau lebih set

harapan peran sedemikian rupa sehingga realisasi satu set membuat sulit

atau tidak mungkin untuk mengaktualisasikan lain (Kahn et al. 1964).

konflik peran dapat menyebabkan sikap kerja negatif dan perilaku yang

meliputi penurunan dalam pekerjaan kepuasan, peningkatan kecemasan,

penurunan kepercayaan dan keyakinan dalam organisasi dan rusak

hubungan interpersonal dengan rekan kerja dan supervisor (Caplan, 1982).

Namun, sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Bedeian dan

Armenakis, 1981) menemukan bahwa hubungan antara ambiguitas peran

konflik dan kecenderungan untuk meninggalkan pekerjaan yang diabaikan,

setelah memperhitungkan pengaruh kepuasan kerja. Temuan ini telah

direplikasi oleh peneliti lain (Netemeyer et al. 1990).

39
H. Kerangka Teoritis

Kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kerentanan personal (Personal Vulnerability)

 Faktor kepribadian (Personality Factors)


 Efektivitas Negatif (Negative Affectivity)
 Tahan Banting Psikologis(Psychological
Hardines)
 Konflik Kerja Keluarga (family-work
conflict)

Faktor Pekerjaan (Job Demands )

 Beban kerja (Workload)


 Tekanan Waktu (Time Pressure) STRES
 Tekanan Kinerja (Performance Pressure) KERJA
 Konflik Di tempat Kerja (Conflict at
Work)
 Peran kerja yang tidak jelas (unclear work
roles)

Iklim Organisasi (Organisational Climate)

 Globalisasi perekonomian (Globalisation


of the economy)
 Dampak Tekhnologi (The impact of
Technology)

Bagan 2.1

(Sumber; Elizabeth kendall, Dkk 2000)

40
I. Kerangka Konsep

Kerangka pemikiran akan mengarahkan proses penelitian sesuai tujuan

yang ingin dicapai dan akan menjadi alur pemikiran penelitian.

Beban kerja (workload)

Tekanan waktu (Time Pressure)

Faktor Stres
Tekanan kinerja (performance
Pekerjaan Kerja
preasure)

Konflik di tempat kerja (conflict


at work)

Peran kerja yang tidak jelas


(unclear work roles)

Bagan 2.2

Keterangan :

= Variabel Dependen

= Variabel Independen

J. Pandangan Islam Terhadap Stres

41
Islam mengenalkan stres di dalam kehidupan ini sebagai cobaan.

Allah SWT berfirman di dalam Al Qur’an surat Al Baqarah (2) ayat 155

yaitu :

ۡ ۡ ِ ‫َولَنَ ۡبلُ َونَّ ُكم بِ َش ۡي ٖء ِّم َن ۡٱل َخ ۡو‬


ِ ُ‫ص ِّم َن ٱأۡل َمۡ ٰ َو ِل َوٱأۡل َنف‬
‫س‬ ٖ ‫[وع َونَق‬
ِ [‫ف َوٱل ُج‬

١٥٥ ‫ين‬ َّ ٰ ‫ت َوبَ ِّش ِر ٱل‬


َ ‫صبِ ِر‬ ِ ۗ ‫َوٱلثَّ َم ٰ َر‬
Artinya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah

berita gembira kepada orang-orang yang sabar

Ujian atau cobaan yang dihadapi itu hakikatnya sedikit sehingga, betapapun

besarnya, ia sedikit jika dibandingkan dengan dengan imbalan dan ganjaran yang

akan diterima. Cobaan itu sedikit karena, betapapun besarnya cobaan, ia dapat

terjadi dalm bentuk yang lebih besar dari pada yang telah terjadi (Tafsir Al-

Mishbah 2009).

Datangnya cobaan kepada diri kita inilah yang akan dirasakan sebagai suatu

stres (tekanan) dalam diri, atau disebut juga sebagai beban. Banyak contoh dalam

keseharian kita bentuk-bentuk cobaan ini, misalnya kematian, sakit, dan

kehilangan. Bukan hanya kondisi yang buruk menjadi cobaan, namun kekayaan,

anak, kepandaian dan jabatan juga menjadi cobaan bagi manusia.

Surat al Baqarah ayat 10 :

‫ُون‬ ْ ُ‫ض ۖا َولَهُمۡ َع[ َذابٌ أَلِي ۢ ُم بِ َم[[ا َك[[ان‬


َ ‫وا يَكۡ ِذب‬ ٗ ‫ض فَ َزا َدهُ ُم ٱهَّلل ُ َم َر‬
ٞ ‫فِي قُلُوبِ ِهم َّم َر‬
١٠

42
Artinya : Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan

bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta

Menyatakan kondisi stres dan gangguan psikologis yang mengikuti manusia

sebagai penyakit hati. Lebih jelasnya berbunyi “dalam hati mereka ada penyakit,

lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan

mereka berdusta”. Penyakit hati ini diartikan sebagai sifat kedengkian, iri-hati dan

dendam terhadap orang lain. Sifat dan perasaan ini menjadikan seseorang

senantiasa merasa terancam oleh sesuatu yang sesungguhnya dapat dihindari

situasi atau peristiwa yang memunculkan stres disebut sebagai stressor atau

sumber stres. Segala sesuatu yang ada di lingkungan manusia dapat menjadi

stressor, baik berupa lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, tempat kerja, da

tempat umum. Orang lain yang ada di sekitar kita juga dapat menjadi stressor

sebagaimana benda fisik seperti ruangan, angkutan umum, kemacetan, cuaca, dan

sebagainya.

43

Anda mungkin juga menyukai