Anda di halaman 1dari 27

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346630431

SENSOR TEKANAN PADA ALAT KESEHATAN

Chapter · December 2020

CITATIONS READS
0 3,507

1 author:

I Gede Suputra Widharma


Politeknik Negeri Bali
207 PUBLICATIONS   54 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Lifestyle View project

Electrical Engineering View project

All content following this page was uploaded by I Gede Suputra Widharma on 04 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SENSOR TEKANAN PADA ALAT KESEHATAN

I Gede Suputra Widharma, S.T.,M.T.

dan

I Made Nova Prasetya 19


I Putu Widi Ardinata 06
Kadek Agus Hari Pratama 26
Rustam Taher 27

POLITEKNIK NEGERI BALI


2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
SENSOR SECARA UMUM........................................................................................................... 1
1.1 Sensor Pasif dan Sensor Aktif ............................................................................................... 1
1.2 Sensor Analog dan Sensor Digital ........................................................................................ 2
1.3 Jenis-jenis Sensor .................................................................................................................. 3
BAB II............................................................................................................................................. 5
SENSOR TEKANAN (PRESSURE SENSORS) ........................................................................... 5
2.1 Jenis-Jenis Sensor Tekanan ................................................................................................... 6
2.2 Kegunaan Sensor Tekanan .................................................................................................. 12
BAB III ......................................................................................................................................... 13
APLIKASI SENSOR TEKANAN PADA ALAT UJI TEKANAN SPHYGMOMANOMETER
....................................................................................................................................................... 13
3.1. PENDAHULUAN .............................................................................................................. 13
3.2. KONSEP DASAR .............................................................................................................. 13
3.2.1 Sphygmomanometer............................................................................................... 13
3.2.2 Kalibrasi Sphygmomanometer ............................................................................. 14
3.2.3 Sensor Tekanan ....................................................................................................... 15
3.2.4 Pengkondisi Sinyal dan Akuisisi Data .................................................................. 16
3.3 PERANCANGAN SISTEM ............................................................................................... 17
3.4. PEMBAHASAN ................................................................................................................ 19
BAB IV ......................................................................................................................................... 21
PENUTUP..................................................................................................................................... 21
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 21
4.2 Saran .................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Laporan yang kami buat dengan judul “Sensor
Tekanan Pada Alat Kesehatan” dan tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak I
Gede Suputra Widharma, S.T, MT. selaku dosen pengajar pada mata kuliah ini.

Kami sangat mengharapkan laporan ini sangat berguna dalam mata kuliah ini. Laporan ini
telah kami buat semaksimal mungkin, dan kami menyadari bahwa pada laporan yang kami buat
ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami benar-benar
menerima kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang
selanjutnya, sebab sekali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
disertai saran yang konstruktif. Dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat.

Akhir kata saya harapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi
pembaca.

Bali, 25 November 2020

Penyusun

ii
iii
BAB I
SENSOR SECARA UMUM

Di era globalisasi ini semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan oleh manusia untuk
dapat membantu pekerjaan mereka sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih mudah
dan efesien. Oleh karena itu, setiap manusia terutama mahasiswa dituntut agar mampu beradaptasi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Salah satu perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah di bidang sensor. Dimana saat ini banyak sekali peralatan
teknologi menggunakan aplikasi sensor. Sensor sendiri adalah komponen yang mampu merespon
suatu besaran yang diberikan dan menghasilkan keluaran berupa sinyal elektrik sesuai dengan nilai
besaran tersebut (Carr, 1993). Sensor akan memproduksi sinyal keluaran yang proporsional
terhadap parameter yang diukur. Beberapa parameter fisik atau besaran seperti temperatur, laju
alir, tekanan, atau perpindahan berdampak terhadap keadaan keluaran sensor. Keluaran dari sensor
dapat berupa tegangan atau arus yang merepresentasikan besar parameter terukur saat itu juga atau
berupa pengukuran dalam rentang waktu tertentu. Beragam jenis sensor diklasifikasikan sesuai
dengan parameter yang mampu diukur sensor tersebut seperti sensor resistif, kapasitif, dan
induktif, sensor temperatur, sensor posisi dan pergeseran, sensor gaya dan tekanan, sensor getaran
dan percepatan, biosensor, sensor laju alir, sensor optik, sensor magnetik, dan lain sebagainya.
Yang di bahas kali ini adalah sensor tekanan, sensor tekanan merupakan sensor untuk mengukur
tekanan suatu zat yang memiliki tekanan sangat kecil sehingga sulit untuk diukur apabila
menggunakan alat pengukur biasa. Sensor sphygmomanometer adalah alat untuk pengukuran
tekanan darah pada pasien merupakan suatu kegiatan rutin yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan dalam mengontrol kondisi kesehatan dari pasien.

Klasifikasi Sensor

Sensor-sensor yang digunakan pada perangkat elektronik dapat diklasifikasikan menjadi


dua kategori yaitu sebagai berikut :

 Sensor Pasif dan Sensor Aktif


 Sensor Analog dan Sensor Digital

Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai kedua klasifikasi sensor tersebut:

1.1 Sensor Pasif dan Sensor Aktif


1.1. Sensor Pasif (Passive Sensor)

1
Sensor Pasif adalah jenis sensor yang dapat menghasilkan sinyal output tanpa
memerlukan pasokan listrik dari eksternal. Contohnya Termokopel (Thermocouple)
yang menghasilkan nilai tegangan sesuai dengan panas atau suhu yang diterimanya.

1.2. Sensor Aktif (Active Sensor)

Sensor Aktif adalah jenis sensor yang membutuhkan sumber daya eskternal
untuk dapat beroperasi. Sifat fisik Sensor Aktif bervariasi sehubungan dengan efek
eksternal yang diberikannya. Sensor Aktif ini disebut juga dengan Sensor Pembangkit
Otomatis (Self Generating Sensors).

1.2 Sensor Analog dan Sensor Digital


Berikut ini adalalah pengertian dan jenis-jenis sensor berdasarkan sifat Analog atau
Digitalnya:

2.1.Sensor Analog

Sensor Analog adalah sensor yang menghasilkan sinyal output yang kontinu
atau berkelanjutan. Sinyal keluaran kontinu yang dihasilkan oleh sensor analog ini
sebanding dengan pengukuran. Berbagai parameter Analog ini diantaranya adalah
suhu, tegangan, tekanan, pergerakan dan lain-lainnya.

Contoh Sensor Analog :

 akselerometer (accelerometer)
 sensor kecepatan
 sensor tekanan
 sensor cahaya
 sensor suhu.

2.2.Sensor Digital

Sensor Digital adalah sensor yang menghasilkan sinyal keluaran diskrit. Sinyal
diskrit akan non-kontinu dengan waktu dan dapat direpresentasikan dalam “bit”.
Sebuah sensor digital biasanya terdiri dari sensor, kabel dan pemancar. Sinyal yang
diukur akan diwakili dalam format digital. Output digital dapat dalam bentuk Logika
1 atau logika 0 (ON atau OFF). Sinyal fisik yang diterimanya akan dikonversi menjadi
2
sinyal digital di dalam sensor itu sendiri tanpa komponen eksternal. Kabel digunakan
untuk transmisi jarak jauh.

Contoh Sensor Digital:

 akselerometer digital (digital accelerometer)


 sensor kecepatan digital
 sensor tekanan digital
 sensor cahaya digital
 sensor suhu digital.

1.3 Jenis-jenis Sensor


Berikut ini adalah jenis-jenis Sensor:

1. Sensor Proximity (proximity sensors)


Merupakan sensor yang hanya dapat mendeteksi target (jenis logam) dengan
tanpa banyak kontak fisik. Sensor jenis ini biasanya terdiri dari perangkat elektronik
keadaan padat tersegel untuk melindunginya dari efek getaran, Cairan yang
berlebihan, bahan kimia dan korosif. Sensor ini dapat diterapkan ke kondisi
penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil / lunak untuk menggerakkan
sakelar mekanis. Prinsip kerjanya adalah dengan menunjukkan perubahan amplitudo
dan lingkungan frekuensi tinggi.
2. Sensor Magnet.
Merupakan alat yang akan dipengaruhi oleh medan magnet dan
menghantarkannya perubahan kondisi pengeluaran. Seperti layaknya saklar dua
kondisi (on / off) yang digerakkan oleh medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor
3
ini dikemasan dalam kemasan yang vakum dan bebas debu, kelembaban, asap atau
uap.
3. Sensor Sinar.
Terdiri dari 3 kategori yaitu: Fotovoltaic atau solar merupakan alat sensor sinar
yang mengubah energi sinar menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya
akan menyebabkan pergerakan elektron dan membangkitkan tegangan.
Fotokonduktif (fotoresistif) akan memberikan perubahan tahanan (resistensi)
pada sel-selnya, maka semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima, maka akan
semakin kecil pula nilai tahanannya.
Fotolistrik adalah sensor yang prinsip kerjanya berdasarkan pantulan
karenaperubahan posisi / jarak atau sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target
pemantulnya, yang terdiri dari sepasang sumber cahaya dan penerima.
4. Sensor Efek Hall.
Sensor ini dirancang untuk merasakan objek magnetis dengan perubahan posisi.
Perubahan terus menerus dalam medan magnet menyebabkan munculnya pulsa yang
kemudian dapat ditentukan frekuensinya, Sensor jenis ini biasanya digunakan sebagai
pengukur kecepatan.
5. Sensor Ultrasonik (Ultrasonic Sensor)
Sensor Ultrasonik adalah jenis sensor non-kontak yang dapat digunakan untuk
mengukur jarak serta kecepatan suatu benda. Sensor Ultrasonik bekerja berdasarkan
sifat-sifat gelombang suara dengan frekuensi lebih besar daripada rentang suara
manusia. Dengan menggunakan gelombang suara, Sensor Ultrasonik dapat mengukur
jarak suatu objek (mirip dengan SONAR). Sifat Doppler dari gelombang suara dapat
digunakan untuk mengukur kecepatan suatu objek.
6. Sensor Tekanan (Pressure Sensor)
Sensor Tekanan atau Pressure Sensor adalah Sensor yang digunakan untuk
mengukur jumlah tekanan yang diterapkan pada sebuah sensor. Sensor tekanan akan
menghasilkan sinyal keluaran analog yang sebanding dengan jumlah tekanan yang
diberikan. Sensor piezoelektrik adalah salah satu jenis sensor tekanan yang dapat
menghasilkan sinyal tegangan keluaran yang sebanding dengan tekanan yang diterapkan
padanya.
7. Sensor Suhu (Temperature Sensor)
Sensor Suhu atau Temperature Sensor adalah Sensor tersedia secara luas baik
dalam bentuk sensor digital maupun analog. Ada berbagai jenis sensor suhu yang
digunakan untuk aplikasi yang berbeda.Salah satu Sensor Suhu adalah Termistor, yaitu
resistor peka termal yang digunakan untuk mendeteksi perubahan suhu. Apabila Suhu
meningkat, resistansi listrik dari termistor akan meningkat juga. Sebaliknya, jika suhu
menurun, maka resistansi juga akan menurun.

4
BAB II
SENSOR TEKANAN (PRESSURE SENSORS)

Pengertian Sensor Tekanan (pressure sensors)

Sensor tekanan adalah sensor untuk mengukur tekanan suatu zat. Tekanan (p) adalah
satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A). Satuan tekanan sering digunakan
untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas. Sensor ini memiliki transduser yang
mengukur ketegangan kawat, di mana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar
penginderaanya yaitu pada perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat
perubahan panjang dan luas penampangnya.
Sensor Tekanan diciptakan untuk mengukur tekanan suatu zat yang memiliki tekanan
sangat kecil sehingga sulit untuk diukur apabila menggunakan alat pengukur biasa. Dalam
pelajaran Science, kita mengenal adanya alat pengukur untuk suatu benda. Seperti contoh
thermometer sebagai alat untuk mengukur suhu, anemometer untuk mengukur kecepatan angin
dan speedometer untuk mengukur kecepatan suatu benda. Tekanan yang dilambangkan dalam
huruf (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya, yang dilamabangkan dengan (F) persatuan
luas, yang dilambangkan dengan (A). Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan
atau tekanan dari unsur zat yaitu berupa cairan dan gas. Fungsi dari sensor tekanan sebenarnya
adalah untuk mengubah tekanan menjadi induktasi.

5
2.1 Jenis-Jenis Sensor Tekanan

Bourdon tubes adalah sejenis pipa pendek lengkung , dan salah satu ujungnya
tertutup.
Prinsip kerjanya : Jika bourdon tubes diberikan tekanan maka ia akan cenderung untuk
“menegang”. Perubahan yang dihasilkan sebanding dengan besarnya tekanan yang
diberikan
Kelebihan : >Tidak mudah terpengaruh perubahan temperature
>Baik dipakai untuk mengukur tekanan antara 30-100.000 Psi
Kekurangan: Pada tekanan rendah 0-30 psi kurang sensitive dibanding bellows

 LVDT (Linear Variabel differential Transformer)

LVDT atau (Linear Variable Differential Transformer) merupakan salah satu


contoh sensor posisi, yang bekerja berdasarkan pada ada tidaknya medan magnet yang
terjadi. LVDT pertama kali di kemukakan oleh G.B.hoadley. pertama kali digunakan untuk
kepentingan militer. Pada tahun 1950-an pengetahuan akan LVDT ini terus berkembang,
hingga dapat digunakan dalam kepentingan industry.

6
LVDT terdiri dari 2 komponen penting yaitu :
1.Kumparan
Salah satu komponen penyusun LVDT merupakan kumparan. terdapat 3 kumparan
dalam LVDT,yaitu 1 kumparan primer dan 2 kumparan sekunder. kenapa digunakan 2 buah
kumparan sekunder adalah agar perbedaan besar induksi yang diterima kedua kumparan
sekunder dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar perubahan posisi batang inti
(magnet)
2.CORE (batang inti magnet)
Material core atau batang inti ini biasanya berbentuk silinder atau turbular dengan
komponen penyusun berupa nickel-iron alloy permalloy. dalam proses produksinya,
setelah bentuk dan ukuran dari batang inti ini di atur proses akan memasuki tahap annealing
(atau penguatan dengan proses memanasi). Selama proses annealing ini biasanya dilakukan
reduksi aliran gas untuk mencegah terjadinya oksidasi. gas yang biasanya digunakan dalam
proses annealing ini biasanya hydrogen ataupun gas yang mengandung hidrogen.

7
Prinsip kerja LVDT

Perubahan tekanan dalam kantung akan mengakibatkan perubahan posisi inti


magnet pada kumparan LVDT, sehingga mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada
kumparan sekunder 1 dan 2. Dengan perubahan induksi magnetik pada kumparan sekunder
1 dan 2 tersebut maka output kumparan 1 dan 2 akan menghasilkan tegangan induksi
magnetik yang besarnya sebanding perseseran inti magnet LVDT akibat perubahan tekanan
pada kantung. Pergeseran inti magnet (batang magnet) di tengah kumparan tersebut akan
menimbulkan tegangan output pada kumparan yang mendapat induksi dari inti magnet
tersebut.

Contoh Penerapan LVDT:


• Sensor-sensor (perpindahan, jarak, dan sensor mekanik lainnya)
• Level fluida
• Automotive Suspension
• Mesin ATM

Kelebihan LVDT:
• Padat dan kuat, sehingga dapat digunakan pada peralatan yang berat.
• System operasi tanpa gesekan antara aramature dan transformer sehingga cocok untuk
pengujian material.
• Sensitif, sehingga dapat mendeteksi sedikit saja perubahan.
• Mampu menangani input yang berlebih
• Dapat digunakan pada lingkungan yang bervariasi.
8
• Output mutlak

Kekurangan LVDT :
• LVDT baru bekerja jika ada kontak antara armature dan transformer.
• Pengukuran dinamis dibatasi tidak lebih dari 1/10 dari LVDT resonansi frekuensi. Di
beberapa kasus, hasilnya lebih dari 2 kHz.
• Harga relative mahal

 Sensor Tekanan Semikonduktor (MPX4100) Sensor tekanan MPX4100


Sensor tekanan MPX4100 merupakan seri Manifold Absolute Pressure (MAP) yaitu
sensor tekanan yang dapat membaca tekanan udara dalam suatu manifold.
Pada dasarnya sensor tekanan MPX4100 adalah sebuah sensor tekanan yang sudah
dilengkapi dengan rangkaian pengkondisi sinyal dan temperatur kalibrator yang membuat
sensor ini stabil terhadap perubahan suhu. Untuk akurasi pengukuran sensor ini
menggunakan teknik micro machine, thin film metalization dan proses bipolar
semiconductor.

Bentuk fisik sensor tekanan MPX4100 cukup kecil seperti terlihat pada gambar
berikut.

Bentuk fisik dari sensor tekanan MPX4100 cukup kecil sehingga dapat
digunakan dengan lebih praktis dan efisien tempat peletakan sensor tekanan MPX4100
tersebut. Dengan adanya rangkaian pengkondisi sinyal, sensor ini dapat terhubung
langsung pada Analog to Digital Converter.

9
Rangkaian pengkondisi sinyal menghasilkan tegangan analog dengan Skala
Penuh (Full Scale) hingga 5 Volt.
Feature Sensor tekanan MPX4100 Sesuai datasheet dari sensor tekanan, feature
yang dimiliki oleh sensor tekanan tipe MPX4100 ini adalah sebagai berikut :

1. 1.8% Maximum Error Over 0° to 85°C


2. Specifically Designed for Intake Manifold Absolute Pressure Sensing in Engine
Control Systems.
3. Ideally Suited for Microprocessor Interfacing
4.Temperature Compensated Over -40°C to +125°C
5.Durable Epoxy Unibody Element
6.Ideal for Non-Automotive Application

Diagram Blok Internal Sensor Tekanan MPX4100

Sensor ini mempunyai kemampuan untuk mendeteksi tekanan 15 hingga 115


kilo Pascal dan bekerja berdasarkan perbedaan tekanan antara P1 dan P2. P1 atau
Pressure Side terdiri dari fluorisilicone gel yang melindunginya dari benda-benda
keras.

10
Gambar diatas menunjukkan perubahan tekanan terhadap tegangan output dari sensor
di mana perubahan bergerak linear setelah 20 kPa. Tampak 3 buah garis pada grafik
tersebut yang menunjukkan batas maksimum dan minimum error dari hasil pengukuran
sensor. Sensor tekanan pada aplikasi robotik seringkali digunakan sebagai feedback
mechanic di mana sistem mikrokontroler dapat mendeteksi kondisi mekanik pada saat
itu. Contohnya untuk mendeteksi kuat lemah cengkeraman robot atau menghitung beban
yang diletakkan pada robot. Selain itu pengukuran tekanan kompresi pada manifold
mesin (otomotif) sering menggunakan sensor tekanan MPX4100 ini karena tetap stabil
perubahan suhu yang tinggi.dalam

Prinsip Kerja Sensor Tekanan MPX4100


Prinsip kerja dari sensor tekanan itu sendiri adalah mengubah tegangan
mekanik menjadi listrik. Kurang ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan
pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang. Daya yang diberikan pada
kawat itu sendiri menyebabkan kawat menjadi bengkok. Sehingga menyebabkan
ukuran kawat berubah dan mengubah ketahananya.

Contoh Aplikasi Sensor Tekanan MPX4100:


• Pemantau cuaca
11
• Pesawat terbang
• Pengukur tekanan ban
• Alat Medis yaitu Tensimeter

2.2 Kegunaan Sensor Tekanan


Kegunaan Sensor Tekanan hampirbanyak kita jumpai disuatu pekerjaan contohnya sebagai
berikut:
1. Bidang industri otomotif
Dalam mesin otomotif dan berbagai komponen penting lainnya, sensor tekanan
digunakan dalam sistem pengereman kendaraan (pengereman kendaraan dengan
menggunakan angin, seperti di bus, atau juga sistem ABS (Anti-Lock Brake System)).
Sensor tekanan juga digunakan di sistem airbag untuk mendeteksi tabrakan, karena saat
tabrakan, badan kendaraan mengalami peningkatan tekanan yang besar.
2. Bidang Biomedis
Digunakan dalam pengukuran banyak hal vital, seperti tekanan darah. Selain itu,
sensor tekanan juga dipakai sebagai sensor untuk kontrollerkontroller penting, seperti
pengatur tekanan cairan infus.
3. Bidang Manufaktur
Pendeteksian tekanan dengan tepat penting diperlukan di dalam berbagai hal,
seperti proses pemanasan, proses pengovenan komponen komposit, pneumatic, dan masih
sangat banyak lagi.

12
BAB III
APLIKASI SENSOR TEKANAN PADA ALAT UJI TEKANAN
SPHYGMOMANOMETER

3.1. PENDAHULUAN
Pengukuran tekanan darah pada pasien merupakan suatu kegiatan rutin yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan dalam mengontrol kondisi kesehatan dari pasien. Tekanan darah dapat diukur dengan alat
sphygmomanometer. Pengukuran tekanan darah yang tidak akurat dapat mengakibatkan suatu diagnosa
yang salah terhadap kondisi pasien (D. & Pierin, 1998). Ketidak-akuratan dari suatu alat
sphygmomanometer dapat dihindari dengan melakukan kalibrasi minimal selama 6 bulan sekali (World
Health Organization, 2005). Kalibrasi sphygmomanometer dapat dilakukan dengan membandingkan dua
alat ukur tekanan darah, dimana salah satu dari alat ukur tersebut dijadikan sebagai referensi pengukuran
atau pressure tester (Nelson Debralee. RDH. MA., 2008). Alat yang dapat digunakan sebagai referensi
pengukuran adalah menggunakan sphygmomanometer dengan merkuri. Sphygmomanometer merkuri
merupakan alat ukur yang paling standar yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi (Nelson Debralee.
RDH. MA., 2008). Di era sekarang penggunaan merkuri sudah dibatasi, hal ini dikarenakan penggunaan
merkuri dapat membahayakan lingkungan (Nainggolan Parlindungan Fernando, 2015). Pada penelitian ini
akan dirancang suatu alat pressure tester yang nantinya dapat dijadikan sebagai referensi pembacaan
tekanan. Tingkat akurasi dari suatu alat yang digunakan sebagai pressure tester harus memiliki batas akurasi
sebesar 0.8 mmHg (Werner, 2009). Pressure tester yang akan dirancang tidak menggunakan merkuri.
Pembacaan tekanan akan menggunakan sensor tekanan MPXM2053GS yang lebih ramah lingkungan
karena terbuat dari substansi silicon (Hartika & Afrilia, 2012). Keluaran dari sensor tersebut akan dilakukan
proses pengkondisian sinyal, sehingga keluaran sensor akan lebih mudah dibaca oleh mikrokontroler.
Mikrokontroler akan melakukan proses akuisisi data, sehingga hasil yang akan tertampil nantinya sudah
dalam bentuk yang dapat dibaca (dalam skala mmHg).

3.2. KONSEP DASAR


3.2.1 Sphygmomanometer
Sphygmomanometer merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
darah. Ada dua jenis sphygmomanometer yang dapat digunakan untuk mengukur tekanan
darah, yaitu: sphygmomanometer manual dan sphygmomanometer digital. Menurut tingkat
akurasi dari pengukuran tekanan darah, sphygmomanometer dengan merkuri memiliki tingkat
akurasi yang tinggi dibandingkan dengan sphygmomanometer yang lainnya (Balestrieri E.,
2009). Sphygmomanometer dengan merkuri dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:

13
Gambar . Sphygmomanometer dengan Merkuri
Penggunaan sphygmomanometer dengan merkuri sekarang ini sudah mulai
dikurangi, hal ini disebabkan karena merkuri dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan
(Nainggolan Parlindungan Fernando, 2015). Sphygmomanometer yang sering digunakan
adalah sphygmomanometer aneroid dan sphygmomanometer digital.

Gambar Sphygmomanometer Aneroid dan


Sphygmomanometer Digital

Sphygmomanometer aneroid tidak menggunakan merkuri dalam melakukan


pengukuran tekanan darah, tetapi menggunakan jarum penunjuk angka. Begitu pula
sphygmomanometer digital hasil pembacaan tekanan langsung tertampil dalam bentuk angka
digital. Pada sphygmomanometer digital menggunakan sensor untuk membaca tekanan pada
cuff. Data keluaran dari sensor tersebut akan diolah oleh kontroler dan ditunjukkan pada
suatu penampil digital.
3.2.2 Kalibrasi Sphygmomanometer
Kalibrasi merupakan suatu kegiatan dalam menetapkan hubungan antara nilai besaran
dan ketidak-pastian pengukuran terhadap standar pengukuran (Kalibrasi Akreditasi
Nasional). Kesalahan alat ukur dapat diklasifikasikan dalam dua hal, yaitu: kesalahan acak dan
kesalahan sistematis (Turner Martin J, 2007).
14
Kesalahan acak merupakan kesalahan hasil pengukuran yang memiliki nilai
kesalahan yang berbeda-beda pada satu pengukuran. Kesalahan acak dapat diatasi dengan
melakukan perhitungan rata- rata pada hasil pengukuran. Kesalahan sistematis
merupakan suatu kesalahan dari hasil pengukuran yang memiliki nilai kesalahan yang
selalu sama. Proses perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesalahan
sistematis pada hasil pengukuran adalah dengan melakukan kalibrasi pada alat ukur
yang digunakan.

Gambar . Proses Kalibrasi

Proses kalibrasi sphygmomanometer dapat dilakukan dengan cara membandingkan


suatu nilai dari alat ukur yang sudah standar dengan nilai dari alat ukur yang akan dikalibrasi
(Nelson Debralee. RDH. MA., 2008). Proses kalibrasi ditunjukkan pada Gambar 3. Nilai dari
alat ukur yang sudah menjadi standar didapatkan dari hasil pembacaan tekanan dengan alat
pressure tester. Pressure tester merupakan suatu alat yang dijadikan sebagai referansi atau
standar pengukuran tekanan. Pressure tester memiliki batas akurasi sebesar 0.8 mmHg,
sehingga ketika pressure tester digunakan untuk melakukan kalibrasi tidak memiliki nilai
simpangan yang besar (Werner, 2009).

3.2.3 Sensor Tekanan MPX2053GS


MPX2053GS merupakan suatu sensor tekanan yang terbuat dari bahan silicon yang
ramah lingkungan (Hartika & Afrilia, 2012). Prinsip kerja dari sensor ini adalah dengan prinsip
piezo-resistive. Sensor MPX2053GS memiliki dua keluaran tegangan, yaitu –Vout dan +Vout.

15
Gambar . Skematik Sensor Tekanan MPXM2053GS
Kenaikan tegangan keluaran dari sensor berbanding lurus dengan kenaikan
dari tekanan yang diterima oleh sensor. Grafik perbandingan dari tekanan dan tegangan
ditunjukkan pada Gambar 5. Sensor tekanan MPX2053GS mampu mengukur tekanan
dari 0 kPa sampai 50 kPa, dengan keluaran tegangan dari 0 V sampai 40 mV.

Gambar . Grafik Perbandingan Tekanan dan Tegangan

3.2.4 Pengkondisi Sinyal dan Akuisisi Data


Pengkondisian sinyal dapat dilakukan dengan mengolah data keluaran dari sensor
atau tranduser menjadi data yang diinginkan (Pane Masria, 2013). Ada banyak metode
yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengkondisian sinyal. Metode yang bisa
digunakan untuk melakukan pengkondisian sinyal dari sensor MPXM2053GS adalah
metode penguatan. Metode penguatan yang digunakan pada proses pengkondisi sinyal dari
sensor MPXM2053GS adalah dengan menggunakan penguat instrumentasi.

16
Penguat instrumentasi dapat dilakukan pula dengan menggunakan IC INA114. Diagram
blok IC INA114 dapat dilihat pada Gambar 6. Pengukuran besar penguatan pada IC INA114
dapat dilakukan dengan persamaan berikut (Burr-Brown Corporation, 1998):

Setelah dilakukan proses pengkondisian sinyal, proses selanjutnya adalah


melakukan proses akuisisi data. Proses akuisisi data merupakan suatu proses untuk
mengolah data menjadi data yang dapat dibaca secara langsung (Pane Masria, 2013).
Proses akuisisi data pada penelitian ini dilakukan oleh mikrokontroler, sehingga data
yang berupa tegangan akan dikonversi menjadi data yang dibutuhkan (berupa data
dalam skala mmHg).

Gambar Diagam Blok IC INA114

3.3 PERANCANGAN SISTEM


Sistem pressure tester pada penelitian ini terdiri atas pengkondisi sinyal dari sensor
MPXM2053GS, sistem minimum mikrokontroler, dan penampil.
Pengkondisi sinyal pada sistem ini berfungsi untuk mengolah data dari sensor
MPX2053GP, sehingga data sensor tersebut bisa diolah oleh mikrokontroler. Sistem
minimum mikrokontroler berfungsi untuk melakukan proses akuisisi data dari
pengkondisi sinyal yang masih merupakan data mentah menjadi data yang diharapkan.
Data yang sudah diolah oleh mikrokontroler tersebut kemudian ditampilkan pada penampil
LCD sehingga dapat kita baca.

17
Gambar . Diagram Blok Sistem Pressure Tester
Perancangan pengkondisi sinyal pada alat
pressure tester menggunakan IC INA114 yang merupakan IC penguat
instrumentasi. Desain rangkaian pengkondisi sinyal dapat dilihat pada Gambar 8.
Besar penguatan yang akan digunakan pada pengkondisi sinyal sensor MPXM2053GS
adalah 125x, dengan besar penguatan tersebut maka nilai resistansi Rg yang akan
digunakan adalah:

Besar nilai penguatan 125x ditujukan agar saat sensor menerima tekanan 50 kPa
(tegangan yang dikeluarkan 40 mV) dapat dikondisikan tegangan keluarannya menjadi 5 volt .

Gambar . Skematik Rangkaian Pengkondisi Sinyal

18
3.4. PEMBAHASAN
Pengujian dilakukan untuk mengetahui hasil baca sensor. Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui karakteristik dari sensor yang digunakan. Proses pengujian
dilakukan dengan memberikan tekanan pada sensor dan mengukur tegangan yang
dikeluarkan dari sensor tersebut.
Berdasarkan dari data yang telah didapatkan dari hasil pengujian sensor, hasil
pengukuran memiliki selisih antara nilai dari hasil.

Gambar . Grafik Perbandingan Tekanan dengan Tegangan

pengukuran dengan nilai yang ditunjukkan pada datasheet, seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 1. Namun dengan selisih nilai pengukuran tersebut, sensor masih memiliki
nilai linieritas yang sama dan masih dalam range batas maksimal dan minimal
pengukuran sensor. Sehingga dengan selisih nilai tersebut sensor masih bisa digunakan
dengan mengubah nilai Rg pada rangkaian penguat instrumentasi yang digunakan.
Pengubahan nilai Rg pada rangkaian penguat instrumentasi ditujukan agar
keluaran sensor dapat dikondisikan sesuai dengan perancangan. sensor mendapat
tekanan 50 kPa. Setelah itu tentukan nilai Rg yang diinginkan, dengan cara:

19
Berdasarkan dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa
tegangan keluaran yang dihasilkan oleh penguat instrumentasi memiliki selisih terbesar
adalah 0.282 volt terhadap tegangan keluaran yang seharusnya dihasilkan oleh penguat
instrumentasi (berdasarkan dari perhitungan). Pengukuran tekanan antara alat pengukur
tekanan digital dengan alat pressure tester yang menunjukan hasil yang tidak jauh
berbeda, yaitu paling besar adalah 0.55mmHg. Pengujian terakhir dilakukan pada alat
pressure tester yang dibuat. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingan hasil dari
pressure tester yang telah dirancang dengan alat digital sphygmomanometer.

Gambar . Proses Pembandingan Pembacaan Tekanan


Alat pembanding yang digunakan pada proses pembandingan pembacaan
tekanan menggunakan alat pengukur tekanan digital, sedangkan pressure tester
merupakan alat yang dibuat. Adanya perbedaan nilai tersebut mengakibatkan
perbedaan tekanan yang besar saat melakukan pengujian alat, dalam hal ini
adalah melakukan pembandingan pembacaan tekanan antara alat ukur digital yang
sudah ada dengan alat yang dirancang. Perbedaan pembacaan tekanan tersebut dapat
diperkecil dengan mengubah nilai Rg yang terdapat pada rangkaian pengkondisi
sinyal, sehingga pembacaan tekanan dapat mendekati dengan nilai yang diharapkan.
Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil pengujian ketiga, dimana perbedaan pembacaan
tekanan terbesar adalah sebesar 0.55 mmHg menggunakan sensor dan pengkondisi sinyal
berkemampuan yang dapat digunakan sebagai alat pembanding tekanan untuk
sphygmomanometer, sesuai dengan Pfingstmann Werner (Werner, 2009), alat pressure
tester memiliki batas akurasi 0.8 mmHg.. Berdasarkan dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa perancangan pressure tester.

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Salah satu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah di bidang sensor. Dimana
saat ini banyak sekali peralatan teknologi menggunakan aplikasi sensor. Sensor sendiri adalah
komponen yang mampu merespon suatu besaran yang diberikan dan menghasilkan keluaran
berupa sinyal elektrik sesuai dengan nilai besaran tersebut (Carr, 1993). Sensor akan
memproduksi sinyal keluaran yang proporsional terhadap parameter yang diukur. Beberapa
parameter fisik atau besaran seperti temperatur, laju alir, tekanan, atau perpindahan berdampak
terhadap keadaan keluaran sensor. Sensor tekanan adalah sensor untuk mengukur tekanan
suatu zat. Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A).
Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas.
Sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, di mana mengubah tegangan
mekanis menjadi sinyal listrik.

4.2 Saran
Beberapa tambahan yang diperlukan dalam meningkatkan kemampuan alat ini adalah:
1. Supaya rangkaian yang digunakan tidak terganggu, sebaiknya alat ini dikemas dalam bentuk
yang lebih aman dan terlindungi, sehingga penggunaannya lebih efektif.
2. Dengan beberapa pengembangan dan penyempurnaan sistem dari alat ini akan dapat lebih baik
lagi hasilnya.
3. Alat yang telah dibuat sebaiknya pada ruangan yang aman dan tidak panas.
4. Diharapkan kedepannya alat ini dapat di kembangkan sesuai dengan kebutuhan konsumen
terutama untuk kesehatan.
5. Diharapkan kedepannya desain alat ini lebih efisien sesuai dengan apa yg di butuhkan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Suria Dhani, Hafshah. 2017. Pengembangan Aplikasi Sensor Giant Magnetoresistance Untuk
Pengukur Daya Listrik, Universitas Pendidikan Indonesia.
Muh khabir. 2011. Laporan sensor. http://muhkhabir.blogspot.com/2011/09/laporan-sensor.html
Stem Z. 2018. Kelahiran Sensor. https://nextgen.web.id/kelahiran-sensor/5790
Hiskia. 2007. Perkembangan Teknologi Sensor Dan Aplikasi- Nya Untuk Diteksi Radiasi Nuklir.
Pustek Akselerator dan Proses Bahan, Yogyakarta.
Arga. 2020. Sensor Tekanan: Pengertian, Fungsi dan Jenis-Jenisnya.
https://pintarelektro.com/sensor-tekanan/#Pengertian_Sensor_Tekanan
Rifa, Achmad., Supeni Edi, Sukiswo., & Sunarno. 2013. Aplikasi Sensor Tekanan Gas Mpx5100
Dalam Alat Ukur Kapasitas Vital Paru-Paru. Jurusan Fisika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Suputra Widharma, I Gede, IGAP Arthadi, M Dian PP, Dimas DN, Gian FS. 2019. Paket Program
Aplikasi ArcGIS Analys dan Mapping. Politeknik Negeri Bali. Denpasar
Suputra Widharma, IG, AANM Narottama, W Sudayana. 2017. Kontrol Cahaya Lampu Dengan
Menggunakan Remote Berbasis Mikrokontroler ATMEGA328. Logic: Jurnal
Rancang Bangun dan Teknologi 16 (3), 179
Suputra Widharma, IG, IN Sunaya, M Supriadi. 2019. Simulasi Pengendalian Kecepatan Putar
Ceiling Fan Berbasis Arduino. Jurnal Ilmiah Vastuwidya 2 (2), 58-63

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai