Anda di halaman 1dari 16

Nama : Andi Akhmal Kurniawan

NIM : P07220421003
Jurusan : Profesi Ners/Reguler
Stase : KMB WOC TB

WEB OF CAUTION
TUBERCOLOSIS

DEFINISI ETIOLOGI

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang Menurut Wim de Jong et al 2005 (Nurarif & Hardhi
disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat Kusuma, 2015), Penyebab Tuberculosis adalah Mycobacterium
disembuhkan. Tuberkulosis dapat menyebar dari satu orang ke Tuberculosis. Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi
orang lain melalui transmisi udara (droplet dahak pasien dengan pemanasan, sinar matahari, dan sinar ultraviolet. Ada dua
tuberkulosis). Pasien yang terinfeksi Tuberkulosis akan macam mikobakteria tuberculosis yaitu tipe human dan tipe
memproduksi droplet yang mengandung sejumlah basil kuman TB bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita
ketika mereka batuk, bersin, atau berbicara. Orang yang menghirup mastitis tuberculosis usus. Basil tipe human bisa berada di bercak
basil ku man TB tersebut dapat menjadi terinfeksi Tuberkulosis. ludah (droplet) di udara yang berasal dari penderita TBC terbuka
dan orang yang rentan terinfeksi TBC ini bila menghirup bercak
Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang ini. Perjalanan TBC setelah infeksi melalui udara.
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDG’s
(Kemenkes, 2015). Penyakit Tuberkulosis masih menjadi masalah
kesehatan utama di dunia. Hal tersebut menyebabkan gangguan
kesehatan jutaan orang pertahun penyebab utama kematian penyakit
menular di dunia .
MANIFESTASI KLINIK ( TANDA DAN GEJALA) PATOFISIOLOGI
Gejala klinik Tuberkulosis paru dapat dibagi menjadi 2 Penyakit tuberculosis paru ditularkan melalui udara secara langsung
golongan yaitu gejala respiratorik dan gejala sistemik : dari penderita penyakit tuberculosis kepada orang lain. Dengan demikian,
penularan penyakit tuberculosis terjadi melalui hubungan dekat antara penderita
A. Gejala Respiratorik :
dan orang yang tertular (terinfeksi), misalnya berada di dalam ruangan tidur
- Batuk
atau ruang kerja yang sama. Penyebaran penyakit tuberculosis sering tidak
- Batuk darah
mengetahui bahwa ia menderita sakit tuberculosis. Droplet yang mengandung
- Sesak nafas
basil tuberculosis yang dihasilkan dari batuk dapat melayang di udara sehingga
- Nyeri dada
kurang lebih 1 - 2 jam tergantung ada atau tidaknya sinar matahari serta kualitas
B. Gejala Sistemik :
ventilasi ruangan dan kelembaban. Droplet besar akan terdampar pada saluran
- Demam
pernapasan bagian atas, sedangkan droplet kecil akan masuk ke dalam alveoli
- Keringat malam hari
di lobus manapun, tidak ada predileksi lokasi terdamparnya droplet kecil.
- Anoreksia
Tuberkel lama-kelamaan akan bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan
- Penurunan berat badan
lama-lama akan timbul perkejuan di tempat tersebut. Apabila jaringan yang
nekrosis tersebut dikeluarkan saat penderita batuk yang menyebabkan
pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk darah (hemaptoe). (Djojodibroto,
2014).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI TB :


PENATALAKSANAAN MEDIS :
Kondisi social ekonomi, status gizi, umur, jenis kelamin dan faktor toksis pada
manusia merupakan faktor penting dari penyebab penyakit tuberculosis yaitu Tujuan pengobatan Tuberculosis ialah memusnahkan basil
sebagai berikut (Naga, 2014) : tuberkulosis dengan cepat dan mencegah kambuh. Obat yang
digunakan untuk Tuberculosis digolongkan atas dua kelompok yaitu :
- Faktor lingkungan
- Faktor sosial ekonomi A. Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol,
- Status gizi Streptomisin, Pirazinamid. Memperlihatkan efektifitas yang tinggi
- Umur dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita
- Jenis kelamin dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.

B. Obat sekunder : Exionamid, Paraminosalisilat, Sikloserin,


Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin (Depkes RI, 2011).
PATHWAY BERDASARKAN TANDA GEJALA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TB

Droplet Mengandung
Tubercolosis
Terhirup Lewat
Masuk ke Paru Alveoli
Saluran Pernafasan

Udara Tercemar
Tubercolosis Proses Produksi Sekret
MK : HIPERTERMI Panas
Peradangan Berlebih

Limfademitis Kelenjar Getah Bening Tuberkel Sekret Sukar


Dikeluarkan

Sembuh dengan Infkesi Primer


Sarang Gbon Tb Primer
(GBON) pada Alveoli MK : BERSIHAN JALAN
NAFAS TIDAK EFEKTIF

Meluas Sembuh Sempurna


Mengalami Perkejuan

Bronkogen Hematogen Klasifikasi


Bronkus Bakterimia Menghancurkan jar. Sekitar nekrosis Mengganggu perfusi &
Disfungsi O2

Perkejuan

Jantung Pleura Peritonium Suplai O2 Kurang


Pencairan

MK : GANGGUAN PERTUKARAN GAS


Perikarditis Pleuntis Asam Lambung
Meningkat Aneurisma arteri pulmonalis

Nyeri dada
Mual, Muntah Batuk berdarah
Anoreksia

MK : NYERI AKUT
MK : RISIKO SYOK HIPOVOLEMIK

MK : DEFITIS NUTRISI
Pengkajian

Konsep keperawatan Tuberkulosis Paru meliputi :

A. Anamnesis
1. Identitas Diri Pasien
Yang terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin, agama dan lain-lain
2. Keluhan Utama
Keluhan yang sering menyebabkan klien dengan TB Paru meminta
pertolongan pada tenaga medis dibagi menjadi 4 keluhan, yaitu :
a. Batuk : Keluhan batuk timbul paling awal dan paling sering dikeluhkan, apakah betuk bersifat produktif/nonproduktif, sputum
bercampur darah
b. Batuk Berdahak : Seberapa banyak darah yang keluar atau hanya blood streak, berupa garis atau bercak-bercak darah
c. Sesak Nafas : Keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal menyertai seperti efusi pleura,
pneumotoraks, anemia, dll.
d. Nyeri Dada : Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleural terkena TB

3. Keluhan Sistematis

- Demam : keluhan ini sering dijumpai yang biasanya timbul pada sore hari atau pada malam hari mirip dengan influenza
- Keluhan : Sistematis Lain keluhan yang timbul antara lain : keringat malam, anoreksia,penurunan berat badan dan malaise

B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang :
- Keadaan pernapasan (napas pendek)
- Nyeri dada
- Batuk, dan
- Sputum
2. Kesehatan Dahulu :
Jenis gangguan kesehatan yang baru saja dialami, cedera dan pembedahan
3. Kesehatan Keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita empisema, asma, alergi dan TB

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum dan tanda – tanda vital
Hasil pemeriksaan tanda – tanda vital klien biasanya didapatkan peningkatan suhu tubuh secara signifikan, frekuensi napas meningkat
disertai sesak napas, denyut nadi meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan dan tekanan darah biasanya
sesuai dengan adanya penyakit penyulit seperti hipertensi.
2. Breathing
- Inspeksi :
a. Bentuk dada dan gerakan pernapasan klien dengan TB Paru biasanya terlihat kurus sehingga pada bentuk dada terlihat adanya
penurunan proporsi anterior-posterior bading proporsi diameter lateral
b. Batuk dan sputum
Batuk produktif disertai adanya peningkatan produksi sekret dan sekresi sputum yang purulent
- Palpasi :
Gerakan dinding thoraks anterior/ekskrusi pernapasan. TB Paru tanpa komplikasi pada saat dilakukan palpasi, gerakan dada biasanya
normal danseimbang bagian kiri dan kanan. Adanya penurunan gerakan dinding pernapasan biasanya ditemukan pada klien TB Paru
dengan kerusakan parenkim paru yang luas.
- Perkusi :
Pada klien TB Paru tanpa komplikasi biasanya ditemukan resonan atau sonor pada seluruh lapang paru. pada klien dengan komplikasi
efusi pleura didapatkan bunyi redup sampai pekak pada sisi yang sakit sesuai dengan akumulasi cairan
- Aukultasi :
Pada klien TB Paru bunyi napas tambahan ronki pada sisi yang sakit

1. Brain
Kesadaran biasanya komposmentis, ditemukan adanya sianosis perifer apabila gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif,
klien tampak wajah meringis, menangis, merintih. Pada saat dilakukan pengkajian pada mata, biasanya didapatkan konjungtiva
anemis pada TB Paru yang hemaptu, dan ikterik pada pasien TB Paru dengan gangguan fungsi hati.

2. Bledder Pengukuran volume output urin berhubungan dengan intake cairan. Memonitor adanya oliguria karena hal tersebut merupakan tanda
awal syok.
3. Bowel Klien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan
4. Bone Aktivitas sehari-hari berkurang banyak pada klien TB Paru. gejala yang muncul antara lain kelemahan, kelelahan, insomnia, pola hidup
menetap.
5. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
- Kepala Kaji keadaan Kulit kepala bersih/tidak, ada benjolan/tidak, simetris/tidak
- Rambut Kaji pertumbuhan rata/tidak, rontok, warna rambut
- wajah Kaji warna kulit, struktur wajah simetris/tidak
- Sistem Penglihatan, Kaji kesimetrisan mata, conjungtiva anemia/tidak, sclera ikterik/tidak )
6. Wicara dan THT
1. Wicara Kaji fungsi wicara, perubahan suara,afasia, dysfonia
2. THT
a. Inspeksi hidung : kaji adanya obtruksi/tidak, simetris/tidak,ada secret/tidak
b. Telinga : Kaji Telinga Luar bersih/tidak, membran tympani, ada secret/tidak
c. Palpasi : Kaji THT ada/tidak nyeri tekan lokasi dan penjalaran
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d bronkospasme
2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti paru
3. Deficit nutrisi b.d factor psikologis
4. Hipertermi b.d reaksi inflamasi
5. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
6. Risiko Hipovolemia b.d kehilangan cairan secara aktif

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Bersihan Jalan Napas Pertukaran Gas Manajemen Jalan Napas
Tidak Efektif Observasi:
D.0001 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam oksigenasi ▪ Monitor pola napas
dan/atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus-kapiler ▪ Monitor bunyi napas tambahan
Normal. ▪ Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
Pengertian : Kriteria Hasil: Terapeutik
Ketidakmampuan Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat ▪ Pertahankan kepatenan jalan napas
membersihkan sekret Menurun Meningkat ▪ Posisikan semi fowler atau fowler
atau obstruksi jalan 1 Batuk Efektif ▪ Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
napas untuk 1 2 3 4 5 ▪ Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
mempertahankan Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun ▪ Berikan oksigen, jika perlu
jalan napas tetap Meningkat Menurun Edukasi
paten 2 Produksi Sputum ▪ Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak kontraindikasi
1 2 3 4 5 Kolaborasi
3 Mengi ▪ Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
1 2 3 4 5 jika perlu
4 Sianosis Pemantauan Respirasi
1 2 3 4 5 Observasi:
5 Gelisah ▪ Monitor pola nafas
1 2 3 4 5 ▪ Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik ▪ Monitor saturasi oksigen, monitor nilai AGD
Memburuk Membaik ▪ Monitor adanya sumbatan jalan nafas
5 Pola Nafas ▪ Monitor produksi sputum
1 2 3 4 5
Terapeutik
▪ Atur Interval pemantauan respirasi sesuai kondisi ps
Edukasi
▪ Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
▪ Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan Pertukaran Gas Pemantauan Respirasi
Pertukaran Gas Observasi:
D.0003 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam ▪ Monitor pola nafas, monitor saturasi oksigen
diharapkan karbondioksida pada membran alveolus-kapiler ▪ Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
dalam batas normal napas
Pengertian : Kriteria Hasil: ▪ Monitor adanya sumbatan jalan nafas
Terapeutik
▪ Atur Interval pemantauan respirasi sesuai
Kelebihan atau Menurun Cukup Sedang Cukup Meningka kondisi pasien
kekurangan Menurun Meningka t Edukasi
oksigenasi t ▪ Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
dan/atau eliminasi 1 Tingkat Kesadaran ▪ Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
karbondioksida 1 2 3 4 5 Terapi Oksigen
pada membran Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun Observasi:
alveolus-kapiler Meningkat Menurun ▪ Monitor kecepatan aliran oksigen
1 Dispneu ▪ Monitor posisi alat terapi oksigen
1 2 3 4 5 ▪ Monitor tanda-tanda hipoventilasi
2 Bunyi napas tambahan ▪ Monitor integritas mukosa hidung akibat
1 2 3 4 5 pemasangan oksigen
3. Gelisah Terapeutik:
▪ Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan
1 2 3 4 5
trakea, jika perlu
4. Diaforesis ▪ Pertahankan kepatenan jalan napas
1 2 3 4 5 ▪ Berikan oksigen jika perlu
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik Edukasi .
Memburu Membaik ▪ Ajarkan keluarga cara menggunakan O2 di
k rumah
1. PCO2 Kolaborasi
▪ Kolaborasi penentuan dosis oksigen
1 2 3 4 5
2. PO2
1 2 3 4 5
3. Sianosis

1 2 3 4 5
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
D.0019 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam status Observasi:
nutrisi terpenuhi. ▪ Identifikasi status nutrisi
Pengertian : Kriteria Hasil: ▪ Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Asupan nutrisi tidak Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat ▪ Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
cukup untuk Menurun Meningkat ▪ Monitor asupan makanan
memenuhi kebutuhan 1 Porsi makanan yang dihabiskan ▪ Monitor berat badan
metabolisme. 1 2 3 4 5 Terapeutik:
2 Berat Badan atau IMT ▪ Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu
1 2 3 4 5 ▪ Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
3 Frekuensi makan sesuai
1 2 3 4 5 ▪ Hentikan pemberian makanan melalui selang
4 Nafsu makan nasogastric jika asupan oral dapat ditoleransi
1 2 3 4 5 Edukasi
5 Perasaan cepat kenyang ▪ Anjurkan posisi duduk, jika mampu
▪ Ajarkan diet yang diprogramkan
1 2 3 4 5
Kolaborasi
▪ Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
Promosi Berat Badan
Observasi
▪ Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
▪ Monitor adanya mual dan muntah
Terapeutik
▪ Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien
▪ Berikan pujian kepada pasien untuk peningkatan yang
dicapai
Edukasi
▪ Jelaskan jenis makanan yg bergizi tinggi, terjangkau
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Hipertermia Termoregulasi Manajemen Hipertermia
D.0130 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x8 jam diharapkan Observasi:
suhu tubuh tetap berada pada rentang normal ▪ Identifikasi penyebab hipertermia (mis. dehidrasi,
Pengertian : Kriteria Hasil: terpapar lingkungan panas, penggunaan inkubator)
Suhu tubuh meningkat di Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun ▪ Monitor suhu tubuh
atas rentang normal Meningkat Menurun ▪ Monitor kadar elektrolit
1 Menggigil ▪ Monitor haluaran urine
tubuh
▪ Monitor komplikasi akibat hipertermia
1 2 3 4 5
Terapeutik:
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik ▪ Sediakan lingkungan yang dingin
Memburuk Membaik ▪ Longgarkan atau lepaskan pakaian
3 Suhu tubuh ▪ Basahi dan kipasi permukaan tubuh
1 2 3 4 5 ▪ Berikan cairan oral
4 Suhu kulit ▪ Hindari pemberian antipiretik atau asprin
1 2 3 4 5 ▪ Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
▪ Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
▪ Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena,
jika perlu
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri Akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
D.0077 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan tingkat nyeri menurun ▪ Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Pengertian : Kriteria Hasil: frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Pengalaman sensorik Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik ▪ Identifikasi skala nyeri
atau emosional yang Memburu Membaik ▪ Identifikasi respons nyeri non verbal
berkaitan dengan k ▪ Identifikasi faktor yang memperberat dan
kerusakan jaringan 1 Frekuensi nadi memperingan nyeri
aktual atau fungsional, 1 2 3 4 5 ▪ Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
dengan onset 2 Pola nafas nyeri
mendadak atau lambat 1 2 3 4 5 ▪ Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
dan berintensitas Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun ▪ Monitor efek samping penggunaan analgetik
ringan hingga berat Meningka Menurun Terapeutik:
yang berlangsung t ▪ Berikan teknik nonfarmakologi untuk
kurang dari 3 bulan. 3 Keluhan nyeri mengurangi rasa nyeri
1 2 3 4 5 ▪ Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
4 Meringis nyeri
1 2 3 4 5 ▪ Fasilitasi istirahat dan tidur
▪ Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
5 Gelisah
pemilihan strategi meredakan nyeri
1 2 3 4 5
Edukasi
6 Kesulitan tidur
▪ Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
1 2 3 4 5
▪ Jelaskan strategi meredakan nyeri
▪ Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
▪ Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Rsisiko Hipovolemia Status Cairan Manajemen Hipovolemia
D.0034 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan status cairan membaik ▪ Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. frekuensi
Pengertian : Kriteria Hasil: nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah
Berisiko mengalami Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
penurunan volume Menurun Meningkat menurun, membran mukosa, kering, volume urin
cairan intravaskuler, 1 Kekuatan nadi menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah)
interstisiel, dan/atau 1 2 3 4 5 ▪ Monitor intake dan output cairan
intraseluler 2 Turgor kulit Terapeutik
1 2 3 4 5 ▪ Hitung kebutuhan cairan
3 Output urine ▪ Berikan posisi modified trendelenburg
1 2 3 4 4 ▪ Berikan asupan cairan oral
Edukasi
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun ▪ Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
▪ Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
3 dispnea
Kolaborasi
1 2 3 4 5
▪ Kolaborasi pemberian cairan IV isotons (mis.
4 Edema perifer
Nacl, RL)
1 2 3 4 5 ▪ Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis.
Memburuk Cukup sedang Cukup membaik glukosa 2,5%, Nacl 0,4%)
memburuk membaik ▪ Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin,
5 Frekuensi nadi plasmanate)
1 2 3 4 5 ▪ Kolaborasi pemberian produk darah
6 Tekanan darah
1 2 3 4 5
7 Membrane mukosa
1 2 3 4 5
8 Jugular venous pressure (JVP)
1 2 3 4 5
9 Kadar Hb
1 2 3 4 5
10 Kadar Ht
1 2 3 4 5
Daftar Pustaka

KTI ELIN ERLINA_.pdf (pkr.ac.id)

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI

Anda mungkin juga menyukai