Anda di halaman 1dari 15

RESUME ASKEP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak)

Dosen Pengampu :
Denni Fransiska M, S.Kp., M.Kep

Oleh
BUNGA ANNASTYA FITRIANINGRUM
191FK01022
TINGKAT 3B

FAKULTAS KEPERAWATAN DIPLOMA III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG

2021
RESUME PEMBELAJARAN ANAK PERTEMUAN 12

1. Retardasi Mental
Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan
inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir
atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang
kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang
terbelakang. Reterdasi mental ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1. Trauma
2. Infeksi
3. Kelainan Kromosom
4. Kelainan Genetik
5. Metabolik
6. Keracunan
7. Gizi
8. Lingkungan

Reterdasi mental pun mememiliki beberapa jenis, berikut jenis reterdasi


mental menurit PPDGJ III:

1. F70 Retardasi Mental Ringan (IQ 55-69)

2. F71 Retardasi Mental Sedang (IQ 35-49)

3. F72 Retardasi Mental Berat (IQ 20- 34)

4. F73 Retardasi Mental Sangat Berat (IQ < 20)

5. F78 Retardasi Mental lainnya

Tanda gejala yang dimiliki oleh pasien dengan retardasi mental


berdasarkan umur antara lain:

1. Newborn : sindrom dismorfik, mikrosefali, disfungsi system organ


mayor

2. Later infancy ( 6- 18 bulan): keterlambatan motorik kasar


3. Early infancy ( 2- 4 bulan): gagal berinteraksi dengan lingkungan,
gangguan penglihatan atau pendengaran.

4. Toddlers ( 2- 3 tahun): keterlambatan atau kesulitan bicara

5. Preschool ( 3- 5 tahun): keterlambatan atau kesulitan bicara, masalah


perilaku termasuk kemampuan bermain, keterlambatan
perkembangan moptorik halus, menggunting, mewarnai,
menggambar

6. School age ( > 5 tahun): kemampuan akademik kurang, masalah


perilaku (perhatian, kecemasan, nakal ).

Penatalaksanaan yang dilakukan untuk mendiagnosis retardasi


mental perlu diambil anamnesis dari orang tua dengan teliti mengenai:
kehamilan, persalinan, dan pertumbuhan serta perkembangan anak. Dan bila
perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.
1. Pentingnya Pendidikan dan Latihan untuk Penderita Retardasi Mental
2. Latihan untuk Penderita Retardasi Mental

Diagnosa keperawatan yang biasa muncul pada pasien retardasi mental


yaitu:
1. Defisit Perawatan Diri b.d Gangguan Psikologis
2. Gangguan Integritas Kulit b.d bahan kimia iritatif
3. Gangguan tumbuh kembang b.d Efek ketidakmampuan fisik

2. Down Syndrome

Syndrome Down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan


fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan
kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom
untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan

Penyebab dari Sindrom Down adalah adanya kelainan kromosom yaitu


terletak pada kromosom 21 dan 15, dengan kemungkinan-kemungkinan :
1. Non disjungtion (pembentukan gametosit)

a. Genetik Bersifat menurun

b. Radiasi

c. Infeksi

d. Autoimun

e. Usia ibu

f. Ayah

2. Gangguan intragametik yaitu gangguan pada gamet, kemungkinan


terjadi Translokasi kromosom 21 dan 15.

3. Organisasi nukleus yaitu sintesis protein yang abnormal sehingga


menyebabkan kesalahan DNA menuju ke RNA.

4. Bahan kimia juga dapat menyebabkan mutasi gen janin pada saat
dalam kandungan.

5. Frekuensi coitus akan merangsang kontraksi uterus, sehingga dapat


berdampak pada janin.

Anak dengan down syndrome memiliki tanda gejala penampilan yang


khas, salah satunya:

1. Bentuk tulang tengkoraknya asimetris atau ganjil dengan bagian


belakang kepalanya mendatar (sutura sagitalis terpisah).
2. Lesi pada iris mata (bintik Brushfield), matanya sipit ke atas dan
kelopak mata berlipat-lipat (lipatan epikantus) serta jarak pupil yang
lebar.
3. Kepalanya lebih kecil daripada normal. (mikrosefalus) dan
bentuknya abnormal serta Leher pendek dan besar
4. Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa Congenital Heart Disease
(kelainan jantung bawaan). kelainan ini yang biasanya berakibat
fatal di mana bayi dapat meninggal dengan cepat.
5. Hidungnya datar (Hidung kemek/Hipoplastik) lidahnya menonjol,
tebal dan kerap terjulur serta mulut yang selalu terbuka.

Komplikasi yang bisa terjadi pada anak Down Syndrome yaitu:

1. Mudah mendapat selesema, radang tenggorok, radang paru-paru


2. Kurang pendengaran
3. Lambat/bermasalah dalam berbicara
4. Penglihatan kurang jelas
5. Retardasi mental
6. Penyakit azheimer’s ( penyakit kemunduran susunan syaraf pusat)
7. Leukemia (penyakit dimana sel darah putih melipat ganda tanpa
terkendalikan).
3. Autis

Autisme adalah kelainan neuropsikiatrik yang menyebabkan kurangnya


kemampuan berinteraksi social dan komunikasi, minat yang terbatas,
perilaku tidak wajar dan adanya gerakan stereotipik, dimana kelainan ini
muncul sebelum anak berusia 3 tahun, Penyebab Autisme diantaranya :

1. Kelainan kromosim (sindrom x yang mudah pecah atau fragil).


2. Neurokimia (katekolamin, serotonin, dopamine belum pasti).
3. Lingkungan terutama sikap orang tua, dan kepribadian anak
4. Genetik (80% untuk kembar mono zigot dan 20% untuk kembar di zigot
) terutama pada keluarga anak austik (abnormalitas kognitif dan
kemampuan bicara).
5. Penyakit otak organik dengan adanya gangguan komunikasi dan
gangguan sensori serta kejang epilepsi.
6. Cidera otak, kerentanan utama, aphasia, defisit pengaktif retikulum,
keadaan tidak menguntungkan antara faktor psikogenik dan
perkembangan syaraf, perubahan struktur serebellum, lesi hipokompus
otak depan.
Tanda Gejala yang terajdi pada anak autis :

1. Defisit keteraturan verbal.


2. Abstraksi, memori rutin dan pertukaran verbal timbal balik.
3. Kekurangan teori berfikir (defisit pemahaman yang dirasakan atau
dipikirkan orang lain).

Adapun cara mengetahui autism pada anak, Anak mengalami autisme


dapat dilihat dengan:

1. Orang tua harus mengetahui tahap-tahap perkembangan normal.


2. Orang tua harus mengetahui tanda-tanda autisme pada anak.
3. Observasi orang tua, pengasuh, guru tentang perilaku anak dirumah,
diteka, saat bermain, pada saat berinteraksi sosial dalam kondisi
normal.

4. Child Abuse

Child abuse adalah seorang anak yang mendapat perlakuan badani yang
keras, yang dikerjakan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian suatu
badan dan menghasilkan pelayanan yang melindungi anak tersebut.
(Delsboro, 1993), ada 3 faktor penyebab terjadinya child abuse:

1. Karakteristik orangtua dan keluarga


Faktor-faktor yang banyak terjadi dalam keluarga dengan child abuse
antara lain
a) Para orangtua juga penderita perlakuan salah pada masa kanak-
kanak
b) Orangtua yang agresif dan impulsive
c) Keluarga dengan hanya satu orangtua
2. Karakteristik anak yang mengalami perlakuan salah
Beberapa faktor anak yang berisiko tinggi untuk perlakuan salah
adalah:
a) Anak yang tidak diinginkan
b) Anak yang lahir prematur, terutama yang mengalami komplikasi
neonatal, berakibat adanya keterikatan bayi dan orangtua yang
membutuhkan perawatan yang berkepanjangan
c) Anak dengan retardasi mental, orangtua merasa malu.

3. Beban dari lingkungan: Lingkungan hidup dapat meningkatkan beban


terhadap perawatan anak.
Penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa penyiksaan anak
dilakukan oleh orang tua dari banyak etnis, letak geografis, agama,
tingkat pendidikan, pekerjaan dan social ekonomi. Kelompok
masyarakat yang hidup dalam kemiskinan meningkatkan laporan
penyiksaan fisik terhadap anak-anak. Hal ini mungkin disebabkan
karena:
a) Peningkatan krisis di tempat tinggal mereka (contoh: tidak
bekerja atau hidup yang berdesakan)
b) Akses yang terbatas ke pusat ekonomi dan sosial saat masa- masa
krisis

Macam – macam child abuse:

1. Emotional Abuse
2. Physical Abuse
3. Neglect
4. Sexual Abuse

Berikut ini adalah dampak-dampak yang ditimbulkan kekerasan terhadap


anak (child abuse), antara lain ;

1. Dampak kekerasan fisik


2. Dampak kekerasan psikis
3. Dampak kekerasan seksual
4. Dampak penelantaran anak

5. Hisprung

Penyakit hisprung merupakan suatu kelainan bawaan yang


menyebabkan gangguan pergerakan usus dimana hal ini terjadi karena
kelainan inervasi usus, mulai pada spingterani interna dan meluas ke
proksimal, melibatkan panjang usus yang bervariasi, Selain itu,
penyakithisprung adalah penyebab obstruksi usus bagian bawah yang paling
sering pada neonatus.

Penyebab ternyadinya hisprung adalah Karena adanya kegagalan sel- sel


”Neural Crest” ambrional yang berimigrasi ke dalam dinding usus atau
kegagalan pleksus mencenterikus dan submukoisa untuk berkembang ke
arah kranio kaudal di dalam dinding usus. Disebabkan oleh tidak adanya sel
ganglion para simpatis dari pleksus Auerbach di kolon. Adapun yang
menjadi penyebab Hirschsprung atau Mega Colon itu sendiri adalah diduga
terjadi karena faktor genetik dan lingkungan sering terjadi pada anak dengan
Down syndrom, kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus,
gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding
plexus.

Menurut (Buku Saku, Keperawatan Pediatri, Cecily L. Betz dan Linda


A. Sowden, EGC : 2002) :

Masa Neonatal

1. Gagal mengeluarkan mekonium dalam 48 jam setelah lahir


2. Muntah berisi empedu
3. Enggan minum
4. Distensi abdomen
Masa Bayi dan Kanak-Kanak

1. Konstipasi
2. Diare berulang
3. Tinja seperti pita, berbau busuk
4. Distensi Abdomen
5. Gagal tumbuh

Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui terjadinya hisprung adalah,

1. Biopsi isap
2. Biopsi otot rectum
3. Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin dari hasil biopsy asap.
4. Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsy usus.
(Ngatsiyah, 1997 : 139)

6. Atresia Ani

Atresia ani adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau anus tidak
sempurna, termasuk didalamnya agenesis ani, agenesis rektum dan atresia
rektum. Klasifikasi atresia ani ada 4 yaitu :

1. Anal stenosis adalah terjadinya penyempitan daerah anus sehingga


feses tidak dapat keluar.
2. Membranosus atresia adalah terdapat membran padaanus.
3. Anal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada daging diantara
rectum dengananus.
4. Rectal atresia adalah tidak memiliki rektum. (Kurniah,2013)

Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur


sehingga bayi lahir tanpa lubangdubur.
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12
minggu atau 3bulan.
3. Adanya gangguan atau berhentinya embriologi di daerah usus,
rectum bagian distal serta traktur urogenitalis, yang terjadi antara
minggu ke 4 sampai ke 6 usia kehamilan. (Nurarif & Kusuma,2016)

Tanda gejala pada anak dengan atresia ani yaitu, Mekonium tidak
keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran. Tidak dapat dilakukan
pengukuran suhu rectal pada bayi, Mekonium keluar melalui sebuah fistula
atau anus yang salahletaknya, Distensi terhadap dan adanya tanda- tanda
obstruksi usus (bila tidak adafistula), Bayi muntah-muntah pada umur 24-
48jam, Pada pemeriksaan rectal tauce terdapat adanya membrananal, Perut
kembung. (Nurarif & Kusuma, 2016)
Hasil Diskusi

Sesi 1 Tanya Jawab (Kel 15)

1. Pertanyaan 1
Assamualikum saya Eky syahril P P izin bertanya pada klpk yang
membahas retardasi mental , apakah retardasi mental termaasuk gangguan
jiwa. dan apakah retardasi mental dapat disembuhkan ? terimakasih
Jawaban :
(Bunga Annastya F)
Penderita gangguan jiwa dan keterbelakangan mental sangatlah berbeda.
Gangguan jiwa disebabkan karena banyak hal salah satunya yang banyak
terjadi di Indonesia karena pengalaman kehidupan yang di alami penderita
sehingga mengganggu pikiran serta jiwa mereka, sedangkan pada
penyandang keterbelakngan mental disebabkan karena rendahnya IQ yang
membuat sikap dan perilaku mereka berbeda dengan manusia normal
lainnya
Retardasi mental tidak dapat meningkatkan kemampuan dan tidak bisa
sembuh sama sekali. Hanya saja anggapan tersebut diubah perlahan.
Dengan penanganan dan pendampingan yang tepat, orang dengan retardasi
mental bisa menjalani hidup normal dan mandiri.
2. Pertanyaan 2
Assalamu'alaikum Wr.Wb saya Shely Novia Nanda izin bertanya pada
kelompok 15, berdasarkan klasifikasi RM itu kan kelompok
mengklasifikasikannya berdasarkan tingkat IQ anak, nah kenapa dalam
pemeriksaan penunjang RM tersebut tidak terdapat pemeriksaan IQ anak ?
Terimakasih
Jawaban :
(Sindy N)
Pasien dengan retardasi mental biasanya dibawa oleh orang tuanya ke dokter
dengan keluhan utama keterlambatan dalam perkembangan,
ketidakmampuan mengikuti pelajaran, kesulitan dalam berkomunikasi,
perilaku tantrum, dan kesulitan mengendalikan emosi.
Sebelum melakukan pemeriksaan kepada pasien, klinisi perlu
mengeksplorasi secara lengkap mengenai riwayat kehamilan, kondisi ibu
pada waktu hamil, proses kelahiran dan kondisi bayi segera setelah
kelahiran, serta riwayat retardasi mental dan gangguan herediter dalam
keluarga.
Ketika melakukan wawancara kepada pasien, klinisi perlu memperhatikan
tingkat perkembangan kognitif dan emosional pasien, serta kemampuan
komunikasinya.
Pemeriksaan IQ sebaiknya dilakukan oleh psikolog. Klinis perlu melakukan
penilaian kemampuan adaptasi, misalnya kemampuan berbahasa, bekerja,
sosialisasi, dan rawat diri

Sesi 2 Tanya Jawab (Kel 16)

1. Pertanyaan 1
Assalamualaikum Wr Wb. Saya Maharani Citra Nabila 191FK01069 izin
bertanya kepada kelompok 16. Pada etiologi terdapat lingkungan terutama
sikap orang tua menjadi salah satu penyebab terjadinya autisme. Yang ingin
saya tanyakan sikap orang tua yang seperti apa yang dapat menyebabkan
Autisme pada Anak? Terima kasih.
Jawaban :
Belum terjawab
2. Pertanyaan 2
Assalamualaikum wr wb, Saya Futerie Alysa Misfah 191FK01045 izin
bertanya kepada kelompok 16 tentang Autisme. Bagaimana cara orang tua
mendidik anak yang mengalami autis? Terimakasih
Jawaban:
(Widya L)
1. kenali karakter anak karna saat mendidik anak autisme penting untuk
selalu konsultasi kepada dokter,psikolog,atau psikiater untuk membantu
mengenali karakter anak masing2
2. Selalu berpikir positif dan kreatif berhubung setiap anak memiliki
karakter berbeda saat mengalami autisme orangtua harus fokus pada
kelebihan dan bagaimana solusi mengatasi masalah yang dimiliki nyaa
3.jangan menyerah , menyerah hal yang harus di hindari saat mendidik
anak autis jangan menyerah dengan kondisi anak, anak autis bila ada
kekurangan pasti ada kelebihan yang luar biasa anak autis punya . Anak
autis memang berbeda namun bukan berarti autis tidak dapat melakukan
apa
3. Pertanyaan 3
Assalamu'alaikum wr.wb saya Cyntia Wahyu Nin Tyas 191FK01026 izin
bertanya kepada kelompok 16, seperti yang telah dipaparkan oleh kelompok
bahwa anak dengan autisme ini mengalami pertumbuhan otak kecil yang
abnormal sehingga menyebabkan reaksi atensinya lambat dan kesulitan
dalam memproses persepsi. Tetapi mengapa di beberapa kasus anak dengan
autisme memiliki kecerdasan yang lebih dibandingkan dengan anak normal,
mengapa bisa demikian? Terimakasih..
Jawaban:
(Ian A)
Dikarenakan adanya varian gen tertentu yg berfungsi meningkatkan kinerja
dan kekuatan otak seperti molekul untuk membuat neuron baru agar
manusia lebih pintar, namun disisi lain 'mereka' juga mengalami gangguan
spektrum autisme dan juga mereka memiliki kebiasaan yg sangat
berpengaruh pada kepintaran, seperti konsentrasi yg sangat tinggi, daya
ingat tajam,lebih mengandalkan logika dan sangat memperhatikan detail
sehingga menjadikan beberapa anak autisme bisa sangat cerdas
Sesi 3 Tanya Jawab (Kel 17)

1. Pertanyaan 1
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Saya Kamilatun Jannah 191FK01064 izin
bertanya kepada kelompok 17 tentang Hisfrung. Menurut kelompok
bagaimana cara pencegahan agar tidak terjadi penyakit Hisfrung?
Terimakasih
Jawaban :
(Siti. Nuraeni)
1. Lakukan kontrol rutin ke dokter kandungan selama masa kehamilan.
2. Konsumsi makanan yang bergizi, dan minum air putih 2 - 2,5L perhari.
3. Hindari rokok dan alkohol.
4. Hati hati dalam konsumsi obat saat kehamilan.
2. Pertanyaan 2
Assalamu'alaikum wr.wb, nama saya Meyra Mutiara izin bertanya kepada
kelompok 17 mengenai hisprung, yang ingin saya tanyakan apakah penyakit
hisprung ini bisa menjadi menghambat pertumbuhan pada anak?
Terimakasih
Jawaban :
(Padilla M)
Hisprung sendiri yaitu kelainan pencernaan yg merupakan bawaan kondisi
lahir. Penyakit ini menyebabkan penyumbatan pada bagian usus besar yg
disebabkan oleh tidak optimal nya gerak usus besar dalam mendorong sisa
pencernaan keluar dari tubuh. Sehingga dapat menghambat pertumbuhan
tumbuh kembang secara fisik dan mental, karena makanan yg masuk tidak
dapat di proses dengan sempurna, sehingga nutrisi nya tidak dapat
dimanfaatkan atau diserap oleh tubuh si anak.
Sesi 4 Tanya Jawab (Kel 18)

1. Pertanyaan 1
Assalamualaikum saya Salma Silviana Lestari izin bertanya pada
kelompok 18 di ppt disebutkan atresia ani lebih sering terjadi pada bayi
laki-laki dibanding perempuan nah mengapa atresia ani ini lebih sering
terjadi pada bayi laki-laki dibanding pada bayi perempuan? Terimakasih
Jawaban :
(Irpan T)
Belum diketahui pasti apa penyebab mengapa atresia ani lebih sering
terjadi pada bayi laki laki

Anda mungkin juga menyukai