Anda di halaman 1dari 4

TUGAS VCLASS

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(Museum)

Kelompok 3
4TA02

1. Agung Karunia Lombu Sepuh 10316328


2. Erick Edward Ploren Sitorus 12316354
3. Gustomo Setyawan 13316112
4. Pandu Arif Nugroho 15316711
5. Sasa Adenia 16316855
6. Yunus Kurniawan 17316869

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


UNIVERSITAS GUNADARMA
2020
Pendidikan
Kewarganegaraan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat karunianya kami dapat menyelesaikan Tugas Pendidikan
Kewarganegaraan. Kami berterima kasih pada Bapak Mulyadi selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka
menyelesaikan Tugas Pendidikan Kewarganegaraan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan yang
tersurat di dalamnya.
Semoga tugas ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya,
sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri, maupun
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan.

Depok, 30 April 2020

1
Kelompok Jurusan Teknik
3 Sipil Universitas
Gunadarma
MUSEUM MERAPI

Saya Agung, pernah mengunjungi Museum Gunung Api Merapi dalam


rangka penelitian terhadap letusan Gunung Api Merapi. Di kaki Gunung Merapi,
sebuah museum berdiri sebagai perekam jejak gunung api ini. Kenangan dari tiap
letusan tersimpan rapi, bahkan suara gemuruhnya pun dapat didengar berkali-kali.
Di museum ini, Merapi dikagumi sebagai pemberi pelajaran berarti.
Berdiri artistik dengan latar agungnya Gunung Merapi, museum 2 lantai
yang diresmikan tahun 2010 silam ini menjadi salah satu tempat wisata menarik di
daerah Hargobinangun, Sleman. Bentuk bangunannya unik, berbentuk trapesium
dengan salah satu sisi puncaknya mengerucut membentuk segitiga. Ketika hari
cerah dan Gunung Merapi tak tertutup awan, maka keduanya tampak begitu
gagah. Memasuki museum, sebuah replika sebaran awan panas dari tiga buah
letusan Gunung Merapi, yakni pada tahun 1969, 1994 dan 2006 akan menyambut
para pengunjung. Alat inilah yang membuat seluruh ruangan bergemuruh. Tekan
saja salah satu tombolnya, maka sebaran awan panas dan aliran lava pijar akan
terlihat menyerupai kejadian waktu itu. Terbayang betapa dahsyatnya gejolak
gunung api ini tiap kali meletus. Ratusan rumah tertimbun material vulkanik,
ribuan ternak mati dan warga harus dievakuasi. Kehidupan di sekitar Merapi
tandas ditelan wedhus gembel. Peristiwa tersebut bagai rajah yang tak akan hilang
dari ingatan siapa saja yang menjadi korban.
Menjelajahi ruangan lain kita akan menemukan display tipe letusan
gunung api, batuan dari Gunung Merapi sejak tahun 1930, koleksi benda-benda
sisa letusan tahun 2006 hingga koleksi foto-foto Gunung Merapi dari zaman ke
zaman yang dipajang sedemikian rupa sehingga mudah diamati. Panel-panel
ilustrasi dengan gambar kartun pun dapat dijumpai dan tentunya ramah bagi anak-
anak. Dari sekian banyak koleksi benda yang ada, salah satu yang menarik adalah
batu bom (volcanic bomb). Batu ini sepintas terlihat seperti batu biasa dengan
bentuk yang tak beraturan. Tapi siapa sangka, batu ini adalah rupa lain lava pijar
bersuhu 700 - 1.200 derajat celcius yang kemudian terlempar ke udara dan
mengalami proses pendinginan cepat sebelum sampai ke permukaan bumi.
Puas mengamati setiap koleksi di lantai satu, saatnya menilik apa yang
ada di lantai dua museum. Setidaknya ada sembilan tipe benda koleksi dan alat
peraga yang tersimpan di sana, mulai dari display letusan dan erupsi Merapi,
lorong peraga simulasi LCD, peraga simulasi tsunami hingga peraga simulasi
gempa. Masing-masing koleksi tersebut berhasil menarik perhatian tiap
pengunjung, apalagi koleksi alat peraga yang ada masih berfungsi dengan baik.
Jadi jangan heran bila tiap pengunjung dapat melihat tsunami dan gempa bumi
mini yang dahsyat namun tak membahayakan.
Ketika semua sisi museum telah dijelajahi, masuk ke dalam teater mini
museum ini adalah pilihan yang tepat. Sembari beristirahat, pengunjung akan
disuguhi sebuah film pendek berdurasi 24 menit berjudul Mahaguru Merapi. Film
ini menunjukkan dua sisi Merapi yang begitu berbeda. Merapi memberi
kesuburan dan kehidupan bagi tiap makhluk di sekitarnya, tapi ada kalanya ia juga
meluluhlantakkan semuanya tanpa tersisa.
Sungai-sungai yang mengalir dari lerengnya memenuhi kebutuhan warga
akan air, tapi ada saatnya sungai tersebut berubah jadi ancaman kehidupan karena
lahar dingin yang mengalir di dalamnya. Melalui film ini, sekali lagi, Merapi
berhasil mengundang decak kagum, membawa tiap pengunjung mengenal lebih
dekat sosoknya yang mengagumkan. Kehadirannya adalah pengingat akan
keagungan Sang Pencipta, ketika semua yang sudah ada kapan pun bisa hilang
dan kehidupan berulang dari awal.

Anda mungkin juga menyukai