Anda di halaman 1dari 6

Penerapan Konsep Struktur “V” Sebagai Elemen Estetika Pada GedungTeater Di Bandung

Edi Maryanto, Lily Mauliani, Anggana Fitri Satwikasari

PENERAPAN KONSEP STRUKTUR “V” SEBAGAI ELEMEN ESTETIKA PADA


GEDUNG TEATER DI BANDUNG

Edi Maryanto1, Lily Mauliani1, Anggana Fitri Satwikasari1


1
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
edimaryanto91@gmail.com
lilymauliani@ymail.com
anggana.fitri@ftumj.ac.id

ABSTRAK. Kota Bandung Merupakan Kota yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan dan adat istiadatnya.
Perkembangan Kota Bandung berjalan dengan dinamis dalam setiap tahunnya, Perkembangan tersebut tidak
lepas dari adanya jiwa seni dan budaya dari masyarakatnya yang sangat dilestarikan. Berbagai Kesenian yang
ada di Bandung membuat Kota Bandung lebih hidup dan dikenal di kancah domestik maupun Internasional.
Penerapan struktur “V” sebagai elemen estetika pada gedung teater ini di maksudkan untuk mewadahi
pertunjukan kesenian yang sudah berskala besar dan internasional. Konsep yang memadukan Struktur sebagai
elemen estetik akan melengkapi keindahan bentuk bangunan. Metode pengumpulan data dalam perencanaan
dan perancangan ini adalah dengan studi literatur, studi preseden dan wawancara. Penerapan struktur sebagai
elemen estetika pada gedung teater di bandung terlihat pada sistem struktur “V” yang berfungsi sebagai
penyangga bangunan utama dengan material kombinasi beton dan baja, dikarenakan fungsi kegiatan yang
dilakukan membutuhkan ruangan yang bebas kolom (bentang lebar) sehingga akses lebih optimal.

Kata kunci : Bandung, Pagelaran, Seni Teater, Kesenian, Budaya

ABSTRACT. The city of Bandung is a city that upholds cultural values and customs. The development of the
city of Bandung runs dynamically in each year, these developments can not be separated from the existence of
the spirit of art and culture of the people who are very preserved. Various arts in Bandung make the city of
Bandung more alive and known on the domestic and international scene. The application of the structure "V" as
an aesthetic element in the theater is intended to accommodate large-scale and international art performances.
Concepts that combine structure as an aesthetic element will complement the beauty of the shape of the building.
The method of data collection in planning and designing is by studying literature, precedent studies and
interviews. The application of the structure as an aesthetic element in the theater building in Bandung is seen in
the "V" structural system which serves as a buffer for the main building with concrete and steel combination
materials, because the activities carried out require a column-free room (wide span) so that access is more
optimal.

Keywords: Bandung, Performances, Theater Arts, Arts, Culture

PENDAHULUAN yang sudah dikenal sejak dulu sebagai pusat


desain seni, fashion, baju, dan kreativitas
Indonesia kaya akan keragaman seni budaya komunitasnya sendiri yang sangat aktif (Kamil
yang perlu dilestarikan oleh generasi dalam Tempo, 2015). Maka dari itu,
selanjutnya. Salah satunya adalah seni teater. Pemerintah Jawa Barat, dan Pemerintah Kota
Proses munculnya teater tradisional dan Bandung berencana untuk membangun
modern di Indonesia sangat bervariasi dari sebuah gedung pertunjukkan seni di Bandung
suatu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini bertaraf internasional untuk mewadahi
disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk berbagai macam seni pertunjukkan, mulai dari
teater tradisional dan modern itu berbeda- kesenian tradisional, hingga modern.
beda, tergantung kondisi dan sikap budaya
masyarakat, sumber, dan bagaimana tatacara Berdasarkan penjelasan di atas, maka
teater tradisional dan modern lahir. Di Jawa disusunlah penerapan konsep struktur “V”
Barat sendiri banyak karya-karya seni yang sebagai elemen estetika pada gedung teater
berkembang seiring zaman. Hal ini untuk mewadahi berbagai karya-karya seni
menunjukan bahwa Jawa Barat memiliki nilai pertunjukkan, mulai dari kesenian tradisional
kesenian yang tinggi di antaranya di bidang dan modern di kota Bandung. Selain untuk
seni teater. Salah satunya kota Bandung, di mewadahi karya-karya seni pertunjukkan, juga
kota ini juga memiliki banyak cerita seni teater untuk bertemunya para seniman untuk saling
yang terkenal. bertukar pikiran, dan sebagai sarana bagi
masyarakat untuk lebih mengenal seni
Sejak tahun 2015, Bandung dinobatkan pertunjukkan.
menjadi salah satu kota kreatif oleh UNESCO.
“Bandung dinobatkan menjadi kota kreatif Hal-hal yang dipertimbangkan dalam

77
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 04 No 2 September 2020
p-ISSN 2621-1181/e-ISSN 2550-066X

perencanaan gedung teater di Bandung ini istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian
meliputi : keamanan, estetika, kenyamanan yang lebih luas, teater adalah proses
yang menunjang penampilan bangunan, daya pemilihan teks atau naskah, penggarapan,
tahan dan perawatan. Sistem struktur “V” pada penyajian atau pementasan dan proses
perencanaan gedung teater tersebut berfungsi pemahaman atau penikmatan dari publik atau
sebagai penyangga bangunan utama dengan audience (bisa pembaca, pendengar,
material kombinasi beton dan baja. Hal ini penonton, pengamat, kritikus atau peneliti).
diterapkan karena fungsi kegiatan yang berada (Santoso, 2013)
di dalamnya membutuhkan ruangan yang
bebas kolom (bentang lebar) serta fleksibel. Dalam arti sempit : Dalam arti Dalam arti
Kehidupan sedang : luas :
TUJUAN manusia yang Segala Segala
diceritakan di atas tontonan tontonan
pentas, disaksikan yang yang
Tujuan penerapan konsep struktur “V” sebagai oleh orang banyak, mengandung dipertunjukan
elemen estetika adalah sebagai wadah untuk dan didasarkan unsur cerita di depan
mempertunjukan berbagai karya-karya seni pada naskah (terdapat banyak
pertunjukkan, mulai dari kesenian tradisional tertulis tokoh, latar) orang.
hingga modern yang membutuhkan ruang
bebas kolom (bentang lebar) namun tetap Gambar 1. Definisi Teater
mempertimbangkan aspek struktur sebagai Sumber : Afiat, 2017
kekuatan bangunan.
Sebagai Elemen
Pencipta Suasana
METODE
Pertunjukan
Seni Memerlu
Metode pengumpulan data yang digunakan Pertunju kan
dalam penyusunan perencanaan dan kan Tempat/
Membentuk
perancangan penerapan konsep struktur “V” Wadah
Pengalaman Ruang &
Berpengaruh
sebagai elemen estetika pada gedung teater di
Terhadap
bandung adalah dengan memaparkan, Pertunjukan
menguraikan, dan menjelaskan mengenai
desain penerapan konsep struktur “V” sebagai
Gambar 2. Latar Belakang Terbentunya Teater
elemen estetika pada gedung teater di
Sumber : Afiat, 2017
bandung. Data yang diperoleh kemudian akan
dianalisis dan dilakukan suatu pendekatan Gedung teater sendiri memiliki macam-macam
yang menjadi dasar penyusunan konsep fungsinya salah satunya adalah :
perencanaan dan perancangan yaitu dengan  Gedung Seni Teater
data primer metode pengumpulan data dengan  Gedung Opera
cara wawancara serta observasi (tinjauan  Gedung Bioskop
lapangan) yaitu kegiatan terjun langsung ke
 Gedung Drama
lokasi tapak, dan ke lokasi bangunan-
 Gedung Musik
bangunan yang dijadikan studi preseden untuk
desain yang akan dirancang. Data sekunder
Keberadaan musik pada teater dan tari
data yang diperoleh melalui studi literatur yaitu
sangatlah penting, karena selain berpengaruh
diperoleh dari referensi, baik itu buku, jurnal,
terhadap aktor dan penari (emosi aktor dan
skripsi, tesis, arsip foto, website-website resmi,
penari dapat dicapai melalui musik), juga
serta pengumpulan data kebijakan-kebijakan
berpengaruh terhadap emosi penonton dalam
yang berlaku di lokasi tapak yang akan
menuntun atau mengapresiasi sebuah karya
dirancang.
teater atau tari. (Fanginia, 2018)
Fungsi dari teater sendiri ada berbagai macam
Hasil kesimpulan keseluruhan nantinya
diantaranya :
merupakan konsep dasar yang digunakan
dalam perencanaan dan perancangan  Teater Sebagai Sarana Upacara
penerapan konsep struktur “V” sebagai elemen  Teater Sebagai Media Ekspresi
estetika pada gedung teater di bandung.  Teater Sebagai Media Hiburan
 Teater Sebagai Media Pendidikan
Pengertian Gedung Teater
Pengertian Struktur Sebagai Elemen
Berasal dari bahasa Yunani Teater, “Theatron” Estetika
(bahasa Inggris, Seeing place) artinya Tempat
atau Gedung Pertunjukan. Teater adalah Dalam definisi modern, arsitektur harus
mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan

78
Penerapan Konsep Struktur “V” Sebagai Elemen Estetika Pada GedungTeater Di Bandung
Edi Maryanto, Lily Mauliani, Anggana Fitri Satwikasari

psikologis. Namun, dapat dikatakan pula


bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya
sudah mencakup baik unsur estetika maupun
psikologis. Arsitektur adalah bidang multi- 2,1 Ha
dispilin, termasuk di dalamnya adalah
matematika, sains, seni, teknologi, humaniora,
politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya.
pengertian keindahan dianggap sebagai salah
satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai Gambar 4. Peta Tapak
ekonomis dan nilai-nilai yang lain. Nilai yang Sumber : Google Maps, 2018
berhubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam pengertian keindahan disebut Pemilihan lokasi perencanaan dan
nilai estetis. (Saputra dan Pynkywati, 2014) perancangan Gedung Teater dengan konsep
Struktur “V” sebagai elemen estetika mengacu
Dalam penjelasan yang dikemukakan Vitruvius pada kriteria lokasi sebagai berikut :
(Saputra dan Pynkywati, 2014) di dalam 1. Berada di Jalan Arteri Primer, sebagai jalan
bukunya “De Architectura” bangunan yang penghubung antar kota dan provinsi.
baik haruslah memiliki keindahan atau estetika 2. Berdekatan dengan Pusat Kota Bandung
(venustas), kekuatan (firmitas), dan kegunaan Merupakan wilayah pergerakan warga yang
(utilitas). Arsitektur dapat dikatakan paling padat hampir semua aktivitas
keseimbangan dan koordinasi antara ketiga pendidikan, kesehatan, perdagangan,
unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang perkantoran, Beribadat, dan Sosial Budaya
melebihi unsur lainnya. dilakukan di sana.
3. Mudah diakses pengunjung dalam skala
lokal dan regional
4. Berada di daerah tidak rawan bencana
alam
5. Berada di daerah dengan tingkat polutan
(pencemaran terhadap lingkungan) yang
rendah
Gambar 3. Diagram Pencapaian Arsitektur Menurut 6. Berada dekat pemukiman penduduk
Vitruvius 7. Berada dekat dengan fasilitas pelayanan
Sumber : Saputra dan Pynkywati, 2014 umum

Struktur dalam istilah arsitektur merupakan Berdasarkan pertimbangan terhadap tinjauan


sebuah sistem, artinya gabungan atau kota Bandung, lokasi tapak terpilih adalah Jl.
rangkaian dari berbagai macam elemen- Soekarno Hatta, Pasirluyu, Kecamatan Regol,
elemen yang dirakit sedemikian rupa hingga Kota Bandung. Adapun batas-batas
menjadi satu kesatuan yang utuh. Sedangkan wilayahnya adalah sebagai berikut:
estetis merupakan sebuah cabang filsafat • Sebelah Utara : Jl. Nasional III(Jl. Soekarno
yang berhubungan dengan sifat keindahan, Hatta), Perkantoran, Perbangkan,
seni, rasa, dan dengan penciptaan apresiasi Perdangan dan Jasa, Danau
terhadap keindahan. (Saputra dan Pynkywati, • Sebelah Timur : Perkantoran, Perdagangan
2014) dan Jasa
• Sebelah Selatan : Perkantoran, Perumahan
PEMBAHASAN • Sebelah Barat : Perkantoran, Perdagangan
dan Jasa
Data Tapak
Data Tapak Dalam Perencanaan dan
Perencanaan dan perancangan gedung teater Perancangan
di Bandung dengan konsep struktur “V”
sebagai elemen estetika berada di Pasirluyu, Luas wilayah adalah 21.000 m2. Lokasi tapak
Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. memiliki beberapa peraturan yang wajib di
Luas wilayah kelurahan Pasirluyu adalah 79 patuhi dalam perencanaan dan perancangan,
Ha, dengan batas wilayah : data peraturan tersebut sebagai berikut :
Utara : Kelurahan Burangrang 1. KDB pada lahan ini maksimal 60%
Selatan : Kelurahan Wates 2. MinimaL lahan hijau yang harus di sisakan
Barat : Kelurahan Ciseureu dalam tapak ini adalah 25%
Timur : Sungai Cikapundung. 3. GSB : ½ row lebar jalan
Seperti yang di jelaskan pada gambar 4. 4. Peruntukkan Lahan : Zona Pelayanan
Umum, perdagangan dan jasa,

79
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 04 No 2 September 2020
p-ISSN 2621-1181/e-ISSN 2550-066X

pengembangan sosial budaya.

Analisis Pencapaian Tapak

Untuk menciptakan kondisi yang nyaman dan


aman dalam hal pencapaian ke lokasi,
diperlukan pemilihan yang tepat dari beberapa
sisi tapak. Beberapa pertimbangan dalam
menentukan pencapaian utama menuju ke
tapak adalah kemudahan pencapaian dari
segala arah, tidak menyebabkan kemacetan
lalu lintas, adanya pemisahan antara arus
pejalan kaki, kendaraan dan barang atau Gambar 6. Analisis Orientasi Bangunan
servis, orientasi terhadap jalan utama. Sumber : Analisis Pribadi, 2018
Berdasarkan dari pertimbangan dalam
menentukan pencapaian tapak di atas, dapat Untuk mengatasi kebisingan dapat dilakukan
dilihat penjelaskan pada gambar 4 berikut : dengan beberapa cara diantaranya adalah :
1. A adalah Peletakan Main Entrance dan 1. Meletakkan atau menambah vegetasi di
Side Entrance di Jalan Soekarno Hatta sekitar tapak yang langsung berhubungan
dapat dicapai dengan mudah dengan dengan sumber bising, diharapkan dapat
kendaraan bus, mobil, sepeda motor dan memfilter suara bising dari jalan raya.
pejalan kaki karena jalan tersebut
merupakan jalan Primer dan Jalan
Soekarno Hatta terbagi menjadi 2 jalur
yang berlawanan, masing-masing ruas
memiliki lebar ± 12 meter dengan 3 jalur
(jalur lambat dan jalur cepat). Gambar 7. Penambahan Vegetasi Untuk Mencegah
2. B adalah Untuk peletakan Service Kebisingan
Sumber : Analisis Pribadi, 2018
Entrance di Jalan Mangger Girang supaya
tidak menggangu sirkulasi pintu masuk
2. Penempatan bangunan diletakan dengan
utama. Jalan Mangger Girang memiliki
jarak yang cukup atau menarik mundur
lebar ±8 meter dengan dua arah.
dari jalan utama sehingga kebisingan bisa
A dikurangi dengan adanya jarak antara
pusat kebisingan dengan tempat
beraktifitas.
SITE
LUAS ± 2.1
Ha

Gambar 8. Peletakan Bangunan Dan Penambahan


B Vegetasi Untuk Mencegah Kebisingan
Sumber : Analisis Pribadi, 2018
Gambar 5. Analisis Pencapaian Tapak
(Sumber : Analisis Pribadi, 2018) Orientasi Bangunan
Analisis Kebisingan 12:00 Bukaan Semaksimal
Mungkin
Tujuan dari analisis kebisingan adalah untuk
mendapatkan kenyamanan ruang dari 18:00 06:00
kebisingan yang timbul dari luar bangunan.
Untuk mengatasi kebisingan dari lingkungan Vagetas Sinar Pagi
Menyehatkan
sekitar site, perancang bisa memelih lokasi Sinar
Sinar Sore
penempatan bangunan yang tepat. Seperti Panas
yang di jelaskan pada gambar 5 berikut
Kurang U
Menyehatk

Ket : A. Tingkat kebisingan tinggi


B & C. Tingkat kebisingan rendah Gambar 9. Analisis Orientasi Bangunan
D. Tingkat kebisingan sedang Sumber : Analisis Pribadi, 2018

80
Penerapan Konsep Struktur “V” Sebagai Elemen Estetika Pada GedungTeater Di Bandung
Edi Maryanto, Lily Mauliani, Anggana Fitri Satwikasari

Matahari pagi disisi timur harus dimanfaatkan Konsep Penerapan Struktur “V” Sebagai
sinarnya sebaik mungkin dan pada siang dan Elemen Estetika
sore untuk mengurangi panas atau cahaya
yang masuk ke dalam bangunan bisa diatasi Sistem struktur yang dipakai dalam gedung
oleh penggunan material yang dapat teater mencakup beberapa pertimbangan,
menghalangi atau mengurangi sinar matahari diantaranya : keamanan, estetika dan
yang masuk. Dikarenakan sinar matahari pada kenyamanan yang menunjang penampilan
siang dan sore hari merupakan sinar matahari bangunan, daya tahan serta perawatan.
yang kurang baik.
Sistem struktur “V” sebagai elemen estetika
Zoning Masa Bangunan dan sebagai penyangga bangunan utama.

Gambar 10. Analisis Penzoningan


Sumber : Analisis Pribadi, 2018

Hasil penzoningan pada area site yang didapat


berdasarkan analisis-analisis sebelumnya,
untuk zona publik berada disisi Utara Gambar 12. Analisis Bentuk Sistem Struktur “V”
berdekatan dengan zona semi publik, zona Sebagai Elemen Estetika
semi publik hampir sebagian mengelilingi area Sumber : Analisis Pribadi, 2018
site, lalu pada zona privat berada di tengah-
tengah site, sedangkan zona servis berada Sistem struktur sebagai elemen estetika yang
disisi selatan. akan digunakan untuk bangunan gedung
teater dengan pendekatan struktur sebagai
Kebutuhan Besaran Ruang elemen estetika adalah sistem struktur “V”
sebagai penyangga bangunan utama dengan
Kebubtuhan besaran ruang pada perencanaan material kombinasi beton dan baja,
gedung teater ini didasari pada kebutuhan dari dikarenakan fungsi kegiatan yang dilakukan
masing masing kegiatan yang ada dan membutuhkan ruangan yang bebas kolom
kegiatan setiap individu yang melakukan serta fleksibel.
aktifitas di dalamnya, ruang ruang yang ada
terbentuk dari sirkulasi dan efektifitas gerak
pengguna. Konsep Penerapan Sistem Struktur
Pondasi

Sistem Pondasi (Sub Structure)


Pemilihan pondasi atas pertimbangan
terhadap : kondisi tanah, daya dukung tanah,
kedalaman tanah keras, bentuk bangunan,
beban yang diakibatkan dan alat-alat dan
teknologi yang dipakai. Sistem struktur
pondasi menggunakan pondasi tiang pancang
karena kedalaman pondasi lebih maksimal dan
kemudahan dalam pelaksanaan dilapangan
Gambar 11. Analisis Besaran Ruang sehingga pondasi yang disarankan adalah
Sumber : Analisis Pribadi, 2018 pondasi tiang pancang. Kelebihan pondasi
tiang pancang yaitu pelaksanaan lebih cepat,

81
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 04 No 2 September 2020
p-ISSN 2621-1181/e-ISSN 2550-066X

produksi massal dari pabrik, tahan lama, dan mencangkup fungsi nya, penerapan konsep
tidak dipengaruhi oleh perubahan cuaca struktur “V” dalam perancangan gedung teater
merupakan solusi yang baik dalam
Konsep Penerapan Sistem Struktur Atas perencanannya.
(Upper-Structure)
Dalam menciptakan bentuk dalam sebuah
Pertimbangan untuk penggunaan struktur atas bangunan yang harus diperhatikan untuk suatu
berdasarkan kriteria adalah mampu menahan desain untuk menciptakan sebuah ekspresi
dan menyalurkan beban yang ditimbulkan, bentuk arsitektur maka yang penting untuk
memenuhi persyaratan teknis, tahan api, tahan dipertimbangkan adalah keindahan atau
lama dan perawatan yang mudah. Sistem estetika (venustas), kekuatan (firmitas), dan
struktur atap yang digunakan adalah sistem Kegunaan atau fungsi (utilitas). Pada gedung
struktur space frame, yang mana sistem ini teater ini yang ditonjolkan adalah strukturnya.
dapat digunakan sebagai struktur bentang Struktur tidak hanya berfungsi sebagai
lebar yang memungkinkan penggunaan ruang penguat bangunan saja tetapi juga sebagai
bebas kolom yang selebar dan sepanjang pendukung terciptanya elemen estetika.
mungkin. Sistem struktur ini diterapkan karena Keindahan yang terlihat dari struktur bangunan
fungsi kegiatan yang dilakukan membutuhkan yang diekspos adalah sebuah estetika. Sistem
ruangan yang bebas kolom serta fleksibel. struktur kolom yang digunakan adalah struktur
Kelebihan struktur space frame yaitu dapat kolom “V” karena mempertimbangkan
digunakan untuk bentang yang panjang, kebutuhan ruang gerak dan terbebas dari
sistem kontruksi sangat ringan, dapat kolom yang akses lebih dapat dioptimalkan.
diterapkan dalam bentuk atap apa pun dan
lebih menarik jika dilihat dari segi estetika. DAFTAR PUSTAKA

Konsep Massa Bangunan Afiat, Mellacancerin. 2017. Tipologi Culture:


Struktur atap menggunakan Sistem Struktur Space
Teater Taman Ismail Marzuki.
Frame dan Baja Ekspos Jakarta : Universitas Gunadarma

Fanginia Veronica. 2018. Musik Dalam Teater.


http://scdc.binus.ac.id/stmanis/2018/11
/musik-dalam-teater/, diakses pada 4
Januari 2019

Google Map. 2018. Peta Tapak Pasirluyu,


diakses pada 20 Oktober 2018
Sistem Struktur “V” Sebagai
Elemen Estetika Santoso, Eko. 2013. Pengetahuan Teater 1.
Jakarta : Direktorat Pembinaan
Gambar 13. Analisis Konsep Bangunan Sekolah Menengah Kejuruan
Sumber : Analisis Pribadi, 2018
Saputra, N & Pynkywati, T. 2014. Struktur
Konsep massa bangunan diatas adalah Sebagai Elemen Estetis Dalam
kombinasi dari bentuk dasar persegi dan Rancangan Pengembangan Di
transformasinya yang diharapkan dapat Kawasan Institut Teknologi Nasional
menghasilkan bentuk arsitektural yang Bandung. Jurnal Online Institut
fungsional, estetis dan kokoh. Teknologi Nasional Reka Karsa. 4(1):
1-10
KESIMPULAN
Tempo. 2015. Bandung Kota Kreatif Versi
Gedung teater merupakan sarana berkumpul Unisco, Ini Target Ridwan Kamil.
dengan tujuan tertentu yang membutuhkan https://nasional.tempo.co, diakses
ruang yang luas. Maka dari itu untuk pada 4 Januari 2019
menunjang aktifitas pengguna dibutuhkan lah
sebuah desain interior dan exterior yang dapat

82

Anda mungkin juga menyukai