Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERANAN KOMUNIKATOR DALAM KOMUNIKASI

KESEHATAN
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH: KOMUNIKASI KESEHATAN
DOSEN PENGAJAR: Ikhram Hardi S, SKM. M.Kes

OLEH KELOMPOK IX
YULITA ANDRIANI 14120200166
ANDI TENRI SANDA DATU 14120200169

KELAS B8
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA (UMI)MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami (kelompok IX) dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [PESAN DALAM
KOMUNIKASI KESEHATAN] ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pak Ikhram hardi S,
SKM. M.Kes pada mata kuliah komunikasi kesehatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang prinsip-prinsip komunikasi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Ikram hardi S, SKM. M.Kes , selaku dosen
komunikasi kesehatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

[Makassar,5 APRIL 2021]

Kelompok IX
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
PENGANTAR.............................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................4
TUJUAN......................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
I. APA ITU ISI MEDIA ?........................................................................................................5
II. HAKIKAT PESAN..............................................................................................................5
III. APA YANG DIMAKSUD DENGAN CONTENT/ISI INFORMASI (KESEHATAN)
KESEHATAN ?...........................................................................................................................6
IV. KATEGORI FUNGSI – ISI PESAN................................................................................7
V. TEKNIK PENGOLAHAN PESAN.....................................................................................7
VI. PESAN (KODE VERBAL DAN NON VERBAL)..........................................................9
BAB III..........................................................................................................................................12
PENUTUPAN................................................................................................................................12
KESIMPULAN..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
References......................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

PENGANTAR

Kalau kita bicara tentang pesan, sebenarnya kita bicara mengenai bagaimana cara “SIAPA”
menyusun “APA” seingga dapat mempengaruhi “SIAPA” (Model Laswell). Ini berarti sukses
komunikasi kesehatan tergantung dari bagaimana komunikator menyusun pesan sehingga dapat
memengaruhi perubahan sikap dari audiens.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu isi media ?
2. Apa hakikat pesan?
3. Apa yang dimaksud dengan content kesehatan ?
4. Kategori fungsi – isi pesan
5. Teknik pengolahan pesan
6. Pesan (kode verbal dan non verbal)

TUJUAN
1. Mengetahui isi media
2. Mengetahui hakikat pesan
3. Mengetahui content kesehatan
4. Mengetahui kategori fungsi – isi pesan
5. Mengetahui Teknik pengolahan pesan
6. Mengetahui pesan (kode verba dan non verbal)

BAB II

PEMBAHASAN

I. APA ITU ISI MEDIA ?

Jika kita mengikuti (mendengar, membaca, menonton) pesan atau informasi kesehatan yang
ditampilkan oleh me dia massa maka muncul satu pertanyaan pokok sekitar po la isi. Memang
harus diakui bahwa ada perbedaan tang gapan atas pesan dan komunikator. Masyarakat kira lebih
suka atau percaya pada "siapa" yang mengatakan pesan, dan bukan "pesan" itu sendiri. Di sini
sebenarnya menun jukkan bahwa pesan berhubungan dengan komunikator (Laswell, Siapa
mengatakan Apa!).

II. HAKIKAT PESAN

hakikat pesan, yakni:


1). Isi (content) pesan (message) merupakan basis dari pe ngaruh komunikator (juga media),
inilah yang paling penting untuk dipelajari.
2). Isi pesan dirancang secara cermat oleh perancang, produser, penulis, editor untuk
memengaruhi audiens.
3). Isi pesan tidak selalu terikat pada hal yang benar tetapi juga pada isu yang tidak benar.
4). Studi tentang isi pesan menolong kita untuk meramal kan dampak terhadap audiens.

III. APA YANG DIMAKSUD DENGAN CONTENT/ISI INFORMASI


(KESEHATAN) KESEHATAN ?

1). Content/isi adalah "kelengkapan" jumlah (kuantitas) dan kualitas informasi verbal dan visual
mengenai ke sehatan yang didistribusikan oleh komunikator atau media.

2). Jumlah/kuantitatif isi itu merujuk pada jumlah waktu yang digunakan dalam detik, menit,
jam untuk memuat berita, film, dan lain-lain. Atau jumlah kolom surat kabar/majalah yang
memuat berita, opini, gambar, cer pen, berita daerah, kolom, feature, dalam satu kali ter
bitan.

3). Kualitatif merujuk pada mutu, kualitas isi, penampilan faktual, pemerolehan berita, daya
guna sebuah berita, fakta, keabsahan, metode dan teknik pengolahan. Pen ting untuk
diperhatikan hal-hal berikut ini:

 Prominence/important-pesan yang mau disampai kan itu merupakan "sesuatu" yang


menonjol dan penting!

LAKI-LAKI NTT YANG BERSTATUS KAWIN KURANG TAHU ALAT KB


WANITA NTT YANG BERSTATUS KAWIN LEBIH TAHU TENTANG ALAT KB
 Human interens-pesan yang mau disampaikan itu mengandung daya tarik kemanusiaan.

“MOTHER TERESA DARI KALKUTA”

 Conflict/controversy-pesan yang mau disampaikan itu mengandung konflik,


kontraversial, aneh.
“TAK ADA SATU LAKI-LAKIPUN DI NTT YANG TAHU TENTANG CARA
MENGHINDARI AIDS”
 The unusual-pesan yang disampaikan itu meru pakan peristiwa yang jarang terjadi, tidak
lazim
“KISAH SANG DUKUN YANG MENOLONG PERSALINAN BU DOKTER
PUSKESMAS”
 Timeliness – pesan yang disampaikan itu merupakan peristiwa sesuai dengan waktunya
(actual)

“20 ANAK PENGIDAP PENYAKIT ANEH DI ALOR MENINGGAL DUNIA”

 Proximity – pesan yang disampaikan itu merupakan yang “dekat” secara


sosiologi/antropologis atau psikologi dengan audiens.

“PARA PERAWAT DI ALOR DEMONSTRASI GARA-GARA PEMECATAN


TERHADAP PERAWAT DIKABUPATEN MANGGARAI”
IV. KATEGORI FUNGSI – ISI PESAN
1. Fungsi mengawasi lingkungan, memperingatkan ancaman dan bahaya tentang dunia
sekeliling kita, memperingatkan bahaya penyakit menular, Bahasa PMS, Bahasa HIV /
AIDS, dan lain-lain.
2. Fungsi korelasi, melalui tajuk dan propaganda sehingga membuat audiens
menghubungkan peringatan tersebut dengan pengawasan lingkungan di atas.
3. Transmisi, isi mengalihkan norma masyarakat dalam pelbagai cara.
4. Hiburan, manusia normal berfikir bahwa mereka butuh hiburan, santai, humor. Isi pesan
bias dirancang sedemikian rupa untuk menampilkan juga aspek hiburan agar audiens
menikmati. Hiburan berisi kenyataan, pengalaman manusia, kehidupan nyata, banyak
media tidak memanfaatkan aspek sehingga mereka gagal menjalankan fungsi.

V. TEKNIK PENGOLAHAN PESAN

Teknik Pengelolaan Pesan Komunikasi - Menurut Cassandra dalam Cangara (2004:111) bahwa


terdapat dua model penyusunan pesan, yakni penyusunan pesan yang besifat informatif dan
penyusunan pesan yang bersifat persuasif. 

a. Penyusunan Pesan yang Bersifat Informatif 


Model penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan pada perluasan
wawasan dan kesadaran khlayak. Prosesnya lebih banyak bersifat difusi atau penyebaran,
sederhana, jelas, dan tidak banyak menggunalan jargon atau istilah-istilah yang kurang populer
di kalangan khalayak. 

Ada empat macam penyusunan pesan yang bersifat informatif, yakni: 


1) Space Order, penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang, seperti international,
nasional, dan daerah. 

2) Time Order, penyusunan pesan berasarkan waktu atau periode yang disusun secara kronologis
3) Deductive Order, penyusunan pesan mulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada khusus.
Misalnya penyusunan GBHN 

4) Inductive Order,  penyusunan pesan yang dimulai dari hal-hal khusus ke hal-hal yangb bersifat
umum. 

Model penyusunan pesan informatif banyak dilakukan dalam penulisan berita dan artikel oleh
para wartawan dengan memakai model piramid. 

b. Penyusunan Pesan yang Bersifat Persuasif 


Model penyusunan pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk mengubah persepsi,
sikap dan pendapat khalayak. Sebab itu, penyusunan pesan persuasif memiliki sebuah proposisi.
Proposisi disini ialah apa yang dikehendaki sumber terhadap penerima sebagai hasil pesan yang
disampaikannya, artinya setiap pesan yang dibuat diinginkan adanya perubahan. 

Menurut Cangara (2004:113) bahwa terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam
penyusunan pesan yang memakai teknik persuasi, antara lain : 

1) Fear Appeal, motode penyusunan pesandengan menimbulkan rasa ketakutan kepada khalayak.


Sebenarnya khalayak kurang senang menerima pesan yang disertai ancaman yang menakutkan,
sebab meraka tidak memiliki kebebasan untuk menentukan sikap dan mengemukakan
pendapatnya. tetapi dalam hal tertentu, khalayak harus menerima karena bisa mengancam
dirinya. 

2) Emotional Appeal, cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan berusaha menggugah


emosional khalayak. misalnya dengan mengungkapkan masalah suku, agama, kesenjangan
ekonomi, diskriminasi, dan sebagainya. Bentuk lain dari emotional appeal adalah propaganda.
dalam komunikasi bisnis, propaganda banyak sekali digunakan dalam bentuk iklan, agar
konsumen bisa membeli barang. 

3) Reward Appeal, cara penyusunan atau penyampaian pesan menawarkan janji-janji kepada


khalayak. dalam berbagai studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan reward appel,
ditemukan bahwa dengan menjanjikan uang Rp. 1 juta, seorang cenderung mengubah sikap
daripada menerima janji uang Rp. 50 ribu. 

4) Motivational Appeal, teknik penyusunan pesan yang dilakukan bukan karena janji-janji, tetapi
disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga mereka dapat mengikuti
pesan-pesan itu, misalnya menumbuhkan rasa nasionalisme atau gerakan memakai produksi
dalam negeri. 

5) Humoris Appeal, teknik penyusunan pesan yang dilakukan dengan humor, sehingga


penerimaan pesan khalayak tidak merasa jenuh. Pesan yang disertai humor mudah diterima, enak
dan menyegarkan. hanya saja dalam penyampaian pesan yang disertai humor diusahakan jangan
sampai terjadi humor yang lebih dominan daripada materi yang ingin disampaikan. 
Keberhasilan dalam mengelolah dan menyusun pesan-pesan secara efektif perlu memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut : 

1) Pesan yang disampaikan harus dikuasai lebih dahulu, termasuk struktur penyusunannya yang
sistematis 

2) Mampu mengemukakan argumentasi secara logis. Untuk itu harus mempunyai alasan-alasan
berupa fakta dan pendapat yang bisa mendukung materi yang disajikan. 

3) Memiliki kemampuan untuk membuat intonasi bahasa, serta gerakan-gerakan nonverbal yang
dapat menarik perhatian khlayak.

VI. PESAN (KODE VERBAL DAN NON VERBAL)

Dalam buku silent message (1971), Albert Mehrabian mengemukan bahwa manusia
berkomunikasi secara verbal dan non verbal. Bila kita membandingkan prosentase penggunaan
pesan, maka “total feeling = 7%, verbal feeling + 38%, vocal feeling + 55%, facial feeling”
(Mehrabian,1971). Ini berarti bahwa 93% dari perilaku komunikasi kita, dalam hal ini
pengalihan pesan, menggunakan pesan symbol non verbal, sisanya 7% menggunakan pesan
verbal.
Morris (1997) dalam Liliweri (2004) membagi pesan non verbal sebagai berikut
1. Kinesik

Pesan kinesik merupakan pesan non verbal yang ditunjukan seseorang dengan isyarat


tubuh atau gerakan badan. Kinesik adalah gerakan-gerakan tubuh atau badan berupa
gerakan dari sebagian atau seluruh tubuh maupun benda-benda yang digerakkan pelaku
komunikasi.

Gesture
Gestur adalah suatu bentuk komunikasi non-verbal dengan aksi tubuh yang terlihat
mengkomunikasikan pesan-pesan tertentu, baik sebagai pengganti bicara atau bersamaan
dan paralel dengan kata-kata. Gestur mengikutkan pergerakan dari tangan, wajah, atau
bagian lain dari tubuh. Gestur berbeda dengan komunikasi fisik non-verbal yang tidak
mengkomunikasikan pesan tertentu, seperti tampilan ekspresif, proksemik, atau
memperlihatkan atensi bergabung

Ekspresi wajah
Ekspresi wajah atau mimik adalah hasil dari satu atau lebih gerakan atau posisi otot
pada wajah. Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal, dan
dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang yang mengamatinya.
Didunia ini tercatat sekurang-kurangnya 30.000 lebih ekspreesi wajahyang berbeda satu
sama lain. Banyak diantaranya mempunyai maknay yang sama namun banyak pula yang
berbeda. Suatu senyuman mungkin berarti senang, namun mungkin pula berarti sinis.
Jadi, anggapan itu tergantung dari pandangan kebudayaan.

Bersalaman
Jabat tangan atau bersalaman adalah tradisi penyambutan singkat yang menyebar di
seluruh dunia di mana dua orang memegang tangan satu sama lain, dalam kebanyakan
kasus disertai dengan gerakan ke atas-bawah singkat pada tangan yang dipegang.

Kontak mata
Kontak mata (eye contact) adalah kejadian ketika dua orang melihat mata satu sama
lain pada saat yang sama. Kontak mata merupakan salah satu bentuk komunikasi
nonverbal yang disebut okulesik dan memiliki pengaruh yang besar dalam perilaku
sosial.

2. Proksemik
Ruang lingkup Bahasa non verbal berikutnya adalah proksemik, yaitu bhasa non verbal
yang ditunjukkan oleh “ruang” dan “jarak” antara individu dengan orang lain waktu
berkomunikasi atau antara individu dengan objek. Proksemik dibagi atas proksemik
jarak, proksemik ruang, dan proksemik waktu.

Proksemik jarak
Proksemik jarak merupakan bahasa jarak sebagai simbol komunikasi yang paling sensitif.
Jarak antara orang dapat digolongkan sebagai Jarak sahabat intim, jarak sahabat
asal-kenal (say hello), atau jarak romantis. Umumnya, jarak fisik kita dengan orang lain
menunjukkan pula kedekatan psikologis dan sosial dengan lawan bicara, misalnya jarak
intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Makin dekat jarak fisik seseorang
dengan badan kita, maka dia dianggap makin dekat secara psikologis maupun sosial
dengan kita. Sebaliknya, makin Jauh jarak fisik dengan badan kita, maka dia dianggap
makin jauh secara psikologis dan sosial dengan kita.

Prosemik ruang
Dalam kasus proksemik ruang, berikut ini beberapa contoh di mana kita dapat
menginterpretasi makna terhadapnya, yakni:
1) Ukuran ruang
2) Hawa atau dara dalam ruang
3) Warna
4) Pencahayaan
5) Jangkauan ruang

Proksemik Waktu
Proksemik meliputi penggunaan waktu untuk berkomunikasi secara non verbal.
Sebagaimana biasa para bawahan harus menunggu kedatangan pimpinan, atau dalam
pertemuan, para bawahan diharuskan tiba mendahului atasan mereka. Di Jepang ada
kebiasaan, setiap orang dalam suatu struktur jabatan harus tiba terlebih dahulu kira-kira
5-10 menit. Bayangan demikian, jika jam kantor dimulai tepat jam 08.00 maka pelaksana
harus tiba di kantor kira-kira 07 45, disusul 5 menit kemudian kepala sub bagian,5 menit
berikutnya kepala bagian, 5 menit berikutnya kepala bagian, 5 menit berikutnya unit, dan
seterusnya.

Waktu menggambarkan sebuah peristiwa yang dapat memberikan makna tertentu,


maksud dan tujuan tertentu, maksud dan tujuan tertentu.
Bahasa waktu meliputi simbol :
1. peluang diperkenalkan untuk terlambat - waktu yang diperkenakan oleh sebuah
kebudayaan atau subkultur bagi kita untuk terlambat mengikuti sebuah jadwal
atau program formal maupun informal.
2. Ambigiutas (tergantung kebudayaan) - tingkat keluwesan waktu antara kepastian
waktu dan keterlambatan waktu untuk mengikuti jadwal atau program formal
maupun informal.

3. Haptik

Haptik seringkali disebut zero proxemics, artinya tidak ada lagi jarak di antara
dua orang waktu berkomunikasi, atas dasar itu maka ada ahli komunikasi
nonverbal yang mengatakan haptik itu sama dengan menepuk- nepuk, meraba-
raba, memegang, mengelus dan mencubit. Haptik mengkomunikasikan relasi anda
dengan seseorang.
Haptik dipengaruhi 3 faktor yaitu:
1. Derajat atraksi dan kesukaan adalah lebih cenderung memegang orang atau objek
yang disukai, lebih suka mengambil barang atau objek yang menarik.
2. Derajat kekeluargaan / kekerabatan adalah lebih suka menghiraukan jarak fisik
dengan seseorang yang sangat dekat yang dianggap anggota keluarga atau sahabat
karib.
3. Kekuasaan dan status . Misalnya hubungan antara atasan dan bawahan. Mereka
yang tergolong pada kelompok atasan sering menghindari diri dari pegangan
bawahannya.

4. Paralinguistic
Paralinguistik meliputi setiap penggunaan suara sehingga dia bermanfaat kalau
kita hendak menginterprestasikan simbol verbal. Sebagai contoh, orang-orang
Muang Thai merupakan orang yang rendah hati, mirip dengan orang jawa yang
tidak mengungkapkan kemarahan dengan suara yang keras. Mengeritik orang lain
biasanya tidak diungkapkan secara langsung tetapi dengan anekdot. Berbeda
dengan orang Batak dan Timur yang mengungkapkan segala sesuatu dengan suara
keras.

5. Artifak
Artifak dalam komunikasi nonverbal dengan pelbagai benda material disekitar
kita, lalu bagaimana cara benda-benda itu digunakan untuk menampilkan pesan
tatkala dipergunakan. Sepeda motor, mobil, kulkas, pakaian, televisi, komputer
mungkin sekedar benda, namun dalam situasi sosial tertentu benda-benda itu
memberikan pesan kepada orang lain. Kita dapat menduga status sosial seseorang
dan pakaian atau mobil yang mereka gunakan,makin mahal mobil yang mereka
pakai, maka makin tinggi status sosial orang itu.

6. Logo dan warna


Kreasi perancang untuk menciptakan logo dalam penyuluhan merupakan karya
komunikasi bisnis, namun dapat ditinjau dalam komunikasi kesehatan. Biasanya
logo dirancang untuk dijadikan simbol dari suatu karya organisasi atau produk
dari suatu organisasi, terutama bagi organisasi swasta. Bentuk logo umumnya
berukuran kecil dengan pilihan
bentuk, warna dan huruf yang mengandung visi dan misi organisasi.

7. Tampilan fisik tubuh


Acapkali anda mempunyai kesan tertentu terhadap tampilan fisik tubuh dari lawan
bicara anda karena, kita menilai seseorang mulai dari warna kulitnya, tipe tubuh
(atletis, kurus, ceking, bungkuk, gemuk, gendut, dan lain-lain). Tipe tubuh itu
merupakan cap atau warna yang kita berikan kepada orang itu. Salah satu
keutamaan pesan atau informasi kesehatan adalah persuasif, artinya bagaimana
kita merancang pesan sedemikian rupa sehingga mampu mempengaruhi orang
lain agar mereka dapat mengetahui informasi, menikmati informasi, memutuskan
untuk membeli atau menolak produk bisnis yang disebarluaskan oleh sumber
informasi.

BAB III

PENUTUPAN

KESIMPULAN
Hakikat pesan dalam komunikasi ksehatan antara lain:
a. Isi (content) pesan (message) merupakan basis dari pengaruh komunikator (juga media),
inilah yang paling penting untuk dipelajari.
b. Isi pesan dirancang secara cermat oleh perancang, prosedur,penulis, editor untuk
memengaruhi audiens.
c. Isi pesan tidak selalu terikat pada hal yang benar tetapi juga pada isu yang tidak bener.
d. Studi tentang isi pesan menolong kita untuk meramalkan dampak terhadap audiens.

DAFTAR PUSTAKA

References
LILIWERI, D. A. (2006). DASAR DASAR KOMUNIKASI KESEHATAN. KUPANG: PUSTAKA
PELAJAT.

Keifer, G., & Effenberger, F. (1967). 済無 No Title No Title. In Angewandte Chemie


International Edition (Vol. 6, Issue 11).

Anda mungkin juga menyukai