NIM : 2013142010080
MATA KULIAH : KEPERAWATAN JIWA II
DOSEN PEMBIMBING : Ns.ENGLA RATI PRATAMA, M.Kep
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara
mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB atau BAK
(toileting)
- Gangguan kebersihan diri berupa rambut kotor, kulit kotor, gigi kotor, bau badan dan
lainnya
- Ketidakmampuan bersias/berdandan ditandai dengan rambut acak-acakan, baju kotor
dan tidak rapi, tidak berdandan dan bercukur
- Tidak mampu makan secara mandiri atau makan bukan pada tempatnya
- Tidak mampu BAB/BAK sendiri atau tidak pada tempatnya
Tujuan :
Isolasi sosial adalah dimana sesorang mengalami penurunan atau tidak mampu sama
sekali untuk berinteraksi dengan orang lain.
Isolasi
Tindakan Keperawatan
Sosial
- Identifikasi penyebab isolasi sosial, orang terdekat, yang
tidak dekat dan penyebabnya
- Diskusikan dengan klien keuntungan berinteraksi dengan
seseorang
- Diskusikan dengan klien kerugian tidak berinteraksi
SP 1
dengan seseorang
- Latih klien berinteraksi/berkenalan dengan satu orang
(menyebutkan nama, umur, hobi dan alamat)
- Anjurkan klien untuk memasukan Latihan berkenalan
dengan satu orang dalam jadwal kegiatan harian
- Evaluasi Latihan berkenalan dengan satu orang dan
berikan pujian
- Latih kllien untuk berkenalan dengan 2 – 3 orang dan
SP 2 berinteraksi dalam melakukan kegiatan harian
- Masukan Latihan kedalam jadwal kegiatan harian
Latihan berkenalan dengan 2 – 3 orang dan berinteraksi
dalam melakukan kegiatan harian
- Evaluasi kegiatan berkenalan dengan 2-3 orang dan
berbicara dalam melakukan kegiatan harian dan berikan
pujian
- Latih klien berkenalan dengan 4-5 orang dan berbicara
SP 3
melakukan kegiatan harian (2 kegiatan baru)
- Masukan kedalam jadwal kegiatan harian latihan
berkenalan dengan 4 – 5 orang dan berbicara melakukan
kegiatan harian (2 kegiatan baru)
SP 4 - Evaluasi kegiatan berkenalan dengan 2-3 orang dan
berbicara dalam melakukan kegiatan harian dan berikan
pujian
- Latih klien berkenalan dengan >5 orang dan berbicara
meminta sesuatu dan menjawab pertanyaan
- Masukan kedalam jadwal kegiatan harian latihan
berkenalan dengan >5 orang dan berbicara meminta dan
menjawab pertanyaan
- Jelaskan kepada keluarga tentang pengertian, tanda gejala
dan proses terjadinya isolasi sosial
- Jelaskan kepada keluarga cara merawat klien isolasi
SP sosial (sesuai SP harga diri rendah untuk pasien)
Keluaraga - Ajarkan dan demonstrasikan kepada keluarga tentang
merawat klien dengan isolasi sosial
- Anjurkan keluarga untuk membantu klien memasukan
Latihan kedalam jadwal kegiatan harian saat besuk
Tujuan :
Berdasarkan teori yang menjadi acuan dalam penelitian yang penulis lakukan,
koordinasi dalam penanganan gelandangan psikotik di Kota Bandung dilihat dari tiga dimensi
diamana setiap dimensi memiliki aspek-aspeknya sendiri yang diuraikan sebagai berikut:
A. Dimensi Mandat
Pada dimensi ini terdapat tiga aspek yang berkaitan dengan koordinasi, yaitu komitmen
pemimpin, keterlibatan stakeholder dan tujuan yang didefiniskan secara jelas dan disepakati
bersama.
B. Sistem
Dimensi sistem dalam koordinasi berkaitan dengan kerangka kerja dan akuntabilitas.
Hal lain yang berkaitan dengan dimensi ini adalah adanya ketepatan dan kecukupan sumber
daya yang dibutuhkan, proses mengawasi dan menilai bagaimana kinerja dari koordinasi
dalam penanganan gelandangan psikotik.
C. Perilaku
Dimensi perilaku dalam koordinasi penanganan gelandangan psikotik ini berkaitan
dengan ketepatan dan kemampuan dari perwakilan serta kepemimpinan tim. Dimensi ini juga
berkaitan dengan perilaku dan budaya organisasi diantaranya dapat dilihat dari adanya
dukungan setiap organisasi yang terlibat dalam penanganan gelandangan psikotik di Kota
Bandung. Selain itu, dimensi ini berkaitan dengan adanya rasa kebersamaan antara pihak
yang terlibat dalam koordinasi penanganan gelandangan psikotik di Kota Bandung.