Anda di halaman 1dari 9

NAMA : ADE FERDINA ADY

NIM : 2013142010080
MATA KULIAH : KEPERAWATAN JIWA II
DOSEN PEMBIMBING : Ns.ENGLA RATI PRATAMA, M.Kep

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara
mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB atau BAK
(toileting)

Tanda dan gejala defisit perawatan diri :

- Gangguan kebersihan diri berupa rambut kotor, kulit kotor, gigi kotor, bau badan dan
lainnya
- Ketidakmampuan bersias/berdandan ditandai dengan rambut acak-acakan, baju kotor
dan tidak rapi, tidak berdandan dan bercukur
- Tidak mampu makan secara mandiri atau makan bukan pada tempatnya
- Tidak mampu BAB/BAK sendiri atau tidak pada tempatnya

Tindakan Keperawatan Pada Pasien Defisit Perawatan Diri

Tujuan :

- Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri


- Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
- Pasien mampu melakukan makan dengan baik
- Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
Tindakan Keperawatan
- Identifikasi masalah perawatan diri, berdandan/berhias,
makan/minum, dan BAB/BAK
- Jelaskan kepada klien pentingnya kebersihan diri
- Jelaskan alat dan cara kebersihan diri
SP 1
- Latih klien cara merawat kebersihan diri berupa mandi,
gosok gigi, cuci rambut, ganti pakaian dan potong kuku
- Anjurkan klien untuk memasukan Latihan merawat
kebersihan diri jadwal kegiatan harian
- Evaluasi Latihan merawat kebersihan diri dan berikan pujian
- Jelaskan alat dan cara untuk berhias atau berdandan
- Latih kllien untuk berdandan/berhias : menyisir rambur,
SP 2
bercukur, berias muka
Isolasi
- Masukan Latihan kedalam berdandan/berhias dalam jadwal
Sosial
kegiatan harian
- Evaluasi Latihan berdandan/bersias dan berikan pujian
- Jelaskan alat dan cara untuk makan dan minum yang baik
- Latih klien cara untuk makan dan minum yang benar dan
SP 3
pada tempatnya
- Masukan kedalam jadwal kegiatan harian Latihan makan
dan minum secara baik
- Evaluasi latihan makan dan minum secara baik dan berikan
pujian
- Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik
SP 4
- Latih klien untuk BAB dan BAK yang baik
- Masukan kedalam jadwal kegiatan harian latihan BAB dan
BAK yang baik
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL

Isolasi sosial adalah dimana sesorang mengalami penurunan atau tidak mampu sama
sekali untuk berinteraksi dengan orang lain.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya isolasi sosial pada sesorang :

Faktor Biologis Faktor Psikologis Faktor Sosial Budaya


1. Herediter atau 1. Pengalaman negatif 1. Sosial ekonomi rendah
keturunan terhadap diri 2. Riwayat penolakan
2. Resiko bunuh diri 2. Tidak jelas atau pada lingkungan
3. Riwayat penyakit atau berlebihnya peran diri waktu kecil
trauma pada kepala 3. Mengalami kegagalan 3. Kurang Pendidikan
4. Riwayat penggunaan dalam mencapai suatu 4. Kegagalan dalam
NAPZA hal hubungan sosial
4. Krisis identitas dan
kurangnya penghargaan
dari diri sendiri atau
lingkungan

Tanda gejala isolasi sosial meliputi :

- Merasa sepi, tidak aman dan bosan


- Tidak mampu berkonsentrasi
- Merasa ditolak
- Banyak diam dan tidak mau bicara
- Menyendiri dan tidak mau berinteraksi
- Tampak sedih, ekspresi dangkal dan datar
- Kontak mata kurang

Tindakan Keperawatan Pada Pasien Isolasi Sosial

Tujuan : Klien mampu - Membina hubungan saling percaya


- Menyadari perilaku isolasi social
- Melakukan interaksi secara bertahap saat melakukan kegiatan
rumah tangga dan kegiatan social

Isolasi
Tindakan Keperawatan
Sosial
- Identifikasi penyebab isolasi sosial, orang terdekat, yang
tidak dekat dan penyebabnya
- Diskusikan dengan klien keuntungan berinteraksi dengan
seseorang
- Diskusikan dengan klien kerugian tidak berinteraksi
SP 1
dengan seseorang
- Latih klien berinteraksi/berkenalan dengan satu orang
(menyebutkan nama, umur, hobi dan alamat)
- Anjurkan klien untuk memasukan Latihan berkenalan
dengan satu orang dalam jadwal kegiatan harian
- Evaluasi Latihan berkenalan dengan satu orang dan
berikan pujian
- Latih kllien untuk berkenalan dengan 2 – 3 orang dan
SP 2 berinteraksi dalam melakukan kegiatan harian
- Masukan Latihan kedalam jadwal kegiatan harian
Latihan berkenalan dengan 2 – 3 orang dan berinteraksi
dalam melakukan kegiatan harian
- Evaluasi kegiatan berkenalan dengan 2-3 orang dan
berbicara dalam melakukan kegiatan harian dan berikan
pujian
- Latih klien berkenalan dengan 4-5 orang dan berbicara
SP 3
melakukan kegiatan harian (2 kegiatan baru)
- Masukan kedalam jadwal kegiatan harian latihan
berkenalan dengan 4 – 5 orang dan berbicara melakukan
kegiatan harian (2 kegiatan baru)
SP 4 - Evaluasi kegiatan berkenalan dengan 2-3 orang dan
berbicara dalam melakukan kegiatan harian dan berikan
pujian
- Latih klien berkenalan dengan >5 orang dan berbicara
meminta sesuatu dan menjawab pertanyaan
- Masukan kedalam jadwal kegiatan harian latihan
berkenalan dengan >5 orang dan berbicara meminta dan
menjawab pertanyaan
- Jelaskan kepada keluarga tentang pengertian, tanda gejala
dan proses terjadinya isolasi sosial
- Jelaskan kepada keluarga cara merawat klien isolasi
SP sosial (sesuai SP harga diri rendah untuk pasien)
Keluaraga - Ajarkan dan demonstrasikan kepada keluarga tentang
merawat klien dengan isolasi sosial
- Anjurkan keluarga untuk membantu klien memasukan
Latihan kedalam jadwal kegiatan harian saat besuk

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH


Harga diri rendah adalah salah satu gangguan pada kejiwaan dimana seorang merasa
tidak berharga, tidak berguna, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat
evaluasi negatif terhadap diri sendiri.

Tanda dan gejala harga diri rendah :

- Mengkritik diri sendiri


- Perasaan tidak mampu
- Pandangan hidup yang pesimis
- Penurunan produktifitas
- Penolakan terhadap kemampuan diri
- Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih,
- Selera makan kurang
- Tidak berani menatap lawan bicara
- Lebih banyak menunduk
- Bicara lambat dengan nada suara lemah

Tindakan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah

Tujuan :

- Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


- Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
- Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
- Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
- Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
HARG Tindakan Keperawatan
A Diri - Identifikasi aspek/kegiatan positif yang dimiliki klien
Rendah (dalam bentuk daftar kegiatan)
- Bantu klien dalam menilai kegiatan yang bisa dilakukan
klien dari daftar kegiatan tersebut
- Bantu klien meilih kegiatan yang bisa dilakukan dari daftar
SP 1
kegiatan
- Latih klien dalam melakukan kegiatan pertama yang dipilih
(alat dan cara melakukan kegiatan tersebut)
- Anjurkan klien memasukan Latihan tersebut dalam jadwal
kegiatan dan anjurkan untuk mengulangi kegiatan tersebut
- Evaluasi kegiatan pertama dan berikan pujian terhadap
kegiatan yang dilakukan
- Latih klien untuk melakukan kegiatan kedua yang telah
SP 2
dipilih dari daftar kegiatan
- Anjurkan klien memasukan kegiatan kedua kedalam
jadwal kegiatan harian dan anjurkan untuk mengulagi
- Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilakukan
dan berikan pujian terhadap kegiatan yang dilakukan
- Latih klien untuk melakukan kegiatan ketiga yang telah
SP 3
dipilih dari daftar kegiatan
- Anjurkan klien memasukan kegiatan ketiga dalam jadwal
kegiatan harian dan anjurkan untuk mengulangi
SP 4 - Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah
dilakukan dan berikan pujian terhadap kegiatan yang
dilakukan
- Latih klien untuk melakukan kegiatan keempat yang telah
dipilih dari daftar kegiatan
- Anjurkan klien memasukan kegiatan keempat dalam
jadwal kegiatan harian dan anjurkan untuk mengulangi
- Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan berikan pujian
- Latih klien untuk melakukan kegiatan selanjutnya sampai
SP 5 tak terhingga
- Anjurkan klien memasukan kegiatan yang dilatih dalam
jadwal kegiatan harian dan anjurkan untuk mengulangi
- Jelaskan kepada keluarga tentang pengertian serta tanda
gejala harga diri rendah
- Jelaskan kepada keluarga cara merawat klien harga diri
rendah (sesuai SP harga diri rendah untuk pasien)
SP - Ajarkan dan demonstrasikan kepada keluarga tentang
Keluaraga merawat klien dengan harga diri rendah
- Berikan kesempatan keluarga untuk mempraktekan cara
merawat klien dengan harga diri rendah
- Membuat rencana pulang dengan keluarga (melanjutkan
terapi untuk kontrol ke RSJ atau PKM)
JURNAL TENTANG GELANDANGAN PSIKOTIK

Inti Sari Jurnal

Berdasarkan teori yang menjadi acuan dalam penelitian yang penulis lakukan,
koordinasi dalam penanganan gelandangan psikotik di Kota Bandung dilihat dari tiga dimensi
diamana setiap dimensi memiliki aspek-aspeknya sendiri yang diuraikan sebagai berikut:

A. Dimensi Mandat
Pada dimensi ini terdapat tiga aspek yang berkaitan dengan koordinasi, yaitu komitmen
pemimpin, keterlibatan stakeholder dan tujuan yang didefiniskan secara jelas dan disepakati
bersama.
B. Sistem
Dimensi sistem dalam koordinasi berkaitan dengan kerangka kerja dan akuntabilitas.
Hal lain yang berkaitan dengan dimensi ini adalah adanya ketepatan dan kecukupan sumber
daya yang dibutuhkan, proses mengawasi dan menilai bagaimana kinerja dari koordinasi
dalam penanganan gelandangan psikotik.
C. Perilaku
Dimensi perilaku dalam koordinasi penanganan gelandangan psikotik ini berkaitan
dengan ketepatan dan kemampuan dari perwakilan serta kepemimpinan tim. Dimensi ini juga
berkaitan dengan perilaku dan budaya organisasi diantaranya dapat dilihat dari adanya
dukungan setiap organisasi yang terlibat dalam penanganan gelandangan psikotik di Kota
Bandung. Selain itu, dimensi ini berkaitan dengan adanya rasa kebersamaan antara pihak
yang terlibat dalam koordinasi penanganan gelandangan psikotik di Kota Bandung.

Dalam jurnal diatas dapat ditarik intisari bahwa Koordinasi penanganan


gangguan jiwa khususnya gelandangan psikotik belum sepenuhnya terkait dengan dimensi
mandat, dimensi sistem, dan dimensi perilaku. Keterlibatan pemangku kepentingan
(stakeholder), kecukupan dan ketersediaan sumber daya, dan budaya organisasi yang
mendukung koordinasi tersebut.. Komitmen pemimpin, tujuan yang jelas dan disepakati
bersama, kerangka kerja dan akuntabilitas, pengukuran kinerja, akurasi dan ekspresi,
kepemimpinan tim, pertukaran budaya dan nilai bersama masih belum terbentuk dengan
baik.

Anda mungkin juga menyukai