TRADISIONAL
RUANGAN PABRIK OBAT
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Ruangan Pabrik Obat “
Pada makalah kali ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi dan pengarahan dari
berbagai pihak oleh sebab itu , dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah kali ini.
Penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna , untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kali ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
semua pihak yang membaca.
Jakarta, …. November
2021
penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian obat secara umum, Obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan
oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna mencegah, meringankan ataupun
menyembuhkan penyakit.
Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosa,mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau untuk memperelok badan atau bagian badan manusia (SK Menkes RI
No. 90/Kab/B.VII/1971).
Obat ada beberapa macam, misalnya saja obat paten, obat generic dan obat generic berlogo
(OGB). Sedangkan menurut cara penyiapannya ada obat yang jadi dan ada obat racikan.
Menurut legalitasnya obat ada obat yang terdaftar dan ada obat yang palsu. Cara memperoleh
obat dengan tanpa resep dokter, dengan resep dokter dan dengan apoteker (DOWA).
Obat mempunyai khasiat yang bermacam-macam, yaitu : obat analgesic-antipiretik, obat
antidiare, obat antihipertensi, obat anti cacing, obat antimalaria, obat anti TBC (OAT), obat anti
amoeba, obat antianemia, dan masih banyak khasiat lainnya.
4
B. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah tentang sediaan obat berupa kapsul ini adalah
1. Mengetahui sediaan obat dalam bentuk sediaan kapsul
2. Mengetahui kauntungan dan kerugian dari pemakaian obat dengan bentuk sediaan
kapsul.
C. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah mahasiswa dapat mengetahui mengenai industri farmasi
itu sendiri dan seperti apa syarat dari area-area yang terdapat pada industri farmasi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tapi dapat juga terbuat dari pati
atau bagian lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi, dari nomor paling
kecil (5) sampai nomor paling besar (000) (Anonim, 1995).
Kapsul terbagi atas kapsul cangkang keras (capsulae durae,hard capsule) dan kapsul
cangkang lunak (capsulae molles). Cangkang kapsul dibuat dari Gelatin dengan atau tanpa
zat tambahan lain. Cangkang dapat pula dibuat dari Metilsselulosa atau bahan lain yang
cocok. Capsulae Gelatinosae operculatae atau kapsul keras. dibuat dari campuran gelatin,
gula, dan air dan merupakan cangkang kapsul yang bening tak bewarna dan tak berasa.
Kapsul lunak merupakan satu kesatuan berbentuk bulat atau silindris (pearl) atau bulat telur
(globula) yang dibuat dari gelatin (kadang disebut dengan gel lunak) atau bahan lain yang
sesuai. Biasanya lebih tebal dari pada cangkang kapsul keras dan dapat diplastisasi dengan
penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau gliserin. (Anief, 2007).
B. Macam-macam kapsul :
7
Kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul, antara lain:
1. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguapa karena pori-pori
kapsul tidak dapat menahan penguapan.
2. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis.
3. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.
4. Tidak dapat diberikan pada balita dan tidak bisa dibagi-bagi (Syamsuni, 2006).
1. Tangan
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana arena menggunakan tangan tanpa
bantuan alat lain. Cara ini sering digunakan di apotek. Bila melakukan pengisian dengan
cara ini sebaiknya menggunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin
timbul karena tidak tahan terhadap obat tersebut. Untuk memasukkan obat kedalam
kapsul, dapat dilakukan dengan cara membagi serrbuk sesuai dengan jumlah kapsul yang
diminta.
2. Alat bukan mesin
Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia.
Dengan alat ini, akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan penkerjaannya
yang dapat lebih cepat.
3. Alat mesin
Untuk memproduksi kapsul secara besar-besaran dan menjaga
keseragaman kapsul, perlu digunakan alat otomatis mulai dari membuka, mengisi,
dan menutup kapsul
(Syamsuni, 2006)
Cangkang kapsul mengandung air dengan kadar 10 – 15 % menurut FI IV
sehingga jika disimpan dalam tempat yang lembab maka kapsul akan menjadi
lunak dan melengket satu sama lain serta sukar ibuka karena kapsul dapat
menyerap air dari udara yang lembab. Sebaliknya, jika disimpan ditempat terlalu
kering kaspul akan kehilangan airnya sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah
sehingga penyimpanan kapsul sebaiknya dalam tempat atau ruangan yang tidak
terlalu lembab atau dingin dan kering, terbuat dari botol – gelas, tertutup rapat dan
diberi bahan pengering (slika gel) atau terbuat dari wadah botol – plastic, tertutup
rapat yang juga diberi bahan pengering, terbuat dari alumunium – foil dalam strip.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan kapsul
adalah bahan yang dapat merusak cangkang kapsul antara lain adalah :
8
rusak atau lembek. Hal ini diatasi dengan menambahkan baha yang inert pada
masing-masing bahan, baru kedua bahan dicampurkan.
2) Mengandung zat yang higroskopis. Serbuk yang mudah mencair seperti KI,
NaI, NaNO2 akan merusak dinding kapsul sehingga mudah rapuh karena
meresap air dari cangkang kapsul. Sehingga penambahan bahan inert dapat
menghambat proses ini.
3) Serbuk yang mempunyai bobot jenis ringan atau berbentuk kristal harus
digerus terlebih dahulu sebelum dimasukkan dalam kapsul.
4) Bahan cairan kental dalam jumlah sedikit dapat dikeringkan dengan
menambahkan bahan inert baru dimasukkan ke dalam kaspul.
9
E. Bangunan Industri farmasi
Bangunan industri adalah sesuatu yang didirikan oleh manusia, seperti gedung,
rumah, dan lain-lain yang digunakan untuk mengolah barang dengan menggunakan sarana
dan prasarana tertentu. Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat hendaklah memiliki
desain, konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan
baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan
harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran
dan kesalahan lain, dan memudahkan pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk
menghindari pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat
menurunkan mutu obat (Sagita dkk., 2012).
PRINSIP
Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat harus memiliki desain, konstruksi dan
letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan 3 baik untuk
memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan harus dibuat
sedemikian rupa untuk memperkecil risiko terjadi kekeliruan, pencemaran silang dan
kesalahan lain, serta memudahkan pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk
menghindarkan pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang
dapat menurunkan mutu obat (BPOM, 2012)
UMUM
▪ Letak bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk menghindarkan pencemaran
dari lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air serta
dari kegiatan industri lain yang berdekatan. Apabila letak bangunan tidak sesuai,
hendaklah diambil tindakan pencegahan yang efektif terhadap pencemaran
tersebut.
▪ Bangunan dan fasilitas hendaklah didesain, dikonstruksi, dilengkapi dan dirawat
sedemikian agar memperoleh perlindungan maksimal terhadap pengaruh cuaca,
banjir, rembesan dari tanah serta masuk dan bersarang serangga, burung, pengerat,
kutu atau hewan lain. Hendaklah tersedia prosedur untuk pengendalian binatang
10
pengerat dan hama.
▪ Bangunan dan fasilitas hendaklah dirawat dengan cermat, dibersihkan dan, bila
perlu, didisinfeksi sesuai prosedur tertulis rinci. Catatan pembersihan dan
disinfeksi hendaklah disimpan.
▪ Seluruh bangunan dan fasilitas termasuk area produksi, laboratorium, area
penyimpanan, koridor dan lingkungan sekeliling bangunan hendaklah dirawat
dalam kondisi bersih dan rapi. Kondisi bangunan hendaklah ditinjau secara teratur
dan diperbaiki di mana perlu. Perbaikan serta perawatan bangunan dan fasilitas
hendaklah dilakukan hati-hati agar kegiatan tersebut tidak memengaruhi mutu
obat.
▪ Tenaga listrik, lampu penerangan, suhu, kelembaban dan ventilasi hendaklah tepat
agar tidak mengakibatkan dampak yang merugikan baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap produk selama proses pembuatan dan penyimpanan, atau
terhadap ketepatan / ketelitian fungsi dari peralatan.
▪ Desain dan tata letak ruang hendaklah memastikan :
a. kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di
dalam sarana yang sama atau sarana yang berdampingan; dan
b. pencegahan area produksi dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas umum bagi
personil dan bahan atau produk, atau sebagai tempat penyimpanan bahan atau
produk selain yang sedang diproses.
▪ Tindakan pencegahan hendaklah diambil untuk mencegah personil yang tidak
berkepentingan masuk. Area produksi, area penyimpanan dan area pengawasan
mutu tidak boleh digunakan sebagai jalur lalu lintas bagi personil yang tidak
bekerja di area tersebut.
▪ Kegiatan di bawah ini hendaklah dilakukan di area yang ditentukan:
1. Penerimaan bahan
2. Karantina barang masuk
3. Penyimpanan bahan awal dan bahan pengemas
4. Penimbangan dan penyerahan bahan atau produk
5. Pengolahan
6. Pencucian peralatan
7. Penyimpanan peralatan
8. Penyimpanan produk ruahan
9. Pengemasan
10. Karantina produk jadi sebelum memperoleh pelulusan akhir
11. Pengiriman produk
12. Laboratorium pengawasan mutu
▪ Desain dan tata letak ruang hendaknya memastikan kompatibilitas dengan
kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di dalam sarana yang sama atau
sarana yang berdampingan. Selain itu, pencegahan area produksi
11
dimanfaatkansebagai jalur lalu lintas umum bagi personil dan bahan atau produk atau
sebagai tempat penyimpanan bahan atau produk selain yang sedang diproses.
1. LANTAI
Lantai harus tidak ada pori-pori di permukaannya, tidak licin, tidak mengadsorbsi,
tahan terhadap pembersih disinfektan dan harus mudah dibersihkan. Secara umum
ketebalan epoksi di farmasi adalah 3,5 mm. Lekukan dan sudut pada dinding dan lantai
harus dibuat melengkung untuk mencegah akumulasi debu. Lengkungan ini disebut juga
desain hospital plane. Lantai harus tahan terhadap goresan karena digunakan untuk
meletakkan mesin-mesin farmasi yang cukup berat. Pada ruang produksi tablet, kapsul,
dan sirup terbuat dari semen yang dilapisi epoksi sehingga lantai mempunyai permukaan
yang rata, mudah dibersihkan, tidak menahan parikel dan tahan terhadap detergent dan
desinfektan. Sedangkan pada ruangan produksi sediaan sterilisasi injeksi lantai tidak boleh
ada sekat . Hal ini meminimalisir adanya bakteri, mudah dibersihkan. Lantai dan dinding
bangunan harus dilapisi cat yang dapat mencegah tumbuhnya lumut dan jamur (misalnya
cat Epoxy atau cat minyak).
Menurut BPOM, 2012 :
1) Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan di mana
terdapat bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara atau produk
ruahan yang terpapar ke lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan
sambungan terbuka, tidak melepaskan partikulat, serta memung-kinkan
pelaksanaan pembersihan (bila perlu
disinfeksi) yang mudah dan efektif.
2) Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air,
permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan yang cepat dan efisien
apabila terjadi tumpahan bahan. Sudut antara dinding dan lantai di area
pengolahan hendaklah berbentuk lengkungan.
12
Gambar. Lantai ruangan yang terbuat dari bahan epoksi
2. DINDING BANGUNAN
a. Bata atau blok, beton padat yang permukaannya di plester halus dicat dengan
poliakrilik, atau poliuretan, atau epoksi;
b. Panel logam yang dicat dengan powder coating, anodized aluminium, atau baja
tahan karat
3. LANGIT LANGIT
a. Beton yang dicat dengan bahan poliakrilik, enamel polimer tinggi atau epoksi; atau
b. Gypsum dilapisi cat poliakrilik; atau
c. Panel logam yang dicat dengan powder coating, anodized aluminium, atau baja
tahan karat
Ruangan di industri farmasi merupakan salah satu aspek yang harus dijaga
kebersihannya. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antar produk maka
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
13
1) Permukaan ruangan harus kedap air, tidak terdapat sambungan atau retakan, tidak
merupakan tempat pertumbuhan mikroba, mudah dibersihkan, bagian sudut dan tepi
dinding dibuat melengkung.
2) Pipa saluran udara, listrik dipasang diatas langit-langit.
3) Lampu penerangan harus dipasang rata dengan langit-langit.
4) Tahan terhadap bahan pembersih. 11Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana
masing-masing zona memiliki spesifikasi tertentu.
A. Unclassified Area
B. Black Area
Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang termasuk
dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area
produksi, area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap karyawan
wajib mengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan penutup kepala)
C. Grey Area
Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk
dalam kelas ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan
primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji
potensi dan inkubasi), ruang sampling di gudang. Setiap karyawan yang masuk ke
area ini wajib mengenakan gowning (pakaian dan sepatu grey). Antara black area
dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan airlock
D. White Area
Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan yang
masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan
baku produksi steril, ruang mixing untuk produksi
steril , background ruang filling , laboratorium mikrobiologi (ruang uji sterilitas).
Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan pakaian
antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antara grey area
dan white area dipisahkan oleh ruang ganti pakaian white dan airlock.
Airlock berfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan kelas
kebersihan yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruangan
dengan kelas kebersihan lebih rendah ke ruang dengan kelas kebersihan lebih
tinggi. Berdasarkan CPOB, ruang diklasifikasikan menjadi kelas A, B, C, D dan E,
14
dimana setiap kelas memiliki persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba,
tekanan, kelembaban udara dan air change rate.
2. PERSYARATAN AREA
Persyaratan area bangunan industri farmasi
1. Area produksi :
Area produksi sangat berperan penting bagi sebuah perusahaan karena seluruh
proses industri dikerjakan di dalamnya. Kebutuhan akan adanya tata letak atau layout
yang baik sangat penting bagi sebuah perusahaan. Tata letak merupakan sebuah hal
penting yang mempengaruhi perusahaan dari segi proses, fleksibilitas, biaya, kualitas
lingkungan kerja, kapasitas, dan sebagainya. Perencanaan fasilitas merupakan
pengaturan susunan fisik dari mesin produksi dan peralatan, stasiun kerja, sumber
daya manusia, lokasi bahan dari semua jenis dan bentuk, serta penanganan peralatan
bahan untuk mendukung kegiatan produksi (Mayers, 2005).
1. Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang dalam
proses hendaklah memadai untuk memungkinkan penempatan peralatan dan bahan
secara teratur dan sesuai dengan alur proses, sehingga dapat memperkecil risiko
terjadi kekeliruan antara produk obat atau komponen obat yang berbeda, mencegah
pencemaran silang dan memperkecil risiko terlewat atau salah melaksanakan
tahapan proses produksi atau pengawasan.
2. permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan di mana terdapat
bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara atau produk ruahan yang
terpapar ke lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka, tidak
melepaskan partikulat, serta memung-kinkan pelaksanaan pembersihan (bila perlu
disinfeksi) yang mudah dan efektif.
3. Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air,
permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan yang cepat dan efisien
apabila terjadi tumpahan bahan. Sudut antara dinding dan lantai di area
pengolahan hendaklah berbentuk lengkungan.
4. Pipa, fiting lampu, titik ventilasi dan instalasi sarana penunjang lain hendaklah
didesain dan dipasang sedemikian rupa untuk menghindarkan pembentukan ceruk
yang sulit dibersihkan. Untuk kepentingan perawatan, sedapat mungkin instalasi
sarana penunjang seperti ini hendaklah dapat diakses dari luar area pengolahan.
5. Pipa yang terpasang di dalam ruangan tidak boleh menempel pada dinding tetapi
digantungkan dengan menggunakan siku-siku pada jarak cukup untuk
memudahkan pembersihan menyeluruh.
6. Pemasangan rangka atap, pipa dan saluran udara di dalam ruangan hendaklah
dihindarkan. Apabila tidak terhindarkan, maka prosedur dan jadwal pembersihan
instalasi tersebut hendaklah dibuat dan diikuti.
7. Lubang udara masuk dan keluar serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah
dipasang sedemikian rupa untuk mencegah pencemaran terhadap produk.
8. Saluran pembuangan air hendaklah cukup besar, didesain dan dilengkapi bak
15
kontrol untuk mencegah alir balik. Sedapat mungkin saluran terbuka dicegah tetapi
bila perlu hendaklah dangkal untuk memudahkan pembersihan dan disinfeksi.
9. Area produksi hendaklah diventilasi secara efektif dengan menggunakan sistem
pengendali udara termasuk filter udara dengan tingkat efisiensi yang dapat
mencegah pencemaran dan pencemaran silang, pengendali suhu dan, bila perlu,
pengendali kelembaban udara sesuai kebutuhan produk yang diproses dan kegiatan
yang dilakukan di dalam ruangan dan dampaknya terhadap lingkungan luar pabrik.
Area produksi hendaklah dipantau secara teratur baik selama ada maupun tidak
ada kegiatan produksi untuk memastikan pemenuhan terhadap spesifikasi yang
dirancang sebelumnya.
10. Area produksi hendaklah mendapat penerangan yang memadai, terutama di mana
pengawasan visual dilakukan pada saat proses berjalan.
11. Pengawasan selama-proses dapat dilakukan di dalam area produksi sepanjang
kegiatan tersebut tidak menimbulkan risiko terhadap produksi obat.
12. Pintu area produksi yang berhubungan langsung ke lingkungan luar, seperti pintu
bahaya kebakaran, hendaklah ditutup rapat. Pintu tersebut hendaklah diamankan
sedemikian rupa sehingga hanya dapat digunakan dalam keadaan darurat sebagai
pintu ke luar. Pintu di dalam area produksi yang berfungsi sebagai barier terhadap
pencemaran silang hendaklah selalu ditutup apabila sedang tidak digunakan.
16
Gambar. Area Produksi
2. Area Penyimpanan
hendaklah tersedia.
3. Area Penimbangan
18
Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan cara
penimbangan hendaklah dilakukan di area penimbangan terpisah yang didesain khusus
untuk kegiatan tersebut. Area ini dapat menjadi bagian dari area penyimpanan atau area
produksi.
19
Gambar. Desain Tata Letak Ruang Laboratorium Pengawasan Mutu
20
Gambar Lay Out Pabrik Obat
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
DENAH PABRIK MEMPRODUKSI TABLET DAN DESINFEKTAN
37
DENAH PABRIK MEMPRODUKSI TABLET DAN SALEP MATA (PRODUK ASEPTIS)
38
DENAH PABRIK MEMPRODUKSI TABLET DAN INJEKSI (STERILISASI AKHIR)
39
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut
Kapsul terdiri atas kapsul keras (capsulae durae) dan kapsul lunak
(capsulae molles).
Kapsul harus memiliki syarat sebagai berikut yaitu keseragaman bobot,
waktu hancur, keseragaman sediaan dan uji disolusi.
Kapsul selain memiliki keuntungan juga memiliki kerugian.
Dalam pembuatan sediaan kapsul harus diperhatikan sifat dari bahan
yang dipergunakan.
Kapsul dapat diisi dengan 3 cara yaitu dengan tangan, dengan alat
bukan mesin dan dengan alat mesin.
40
DAFTAR PUSTAKA
http://haiyulfadhli.blogspot.com/2016/03/ruangan-produksi-steril.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/farmasiindustri.com/populer/klasifikasi-kelas-kebersihan-
ruang-pembuatan-obat-dalam-industri-farmasi-bagian-2.html
https://www.google.com/amp/s/farmasiindustri.com/cpob/klasifikasi-kelas-kebersihan-
farmasi.html
https://www.slideshare.net/candraprasetia/bangunan-peralatan-dalam-aktivitas-produksi
https://www.slideshare.net/TEGUHIMANTO2/cpob-produksi
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Anief, Moh. 2007. Farmasetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
41