Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang karena hikmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan proposal saya yang berjudul
“Peristiwa Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928)” yang merupakan tugas mata pelajaran Sejarah.
Saya juga menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut
membantu proses penyusunan proposal ini.

Saya menyadari bahwa dalam proposal ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan
dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk
perbaikan dikemudian hari.

    Demikian semoga proposal ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi saya sendiri. Aamiin.

Kupang, 17 November 2021

Arni Fallo

1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................ 1

DAFTAR ISI .......................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

• Latar Belakang Masalah .................................................... 3

• Identifikasi Masalah ........................................................... 3

• Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................ 4

• Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................... 4

• Sistematika Penulisan ........................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

• Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda........................ 7

• Sumpah Pemuda.................................................................. 7

• Tokoh-Tokoh Sumpah Pemuda.......................................... 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

• Pendekatan Penelitian ........................................................ 11

• Metode Penelitian .............................................................. 11

• Sumber Data ....................................................................... 14

• Metodologi ......................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

• Latar Belakang Masalah

Sumpah pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan


Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita
berdirinya negara Indonesia.

Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua HYPERLINK
"https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda"[1]
 yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928
di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia",
"bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas
bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam berbagai surat
kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".

Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut,
melainkan diberikan setelahnya.[2] Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut
sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda HYPERLINK

"https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda"[3]
. Penulisan menggunakan ejaan van Ophuysen.

Pertama :

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea :

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga :

Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

• Identifikasi Masalah

Dari pokok permasalahan yang diangkat, maka penulis mengidentifikasikan beberapa


pokok permasalahan sebagai berikut agar penulisan skripsi ini menjadi lebih jelas dan
sistematis dalam penguraiannya.

3
• Latar belakang lahirnya sumpah pemuda

• Kejadian saat menuju sumpah pemuda

• Isi dari sumpah pemuda

• Waktu di selenggarakannya sumpah pemuda


• Tempat diselenggarakan sumpah pemuda
• Tokoh yang berperan dalam sumpah pemuda
• Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuan, maka dalam penulisan
skripsi ini, penulis membatasi fokus permasalahan pada deskripsi yang berkaitan dengan
pokok pembahasan yaitu pada: “Peristiwa Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928)”
• Rumusan Masalah
• Apa latar belakang lahirnya sumpah pemuda?
• Bagaimana isi sumpah pemuda?
• Siapa saja tokoh yang berperan dalam peristiwa ini?
• Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai pengetahuan tentang peristiwa sejarah
Sumpah Pemuda yang terjadi pada Tanggal 28 Oktober 1928.

• Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

Dapat memberikan wawasan pada siswa maupun masyarakat umum mengenai peristiwa
Sumpah Pemuda 28 Oktober 2018.

Dapat dijadikan acuan untuk penelitian dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam.

• Sistematika Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dan jelas terhadap suatu penelitian,
maka hasil penelitian disusun sistematika sebagai berikut:

4
BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang: Latar belakang masalah dan alasan saya memilih judul.
Selanjutnya diikuti dengan identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian, serta sistematika itu sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang: Tinjauan pustaka.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang: Metodologi penelitian sejarah yang akan menjelaskan metode


penelitian yang akan digunakan, bagaimana metodologi penelitiannya, dan
bagaimana menentukan sumber-sumber sejarah.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

• Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Peristiwa sumpah pemuda dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928 yang hingga
kini diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Berawal dari inisiatif para pelajar Indonesia
yaitu PPPI (Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia) serta para cendekiawan Indonesia yang
bercita-cita menyatukan seluruh organisasi pemuda di Indonesia, pertemuan-pertemuan
demi mewujudkan cita-cita tersebut pun dilakukan.

Pertemuan pertama pun dilakukan pada tahun 1926, hingga akhirnya mendapatkan
hasil pada tanggal 20 Februari 1927. Pertemuan kedua pun dilaksanakan pada Mei tahun
1928. Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan ketiga pada tanggal 12 Agustus 1928.
Pertemuan ketiga ini merupakan pertemuan terakhir yang dihadiri oleh seluruh barisan
organisasi pemuda yang ada di Indonesia.

Pertemuan itu pun menghasilkan keputusan bahwasanya akan dilaksanakannya


kongres pada bulan Oktober mendatang dengan susunan panitia yang diambil dari setiap
organisasi pemuda yang ada. Setiap organisasi memiliki masing-masing satu jabatan. Selain
organisasi PPPI, banyak organisasi pemuda yang ikut terlibat diantaranya yaitu Jong Java,
Jong Celebes, Jong Soemantranen Bond serta organisasi lainnya.

Kongres Pemuda I belum bisa menghasilkan kesepakatan yang berarti. Akan tetapi,
pidato Mohammad Yamin menimbulkan gejolak semangat yang baru. Sebelum melakukan
pertemuan akbar kedua, para pemuda kembali berupaya menyatukan sejumlah organisasi
untuk fusi dalam satu wadah. Perhimpunan Indonesia dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar
Indonesia (PPPI) menyepakati hal itu. Kemudian, banyak organisasi pemuda yang memilih
untuk fusi dalam satu wadah. Namun, Mohammad Yamin menolak dilakukannya fusi
organisasi pemuda. Yamin lebih memilih dibentuknya federasi dari perkumpulan-
perkumpulan yang ada. Sebab, perkumpulan masing-masing daerah lebih bisa bergerak
bebas tanpa adanya sebuah aturan yang melekat. Hingga dilakukannya Kongres Pemuda II
dibuka pada 27 Oktober 1928 di Jakarta, Yamin yang menjabat sebagai Sekretaris Kongres

6
belum menyetujui dibentuknya fusi. Meski begitu, Yamin tetap memiliki semangat akan
persatuan Indonesia. Dia tetap berharap semangat persatuan tetap ada namun tak
menghilangkan kekhasan tiap daerah.  Yamin juga tak ingin Kongres Pemuda II berakhir
tanpa hasil. Setidaknya, harus ada kemauan dan kesepakatan bersama yang dibacakan
peserta kongres. Saat kongres tengah berlangsung, Yamin mulai menuliskan gagasan
"Sumpah Pemuda" tersebut dalam suatu kertas. Kertas itu kemudian dia sodorkan kepada
Soegondo Djojopoespito, yang saat itu menjabat Ketua Kongres. "Ik heb een eleganter
formulering voor de resolutie (Saya punya rumusan resolusi yang elegan)," kata Yamin
kepada Soegondo, dikutip dari buku Mengenang Mahaputra Prof. Mr. H. Muhammad
Yamin Pahlawan Nasional RI (2003).

Rumusan itu kini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda, yang berbunyi: Pertama:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia Ketiga:
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Pada masa
pemerintahan Presiden Soekarno, yaitu pada 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai
Hari Sumpah Pemuda melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16
Desember 1959. Sumpah Pemuda dimaknai sebagai momentum bersatunya para pemuda,
yang kemudian bergerak bersama dan berjuang menuju Indonesia merdeka. Setelah Kongres
Pemuda II, Yamin sendiri mulai melunak akan gagasan fusi organisasi pemuda daerah.
Akhirnya, pada 1930 semua organisasi pemuda bisa bersatu dalam satu wadah, yaitu
Indonesia Muda.

Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas


yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir
kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter
formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk
keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik
kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga.[4] Sumpah
tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh
Yamin.

7
Tujuan Indonesia Muda adalah membangun dan mempertahankan keinsyafan anak
bangsa yang bertanah air satu agar tercapai Indonesia Raya. Untuk itu, Indonesia Muda
berusaha memajukan rasa saling menghargai dan memelihara persatuan semua anak bangsa.

Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas


yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir
kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter
formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk
keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik
kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga.[4] Sumpah
tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh
Yamin.

• Sumpah Pemuda

Kongres sumpah pemuda menghasilkan rumusan yang menjadi pemersatu pemuda-


pemudi di seluruh Indonesia. Hingga detik ini rumusan tersebut masih sering
dikumandangkan ketika peringatan Hari Sumpah Pemuda.

Istilah “Sumpah Pemuda” ternyata tidak muncul dalam putusan kongres tersebut
melainkan disematkan setelahnya. Berikut isi keputusan kongres sebagaimana yang
tervantum pada prasasti di dinding Mueseum Sumpah Pemuda yang ditulis ejaan Van
Ophuysen :

Sumpah Pemuda :

Pertama : Kami Poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang  satoe, tanah
Indonesia

Kedoea : Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa
Indonesia

Ketiga : Kami poetra dan Poetri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia

8
• Tokoh-Tokoh Sumpah Pemuda

Sejarah sumpah pemuda merupakan proses yang panjang. Momentum tersebut tak
akan berjalan tanpa adanya tokoh-tokoh penting. Tokoh-tokoh penting tersebut diantaranya
adalah :

• Soegondo Jojopoespito

Beliau merupakan ketua kongres pemuda yang dilaksanakan pada tanggal 27- 28
Oktober 1928. Aktif dalam Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia membuatnya
ditunjuk menjadi ketua pada saat itu.

• Muhammad Yamin

Beliau berasal dari Jong Sumatranen Bond. Beliau merupakan pencetus kongres
pemuda. Meskipun beliau dicalonkan menjadi ketua namun pada akhirnya beliau
menjadi sekretaris pada saat itu karena latar belakang beliau yang berasal Sumatra.
Sedangkan pada saat itu dibutuhkan pemimpin kongres yang bersifat Netral. Beliau
lah yang merumuskan isi teks sumpah pemuda serta yang mengusulkan dijadikannnya
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

• Wage Rudolf Soepratman

Namanya sangat tidak asing bagi kita semua. Ya siapa lagi kalau bukan W.R
Supratman sang pencipta lagu Indonesia Raya. Pada saat itu beliau memperkenalkan
lagu ciptaanya hingga kini menjadi lagu kebangsaan Indonesia. Saat itu lagu
Indonesia Raya dinyanyikan dengan diiringi biola.

• Amir Syarifuddin

Beliau merupakan salah satu delegasi dari Jong Batak yang tergabung dalam
organisasi pergerakan Anti Jepang. Hal tersebut menjadikannya pernah terancam
hukuman mati. Beliau merupakan salah satu orang yang aktif menyumbangkan
pemikirannya untuk pemurumusan sumpah Pemuda. pada saat itu beliau bertugas
sebagai Bendahara Kongres Pemuda.

9
• Sie Kong Liong

Beliau adalah sosok penting dalam kelancaran kongres pemuda saat itu. Hal itu
dikarenakan beliau telah menyediakan pemondokan sebagai tempat dilaksanannya
kongres Pemuda. pemondokan tersebut kini jadikan Museum Sumpah Pemuda.

• Sarmidi Mangoensarkoro

Beliau adalah sosok cerdas yang mempunyai pemikiran tentang pendidikan anak.
Beliau berpendapat bahwasanya anak harus mendapat pendidikan kebangsaan serta
memperoleh keseimbagan pendidikan dirumah dan sekolah serta anak juga harus
dididik secara demokratis. Oleh karena itu beliau ditunjuk menjadi pembicara pada
kongres pemuda.

• Djoko Marsaid

Beliau merupakan sosok wakil ketua kongres pemuda mendampingi Soegondo.


Beliau berasal dari perwakilan Jong Java.

• Soenario Sastrowardoyo

Beliau merupakan pengacara aktif yang membela para aktivis kemerdekaan. Pada saat
kongres pemuda berlangsung beliau berkesempatan melakukan pidato dengan tema
pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia.

10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

• Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dilakukan dengan mengadakan kunjungan ke berbagai tempat,
diantaranya kunjungan ke Perpustakaan Nasional, Arsip Nasional RI, Perpustakaan Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dan Perpustakaan Pusat Universitas
Indonesia.

Adapun fase-fase penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

• Tahap persiapan

• Pengumpulan bahan-bahan dari sumber pustaka

• Pengumpulan dan klasifikasi data sesuai dengan persoalan penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan... sampai dengan bulan...

• Metode Penelitian

Setelah peneliti menetapkan topik atau judul penelitian, maka langkah selanjutnya
adalah penerapan metode penelitian sejarah. Peneliti memilih menggunakan metode
penelitian kualitatif, penelitian kualitatif secara luas menggunakan pendekatan interpretatif
dan kritis pada masalah-masalah sosial. Peneliti kualitatif memfokuskan dirinya pada makna
subjektif, pendefinisian, metapora, dan deskripsi pada kasus-kasus yang spesifik (neuman,
1997: 329).

Penerapan metode sejarah ditempuh melalui empat tahap atau fase sebagai berikut:

• Pengumpulan Sumber atau Heuristik

Heuristik merupakan kegiatan menghimpun jejak-jejak di masa lampau.


Kegiatan pengumpulan data atau heuristik meliputi kegiatan mencari dan menghimpun
sumber-sumber sejarah termasuk bahan-bahan tertulis, tercetak serta sumber lain yang
dirasa relevan dengan masalah yang diteliti (gottschalk, 1986:18).

11
Sumber sejarah terbagi menjadi dua yaitu:

a. Sumber primer, yaitu sumber yang berdasarkan kesaksian dari seseorang saksi yang
melihat dan mengalami pada kejadian tersebut. Sumber primer yang dipakai sebagai
sumber primer dalam tulisan ini adalah hasil atau karya sastra dari tulisan-tulisan
Sutan Sjahrir, antara lain buku yang berjudul pikiran dan perjuangan, dan perjuangan
kita.

• Sumber sekunder yaitu sumber yang berdasarkan pada kesaksian siapaun yang
bukan saksi pandangan mata yaitu seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang
dikisahkan (gottschalk, 1975:35).

Untuk sumber sekunder diambil dari beberapa buku penunjang untuk dijadikan
pedoman dalam penulisan skripsi dan buku-buku tersebut antara lain: Sjahrir:
Wajah Seorang Diplomat, Sjahrir: Politik dan Pengasingan di Indonesia,
Mengenang Sjahrir, Renungan dan Perjuangan, Kaum Intelektual dan Perjuangan
Kemerdekaan Peranan Kelompok Sjahrir.

Teknik yang digunakan dalam mencari sumber Sutan Sjahrir adalah studi pustaka.
Studi pustaka adalah kegiatan untuk mencari dan menelaah buku-buku referensi
yang sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian. Berkenaan dengan
studi pustaka ini objek yang dituju untuk mencari referensi adalah: Perpustakaan
Nasional, Arsip Nasional RI, Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia dan Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia.

• Kritik atau Verifikatif

Kritik sumber adalah menilai, menguji, atau menyeleksi jejak-jejak sejarah sebagai
usaha untuk mendapatkan sumber yang benar, asli, dan relevan dengan kajian yang
dibahas. Kritik sumber dimaksudkan untuk menentukan kredibilitas dari jejak sejarah
(widja, 1988:21). Pada tahap ini dilakukan kritik intern dan kritik ekstern terhadap data
yang telah berhasil dihimpun.

12
• Kritik Intern yaitu kritik yang menilai sumber dilihat dari isinya apakah relevan
dengan permasalahan yang ada dan dapat dipercaya keberadaannya. Cara melakukan
kritik intern yaitu:

• Melakukan cross check data antar sumber yang berhasil dikumpulkan.

• Melihat asal sumber, siapa yang menulis atau mengarang apakah wartawan,
ahli dan pengamat, praktisi, dosen, pelaku peristiwa atau institusi pemerintahan
dan swasta. Dengan memperhatikan hal itu maka dapat disimpulkan apakah
sumber tersebut dapat diyakini kebenarannya atau tidak.

• Melihat kandungan data dari masing-masing sumber, apakah sumber yang


diperoleh datanya relevan dengan permasalahan atau tidak.

• Menyeleksi sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan pokok bahasan atau


subpokok bahasan yang ditetapkan.

• Memperhatikan apakah sumber tersebut merupakan hasil penelitian,


pengamatan atau observasi, laporan perjalanan ataukah tulisan pelaku.

Penggunaan kritik intern dan ekstern tidak dapat dipisahkan karena keduanya
saling berhubungan, sehingga harus bertahap yaitu kritik ekstern dulu baru
kritik intern.

• Kritik Ekstern yaitu kritik yang menilai apakah sumber yang didapat benar-benar
merupakan sumber yang dikehendaki. Dilihat dari bentuknya sumber itu apakah
asli atau turunan, selain itu berusaha menjawab pertanyaan tentang keotentikan
keaslian sumber yang digunakan (noto susanto, 1975:39). Pada umumnya
sumber data terpenting dari penelitian ini adalah melalui kajian pustaka yang
lebih difokuskan pada masalah sumber seperti dokumen, arsip, dan lain
sebagainya yang menyangkut masalah penelitian.

• Penafsiran atau Interpretasi

Interpretasi yaitu menafsirkan fakta-fakta sejarah dan tujuannya agar data yang ada
mampu untuk mengungkapkan permasalahan yang ada, sehingga diperoleh suatu jalan

13
keluar. Dalam tahap ini akan diusahakan untuk membandingkan fakta yang satu dengan
fakta yang lain, sehingga dapat ditetapkan makna dari fakta yang diperoleh untuk
menjawab permasalahan yang ada. Dalam merangkai fakta-fakta sejarah, diharapkan
berpedoman pada susunan kerangka yang logis menurut urutan kronologis dengan tema
atau topik yang jelas sehingga mudah dimengerti.

• Penulisan Sejarah atau Historiografi

Histografi adalah cara merekonstruksi suatu gambaran masa lampau berdasarkan


data yang diperoleh (gottschalk, 1975:32), dan merupakan langkah akhir dalam
penelitian yang digunakan untuk penyajian sejarah serta hasilnya disajikan dalam
bentuk cerita sejarah yang ditulis dengan karakteristik sejarah yang kronologis dan
diakronis.

• Sumber Data

Sumber sejarah yang akan digunakan sebagai bahan penelitian ini direncanakan
berupa: buku referensi, dokumen atau arsip, majalah, surat kabar, dan sumber-sumber lain
yang relevan. Sumber-sumber tersebut akan ditelusuri di beberapa tempat seperti
Perpustakaan Nasional, Arsip Nasional RI, Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia dan Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia.

• Metodologi

Dalam perspektif ini, peneliti akan mencoba menerapkan metodologi individualistik.


Metodologi ini memandang bahwa perubahan terjadi karena adanya peranan penting seorang
individu.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah menganalisa dan menyimpulkan melalui
metodologi individualistik karena karya penulisan ini lebih menekankan dan menonjolkan
pada peranan dan pemikiran individu. Dalam hal ini peranan dan pemikiran Sutan Sjahrir
sejak tahun 1945 sampai pada tahun 1947 karena pada waktu itu Sjahrir menyerahkan
mandatnya kepada Presiden, sehingga berakhirlah pemerintahan Sjahrir dalam negara
Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Roma Decade. 2018. Sejarah Sumpah Pemuda. Diperoleh 02 Maret 2019.


https://www.romadecade.org/sejarah-sumpah-pemuda/#

Wikipedia. 21 Februari 2006. Sumpah Pemuda. Diperoleh 02 Maret 2019.


https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda

Nasional Kompas. 28 Oktober 2018. Mohammad Yamin, Tokoh Bangsa Yang


Merumuskan Sumpah Pemuda. Diperoleh 02 Maret 2019.
https://nasional.kompas.com/read/2018/10/28/10190261/mohammad-yamin-tokoh-bangsa-
yang-merumuskan-sumpah-pemuda

15

Anda mungkin juga menyukai