Jawaban UTS :
Soal Kasus
Kasus (1):
Latar belakang:
Dewan pengawas syariah (DPS) diangkat oleh rapat umum pemegang saham (RUPS).
Pekerjaan DPS secara lebih umum adalah (1) mereview agar produk dan jasa-jasa yang
dikeluarkan bank syariah tidak bertentangan dengan fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional;
(2) menyusun pedoman operasional produk syariah; (3) melaksanakan audit operasional
syariah.
Ditanya:
Berikan reviu Anda selaku anggota DPS atas produk pembiayaan mudharabah tersebut agar
produk pembiayaan tersebut tidak bertentangan dengan fatwa DSN. Tim kemudian
mempelajari berbagai ketentuan, baik dari fatwa DSN, ketentuan BI/OJK, dan ketentuan
lainya (nilai 20 poin)
Jawab :
1. Besar pembiayaan yang lebih baiknya dibagi menjadi kelompok seperti mikro, kecil,
menengah dan besar.
2. Setiap transaksi harus sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak antara Bank Syariah
dan BMT.
3. Besar pendapatan harus disesuaikan dengan BMT dengan sesuai kelasnya.
4. Provisi harus sesuai dengan peraturan fatwa DSN ana BI/OJK
Kasus (2):
Audit Syariah (nilai 30 poin)
Terkait dengan kasus sebelumnya, tanggal 2 September 2021 DPS Bank Syariah melakukan
uji petik ke kantor cabang Sukabumi. Di antara aktivitas audit yang menjadi perhatian adalah
produk Mudharabah wal murabahah. Selama pemeriksaan tim audit menemukan tim audit
menemukan hal sebagai berikut:
1. Pembiayaan kepada BMT diberikan sebanyak Rp 350 juta, ditahan 10% (Rp 35 juta).
2. Diambil provisi 3%
3. Menerima bagi hasil dengan imbal hasil 60% untuk bank dan 40% untuk BMT.
4. Pada bulan Agustus pendapatan BMT sebesar Rp 30 juta dan sudah ditransfer ke bank
syariah X tapi belum dicatat.
Ditanya:
1. Buat perencanaan audit on site pada bulan September untuk transaksi Agustus 2021 (nilai
10 poin)
2. Prosedur apa yang dilakukan pada pelaksanaan apabila tim menemukan adanya
pelanggaran prosedur (nilai 10 poin)
3. Berikan rekomendasi penting atas temuan, seperti belum dicatatnya transaksi bulan
Agustus 2021 (nilai 10 poin).
Jawab :
1. Nama Perusahaan : Bank Syariah X Cabang Sukabumi
Tenaga Kerja yang Diperlukan : DPS, Nasabah
Jumlah : Rp 140.000.000
2. Jika tim menemukan adanya pelanggaran maka tindakan yang dilakukan harus sesuai
dengan peraturan yang ada, dan pendapatan harus dicatat agar tidak terjadi ketidak
sesuaian dalam laporan.
3. Agar tidak terjadi kembali transaksi yang tidak tercatat maka setiap transaksi yang
dilakukan oleh BMT harus dicatat dan tidak lupa sesua dengan peraturan yang ada
agar pencatatan tidak ada yang di sembunyikan.
Soal Teori:
1. Sebutkan, jelaskan dan berikan contoh elemen kerangka konseptual auditing syariah?
(nilai 10 poin).
2. Untuk mengaudit bank syariah kita perlu memahami proses bisnis bank syariah. Jelaskan
disertai contoh:
a. Sumber utama pendapatan dan biaya-biaya bank syariah? (Nilai 10 poin).
b. Dana Pihak Ketiga dan Piutang/Pembiayaan dalam Laporan Posisi Keuangan Bank
Syariah? (Nilai 10 poin).
3. Jelaskan disertai contoh alasan mengapa di bank syariah membutuhkan praktik good
corporate governance padahal bank syariah sudah beroperasi sesuai dengan prinsip
syariah? Jelaskan pula bagaimana struktur organisasi yang menggambarkan adanya
praktik Islamic Corporate Governance di bank syariah? (Nilai 20 poin).
Jawaban :
1. Audit syariah harus harus melihat peraturan fatwa DSN, BI/OJK kalua ingin
mengaudit bank syariah agar tidak terjadinya kesalahan. Audit syariah juga harus
mengaudit kantor cabang, dan berkas-berkas yang ada.
2. Proses bisnis bank syariah :
a. sumber pendapatan bank syarnah dapat diperoleh dari Bagı hasil atas
kontrak mudharabah dan kontrak musvarakah Keuntungan atas kontrak jual
beli (al ba'i) Hasil sewa atas kontrak yarah dan yarah muntahiva bittamlık
Fee dan biaya administrasi atas jasa jasa lainnya
b. Menurut Kasmır (2014) dalam bukunya Dasar-Dasar Perbankan
menyatakan bahwa "Dana pibak ketiga adalah dana yang dihimpun oleh
bank yang berasal dari masyarakat luas yang terdiri darn sımpanan gưo
(deman deposit), simpanan tabungan (saving deposit) dan simpanan
deposito (time deposit)".