Isi 2
Isi 2
c
t
t BAB I
ragam baik dari suku, ras, agama, maupun budaya. Tindakan yang
o memicu kericuhan, biasanya juga didorong oleh faktor ekonomi dan
o penduduk yang heterogen. salah satu tujuan dari negara NKRI, yang
a
o
I
o
o
I
I tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif
maupun objek yang berperan untuk mencapai suatu tujuan dengan cara
)
yang efektif dan efisien.
diinginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Kaitannya dalam hal
o lebih utama adalah perubahan mindset masyarakat untuk lebih sadar diri
t persentase proses dari angka 0o/o menjadi 40o/o dan dari 4a% menjadi
t
a
o
o
t
I Tidak tercapainya apa yang diharapkan akan
I sangat
I pada aturan yang telah ditetapkan dan menaatinya, baik dengan cara
halus maupun keras. sehingga masyarakat akan menjadi masyarakat
a madani, kebiasaan tertib dan taat aturan akan menjadi bagian yang tak
yang berbeda terhadap setiap individu dari usia muda hingga tua bahwa
)
setiap individu memiliki kemampuan mobilisasi untuk perbaikan hidupnya.
o Konsep pembinaan memberi kerangka acuan mengenai kekuasaan
t perencanaan yang matang. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan
a
a
o
o
o
I dari pendapat tersebut berarti pembinaan melalui suatu masa proses
I belajar, hingga mencapai status mandiri. sebagaimana disampaikan di
I mencakup tiga hal pokok yakni kerakyatan, kemampuan sosial politik, dan
I
o
o
I
I 1. Kecenderungan Primer, proses pembinaan yang menekankan pada
I proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan,
kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu
menjadi lebih berdaya (survival of the frffes) proses ini dapat
a dilengkapi dengan upaya membangun aset material guna
mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi.
I 2. Kecenderungan sekunder, menekankan pada proses menstimulasi,
mendorong, atau memotivasi agar individu mempunyai
kemampuan/keberdayaan untuk menentukan yang menjadi pilihan
o hidupnya melalui proses dialog.
1. Pengorganisasian Masyarakat
I Bidang ini berkenaan dengan peningkatan partisipasi masyarakat
I 2. Penguatan Kelembagaan
o
o
o
o
O
dianut organisasi agar kegiatan kolektif menjadi lebih efektif dan efisien.
O Penguatan kelembagaan dalam penerapannya banyak dilakukan melalui
studi banding dilakukan untuk melihat kelompok di tempat lain yang telah
o berhasil meningkatkan produktivitas kerja organisasi.
dan kegiatan lain yang dianggap perlu. Di samping itu organisasi ekonomi
O
diperlukan untuk memformulasikan berbagai kegiatan ekonomi yang ada
) menjadi lebih beragam dan luas sehingga dapat memperluas lapangan
I satu lawan satu antara pekerja sosial dan klien (masyarakat) dalam setting
I
:
O
I
o
o
o
1. Asas Mikro, pembinaan melalui bimbingan tujuannya membimbing
a atau melatih masyarakat dalam menjalankan tugastugas
kehidupan. Model yang sering disebut pendekatan yang berpusat
pada tugas (fask centered approach).
o 2. Asas Mezzo, pembinaan dilakukan pada sekelompok
(masyarakat), metode ini dilakukan dengan menggunakan
klien
o diperlukan (time will be needs), hal tersebut harus sudah tersedia bila
o diperlukan.
t
pelaksanaan dalam suatu kegiatan yang berhubungan dengan prosedur
o
o
)
o
o
o
'Matei adalah merupakan bentuk standar atau formulir lisan yang
o digunakan untuk menggambarkan hal-hat penting yang
dipraktekkan harus dengan jelas dan teliti, yang merupakan catatan
I kegiatan berikutnya.
a
t
o
10
o
o
merasakan ketenteraman? Rasa tenteram akan tumbuh dengan
o sendirinya jika keamanan tetap stabil. Berdasarkan berita di
o www.cnnindonesia.coffi. , Indonesia disebut sebagai Negara paling pesat
I naik dari yang awalnya menempati posisi ke-54 pada tahun 2014 menjadi
o sedangkan tidak jarang kita dapati kasus begal ataupun terorisme yang
sempat menjadi timeline dari media satu sampai media lainnya, bahkan
I sampai dengan makanan yang kita konsumsi sehari-hari pun menjadi
a setengah asli, bukan setengah dewa. Begitu banyak berita yang cukup
o mencengangkan dan menjadi trend di tahun 2a1rs ini. Lalu apakah makna
sebenarnya ketenteraman sendiri bagi Negara yang amat kaya raya ini?
I Apakah dengan berlanjutnya kontrak pengerukan emas di pulau ujung
t
I
o
a 11
o
o
karyawan akan mengatakan semuanya baik-baik saja, menutupi
O kekacauan dengan segala cara tanpa melihat apa yang telah dikorbankan.
tergantung satu sama lain. Perilaku antara individu satu terhadap individu
I keadaan yang sesuai dan teratur baik. Ketertiban berarti aturan yang telah
o disepakati berjalan dengan baik dan lancar, sehingga tidak diperlukan lagi
o
t
I
o L2
o
o
"Disiplin tidak menjamin keberhasilan, tapi tidak ada keberhasilan tanpa
o disiplin". Jika masyarakat disiplin dan mampu mengontrol diri maka
I dengan mudah ketertiban akan tercipta dan sedikit demi sedikit Negara
ketertiban umum ini sebagai "rem darurat" yang kita ketemukan pada
o setiap kereta api. Harus dipakai dengan hati hati, jika terlalu lekas menarik
O fakta objektif yang berlaku bagi segala masyarakat, manusia dalam segala
a
,
t 13
o
o
terciptanya suasana yang tenteram dan damai. Untuk menjaga stabilitas
O ketenteraman dan ketertiban umum tersebut maka perlu dilakukan
masyarakat sekitar:
a 1. Konflik Sara
2. Perkelahian
o 3. Pencurian dan Perampokan
4. Perjudian
o 5. Anak korban kekerasan
6. Pencurian motor
7. Kasus Narkoba
o 8. Pembunuhan
L Prostitusi
o 13. Kebakaran
14. Kebanjiran
15. Gangguan lain-lain
o
o
o
o
o
L4
o
o
Dengan banyak gangguan keamanan di berbagai tempat, timbul
o wacana agar keamanan juga dimasukkan ke dalam kategori kebutuhan
o dasar masyarakat.
o sebagai berikut:
o ketertiban (KAMT|B).
pemerintah.
o
o
o
o
o
o 15
o
o
2) Peran POLRI.
o a. Alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
o
o
o
o
76
o
o
Pada masa uu Nomor 5 tahun 1g74 maupun uU sebelumnya,
o pembinaan ketenteraman dan ketertiban menjadi tanggung jawab
o pemerintah pusat yang pelaksanaannya didelegasikan kepada kepala
o daerah.
o
o
mengenai hal-hal yang akan dijalankannya. Oleh karena itu diperlukan
o langkah-langkah sebagai berikut :
o saling curiga, sehingga akan mudah dihasut. Pada sisi lain juga diperlukan
1. Pemerintah
o pusat.
o
a
o
o
18
o
o
2. Pemerintah daerah (propinsi, kabupaten/kota)
o a. Membuat kebijakan secara regional dan lokal berkaitan
dengan penciptaan situasi dan kondisi untuk
o terselen g garan ya ketenteram a n da n keterti ban.
b. Menyediakan anggaran guna mendukung pelaksanaan
o pembinaan ketenteraman dan ketertiban.
c. Menciptakan dan melaksanakan hubungan kerja dengan
entitas yang lebih besar maupun entitas yang lebih kecil.
o d. Menegakan aturan yang berlaku secara nasional, regional
serta lokal dalam bidang pembinaan ketenteraman dan
o e.
ketertiban
Melaksanakan pembinaan ketenteraman dan ketertiban
berskala regional dan lokal guna menunjang dan memberi
a konstribusi bagi pembinaan ketenteraman dan ketertiban
berskala nasional.
o 3. Pemerintah Desa.
) 4. Masyarakat.
a.
o Berpartisipasi secara aktif dalam berbagai dimensi mengenai
pemeliharaan ketenteraman
bidangnya masing-masing.
dan
ketertiban sesuai
o
O
o
,
o
a
o
o
,
o
BAB
o II
MAKNA DEMOKRASI
a
I 2.1. Latar Belakang
Indonesia adalah suatu negara bangsa (nation sfafe) yang
O menganut sistem demokrasi terbesar ke empat di dunia. Negara ini telah
o Beranjak dari berbagai bentuk perubahan yang telah terjadi di negara kita
O begitu dahsyatnya proses pergulatan politik di antara para elit partai dari
a kala itu. Demokrasi sebagai sistem politik menjadi momok utama dari cita-
19
a
a
o
20
a
o
cita perubahan itu. Misalnya, bagaimanakah sebaiknya keadilan
I kesejahteraan seluruh rakyat dapat dicapai sebagaimana yang
dan
o kepada jati diri demokrasi dimaksud, namun masih dianggap gagal oleh
o banyak pihak.
o atau G 30 S PKI sebagai term orde baru). Peristiwa ini adalah salah satu
a
o
,
O
21
I
a
t Pada fase berikut Indonesia memasuki era orde baru yang telah
politik dimonopoli dan atau ditentukan oleh satu golongan politik tertentu
o yang biasa disebut Golongan Karya (Golkar). Golkar tidak menyebutkan
o diri sebagai partai politik namun anehnya bahwa semua peran politik yang
a
a
,
o
I
22
o
kesejatian makna demokrasi. Kondisi seperti ini telah menyebabkan
I demokrasi menjadi khas Indonesia. Nilai-nilai demokrasi yang hidup di
ini ditandai oleh berakhirnya kepemimpinan orde baru pada 199g dan
a sekaligus sebagai awal dimulainya sistem politik baru dengan melibatkan
o multi partai. Rakyat melalui para wakil rakyat (DpR-Rl) menghendaki
adil dan makmur sebagaimana yang digaungkan oleh banyak pihak kala
I itu - dapat segera terwujud.
o Pada era ini demokrasi ditandai oleh beberapa proses politik yang
o khas dan dominan, seperti pemilihan langsung dalam pilpres, sistem multi
sebanyak 6 kali. Namun hiruk pikuk dalam proses pilpres sebagai bagian
a
o
I
o 23
o
o
dari demokrasi yang dicita-citakan oleh seluruh rakyat Indonesia tidak
o serta merta berjalan mulus. Lagi-lagi persoalan yang paling krusial selama
a politik bawaan orde lama dan orde baru yang saling berbenturan dengan
pemilu, jual beli hukum, dan lain sebagainya, menandakan bangsa ini
o masih perlu belajar dalam hal berdemokrasi yang baik.
a Bukan waktu yang singkat dengan masa Ta tahun lndonesia
o masih berjalan pada masa transisi, dan belum juga menemukan sosok
a
)
o 24
I
t demokrasi. Lebih lugas lagi, demokrasi memerlukan kembaran identiknya,
o kaum demokrat. Kenyataannya, kaum demokrat yang dibutuhkan itu
t siapapun baik rakyat maupun pemimpin wajib taat azas, taat kepada
o
t
t
o
25
a
o
t sebagai sistem politik jikalau nilai-nilai demokrasi itu dapat dipahami dan
ditegakkan dengan baik. Harapan ini tentu masih jauh untuk bisa dapat
a
2.2. EtimologiDemokrasi
a Demokrasi berasal dari kata .demos" yang berarti rakyat dan
o 'kratos" yang berarti kekuasaan. Makna demokrasi yang tak asing lagi
"dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyaf,. Demokrasi berasal dari
o gagasan Yunani kuno dengan penekanan rakyat yang begitu tinggi,
a bentuk pemerintahan yang mengatasnamakan rakyat sebagai pemegang
o populi , vox del' (suara rakyat adalah suara Tuhan). Karena kekuasaan
o
a
o
25
o
o
seharusnya adalah partisipasi rakyat bukan lagi representasi.Kehidupan
o demokrasi yang berada dalam titik rendah itulah yang menarik perhatian
o kita. Menarik karena tidak sesuai dengan daya piker, daya nalar dan
daya
I demokrasi.
t Struktur yang seringkali korup dan watak kekuasaan yang dimiliki tidak
o
t lstilah demokrasi yang terus berkembang nampaknya semakin popular
a bahkan di kelas komunis sekalipun. Setiap demokrasi didesain untuk
keruntuhan.
O
Dalam Koran harian di
o Bernas tentang "Meningkatkan Kuaritas
o tangan siapapun dan pihak manapun, leluasa bertindak daram semua soal
I
I
I
I 28
O
o
menyebutnya sebagai pungutan liar, namun lama-kelamaan menyerah
O saja karena menghemat waktu, tenaga dan juga budaya.
masih abu-abu atau tidak tegas karena aturan-aturan yang dibangun oleh
o parlemen banyak banyak melanggar yang seakan-akan menganut sistem
I parlementer, seperti mengancam atau menjegal usulan program
diperhatikan di satu sisi hal ini telah melanggar nilai-nilai demokrasi, dan
O akibatnya adalah bukan lain karena budaya politik oligarkhis (pelaku politik
I
a
o 29
o
a
partisipasi politik dikebiri, dikhianati, dibohongi. ltulah nilai demokrasi yang
O telah rusak.
kita anut, meski pelaksanaannya tidak lagi disahkan namun nilai-nilai yang
a tempat yang sesuai kartu identitas, memilih dengan pilihan sendiri dan
t
I
O
I 30
o
a
maka kepentingan dan keinginan rakyat dapat terpenuhi. Misalnya, rakyat
I membutuhkan jembatan untuk mempermudah akses jalan menyeberangi
disalurkan ke pemerintah.
a tidak berjalan semestinya. Bukan berarti sistem politik atas UUD't945 itu
o akan politik yang semakin kritis. Jika saat ini pemilu menjadi acuan untuk
f;
l. 31
sudah sesuai dengan aspirasi rakyat. Tetapi sekali lagi penulis katakan
l: bahwa pemilu saat ini sudah berjalan sesuai koridor aturan, tetapi mental
lr
yang dimiliki para politisi dan pendukungnya perlu digembleng.
menunjukkan
lo kemungkinan bagi terbentuknya negara yang diperintah oleh rakyat.
lo sejarah baru memang dimulai dari Eropa pada abad ke-19 dan
o
o
f; 32
lo demokrasi namun kita lupa apa substansi yang membangun demokrasi itu
nilai kejujuran. Nilai kejujuran bisa lebih baik jika dikembangkan dengan
lo berpola sama, itu sangat mustahil ibarat dua orang kembar identik; meski
l. kembar, tetap saja ada perbedaan baik dari segi sikap, kebiasaan maupun
o menganut prinsip adopsi Abraham Lincoln, dari rakyat, oleh rakyat, dan
a
o
o
o 33
o
o abadi bagi rakyat. Menurut Hans Kelsen Keadilan sosial akan melahirkan
o kebahagiaan bagi segelintir orang yang tidak mendapatkan keadilan
O tersebut. Maka esensi demokrasi ternilai dari seberapa jauh nilai kejujuran
maupun daun. Akar menjadi substansi pohon yang baik dan bisa berbuah
o lebat. Tanpa akar yang sehat, maka batang, ranting dan daun akan lemas,
o sakit dan tidak mampu menghasilkan buah yang enak. Karena akar
o pahit!" sudah tidak bisa bertengger lagi di tengah kehidupan, rasa pahit
dalam semboyan selalu ingin dihindari, saat jujur bisa saja orang-orang
o
o
a
o
o
34
o
o
akan kehilangan jabatan, pangkat, status, dan tentu saja saat ini manusia
o seakan menjadi Tuhan yang lebih ditakuti.
menjadi lebih tinggi derajatnya di mata rakyat yang dipimpinnya, Saat ini
o euphoria kampanye pemilihan sang pemimpin menurut penulis diluar
o ambang batas kewajaran. Menjadi pemimpin sangaflah tidak mudah
o namun belakangan ini semua orang saling sikut merebut kursi nomor 1
(satu). Di zaman sahabat nabi Khalifah umar bin Khattab pernah ada
o seorang gubernur yang berkedudukan di Syiria. Sang gubernur bernama
o said bin Amir. Berbeda dengan gubernur saat ini yang hidup dengan
o kekurangan, said bin Amir tidak pernah ingin memanfaatkan apa yang
O bin Amir hidup di atas kemiskinan. Pernah suatu hari Umar bin Khattab
o
o
rakyat selalu dijalankan dan tidak ada harta rakyat yang berkurang
o sedikitpun.
o Sosok $aid bin Amir juga dicontohkan oleh founding father kita,
bung Hatta. Kisah bung Hatta yang sangat menginginkan sepatu Bally
O
terungkap setelah beliau meninggal dunia. Bung Hatta yang merupakan
o mantan wakil Presiden pertama Indonesia bukanlah barang sulit jika ia
o yang dimiliki dengan berpakaian mewah, mobil mewah dan hidup yang
o dengan harta melimpah atau fisik yang sempurna, bung Hatta hanya
o
a
Roda perputaran demokrasi di Indonesia saat ini telah mencapai
o titik yang membingungkan. Pasalnya, negara Indonesia menggunakan ciri
o politisi tidak peduli lagi dengan konstituennya, para politisi sibuk menjadi
o besar untuk impor dan melupakan janji-janji yang sempat dirajut bersama
o rakyat. Rakyat lagi-lagi merasa untuk apa memilih DPR, Gubernur atau
t bupati, reaksi untuk kehidupan mereka tidak akan merubah banyak. Sekali
sebagai buruhnya.
o
o 2.5. Demokrasi sebagai Institusi
Dalam menjalankan kegiatan demokrasi, suatu negara memiriki
o wadah untuk menampung aspirasi-aspirasi rakyat. Institusi atau pranata
o merupakan perluasan dari sekedar organisasi. Institusi atau
O s l.Wibowo. Negara
dan Bandit Demokrasi. (Kompas, 2O11)., hal.32.
a
o
o
37
o
a
norma atau aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus.
o Norma/aturan dalam institusi berbentuk tertulis (UUD, UU yang berlaku,
a sanksi sesuai hukum resmi yang berlaku) dan tidak tertulis (hukum adat,
t d. Institusi Non-Formal
Institusi non-formal adalah institusi yang didirikan atas dasar sama
rasa untuk menampung aspirasi sementara dengan lingkup kekuasaan
o yang terbatas, tidak ada aturan-aturan yang melekat karena dibentuk
untuk kesejahteraan para anggota.
a
o 6https://id.wikip . Diakses tanggat 15 Juti 2016
o
a
]
o
38
o
a
2.6. Demokrasi sebagai Politik
)
Menurut George Sorensen (2003:20), langkah pertama dalam
a menentukan demokrasi atau tidaknya suatu negara adalah mencari
rakyat didesain agar perjalanan demokrasi dari rakyat oleh rakyat dan
o untuk rakyat dapat berjalan sebagaimana mestinya. Melalui institusi setiap
o warga negara dapat terlibat dalam kegiatan proses politik dan
o
a
o 39
o
a
(indirect democracy) yang disalurkan melalui lembaga perwakilan atau
a yang terkenal dengan nama "Parlemen", seperti di Indonesia disebut
a
a
o
t 40
a
fungsi untuk bersama-sama mensejahterakan rakyat yang telah
a diamanatkan dalam Undang-Undang.
a
o
41
o
a
d. Sarana Mengelola Konflik
a Dalam berdemokrasi tentunya perbedaan pendapat adarah hal
yang lumrah. Di sini partai politik bertugas untuk mengelola konflik
yang muncul agar tidak semakin melebar. partai politik menjadi
o penengah agar konflik tersebut dapat teredam dan yang
diutamakan saat ini dalam berdemokrasi adarah menyiapkan
O mental kekalahan, karena kecenderungan pemerintah selalu
meyakini dirinya akan menang.
o 2)
bernegara.
Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan
bangsa indonesia untuk kesejahteraan masyarakat.
o 3) Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat
dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara.
4) Partisipasi politik warga negara Indonesia, dan
o 5) Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan
o keadilan gender.
I pemerintah sebagai yang dipimpin. Rakyat dan pemerintah tidak ada yang
I
a
o
42
I
a
I dimana rakyat selalu mengikuti suara pemerintahnya, dan pemerintah
sebaliknya. Di sini bukan perkara siapa menang dan siapa yang kalah,
o bukan persoalan siapa yang paling bisa dan siapa yang belum bisa, tetapi
o
t
)
o
43
o
o
jauh ke depan pemerintah dan rakyat seperti yang tergambar di atas, yaitu
a saling mengisi. Bukankah dalam suatu keluarga jika si ibu ingin
t didengarkan tanpa meminta pertimbangan anak maka yang terjadi adalah
o anak akan tumbuh menjadi pemberontak. Dan hal yang benar jika
t rakyat yang tidak terpisahkan ibarat ibu dan anak, maka pilihan demokrasi
o Indonesia adalah Negara bebas akan pers, bebas berpendapat dan bebas
, wajar, jika kita senantiasa ingin hidup dalam pujian, meski itu bukan hal
o yang terpuji. Kebebasan di sini kerap diartikan yang enak-enak saja tanpa
ingin menelan rasa pahit. Diperparah lagi oleh Negara yang senantiasa
o ingin dilayani, ingin teknologi canggih tanpa membuat sendiri teknologi itu,
I
o
a
o
a
I
I tanpa pemikiran dan realisasi, semakin dilayani maka secara sadar atau
tidak kita telah mengalami reduksi akan kesadaran, terlalu terbuai hingga
semakin tegar kita mengahadapi haluan yang ada. Namun bukan berarti
o demokrasi menjadi cita-cita tetapi kita malah membuatnya berputus asa
o karena tidak cooperative, terlalu banyak kepentingan, kepala daerah
I bisa kembali, rakyat hanya menjadi alasan mereka berdiri dan realisasi
t lingkungan, tentu hal yang tidak mudah jika berada di ringkungan yang
I
)
o
t
45
I
I kesejahteraan yang pengukurannya mungkin agak sulit, tetapi setidaknya
t tidak harus dimulai dari skala nasional, tetapi dimulai dari lingkungan
I dua tokoh atau dua orang raja besar titisan Bathara wisnu, yakni sri
Rama wijaya duduk sebagai raja di kerajaan Ayodya, dan sri Bathara
O
Kresna adalah raja yang bertahta di kerajaan Dwarawati. selanjutnya
o diceritakan Sri Bathara Kresna membuka rahasia ilmu Hasta Brata kepada
a
a
t
o
o
46
I
o
t sebagaimana yang dimaksudkan dengan sinergi dan harmonisasi antara
memiliki sifat kaya akan segalanya dan suka berderma. Karakter bumi
a yang dimaksud adalah seseorang yang memiliki sifat kaya hati. Kaya,
I makhluk hidup. Bumi secara alamiah juga berwatak melayani segala yang
I r2'httDs:/lspbdalanqit.wordpress.com/cateqorv/filsafat-pewayanoan/pusaka-hasta-brata-
wahvu-makutha-rama/. Diakses pada tanggal 15 Juli2016.
t
I
o
47
o
a
t dihasut, tak mudah diprovokasi, karena adanya ketenangan pikiran,
bersifat rendah hati, namun mampu menjadi tumpuan dan harapan orang
a banyak. Sifat tanah berlawanan dengan sifat negatif api. Maka tanahlah
t merupakan ke-aku-an yang sejatinya adalah "iblis" yakni tiada lain nafsu
negatif dalam diri manusia. Seseorang yang bersifat bumi atau tanah,
o tidak akan lepas kendali mengikutijejak nafsu negatif.
o
a
t b. Watak Matahari (Hambeging Suryal
Matahari bersifat menerangi. seseorang yang berwatak matahari
o baik. sikap dan prinsip hidup orang yang berwatak matahari, ia akan
a
I seluas-luasnya dan setinggi-tingginya agar ilmu tersebut bermanfaat untuk
o kemajuan pradaban manusia, menciptakan kebaikan-kebaikan yang
o alam sekitarnya.
I kegelapan langit di malam hari. orang yang berwatak bagai bintang akan
o persoalan kehidupan.
I
a
suasana tenteram pada sesama. Rembulan membuat terang tanpa
o membuat "panas" suasana (dapat ikannya, tanpa membuat keruh
o airnya). Langkah rembulan selalu membuat sejuk suasana pergaulan dan
o kehendak (kebijaksanaan).
o Tuhan yang indah sekali. orang-orang tua dan anak-anak zaman dahulu
I kuno, kalah dengan hiburan zaman modern yang kaya akan tawaran-
khasiat lain sebagai media terapi lahir dan batin di saat terjadi berbagai
o kegelisahan jiwa. sinar bulan purnama sangat baik untuk mengobati
a
o
o
a
51
O
o
segala macam penyakit dengan cara menjemur diri di bawah sinar bulan
O purnama.
a e. Watak Samodra
memiliki karakter yang dapat memuat apa saja yang masuk ke dalamnya.
o walaupun berupa sampah industri dan rumah tangga, bangkai anjing,
a bangkai manusia, semua dapat diterima dengan sikap tulus tidak pernah
O berbagai bidang, namun tabiatnya sungguh jauh dari sifat takabur, atau
o mampu menutupi (tidak pamer) akan ilmunya yang luas, sehingga dapat
pelan dan akhirnya racun dan bakteri yang masuk ke laut akan tak
o
berdaya bergulat dengan molekul air samodra yang jenuh akan unsur
o garam. orang berwatak samodra akan mampu mengurai dan memberikan
o selalu rendah hati dalam perilaku badan dan perilaku batin. Selalu
rendah hati (lembah manah) dan sopan santun (andhap asor). Orang
o yang berwatak air akan selalu rendah hati, mawas diri, bersikap tenang,
o
o
o
o 53
O
o
mampu membersihkan segala yang kotor. Air selalu mengalir mengikuti
o lekuk alam yang paling mudah dilalui menuju samodra. Air adalah
o gambaran kesetiaan manusia pada sesama dan pada kodrat Tuhan. Air
O menempuh jalan kehidupan dengan irama yang paling mudah, dan pada
akhirnya akan masuk kepada samodra anugrah Tuhan Yang Maha Besar.
o Tapijangan mengikuti watak air bah, tsunami, lampor, rob, yang melawan
o kodrat Tuhan, perbuatan seseorang yang menerjang religi, tatanan sosial,
o Berwatak air, akan membawa diri kita dalam sikap yang tenang, tak
o sudah mengikuti watak air, namun tidak menyadari yang diikuti adalah air
o
o
membagi musim di berbagai belahan bumi. Watak langit ini relatif paling
a sulit diterapkan oleh manusia zaman sekarang, khususnya di bumi
O nusantara ini, Seorang pemimpin, negarawan, politisi, yang mampu
o menangnya sendiri. Tidak jarang seseorang, atau wakil rakyat yang hanya
o di luar diri atau kelompoknya dianggap tidak penting untuk diayomi. orang
O orang yang tak perlu di bela dan dilindungi. Bahkan orang-orang tersebut
negatif ini sangat bertentangan dengan watak akasa. Akasa atau langit
o akan melihat secara gamblang beragamnya persoalan kehidupan di muka
jutaan jalan spiritual menuju satu titik yang sama, meskipun jalan yang
o ditempuh sangat beragam dan berbeda-beda. Maka watak langit tak suka
a
o
o
o
55
o
o
menyalahkan orang lain, tak suka menghujat sesama, tak suka memaki
o dan mengumpat sekalipun terhadap orang yang memusuhinya.
o kasih sayang.
Maruta atau angin atau udara. Mengambil sisi positif dari watak
o angin Bathara Bayu. Angin memiliki watak selalu menyusup di manapun
o ada ruang yang hampa, walau sekecil apapun. Angin mengetahui situasi
o apapun yang ada di dalam masyarakat, bukan hanya atas dasar kata
orang, katanya, konon, dsb. Watak angin mampu merasakan apa yang
o orang lain rasakan (empati), orang berwatak angin akan mudah simpati
a dan melakukan empati. watak angin sangat teliti dan hati-hati, penuh
o
o
sehingga menjadi orang yang dapat dipercaya dan setiap ucapannya
o dapat d i pertangg u ngjawabkan.
O
o i. Watak Api (Hambeg Agnil
Agni atau api atau dahana. Yang diambil adalah sisi positif dari
o watak api yakni Bathara Brahma. watak api adalah mematangkan dan
O meleburkan segala sesuatu. Seorang yang mengambil watak api akan
o bantuan. Api hanya akan melebur apa saja yang menjadi bahan bakarnya.
o
o
Kebulatan dalam menerapkan Hasta Brata dapat menumbuhkan
a sikap dan tekad bulat menetapkan diri serta menjauhkan diri dari segala
o grubyug (taklid), ela-elu, sikap asal-asalan. Pikiran kritis, hati yang bersih,
I batin yang selalu bening tidak berprasangka buruk, serta tidak mencari-
cari keburukan orang lain. Bersikap legawa dan menerima apa adanya
o akan hasil akhir (qona'ah) terhadap apa yang diperolehnya. Dengan tetap
o memiliki semangat juang dan selalu berusaha tanpa kenal putus asa.
o kebersihan nalar. Untuk mengupayakan jalan hidup agar tidak keluar dari
o yang menjadi pusaka pegangan Prabu Rama Wijaya dan Prabu Sri
o
a
o
O
58
o
o
Ada tiga nilai terpenting yang dapat dijadikan benang merah
o
:
t
gelombang laut, resapilah saat hujan dan badai menerpa, guntur dan kilat
o lagi, makna yang tersimpan dalam kalimat tanpa tulis dan kata-kata.
I Kalimat yang tidak dibatasi oleh bahasa, suku, dan bangsa tertentu. Kata-
a
o
o
59
o
o
I kata dan huruf yang tidak terkungkung oleh adat istiadat, tradisi, dan
I yang hidup, tidak terbatas manusia, namun binatang dan makhluk gaib
O Yang Maha Tunggal, Yang lebih dari Maha Besar. Tuhan yang lebih dari
o Maha Adil dan Bijaksana. Sayang sekali, manusia sering bertengkar gara-
bratanya sudah sangat dirindukan lahir dari Rahim ibu pertiwi ini. Semakin
I bergesernya zaman, semakin terlupakannya konsep Hasta Brata yang
o saja hasta brata digunakan, Negara Indonesia akan kaya sebagai Negara
t demokrasi terbesar yang makmur dan adil, tidak perlu adanya KPK, atau
o
o
o
o
BAB III
a
PEMERINTAHAN UMUM
o
I 3.1 Pemerintahan Umum dan Urusannya
a badan atau organ elit yang melakukan pekerjaan mengurus suatu Negara.
o
t
61
o
o
62
o
o
syarat berdirinya suatu negara adalah adanya rakyat, wilayah dan
,
pemerintah yang berdaulat. Dengan kata lain, tanpa pemerintahan yang
o berdaulat Negara tidak mungkin hadir atau berjalan dengan baik. peran
o
o
O
53
o
o
tertinggal. sementara yang seharusnya dikembangkan dan dibangun
)
adalah sumber daya manusia untuk siap menghadapi dan menjalani
o tantangan-tantangan ke depan.
o terpisah satu sama lain, baik mengenai tugas (fungsi) maupun mengenai
I
O 14
Dalam $aldi lsra, Pergeseran FungsiLegr's/asi (Jakarta: Rajawali Pers, 2013) hal.74
I
o
o
64
a
o
alat perlengkapan (lembaga) yang menyelenggarakannya.ls Konsepsi
o Montesqueu ini dikenal dengan Trias Politica.
o a. Legislatif
I Berdasarkan keragaman wilayah dan untuk memudahkan
wewenang legislatif.
a Kata Legislasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
o
o 15 Miriam Budiardjo,
hal.138
Dasar-dasar llmu Politik (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1989)
roJimly Asshiddiqie, Pengantar
a ttmu Hukum Tata Negara, (Jakarta: Sekretariat Jenderal
Mahkamah Konstitusi Republik lndonesia, 2006) hal.15
I
t
o 65
o
o
t 1. Prakarsa pembuatan undang-undang
initiation);
2. Pembahasan rancangan undang-undang (law making
(legislative
I process,);
3. Persetujuan atas pengesahan rancangan undang-
o b. Eksekutif
O
a
pemerintahan dengan cara mengangkat menteri-menteri dan
I pejabat setingkat menteri sebagai pembantu pelaksana tugasnya.
a 1) Eksekutif
a. Memegang kekuasaan pemerintahan
b. Mentetapkan Peraturan Pemerintahan untuk menjatankan
I undang-undang
c. Mengangkat dan memberhentikan para menteri
2)
o Legislatif
a. Presiden membuat undang-undang dengan persetujuan
DPR
a b. Undang-undang yang telah disetujui oleh DpR tapi tidak
disetujui oleh presiden boleh diajukan lagi pada persidangan
masa itu
a Di samping sebagai kepala pemerintahan, presiden juga
sebagai kepala negara, yang mempunyai kewenangan dalam
o 1) Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan
:
Darat,
o 2)
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
Dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain
a
o
I
o
t
67
o
3) Menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibat
o 4)
keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang
Mengangkat duta dan konsul
5) Menerima duta negara lain
O 6) Memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi
7) Meberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatanlT.
I Dalam konteks pemerintahan daerah, eksekutif terdiri dari
o c. Yudikatif
a Selain pembuat dan pelaksana undang-undang, terdapat
a
o
o 68
a
o
t peraturan dalam undang-undang yang telah dibuat harus ditaati
o 1. Pengadilan Umum
o 2. Pengadilan Agama
3. Pengadilan Militer
a 4. Pengadilan Tata Usaha Negara
I 1. Fungsi Peradilan
t 2.
3.
Fungsi Pengawasan
Fungsi Pengaturan
O
4. Fungsi Memberi Nasihat
t 5. FungsiAdministrasi
a
o
keputusannya bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat. selain
o itu, Mahkamah Konstitusi mempunyai wewenang untuk
o
o
o
a
o
dinamis sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
o tuntutan zaman. Urusan teknologi informasi misalnya yang
dulu tidak dipikirkan sekarang menjadi kebutuhan
masyarakat."
o Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagai
a b. Pertahanan
o c. Keamanan
d.
o e.
Yustisi
a rB
Pasal 10, undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang pemerintah Daerah
o
o
o 72
o
o
pengelolaan dari pelayanan-pelayanan urusan pemerintahan yang
O berkaitan dengan kesejahteraan rakyat secara terdesentralisasi. Hal ini
jenis
o pelayanan, merupakan sesuatu yang fundamental bagi
diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa dari keluarga yang tidak sama, dari
o suku bangsa yang berlainan, dari bagian wirayah negara yang berbeda,
o dengan adat istiadat dan budaya yang beragam, dan dengan tutur kata
yang berbeda, namun tetap satu sebagai bagian dari bangsa Indonesia
o yang ada dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
o semboyan "bhinneka tunggal ika".
o
ts Penjelasan Pasal
o 18 uuD 1945, dalam Departemen Dalam Negeri:Tugas, Fungsidan
Peranannya Dalam Pemerintahan Daerah, Departemen Dalam Negeri, tggs, nat tls
o
o
o
73
O
o
daerahpun pemerintahan akan bersendi atas dasar
o ll.
permusyawaratan.
Dalam tenitoir Negara Indonesia terdapat lebih kurang 250
zelfsbeturende landschappen dan votksgemeenschappen,
O seperti desa di Jawa dan Bali, nagari di Minangkabau, dusun
dan marga di Palembang dan sebagainya.
o Hal ini menunjukkan bahwa bentuk Negara tndonesia sebagai
o
o
o
74
O
o
belaka; sefe/ah amandemen IJ|JD rg4s, tidak dimungkinkan lagi adanya
o daerah administrasi belaka Kelima, sebagai konsekuensi daerah yang
o
o
o
75
o
o
sosiologis) yang berpadu dengan aspek statis yang mencakup potensi
o sumber daya alam dan ruang geografis (geografis{eritorial) sebagai
o batas-batasnya.
a
a
o
76
o
o
hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam
o kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara;
(9) Perlu memperhatikan berbagai undang-undang yang terkait di
bidang politik, seperti ll No. 12l20Ag tentang pemilu, UU No.
O 22120a3 tentang susduk, uu No. i2l2aw tentang pilpres dan
Wapres, UU yang terkait dengan keuangan Negara, seperti UU
o No.1712003 tentang Keuangan Negara, uU No. 1nao{ tentang
Perbendaharaan Negara, dan UU No. 1S12OO4 tentang
Pemeriksaan atas pengelolaan dan pertanggungjawaban
a keuangan Negara.
dengan kondisi dan ciri khas setiap daerah bahkan berbagai hal-hal yang
o indah. Namun perlu diwaspadai bahwasannya otonomi daerah tidak
o 20 Januari 1992, dalam Syafrudin, Ateng, Pendayagunaan Otonomi Daerah yang Bertitik
Berat pada kabupaten/kota dan lmplikasinya pada Manajemen Pembangunan, Makalah
disajikan dalam diskusi terbatas, 5€ september 1992, diselenggaralian oleh pusat
o
o
77
o
o
atau antara pusat dan daerah. Masalah lemahnya pemahaman makna
o dan esensi mengenai otonomi Daerah oreh sebagian Kepala Daerah
o misalnya saat ini telah menimbulkan kesan bahwa seolah-olah otonomi
dan negara mengingat dalam penerapan otonomi saat ini masih terdapat
o sejumlah daerah yang minim sumber daya dan pendapatan Asli Daerah
o (PAD).
o
t pimpinan dari berbagai cabang dari algemeen bestuur, yang
o diorganisasikan dalam lembaga-lembaga yang dinamakan
o Pemerintahan Umum).
I tercapai.
a
o
o
o
79
o
o
Pemerintah pusat menerapkan menerapkan otonomi daerah tanpa
a menghilangkan peran kewilayahan termasuk didalamnya pembinaan
t
o
o 80
O
I daerah sekaligus mengakomodasikan kebijakan daerah sebagai
o penyangga utamanya.
3) Memfasilitasi terwujudnya keselarasan hubungan antarstrata
pemerintahan, yaitu antara pemerintahan pusat dengan provinsi,
o provinsi dengan kabupaten/kota serta antardaerah.
4) Memfasilitasi terciptanya iklim yang kondusif dalam mendukung
I terwujudnya ketentraman dan ketertiban umum diseluruh daerah
dengan basis penegakan hukum serta norma yang berlaku.
a
o
o 81
o
o
itu, sistem pemerintahan dalam negara kesatuan pada dasarnya adalah
a sentralisasi, dimana pemerintah pusat memegang kekuasaan penuh
o negara yang terdiri atas ribuan pulau dan beragamnya suku etnis, serta
I terdiri atas pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang diatur dengan
undang-undang.
o Sebagai negara kesatuan, Indonesia juga tidak mempunyai
a
o
o
O
82
o
o
3.3. Distribusi Kewenangan dan Urusan Pemerintah Pusat - Daerah
o
Organisasi yang besar dan kompleks seperti Negara Indonesia
a tidak akan efisien jika semua kewenangan politik dan administrasi
a diletakkan pada puncak hirarki organisasi atau dengan kata lain yaitu
o lebih rendah. Adanya jenjang hirarki yang lebih rendah dalam hal ini
Desentralisasi berasal dari bahasa Latin, yaitu De yang berarti lepas dan
o Centrum yang artinya pusat. Decentrum berarti melepas dari pusat.
I Dengan demikian, maka desentralisasi yang berasal dari sentralisasi yang
pemerintah pusat.
)
a
a
o 84
o
o
pemerintahan tersebut kepada kepala daerah. Penyerahan wewenang
a terdiri atas :
o
o
o 85
o
o
nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro,
a dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan
lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan
a sumber daya manusia, pendayagunaan sumber daya alam serta
teknologi tinggi yang strategis, konservasi, dan standardisasi
nasional2s.
o
3.4. Kewenangan Pemerintah Daerah
a Dalam konteks negara kesatuan penerapan asas sentralisasi dan
o
o
o 2s Hanif Nurcholis, Teori dan Praftik Pemerintahan
Jakarta,2005, hlm.75
dan Otonomi Daerah, Grasindo.
a
O
85
1) Pemerintah Provinsi26
fungsi tersebut2T.
o
a
h. Penciptaan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum
a i. Penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan lainnya yang
tidak termasuk dalam tugas instansi lain
j Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota
o k. Pengawasan represif terhadap Peraturan Daerah, Keputusan
Kepala Daerah, dan Keputusan DPRD, serta Keputusan pimpinan
o l.
DPRD Kabupaten/Kota
Pengawasan pelaksanaan administrasi kepegawaian dan karir
pegawai di wilayahnya sesuai dengan peraturan perundang-
O undangan, dan
m. Pemberian pertimbangan terhadap pembentukan, pemekaran,
a penghapusan, dan penggabungan daerah.
I 1. Lintas kabupaten/kota
Kewenangan pemerintahan yang menyangkut penyediaan
pelayanan lintas kabupaten/kota dalam wilayah suatu provinsi.
o Pelayanan lintas kabupaten/kota dimaksudkan pelayanan yang
mencakup beberapa atau semua kabupaten/kota di provinsi
tertentu. Pelayanan lintas kabupaten/kota tesebut dengan catatan
o menjangkau lebih dari 50%. Jika hanya menjangkau kurang s0%
maka dilakukan dengan kerjasama antarkabupaten/kota.
o 2. Bidang pemerintahan tertentu
Perencanaan dan pengendalian pembangunan secara makro,
penelitian bidang tertentu, alokasi sumber daya manusia potensial,
o penelitian yang mencakup wilayah provinsi, pengelolaan pelabuhan
regional, pengendalian lingkungan hidup, promosi dagang dan
a budaya/pariwisata, penanganan penyakit menular dan hama
tanaman, dan perencanaan tata ruang provinsi
3. Kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh
o kabupaten dan daerah kota
Misalnya jika dalam melaksanakan kewenangannya
kabupaten/kota mengalami kesulitan bahkan terjadi konflik
o kepentingan antarmereka, maka provinsi dapat melaksanakan
pelayanan yang tidak atau sulit dilaksanakan oleh kabupaten/kota
o 4.
tersebut
Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang dilimpahkan oreh
pemerintah pusat sebagai wilayah admnisitratif.
o
o
o
O
a
89
o
o
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah
a provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi :
o g
manusia potensial
Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota
h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota
t i.
j.
Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah
termasuk lintas kabupaten/kota
Pengedalian lingkungan hidup
o k. Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota
L Pelayanan kependudukan dan catatan sipil
O
o
o 90
O
o
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 gubernur tidak lagi dipilih oleh
o DPRD tapi langsung oleh rakyat, maka gubernur bertanggung jawab
o dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai
o
o
pelayanan umum. Tujuan pemberian tugas pembantuan memperlancar
o pelaksanaan tugas dan penyelesaian permasalahan, serta membantu
a 28lbid. hal.87-91
o
o
o 92
o
o
pemerintah kabupaten/kota memiliki kewenangan yang sangat banyak
o dan besar. Oleh karena itu, bobot kewenangan terletak di pemerintah
o kabupaten/kota. Mengenai kewenangan yang menjadi kompetensi
3 dan sifat sejenis dan saling berkaitan serta pekerjaan yang memerlukan
o penanganan khusus.
o 1. Pekerjaan
2. Kesehatan
umum
o
o
7. Penanaman modal
o 8.
9.
Lingkungan hidup
Pertanahan
3 10. Koperasi
11. Tenaga kerja
o berskala kabupaten/kota :
o
a
t
o
o
94
o
o
sebagaimana halnya povinsi, kabupaten/kota juga menerima tugas
o pembantuan dari pemerintah atasnya yaitu pemerintah pusat dan provinsi
sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi, dan
o standarisasi nasional. Sedangkan tugas pembantuan yang diberikan oleh
o
a
o
o 95
o
o
Pemerintah kabupaten dipimpin oleh bupati, dan memiliki DPRD
o Kabupaten yang merupakan lembaga pembuat kebijakan dan pengawas
I kebijakan daerah.
daerah.
a Dalam rangka pembinaan dan pengawasan tersebut dikeluarkan
o Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
o 8/btd, 199-199
o
o
o
o
o
pelaksanaan Bab Xll Undang-Undang Nomor 22Tahun 1999. DUelaskan
o bahwa pembinaan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah pusat
o
o
pengawasan yang sistematis dan terpogram maka semua kegiatan akan
o dijaga agar terus terarah pada sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Dalam
1)
o Pengawasan Preventif
Pengawasan yang bersifat mencegah, dalam artian pencegahan
agar pemerintah daerah tidak mengambil kebijakan yang
o bertentang_an dengan peraturan perundang-undangan i"ng
berlaku. Dalam pengertian yang sifatnya operasional, y"ng
dimaksud dengan pengawasan preventif adalah pengawasan
O terhadap pemerintahan daerah agar pemerintah daerah tidak
menetapkan kebijakan yang bertentangan dengan kepentingan
o umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau
peraturan perundang-undangan lainnya.
2) Pengawasan Represif
o Pengawasaan yang berupa penangguhan atau pembatalan
terhadap kebijakan yang telah ditetapkan daerah, baik beruapa
I
I
o
O
o
a. Pengawasan terhadap produk kebijakan daerah, yaitu pengawasan
O yang bersifat represif yang dilaksanakan oleh Menteri Dalam Negeri
dan gubernur selaku wakir pemerintah pusat terhadap kebijakan
daerah yang dilaksanakan.
o b. Pengawasan terhadap kebijakan daerah menyangkut
kesesuaiannya terhadap kepentingan umum (meit review'1.
o c. Pengawasan terhadap kebijakan daerah menyangkut
kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan yang teoin
Hasil pemeriksaan dilaporkan kepada DPR dan DPRD untuk ditindak lebih
o lanjut. Di samping itu BpK juga melakukan pengawasan terhadap
I penggunaan dana dekonsentrasi pada pemerintah provinsi dan dana
dari sudut mana saja hal tersebut akan diteropong. Dari waktu ke waktu
)
kepemimpinan selalu menjadi perhatian bagi setiap manusia. Ada yang
melihat dan menunggu apa yang akan diperankan oleh setiap orang
o 99
o
o
o
100
o
o
tersebut, dan mencoba melihat sampai dimana dirinya bisa berpengaruh
o dalam kelompok. Jika seseorang sudah mulai berkeinginan
o mengatakan bahwa dunia atau umat manusia di dunia ini pada hakikatnya
o hanya ditentukan oleh beberapa orang saja, yakni yang berstatus sebagai
t
o 101
o
o ungkapan di atas. Dengan demikian jika sekelompok orang yang berstatus
a pemimpin tersebut memutuskan untuk menimbulkan perang dunia sebagai
lni sekedar penegasan dari pepatah melayu tersebut, dan kegalakan dari
I pendapat di atas yang mau menyatakan bahwa pemimpin dan
a reading and cases, NewYork, Prentice Hand-Book Company, 1951, seperti yang dikutip
oleh Fred E. Friedler, A. Theory of Leadership Effectiveness, New York, McGraw-Hill
Book Company, 1967, hlm. 7.
31 K.Hemphill, A Proposed Theory of Leadership in
Small Group, Second Preliminary
O Report, Columbus, Ohio, Personnel Research Board, Ohio State University, 1954.
32 George R. Terry, Principle of Management, 3d edt. Homewood, lllinois, Record D.
O
o
o 1,02
o
o komunikasi, pada pencapaian tujuan atau tujuan-tujuan tertentu."3a Harold
o Koontz dan cyril o'Donnel mengemukakan bahwa ,,kepemimpinan
adalah
I 3)
untuk membuat seseorang menjadi pemimpin.
Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambil
tindakan. Pemimpin membujuk para pengikutnya lewat beibagai
cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan
O model, penetapan sasaran, memberi imbilan dan hukuman.
restrukturisasi organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi.
a
Kontras antara kepemimpinan dan kediktatoran harus di bedakan.
a Seorang diktator membuat orang lain bertindak melalui paksaan fisik atau
o
I
O
L03
o
o dominasi oleh jerman, Lenin menginspirasi para pengikutnya lewat
O sebuah visi mengenai utopia komunis). Tapi seorang diktator hanya
berargumen
o bahwasannya seorang pemimpin yang efektif bisa membujuk para
O
a
o
o
o
o
o perilaku pengikutnya.36 Dalam rangka memberikan ulasan tentang
o hubungan yang integral antara kepemimpinan dan kekuasaan, Hersey,
o Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard, "situational Leadership, Perseption, and the
lmpart of Powel', Group and organizational studies, vol. 4. No. 4. (Desember 1979), hlm.
418428.
38 Betram M. Gross, organization and rheir Managing, New york, The Free press of
o Glencoe, 1964, hlm.75.
o
o
o
105
o
o
Rumusan ini tidak menyebutkan secara jelas apakah kegiatan
o tersebut untuk organisasi industri atau perusahaan. yang jelas
O dikemukakan bahwa manajemen itu dapat diterapkan pada setiap
o mencapai tujuan seseorang atau tujuan kelompok, dan itu bisa saja sama
o
o
Dalam arti yang luas kepemimpinan dapat dipergunakan setiap
o orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau
o tercapainya suatu tujuan tertentu. Seorang ulama dapat diikuti oleh orang
tingkah laku masyarakat yang ada di daerah tempat tinggalnya tidak harus
O
kyai atau ulama tersebut menjadi bupati atau walikota dari daerah
a tersebut. Kepemimpinan mempunyai ciri tidak harus terjadi dalam suatu
o
o
Jika kepemimpinan itu dibatasi oleh tata krama birokrasi atau
o dikaitkan terjadinya dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan
a tersebut.
o 4.2. Unsur-UnsurKepemimpinan
a
,
o
o
108
o
a
4) Unsur tujuan yang kehendak dicapai dalam
o 5)
mempengaruhi.
proses
demikian tersusun unit kerja secara berjenjang atau vertikal yang setiap
o unitnya dipimpin oleh pemimpin. sedangkan secara keseluruhan dipimpin
o oleh pemimpin teratas yang posisinya berada paling atas atau tinggi. Unit
o kerja itu berbeda-berbeda jenjangnya dari yang paling berat beban kerja
o
a
a
a
o
109
o
o
4.3. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
o Fungsi-fungsi kepemimpinan terdiri dari :
o 1)
2)
Pimpinan sebagai penentu arah;
Pimpinan sebagaiwakil dan juru bicara dari sebuah kelompok;
3) Pimpinan sebagai komunikator yang aktif;
o 4)
5)
Pimpinan sebagai mediator;
Pimpinan sebagai integrator.
sudah ada yang diketahui, dan sebagian belum terungkap. oleh karena itu
o kepemimpinan banyak menarik perhatian para ahli untuk diteliti dan
o
a
o
a
o
110
o
o
4.4.1. Studi Lowa
a usaha untuk memperajari kepemimpinan pada mutanya dilakukan
o pada tahun 1930 oleh Ronald Lippit dan Ralph K. white di bawah
ini klub hobi dari anak-anak umur 10 tahun dibentuk. Setiap klub diminta
o memainkan tiga style kepemimpinan, otokratis, demokratis, dan semaunya
a
Pengendalian atas empat hal tersebut dipergunakan agar
o pengeksperimen dapat menyatakan dengan derajat jaminan yang sama
Hasil dari percobaan ini amat jelas, dan beberapa lainnya tidak
o begitu jelas. salah satu penemuan yang pasti ialah kesukaan yang
O
3s Kurt Lewin, Ronald Lippit, Ralph K. \Mite, "pattern
Aggressive Behavior in
o Experimentally Created social Climates", Journal of Sociology, utiy tsas, hlm.2T1-276,
dikutip dari Fred Luthans, OrganizationalBehavior, 1981, hal. 414.
a
o
o
772
o
o
sangat keras dan saya sangat menyukainya,'.40 sembilan betas anak
o lainnya tidak mempertimbangkan kekerasan sebagai suatu kebaikan.
o Mereka mengatakan bahwa "pemipin otokratis tidak memberikan
o majikan (boss), dan kami mempunyai banyak hal yang bisa kami
yang otokratis memberikan reaksi satu dari dua cara apakah agresif atau
a apatis. selanjutnya dalam penelitian itu diketemukan bahwa permusuhan
I lebih banyak dijumpai dalam gaya kepemimpinan otokratis yakni tiga
o N lbid.,hal.2g4.
a 41
4z
lbid.
lbid.
o
a
o
1,13
o
o
pula agresi dijumpai delapan kali lebih banyak pada
o dibandingkan dalam demokratis.
otokratis
agresif yang sama. Empat kelompok yang lain tidak menunjukkan sikap
a yang agresif. Mereka menunjukkan pola perilaku yang apatis.
Kedua pola
o perilaku ini agresif ataupun apatis dianggap sebagai reaksi
atas frustasi
a bahwa kelompok yang apatis tersebut, ketika pemimpin yang otokratis itu
4.5. ProsesKepemimpinan
a Kepemimpinan telah didefinisikan sebagai proses mempengaruhi
O aktivitas seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi
o
O
o
o L14
o
o
klasiknya, The Functions of the Executive, pada akhir tahun 1930-an.a3
o Perhatian kepemimpinan itu nampaknya merupakan pencerminan dari
o kemanusiaan.
o sebagai alat atau mesin yang dapat di manipulasi oleh pemimpin mereka.
I
a
a
115
o
o
direorganisasi secara efisien, kepentingan ekonomi para karyawan dapat
o dipenuhi melalui berbagai program insentif kerja.
t hasil penggalian arkeologi, cerita dari mulut ke mulut yang turun temurun,
dari legenda, mitos, dongeng dan cerita agama, terdapat petunjuk bahwa
o pemerintah atau raja yang zalim atau yang jelek selalu dihubungkan
o
I
o
o
176
o
o
dengan perang dan ketakutan, kemiskinan dan kemelaratan yang diderita
o oleh rakyatnya.
I maupun
yang horizontal. Dengan cara seperti itu masalah politik dan pemerintahan
o
o
Negara atau pemerintahan itu adalah kodrat dan merupakan suatu
o organisme yang mempunyai kehidupan tersendiri.
o desa. Proses yang terjadi di dalam lembaga ini sudah mulai agak
I kompleks sesuai dengan luasnya tujuan yang ingin dicapai. Lembaga ini
masyarakat
o
t
,
I 1,78
o
o
patembayan (gezzelschaft). Ketiga sebagai tingkatan yang paling tinggi
o ialah, masyarakat kehidupan bernegara. Masyarakat ini bertujuan
o memenuhi semua kebutuhan masyarakat lembaga keluarga dan lembaga
juga terdapat sejenis tatanan yang mereka ikuti. Tetapi yang tidak
a terdapat pada kehidupan hewan ialah tujuan kebahagiaan, kesusilaan
a
I
o 1L9
o
o
dijelaskan pengertian pemerintahan sebagai kedaulatan negara yang
a selalu bergerak dan berproses interaksi melalui satu aparat atau fungsi,
o oleh beberapa aparat atau gerak dan saling hubungan semua fungsi
I Dari teori ini dapat dijelaskan bahwa gerak dan cara bergerak
I
o
a LzA
I
o
biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya
o kepemimpinan bisa dianggap sebagai pola tindakan pemimpin secara
o
o
personalia yang berguna untuk mencapai beberapa sasaran. Sedangkan
O Miftah Thoha (2003) menyatakan gaya kepemimpinan merupakan norma
o yang memiliki harkat dan martabat yang mulia dengan hak asasi yang
o organisasi masing-masing.
4. Menumbuhkan dan mengembangkan kehidupan bersama dalam
kebersamaan melalui kerjasama yang saling mengakui,
o menghargai, dan menghormati kelebihan dan kekurangan setiap
individu sebagai anggota organisasi.
5. Memberikan perlakuan yang sama pada setiap individu sebagai
o anggota organisasi untuk maju dan mengembangkan diri dalam
persaingan yang fair dan sehat (Jujur dan sportif).
atas dasar warna kulit, ras, kebangsaan, agama, dan status sosial
o ekonomi. Pengimplementasian nilai-nilai demokratis dalam kepemimpinan
o dilakukan dengan memberikan kesempatan yang luas pada anggota
o
o
memanfaatkan kelebihan anggota organisasi melalui kebebasan
o menyampaikan gagasan atau ide, pendapat, kreativitas, inovasi, kritik,
o
o
o
o
I 124
o
o
4.7.2. Gaya Kepemimpinan Otoriter
o Pemahaman tentang literatur yang membahas tentang tipologi
organisasi, baik pada jenjang atas maupun jenjang menengah dan bawah.
o Kebutuhan akan kekuasaan menjadi dominan pada seorang pemimpin
o kebutuhan sosial berupa rasa aman fisik dan psikis dan lain-lain.
o
o
seseorang yang menempatkan diri sebagai yang paling berkuasa.
o Pemimpin tertinggi bertindak sebagai penguasa tunggal di lingkungan
posisinya.
o Pihak yang dipimpin jumlahnya yang lebih banyak, merupakan
o pihak yang dikuasai disebut bawahan atau anak buah. pemimpin tidak
kata lain, anggota organisasi tidak memiliki hak sesuatu apapun, dan
o hanya memiliki kewajiban serta tanggung jawab melaksanakan keputusan
o
o
o
o
725
o
o
dan perintah, dan/atau kehendak pimpinan, bukan kepentingan
o organisasi. Dengan kata lain pelimpahan wewenang dan tanggung jawab,
berisi tanggung jawab tanpa wewenang. Tugas dan tanggung jawab itu
o harus dilaksanakan tanpa boleh membantah. Apabila pelaksanaannya
o berbeda dan yang diputuskan atau diperintahkan, meskipun hasilnya lebih
o ketat, yang jika dibantah diancam dengan sanksi yang berat dan
bergantung pada pucuk pimpinan. Oleh karena itulah tidak ada pilihan lain
o bagi bawahan, selain tunduk dan patuh di bawah kekuasaan pemimpin.
o
o
o
O
127
o
o
Pemimpin berpendapat keberhasilan dapat dicapai dari rasa takut
o bawahan pada nasibnya yang akan memperoleh hukuman berat dan
o pimpinan. Kondisi itu kan menimbulkan kepatuhan yang tinggi karena rasa
o disiplin kerja yang tinggi yang ditunjukkan oleh para bawahannya sebagai
o
o
o
o
128
o
o
yang otokratik cenderung menganut nilai organisasional yang berkisar
o pada pembenaran segala c;,ra yang ditempuh untuk pencapaian
bentuk:
o
1. Kecenderungan memperlakukan bawahan sama dengan alat-alat
o lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demlkian kurang
menghargai harkat dan martabat mereka.
2. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian
O tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dan kebutuhan
para bawahan.
3. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan
o keputusan dengan cara memberitahukan kepada para bawahan
tersebut bahwa ia telah mengambil keputusan tertentu dan para
o bawahan itu diharapkan
melaksanakannya saja.
dan bahkan dituntut untuk
a kepemimpinan yang:
1.
o Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
t
o
o
129
o
o
Dari pembahasan singkat di atas kiranya jelas bahwa dalam
O
kehidupan organisasional yang menjunjung tinggi harkat dan martabat
o yang kesemuanya bermuara pada apa yang dewasa ini dikenat dengan
istilah peningkatan mutu hidup seseorang sebagai pribadi yang khas dan
o utuh, tipe pemimpin otokratik bukanlah tipe ideal, bahkan juga bukan tipe
t yang diinginkan.
o berdasarkan keyakinan bahwa tujuan yang telah ditentukan itu wajar dan
o layak untuk dicapai dan disiplin kerja yang terwujudpun hanya karena para
o
o
penekanan pada hubungan diwakili oleh perilaku yang demokratis.
o Pandangan ini popular karena pada umumnya disepakati bahwa
o pemimpin mempengaruhi pengikut melalui salah satu cara berikut:
o berasal dari posisi yang mereka miliki dan asumsi bahwa orang-orang
o dengan pembawaan malas dan tidak dapat dipercaya (Teori X). Gaya
o sendiri dan kreatif di tempat kerja apabila dimotivasi dengan tepat (Teori
o
o
Variasi gaya kepemimpinan sangatlah banyak selain autokratis dan
O demokratis. Robert Tannenbaum dan Warren H. Schmidt melukiskan
o jajaran gaya yang luas pada saat kontinum bergerak dari perilaku
a pemimpin yang autokratis yang berpusat pada atasan pada satu ujung
nonpemimpin.
o Para pemimpin yang berperilaku pada ujung kontinum yang
o autokratis cenderung berorientasi pada tugas dan menggunakan kuasa
t anggota kelompok untuk melakukan apa saja yang mereka ingin lakukan.
lain. Seperti yang terlihat, gaya ini tidak tercakup dalam kontinum perilaku
O
pemimpin yang diilustrasikan dalam figure 4-1. Hal ini karena dipandang
o bahwa dalam realitas, suasana laizes faire menunjukkan ketiadaan
o
o
o
o
732
o
o
kepemimpinan formal. Peranan kepemimpinan formal telah dilepaskan
o dan, karenanya, kepemimpinan yang terlihat bersifat informal. pengakuan
O
o
o
I
133
O
situasional, yang merupakan perkembangan dari Model Efektivitas
o Pemimpin Tiga Dimensi, telah mengidentifikasi kurvilinear seperti itu.
o yang efektif dengan level kematangan para pengikut, bagi para pemimpin.
o
o
o 134
a
a
1. Gaya atau perilaku kepemimpinan yang tidak efektif terdiri dari :
o
o
o
135
o
o
kepemimpinan." Para pengikut adarah vital dalam situasi apapun, tidak
o hanya karena secara individuar mereka menerima atau menolak
O pemimpin, tetapi juga karena sebagai kelompok mereka secara aktual
o Dengan demikian, setiap acuan pada pemimpin atau pengikut dalam teori
o
o
o
135
o
o
tanggung jawab orang yang bersangkutan. sebagai contoh, seorang staf
o memiliki tanggung jawab dalam pelayanan, administrasi, dan
O
o
dikerjakan, bilamana, dan di mana mengerjakannya daripada
o menyediakan dukungan dan penguatan sosio-emosional. Meningkatnya
o
o
o
o
o
o
O
a
o
o
o
o
o
O
o
a
o
138
o
O
BAB V
o
KONFLIK SOSIAL
O
o 5.1. Pengertian Konflik Sosial
f Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
o pertentangan dalam diri satu tokoh dan pertentangan antara dua tokoh.
Dalam konflik, orientasi ke pihak lawan lebih penting daripada obyek yang
o hendak dicapai. Dalam kenyataan dimana berkembangnya rasa
o kebencian yang makin mendaram, pencapaian tujuan seringkali menjadi
O
,
a
o
139
o
o
Pemahaman mengenai konflik diarahkan Kartono & Guloyang
o menyatakan konflik berarti ketidaksepakatan dalam satu pendapat
emosi
o dan tindakan dengan orang rain.a6 Keadaan mentar merupakan hasir
masalah, memacu kerja menjadi isu yang sangat diminati, menjadi ,,lebih
o nyata", dan mendorongnya untuk berpartisipasi serta membantu
orang
o belajar bagaimana mengakui dan memperoleh manfaat dari adanya
o
a
o
740
O
O
dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain
a kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk
o meminimalisasikan konflik.ae pandangan ini dibagi menjadi tiga
o bagian yaitu:
I
pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar
a-nggota.
Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi-rintuk
melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok
o atau organisasi.
3) Pandangan Interaksionis (The lnteractionist View). pandangan
ini cenderung mendorong suatu kelompok atau organiiasi
a terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisaii yang
kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi siatis,
apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. oleh karena itu, menurut
o pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat
secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok
minimum
)
o
147
o
o
kadar tinggi dalam bentuk kekerasan (viotent), dapat juga berkadar
rendah
O
yang tidak menggunakan kekera san (non_violent).
O lstilah sosial berasar dari akar kata bahasa Latin socrus, yang
O hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang
I 52 Simon i 1 990)
Fisher dkk. Mengetota konnii: Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak.
(Jakarta: The British Council,2000)
o
I
I L42
o
o
permusuhan secara terbuka dan atau mengganggu dengan sengaja
o pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya.s3
o
5.2. Undang-undang No. 7 Tahun 2012 Tentang Konflik
O Penanganan Sosial (PKS)
o s3K Wexly dan Gary Yukl A. Peritaku Organisasi dan Psikologi Personatia (terjemahan
o
o
I L43
o
G
Merauke. Suku dominan antara lain Jawa, Sunda, Banten, Bugis, Minang,
o Dayak, Banjar dan Batak. Sedangkan bahasa yang paling sering
o digunakan antara lain bahasa Jawa, Sunda Bugis, Minang, Batak dan
I baik sebelum, pada saat, maupun sesudah terjadi konflik yang mencakup
O
o
I
744
o
o
aman, tenteram, damai, dan sejahtera, memelihara kondisi damai dan
o harmonis dalam hubungan sosial kemasyarakatan, meningkatkan
a tenggang rasa dan toreransi dalam kehidupan bermasyarakat dan
o kondisi fisik dan mental masyarakat serta sarana dan prasarana umum.
I
a
o
745
o
o
0 Membangun karakter bangsa;
o s) Melestarikan nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal; dan
h) Menyelenggarakan musyawarah dengan kelompok
o masyarakat untuk membangun kemitraan dengan pelaku
usaha di daerah setempat.
o b)
konflik; dan/atau
Perluasan Konflik di daerah yang sedang terjadi konflik.
Sistem peringatan dini ini dapat berupa penyampaian
a informasi mengenai potensi konflik atau terjadinya konflik di
daerah tertentu kepada masyarakat.
o (d) peningkatan dan pemanfaatan modal sosial; dan (e) penguatan dan
(sembilan puluh) hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh)
O
hari. Apabila terjadi eskalasi politik dalam suatu daerah atau wilayah
a kabupaten/kota dan memiliki dampak hanya pada tingkat kabupaten/kota,
o
o
wilayah kabupaten/kota dan/atau beberapa kabupaten/kota dalam suatu
o provinsi dan memiliki dampak pada tingkat provinsi, gubernur setelah
o Konflik.
I difakukan dengan Pranata Adat dan tatau Pranata Sosial atau Satuan
O
o
relasi sosial yang adil untuk kesejahteraan masyarakat; (e) penguatan
o kebijakan publik yang mendorong pembangunan lingkungan dan/atau
konflik.
o lmplementasi undang-undang penanganan Konflik sosial
o prakonflik dan pascakonflik agar tak terulang kembali dan yang paling
o
a
a
o
O
149
o
o
a. Pemerintah Pusat.
o Kebijakan Penanganan Konflik oleh pemerintah pusat diharapkan
b. Pemerintah Daerah
o Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah hendaknya
o berpegang dan mengacu kepada kebijakan yang terah dikeluarkan
o
o
3) Mengajak tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat ikut
O berperan serta dalam merumuskan kebijakan untuk
menanggulangi atau menangani konflik yang terjadi.
dalam pertikaian atau konflik, tidak memihak, berlaku yang adil dan
o memperhatikan Hak Asasi Manusia (HAM) dan perannya dapat
o dijelaskan sebagai berikut:
o 2)
hukum yang adil dan netral.
Membentuk aparat penegak hukum yang berwibawa dalam
kualitas dan kuantitas yang cukup.
o 3) Membentuk dan membangun masyarakat yang memiliki
tingkat kesadaran hukum yang tinggi.
4) Kasus yang terindikasi sebagai penyebab konflik hendaknya
o ditangani secara tuntas sampai dengan pemberian sangsi
hukum yang sesuai.
O
o
o
151
o
I
konflik. Rujukan yang dimaksud bisa berupa hasil studi atau
o dokumentasi tentang masalah yang menjadi pangkal konflik, proses
o
1) Aparat keamanan baik dari Kepolisian dan dari rNl dalam
o melaksanakan tugas menangani konflik hendaknya bersifat
netral tanpa berpihak pada kelompok-kelompok yang
bertikai, dan menerapkan aturan atau prosedur penanganan
o yang berlaku meliputi penanganan sesuai skala konflik- yang
terjadi.
o 2) Melengkapi aturan yang mampu untuk mendukung
keamanan dan ketertiban masyarakat.
3) Membentuk aparat keamanan yang berwibawa, berkualitas
o dan profesional.
o f. Masyarakat
o
o
mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga
o mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan
o 1. Tokoh Agama.
a
o
o
o
L53
o
I
3. wakil pihak yang berkonflik dari satuan Tugas penyelesaian
o Konflik Sosial Skala Kabupaten/ Kota.
wajar sejauh dapat dikelola dan justru dapat diarahkan sebagai instropeksi
o diri dalam rangka mewujudkan integrasi sosial.
t
o
I
L54
o
I
yang merambah pada struktur kehidupan sosial yang paling kecil hingga
o besar. Gambaran tersebut tampak lekat dalam konteks Indonesia
o disebabkan oleh kemajemukan masyarakat (multikultural). Kemajemukan
I dalam hubungan pasang surut antara pusat dan daerah. Konflik Aceh dan
o karena perbedaan agama dan etnik. Dua alasan konflik tersebut seringkali
o tahun 1998-2001. Konflik dengan alasan etnik dapat ditemui pada kasus
I diturunkan. selain itu terdapat konflik bernuansa suku, agama, ras dan
o menimbulkan korban.56
o
I
I 155
o
o
berawal dari adanya interaksi politik. Definisi politik sendiri menurut
o Andrew Heywood merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
sengaja dilahirkan untuk mengatasi konflik yang sedang, telah dan yang
o akan terjadi.
a
a
O
o 157
o
o
Sekalipun kedua kategori konflik diatas relatif dapat diredam lewat
o pendekatan struktural, namun bukan mustahil kegagalan pemulihan
o akan datang. Perlu untuk diketahui bahwa konflik vertikal bisa menjalar
I Aceh.
o Diluar dua identifikasi konflik yang relatif mereda hingga saat ini,
o
o
pemerintahan.sT Ekses lain adalah pecahnya konsentrasi birokrasi yang
o merembes pada pelayanan masyarakat, demikian pula konflik antara
o lokal semacam itu tak memilikijalan keluar yang efektif dan adil.
o sTlihat kasus ekses Pemilukada Palopo Sulsel tahun 2012 atau Pemilukada Sumba
Barat Daya Nfi akhir tahun 20'13.Disadari sejak tahun 2005 sampai Desember 2013,
t
o
I 159
o
I merupakan urusan pemerintahan umum yang menjadi tanggung jawab
O penuh pemerintah pusat melalui asas dekonsentrasi.
I yang jelas dalam penanganan konflik sosial menjadi faktor lain yang
o
I ideological breakdown, dimana terlepasnya nilai-nilai dasar sebagai
o pengikat persatuan dalam dinamika masyarakat suatu Negara. Kondisi
I kota dapat meminta bantuan sumber daya TNI untuk menangani keadaan
f petani adat dengan swasta atau perusahaan milik negara (badan usaha
melihat perilaku negara selama ini, masyarakat petani kecil atau adat
o fenomena konflik tidak selalu sarat dengan praktek kekerasan fisik dan
o yang masih memelihara struktur sosial dan budaya secara kuat yang
I bagaimana jika konflik terjadi antar dua komunitas adat yang berbeda.
t antara dua pihak yang berkonflik. ldealnya pasal penggunaan hukum adat
I selihat Novri Susan, Sosiolog konflik Universitas Airlangga, Surabaya; penulis buku
I Negara Gagal Mengelola Konflik (2012) dalam Majalah Desain Hukum.Op Cit.,hal.29
ffitbid
o
I
I 762
o
o
Kekhawatiran lain terkait forum Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
o kabupaten/Kota yang diusulkan. Tidak adanya pengaturan detail
dapat melahirkan pos anggaran baru di APBD.61 Pada sisi lain kehadiran
o
62Lihat Poengky Indarti,
Direktur Eksekutif jmparsial UIJ PKS Melemahkan potri dan TNl,
Majalah Desain Hukum Ap Cit.,hal. 13
I
I
I
o
o
o
oleh Gubernur setelah berkonsultasi dengan pimpinan DpRD provinsi."
o Sebagaimana kita ketahui bahwa persoalan keamanan merupakan urusan
o keadaan konflik'.
konflik social semakin menurun. Hal tersebut berkat upaya tim terpadu
O
yang menjalankan implementasi inpres Nomor 2 Tahun 2013 yang
o dipimpin langsung oleh Menko Polhukam sedangkan di daerah dipimpin
o
I
a
O
164
o
o
oleh gubernur. Perbedaan data dan informasi yang berbeda ini memang
o sangat membingungkan. Namun jika diperhatikan beberapa tahun
o terakhir konflik yang terjadi dalam skala besar dan krusial tidak sebanyak
o pada saat zaman orde Baru. Akan tetapi seperti yang telah dibahas
sebelumnya bahwa konflik tidak hanya teridentifikasi dalam bentuk
a bentrokan dan kekerasan fisik saja, demikian pula konflik anak-anak yang
o contoh diatas cukup mewakili suatu pernyataan bahwa konflik tidak selalu
identik dengan kekerasan dan tumpah darah sehingga konflik yang terjadi
a di Indonesia masih belum mengalami penurunan yang signifikan
o disebabkan jumlah konflik sosial tidak hanya bersifat fisik, termasuk konflik
O
o
o
o
a 155
o
a
5.5. Studi Kasus Konflik Sosial di Banten
o 5.5.1. Latar Belakang Konflik
I dari Batavia (1619) dan Banten (1684) akibat tindakan orang Belanda.
t
a
o 155
o
O
Cikeusik, adalah sebuah dinamika sosial-budaya yang muncul seiring
o dengan perkembangan sektor-sektor ekonomi dan sosial lainnya. Dengan
o kata lain, konflik agama tidak pernah muncul sebagai akar (variabel
I di Banten.
Provinsi Banten yang terletak pada ujung Barat Pulau Jawa berada
o dalam level rendah (hijau). Karena konflik sosial bersifat tidak stagnan
o
o
Kristen dan penduduk Tangerang-Muslim. Fenomena merebaknya
O pembangunan gereja di daerah tersebut yang membuat kebisingan
O dengan nyanyian asing di telinga warga, ditambah dengan banyaknya
Jawa Barat dan Banten dan sisanya di daerah DKI Jakarta65. Sebagai
o contoh, Pembakaran Masjid Uswatun Hasanah di Desa Sindangsari,
o Kecamatan Petir oleh yang tidak dikenal yang merupakan pembakaran
o 6s Data
diperoleh dari Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS/UGM pada
koran elektronik Pikiran Rakyat melalui situs
rakvat"com/nodei'1 35162. Diakses pada tanggal 14 Juli 2016
http://www.pikiran-
ffihttp://m.radarbanten.com/read/beritall O/85l9lKapolda-Banten-Tiniau-Masiid-vanq-
o Dibakar.html Diakses pada tanggal 14 Juli 2016
o
o
a 158
o
o
Berikut beberapa konflik sosial agraria yang terjadi pada Kabupaten
O Pandeglang, Provinsi Banten.
o Iabel 1
o Cibingbing Arman
Perhutani
Mahendra BKPH III
o 1 Cibaliung Mendung
Cikeusik,
Pandeglang
Tahap
Pendata
an
o Sudimanik
.KPH
Banten
Sukajadi
o Sinang-
Warta Saat ini telah
kerta diduduki
o Kiarapa-
petani, tetapi
status tanah
yung
o Manglid
masih sering
diperma-
salahkan
o Malangne-
gah
oleh aparat
+ oknum
Tahap
O 2 Cibaliung Curug Perkebunan
Pendata
perkebunan
(berpotensi
Swasta
an
o Soronang
Cibaliung
konflik)
a Sudimanik
o
o
o
o
o
o 169
o
o
o Ujung Abah Terjadi
Jaya Suhaya Konflik
o "Penembak-
o an atas
petani yang
dibalas
Taman
a Jaya
Lurah
Kamir
dengan
pembakaran
Pos Polisi
o 3 Sumur
STUK
(Seri- BKSDA
Tahap
Pendata
Hutan Tahun
2007
kat TNUK
o Cigoron-
dong
Tani
Ujung
an *Penangkap-
an Petani
Kulon)
o Tunggal
yang
menebang
Jaya pohon
o dikawasan
TNUK
Kertamukti (dalam
O proses
hukum)
o Perkebunan
Tahap Tanah HGU
Cijalarang Pendata yang
o Swasta
an sekarang
digarap oleh
o Cisiih
Lurah
Nadi
petani
(berpotensi
konflik)
o Tanah
Cimang- ditelantarkan
o 4
gu , petani
sudah klaim
PT. melakukan
O Padasuka
Lurah
Pramanugra
1467,20 reklaiming
Hadi Ha sekitar 1000
ha (Kakao)
o Ha
o
o
o
o
o 170
o
o
Sudah terjadi
o Serikat
Tani PT. GAL
landclearing
oleh
Tahap
perusahaan
o 5 Sobang Kutamekar
Kecapi
Kutam
Juhdi
(Global
Agro
Pendata
an
terhadap
ekar Lestari) lahan
o (sTKK) pertanian
warga
o perkebunan
Tanah
o I Cigeulis
Karang
Bolong
Hadi
PT Mios
Rosan Sari
163,93
Ha
terlantar,
sebagian
I kecil sudah
diduduki
o sudah berada pada level high karena beberapa konflik yang terjadi sudah
o menelan korban jiwa dan kerugian negara dan beberapa lagi berpotensi
konflik besar jika pemerintah daerah setempat tidak serta merta dengan
o cepat menengahi permasalahan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
o Provinsi Banten khususnya Kabupaten Pandeglang memiliki
a
a
a
o 17t
o
o
mediasi oleh Pemerintah Daerah agar menghindari akibat yang lebih
o buruk dari Konflik sosial tersebut.
o hingga saat ini ternyata belum adanya ditemukan peraturan khusus baik
o Konflik Sosial di Provinsi Banten terdiri dari beberapa jenis, maka konflik
o
o
o 172
o
o
terletak pada pemangku kebijakan di tingkat lokal, baik itu pemerintah
o daerah maupun aparat keamanan setempat, karena mereka yang paling
o 1) Pencegahan konflik
a. Memelihara Kondisi damai dalam masyarakat
o
o
O
173
o
o
hubungan masyarakat yang berbeda suku, agama dan
o adat istiadat seperti pembentukan FKUB.
Mengembangkan Sistem Penyelesaian Perselisihan
o b.
secara Damai
o
a
o L74
o
o
cara untuk meredam potensi konflik tersebut. Namun,
o konflik yang dilarbelakangi oleh pendirian rumah ibadah
yang kerap muncul di Provinsi Banten disebabkan juga
o oleh dalam pembangunan rumah ibadah yang tidak
a
o
t 775
l
o
o
manajemen konflik melalui pembangunan sistem
o peringatan dini. Dalam konteks konflik sosial keagamaan
yang terjadi, Pemerintah Provinsi Banten setiap tahunnya
o melaksanakan Workshop Penanggulangan Gerakan
o 2) Penghentian Konflik :
70http:fibanten.kem
a Juli2016.
. Diakses pada tanggal 14
t
I
I 176
o
I unsur akademisi di Banten juga ditujukan untuk
o melakukan proteksi dini guna mengantisipasi terjadinya
berbagai macam aksi yang mengancam keutuhan
o NKR|71. Satgas yang dibentuk itu kemudian
I
o
o 177
O
o
dengan cara penyelematan, evakuasi dan identifikasi
o korban konflik secara cepat dan tepat, pemenuhan
kebutuhan dasar korban konflik, sterilisasi tempat yang
o rawan konflik, penyelamatan sarana dan prasarana vital.
t d.
aula dan asrama Dinas Sosial72.
Bantuan Penggunaan dan Pengerahan Kekuatan TNI
I Dalam keadaan status keadaan konflik, kepala daerah
dapat meminta bantuan penggunaan kekuatan TNI
o kepada pemerintah dengan dikoordinasikan oleh Polri.
o T2https://liniamso
tanggal 14 Juli2016.
. Diakses Pada
o 73http //www.
: ipnn. com/
Diakses pada tanggal 14 Juli 2016.
o
I
t 778
o
o
meminta tambahan Brimob bukan meminta penggunaan
o dan pengerahan TNI untuk menangani konflik sosial di
o Kabupaten Lebak.
O 3) Pemulihan Pascakonflik
o b- Rehabilitasi
Pemerintah Daerah melaksanakan rehabilitasi didaerah
o pascakonflik dalam bentuk pemulihan psikologis,
o
o
o L79
o
I pembangunan lingkungan dan/atau perdamaian daerah
o perdamaian berbasiskan hak masyarakat dan lain-lain.
Beberapa tindakan rehabilitasi pascakonflik yang
o dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Banten adalah
o c.
KAMTIBMAS.
Rekonstruksi
o
o
Tshttp://suarabante
a Diakses pada tanggal 14 Juli2016.
o
o
o
o
o
o
BAB VI
o TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMERINTAHAN
o
6.1.
t Latar Belakang
o diperintah dalam suatu posisi dan peran, yang mana komitmen tersebut
hanya dapat dipegang apabila rakyat dapat merasa bahwa pemerintah itu
o memang diperlukan untuk melindungi, memberdayakan dan
o mensejahterakan rakyatnya.
o 76
Rasyid, Ryas. Makna Pemerintahan. Mutiara sumber widya, Jakarta. 2000 hal.13
I 180
o
O
o 181
o
o
menyalurkan para gelandangan ke sektor kegiatan yang produktif,
o dan semacamnya.
Keenam, menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan
o masyarakat luas, seperti mengendalikan laju inflasi, mendorong
penciptaan lapangan kerja baru, memajukan perdagangan
domestik dan antarbangsa, serta kebijakan lain yang secara
o langsung menjamin peningkatan ketahanan ekonomi negara dan
masyarakat.
o governance. Oleh karena itu, persoalan ekonomi dan politik yang dihadapi
saja dalam perspektif pemerintahan murni. Saat ini secara tinjauan sosial-
O ekonomi masyarakat, kenyataan bergerak pada suatu keadaan yang
o dapat dilihat dalam dua hal besar. Pertama, pembangunan ekonomi yang
o luas sehingga gagal menumbuhkan benih ekonomi mikro yang ada pada
o ras yang mayoritas masih terbentuk dalam suatu wadah dengan kelakuan
o akhirnya memuncak pada satu titik yaitu rusaknya toleransi yang telah
Realitas dari hal kedua dapat dilihat secara nyata dalam lingkaran
O kehidupan sehari-hari. Ekonomi Indonesia triwulan l-2015 terhadap
a Asinq 552fe6156ea8
'
. Diakses pada 10 Juti 2016
. Diakses pada 10 Juli 2016
o
o
o 183
O
o
menjalankan berbagai fungsi pemerintahan perlu diperhatikan agar dapat
o dilihat peran atau posisi apa yang sedang dijalankan oleh pemerintah.
a Hal ini merupakan fungsi dasar yang dimiliki pemerintah dilihat dari
o berbagai peran dan posisi yang diambil oleh pemerintah dalam suatu
o pemerintahan itu sendiri. Hal ini dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan
o yang pada tujuan pokoknya yakni dalam memenuhi hajat kebutuhan orang
o
o
o L84
o
o
pemerintah ditengah masyarakat. Sebagai pengatur masyarakat,
O pemerintah menyusun, menjalankan, dan mengawasi peraturan bertujuan
o dasar pemerintahan.
o
o
menumbuhkembangkan kepentingan dan cita-citanya sendiris0.
o Pemerintah harus menyusun dan menerapkan secara konsisten berbagai
o (persuasi) orang lain agar orang yang telah diyakinkan itu melakukan apa
o yang bergantung pada dimensi mana kekuasaan itu akan dilihat. Menurut
o
o
o 185
o
O
Karl Max, kekuasaan adalah suatu fungsi dominasi suatu kelas yang
o didasarkan pada penguasaan atas ekonomi, atau manipulasi ekonomi.
I sebab atau bahkan akibat dari berbagai proses lain seperti proses
o
o
o
187
o
o
lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan saja, tetapijuga di dalam
o interaksi masyarakat dan bentuk interaksi sosial. Pembentukan melalui
o interaksi sosial ini biasanya terjadi dalam waktu yang lama dan melalui
o kekuasaan yang ada. Sanksi di sini tidak hanya dipandang sebagai suatu
o aturan dan norma. Dalam hal ini sanksi dapat berupa hadiah, imbalan,
o dan lain sebagainya. Dalam sudut pandang yang lebih luas, kekuasaan
o
t
o
o 188
o
o
masyarakat. Dalam konteks ini, kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu
o konsep pendominasian antarindividu dan kelompok yang se€ra strata
o berbagai cara seperti kekerasan fisik (force), koersi (coercion) dan lain
t sebagainya.
o
a
o
189
a
o
kelompok lain yang tidak sejalan sebagai kelompok yang bukan pengikut.
O
Penyeragaman yang dimaksud tidak hanya melalui pakaian, tetapi juga
o cara untuk mencapai hal yang diinginkan, antara lain membagi sumber-
Dalam setiap kondisi dan situasi, terdapat tiga unsur dalam melihat
o sebuah hubungan kekuasaan atau bukan. Ketiga unsur itu meliputi tujuan,
o sumber-sumber pengaruh. 86
o
a
t 190
o
o
Kekuasaan dalam perjalanannya memiliki beberapa akses untuk
O mencapai tujuannya. Akses tersebut digunakan sesuai dengan dimana
t satu pihak yang lebih kuat dari pihak yang lain. Jadi, selalu ada hubungan
o
I
hukum juga
a adalah produk dari kekuasaan yang bertujuan menjamin tercapainya
o
a
l
o 192
o
O
suatu satuan wilayah. Kekuasaan dalam suatu wilayah dapat berupa
o kekuasaan yang bersifat formal maupun nonformal. Kekuasaan formal
O Namun, pada 2013, jumlahnya naik signifikan menjadi 560 kasus. Pada
a http:/lnasional.komoas.com/read/2O14/08/18/10085091/Tren.Korupsi.Naik
pada 15 Juli2016.
Laoi. Diakses
a
a
o
193
o
a
hanya menjadikan sebagian pejabat menengah sebagai tumbal akan
o penyalahgunaan kekuasaan dalam lingkaran yang lebih besar.
o
Dalam beberapa kasus bahkan penyalahgunaan kekuasaan
a sendiri dilegitimasi menjadi sebuah celah hukum yang terus dieksploitasi
o yang ada.
I maka ilmuwan politik tertarik tentang bagaimana suatu sistem politik dapat
o dalam tubuh sistem politik utama ke dalam bagian-bagian sub hingga sub-
o
o L94
I
I dalam jumlah yang lebih banyak, diatur melalui hukum, semaunya
o dan paksaan. Secara mendasar, model ini berasumsi bahwa dalam
b. Model Pluralis
o Setiap kelompok masyarakat terkelompok berdasarkan kesamaan
a
o
hanya terjadi diantara masyarakat dan masyarakat, tetapi juga
O
meliputi antarlembaga Negara.
o Model Kerakyatan
a
I
o
o
196
O
o
menciptakan kebaikan bersama bagi seluruh warga Negara layaknya cita-
o cita Plato.
t
(kekuasaan kepolisian) 4. Rech tsspraak (kekuasaan mengadili). Distribusi
a dalam satu tangan saja, karena kekuasaan yang absolut cenderung akan
I
a
o 197
o
O
melaksanakan hukum positif, dan dengan begitu dapat
o dirincikan hubungan hukum antara pemerintah dengan
warga negara).
Berbagai pengertian mengenai wewenang
o sebagaimana
keahlian. Nilai dan norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat
o akan mempengaruhi pelaksanaan kewenangan politik. Pada suatu
o
a
198
a
I kepercayaan, kekuatan. Kewenangan semacam ini dinamakan sebagai
o kewenangan substansial. Sedangkan dalam keadaan masyarakat yang
O dengan struktur dan kultur masyarakat yang lebih modern dan kompleks,
I undangan dan hukum positif yang tertulis dengan ikatan yang formal dan
o
a
tertentu. Kewenangan substansial biasanya bersandar pada aspek-aspek
o agama, religi, kepercayaan, ketokohan, dan terdapat dalam suatu
o pemahaman yang sulit untuk diubah. Kewenangan substansial bagi
Selain dari pada itu AAUpB merupakan nilai-nilai etik yang hidup dan
o berkembang dalam lingkungan hukum administrasi. Freis Ermessen
o
o
o
O
200
o
o
merupakan salah satu sarana yang memberikan ruang gerak kepada
o pejabat atau badan-badan administrasi negara untuk melakukan tindakan
o
o
membebani masyarakat, maka pejabat harus memberitahukan terlebih
o dahulu kepada masyarakat dan memberi perlindungan hukum kepada
I kepada masyarakat.
O
o
t
I
o
o
o
o
o
a
o
o
o
o
o
o
o
o
o
DAFTAR PUSTAKA
o
o A. Buku
o 202
o
o 203
o
o
Kuper, Adam and Jessica, 2000 Ensiklopedi llmu-llmu Sosra/. Rajawali
o Pers.
Kupers, Wendelin, 2A07. Prespektives on integrating leaderhip followerhip.
o
a
o 204
o
o
B. SUMBER LAIN
O
Majalah Desain Hukum, Vol. 12, No. 5, Tahun 2412
o https:iiid.wikipedia.orq/wikiiPranata. Diakses tanggal 1 5 Juli 2016
www.wikipedia.org dengan judul Partai Politik. Diakses pada tanggal 15 Juli
o 2016
https://sabdalangit.wordpress.comlcategorvlfilsafat-pewavanoan/pusaka-
hasta-brata-wahyu-makutha-ramal. Diakses pada tanggal 15 Juli
o 2016.
http libanten. antara news. comlberita/2 1 08 1 /wanti mpres-pantau-
:
banten-keamanan-banten-butuh-peran-aktif-masyarakat. html'
Diakses pada tanggal 14 Juli 2016.
httos://linjamsos depsos.qo id/modules. php?name=News&new topic=4.
o Diakses pada tanggal 14 Juli 2016.
http://www jpnn.comlread/2O1211 1/13/146754/index.php?mib=berita.detail
a &id=150343. Diakses pada tanggal 14 Juli 2016-
http://kesbanqpolbantenprov. neti index. php?option=com content&view=art
icle&id=111:sekda&catid=45:berita<emid=88. Diakses pada
o tanggal 14 Juli 2416.
http://suarabanten. com/polda-banten-bekeria-sama-xl-sms-pen@duan-
o Bahaya!!!
kamtibmas/. Diakses pada tanggal 14 Juli 2016.
80 persen asset Negara dikuasai asing.
http:l/www. kompasiana. co$/paltih utabaraUbahava-80-aset-negara-
o sudah-dikuasai-asinq_552fe61 56ea83481 5d8b45a6. Diakses pada
10 Juli 2016
www.bps.qo.id/brsiviewlid/1 143. Diakses pada 10 Juli 2016
o Tren Korupsi Naik Lagi.
http: /lnasiona I kom pas com/read/20 1 4/08i 1 8/ 1 008509 1 /Tren Koru o
"
o
o
o
o
o
Penulis menelusuri Situs Resmi Pemerintah Daerah provinsi Banten
o Peraturan Daerah provinsi Banten oari i@
um html).
tahun
o 2014 dan Peraturan Gubernur Banten dari tahun 2a1o hingga tahun
2AM
o
o
o
o
O
O
o
a
o
o
a
o
o
o
o
o
o
a