Anda di halaman 1dari 5

Gizi Kerja dan Olahraga

Why worker’s nutrition is important ?


- Hampir satu miliar pekerja mempunyai status gizi kurang dan satu miliar yang overweight
atau obese (WHO, 2004 a)
- Meal programs di tempat kerja dapat mencegah kekurangan micronutrient dan penyakit
kronik termasuk obesitas
- Investasi pada nutrisi akan berdampak pada reduksi hari kesakitan pekerja dan kecelakaan
dan meningkatkan produktivitas dan moral pekerja
- Akses ke makanan sehat adalah proteksi yang esensial dari keracunan makanan yang dapat
membahayakan keselamatan kerja karyawan
- Status gizi yang cukup dapat meningkatkan produktivitas level sebanyak 20% (WHO,
2003a)
- 1% kkal dapat meningkatkan 2.27 % hasil produktivitas pekerja secara keseluruhan
(Galenso and Pyatt, 1964)
- Meningkatkan rata- rata asupan sehari sebanyak 2770 kkal per orang dengan nutrisi yang
seimbang pada negara sampel penelitian dapat meningkatkan rata-rata peningkatan GDP per
tahun mendekati 1% antara tahun 1960 sampai 1990 (Arcand, 2001)

- Defisiensi zat besi berdampak pada setengah dari populasi dunia, terutama pada
perkembangan dunia (Stoltsfuz, 2001). Rendahnya tingkat zat besi berhubungan dengan
kelemasan, kelambatan, dan kurangnya kordinasi
- Sebanyak 30 % gangguan pada kapasitas pekerjaan fisik dan performa dilaporkan karena
kekurangan zat besi pada laki-laki maupun perempuan (WHO, 2001, p, 30)
- Kekurangan Micronutrient menyumbang sebanyak 2-3 % untuk menurunkan GDP di negara
dengan penghasilan rendah; dan di Asia Selatan, defisiensi zat besi sendiri mengurangi
produktivitas sebanyak US5 miliar. (Ross and Horton, 1998, p.38)

- Hypoglikemia atau gula darah yang rendah, dimana dapat terjadi saat menunda atau
skips a meal, dapat memperpendek jangka perhatian (focus) and memperlambat kecepatan
manusia memprses informasi
- Penelitian membuktikan jika pekerja yang obesitas dua kali lebih beresiko untuk miss work
sebagai pekerja yang sehat (Wolf and Colditz, 1998)
- obesitas menyumbang 2-7 persen dari total biaya kesehatan di negara industri (Kumanyika
et al., 2002).
- Di Amerika Serikat, total biaya yang disebabkan oleh obesitas dihitung untuk tahun 1995
sebesar US$99,2 miliar (Wolf dan Colditz, 1998)
Studi Kerja Shift
1. Tujuan : mengetahui pengaruh kerja shift pada asupan nutrisi, termasuk makro nutrisi dan
mikro nutrisi
2. Subjek : 2254 pekerja pabrik di Jepang, pria usia 20 – 59 tahun
3. Dibagi menjadi tiga kelompok :
- Kelompok pekerja non shift
- Kelompok pekerja shift tanpa shift malam
- Kelompok pekerja shift dengan shift malam
4. Asupan total energi secara nyata lebih tinggi pada pekerja shift malam usia > 30 tahun (p =
0.004)
5. Asupan mikronutrient secara nyata lebih rendah pada pekerja shift malam usia >30 tahun
6. Asupan daging, produk susu, dan sayuran secara nyata lebih rendah pada pekerja shift
malam usia > 30 tahun (p<0,05)
7. Kesimpulan : kerja shift, terutama kerja dengan shift malam mempengaruhi asupan nutrisi.
Studi Pekerja Wanita Bermasalah Denga Underweight, Anemia, dan Kekurangan Zat
Besi
1. Tujuan : mengetahui status gizi, hemoglobin dan micronutrient pekerja pabrik garment
2. Subjek 223 pekerja wanita pabrik garment di Kamboja
3. Hasil : 31.4 % underweight, 26.9% anemia, 22.1 % kekurangan zat besi
4. Fact findings :
- Pekerja dengan jam kerja tidak teratur berpotensi kehilangan nafsu makan dan malas
mempersiapkan makanan karena tubuh sulit beradaptasi dengan ritme sikardian dan
bersosialisasi dengan keluarga dan teman
 Pola makan dan tidur yang teratur sulit dipertahankan ada pekerja dengan jam kerja
tidak teratur
- Pekerja dengan jam kerja shift malam cenderung mengalami defisiensi mikro nutrisi
- Kerja shift seringkali dikaitkan dengan maslaah kesehatan (saluran cerna, obesitas,
penyakit kardiovaskulat, dll)
- Pekerja wanita bermasalah dengan underweight, anemia dan kekurangan zat besi
Permasalahan
1. Kurangnya perhatian pengusaha dan pekerja
2. Diberikannya uang makan tanpa menyediakan makanan
3. Bagaimana cara menyediakan makanan
4. Berapa yang harus diberikan
5. Apa dan kapan makanan diberikan
6. Keracunan makanan
Peraturan Gizi Pekerja di Indonesia
Pasal 35 ayat (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU
Ketenagakerjaan”) dikatakan bahwa pemberi kerja dalam mempekerjakan tenaga kerja wajib
memberikan perlindungan yang mencakup kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan baik mental
maupun fisik tenaga kerja.
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul
07.00 wajib memberikan makanan dan minuman bergizi.
Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh selama waktu kerja lembur berkewajiban
memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur
dilakukan selama 3 (tiga) jam atau lebih
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor SE-07/Men/1990 Tahun 1990
tentang Pengelompokan Komponen Upah Dan Pendapatan Non Upah disebutkan bahwa fasilitas
adalah kenikmatan dalam bentuk nyata/natura yang diberikan perusahaan oleh karena hal-hal yang
bersifat khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, seperti fasilitas kendaraan (antar
jemput pekerja atau lainnya); pemberian makan secara cuma-cuma; sarana ibadah; tempat penitipan
bayi; koperasi; kantin dan lain-lain.

PP Nomor 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja Pasal 5


d. penerapan gizi kerja; dan
e. peningkatan kesehatan fisik
Workers’ meal programmes are good for workers, good for business and good for the nations
Program makanan pekerja baik untuk pekerja, bisnis, dan negara

Gizi Olahraga
One of the factor of a legend is a Nutrisionist. Atlet Lionell Messi mempunyai personal dietitian
Giuliano Poser

Menu Kampung Atlet

Summer Athlete somen


oden 126 tomato steamed
kkal chicken 360 kkal

Salmon Zunda de
zangi 461 panacota 163
kkal kkal

Menjadi seorang ahli gizi olahraga dengan jenjang karir yang baik
Sports nutritionists develop and implement nutritional plans for people, athletes and sports teams, for
the purposes of maximizing the health and performance of the athletes physical activity.
Ahli gizi olahraga mengembangkan dan menerapkan rencana nutrisi untuk orang, atlet, dan
tim olahraga, untuk tujuan memaksimalkan kesehatan dan performa aktivitas fisik atlet
Tugas Ahli Gizi Olahraga

 Nutrition assessment
 Nutrition diagnosis (problem identification)
 Nutrition intervention (planning, implementation)
 Nutrition monitoring and evaluation

ETIKA PROFESI SEORANG AHLI GIZI OLAHRAGA

1. Sport dietitian yang berpengalaman sebagai registered dietitian yang menerapkan


pengetahuan nutrisi yang berbasis bukti dalam latihan dan olahraga. Mereka mengasses,
mendidik, dan menasihati atlet dan individu yang aktif. Mereka merancang,
menerapkan, dan mengelola strategi nutrisi yang aman dan efektif yang meningkatkan
kesehatan seumur hidup, kebugaran, dan performa optimal.
2. CSSD - Menjadi Dewan Bersertifikat sebagai Spesialis Sport Dietitian mengangkat
pengetahuan spesifik, keterampilan, dan keahlian khusus untuk kompetensi dalam
praktik dietetika olahraga.
Integrated Support Team (IST)

Sport science adalah disiplin ilmu yang


mempelajari aplikasi dari prinsip science dan
Teknik yang focus untuk meningkatkan
performa olahraga
Terdiri dari integrasi kelompok yaitu
professional yang mensupport atlet dan pelatih
Tujuannya adalah untuk memastikan kesiapan
kesehatan atlet, kebugaran dan psikologis atlit
dalam menjalankan performa yang optimal

Job opportunities

Pemeliharaan Status
Perbaikan Status Gizi Perbandingan Pemulihan
Gizi

1. Athletic performance companies


2. Colleges and universities (athletics, student health, campus wellness, faculty and staff)
3. Corporations (wellness, food industry)
4. Health care organizations (hospitals, clinics, eating disorder treatment)
5. Hospitals and clinics
6. Military bases and affiliates
7. Online nutrition coaching
8. Professional sports organizations
9. Private practice U.S. Olympic Committee and training facilities

Anda mungkin juga menyukai