• KERACUNAN
• LUKA
• TUMPAHAN ZAT
• KEBAKARAN
• LEDAKAN
PENYEBAB KECELAKAAN DI LABORATORIUM
• HTTPS://WWW.YOUTUBE.COM/WATCH?V=EBITEOEOQME
APAR di lantai 4 ada 3: di depan Lab Mikrobiologi, di depan ruang PCR (di
dalam Lab Mikrobiologi & di depan Lab Ekologi
Ukuran APAR: 5 kg
ALAT PEMADAM API RINGAN
Jenis/isi : Dry
(APAR)
chemical powder
PENGENALAN & CARA PENGGUNAAN APAR
• HTTPS://WWW.YOUTUBE.COM/WATCH?V=JZTM9NIW6-E
HYDRANT BOX
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
DI LABORATORIUM
KOTAK P3K
SAFETY SHOWER & EYE WASH
(PERTOLONGAN PERTAMA PADA
(Ada di Lab Pangan)
KECELAKAAN)
TIPE KOTAK P3K BERDASARKAN PERMENAKER
NO.PER.15/MEN/VIII/2008
Kotak P3K Tipe A u/25 orang Kotak P3K Tipe B u/ 50 orang Kotak P3K Tipe C u/ 100 orang
20 pcs kassa steril 16x16 cm 40 pcs kassa steril 16x16 cm 40 pcs kassa steril 16x16 cm
2 roll perban 5 cm 4 roll perban 5 cm 6 roll perban 5 cm
2 roll perban 10 cm 4 roll perban 10 cm 6 roll perban 10 cm
2 roll plester gulung ½ inch 4 roll plester gulung ½ inch 4 roll plester gulung ½ inch
10 pcs plester cepat regular 15 pcs plester cepat regular 20 pcs plester gulung regular
1 roll kapas 25 gram 2 roll kapas 25 gram 3 roll kapas 25 gram
2 pcs mitella/ kain segitiga 4 pcs mitella/ kain segitiga 6 pcs mitella/ kain segitiga
1 pcs gunting 1 pcs gunting 1 pcs gunting
12 pcs peniti 12 pcs peniti
12 pcs peniti
3 psg sarung tangan latex 4 psg sarung tangan latex
2 psg sarung tangan latex
4 pcs masker 6 pcs masker
2 pcs masker
1 pcs pinset 1 pcs pinset
1 pcs pinset 1 pcs penlight 1 pcs penlight
1 pcs penlight 1 pcs gelas cuci mata 1 pcs gelas cuci mata
1 pcs gelas cuci mata 1 btl NaCl 500 mL 1 btl akuabides
1 btl NaCl 500 mL 1 btl Povidone iodine (60 mL) 1 btl Povidone iodine (60 mL)
1 btl Povidone iodine (60 mL) 1 btl alkohol 70% 1 btl alkohol 70%
1 btl alkohol 70% 2 pcs plastik biohazard 3 pcs plastik biohazard
1 pcs plastik biohazard 1 pcs plastic ICE 1 pcs plastic ICE
1 pcs plastic ICE 1 pcs buku panduan P3K 1 pcs buku panduan P3K
1 pcs buku panduan P3K 1 pcs manual kit P3K 1 pcs manual kit P3K
1 pcs manual kit P3K 1 pcs buku laporan P3K 1 pcs buku laporan P3K
1 pcs buku laporan P3K 1 pcs daftar isi 1 pcs daftar isi
CARA PENGGUNAAN EYEWASH
• HTTPS://WWW.YOUTUBE.COM/WATCH?V=NVLO7TGMDMC
LAB SAFETY & PERATURAN LABORATORIUM
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
DI LABORATORIUM
• HTTPS://WWW.YOUTUBE.COM/WATCH?V=1-VIHT5TTHU
CHEMICAL SPILLS IN LABORATORY
TONTON DI:
HTTPS://WWW.YOUTUBE.COM/WATCH?V=AZCD1ZFD6K4&FEATURE=YOUT
U.BE
TERIMA KASIH
1. MIKROPIPET
• Mikropipet merupakan alat yang digunakan untuk mengambil
larutan dalam volume yang sangat kecil dengan ketepatan tinggi.
Beberapa
ukuran
mikropipet yang
umum
digunakan.
Penggunaan mikropipet
memerlukan tip dengan
berbagai ukuran dan
warna sesuai dengan
volume.
Tip dapat disterilisasi
menggunakan autoklaf.
Cara pemakaian mikropipet
2. SENTRIFUGA / CENTRIFUGE
• Sentrifuga merupakan alat untuk fraksinasi atau memisahkan beberapa
komponen berdasarkan berat molekulnya.
• Sentrifuga juga digunakan untuk mengumpulkan larutan yang terdapat
di dinding tabung Eppendorf atau tabung reaksi ke dasar tabung.
• Persyaratan utama dalam penggunaan sentrifuga adalah keseimbangan
dari bahan dan alat pada saat sentrifugasi.
• Kecepatan putaran sentrifuga dapat diatur sesuai kebutuhan, dan
kecepatannya dapat diukur dengan berbagai satuan seperti revolution
per minute (rpm / x g) dan relative centrifugal force (rcf)
Catatan:
• Pelajari cara mengoperasikan mesin dari manual yang diberikan pabrikan.
• Waktu yang digunakan untuk memanaskan mesin dapat dimanfaatkan untuk membuat campuran PCR.
• Kondisi PCR dapat disimpan pada mesin untuk digunakan pada PCR berikutnya.
Cara Penggunaan Thermocycler
4 °C
5. ALAT ELEKTROFORESIS
• Elektroforesis merupakan proses untuk memvisualisasikan materi genetik atau
protein.
• Alat eletroforesis bekerja berdasarkan prinsip ukuran molekul dan migrasi partikel
bermuatan yang bergerak karena adanya arus listrik.
• Tipe alat elektroforesis:
1. Horizontal
‒ untuk elektroforesis DNA
‒ menggunakan gel agarose
2. Vertikal
‒ untuk elektroforesis protein
‒ menggunakan gel poliakrilamid (Sodium Dodecyl Sulphate Poly
Acrylamide; SDS-PAGE)
6. Transluminator UV
• Transluminator UV, yang disebut juga
dengan Gel Documentation System
(Gel Doc), berfungsi untuk
memvisualisasikan hasil
elektroforesis menggunakan sinar
UV.
• Gel Doc umumnya dilengkapi dengan
kamera yang terhubung dengan
komputer, sehingga hasil
elektroforesis dapat diamati dengan
koputer
• Gel agarosa hasil elektroforesis
umumnya harus diberi pewarna
terlebih dulu, seperti EtBr.
• EtBr yang berikan dengan DNA akan berpendar bila terkena sinar UV, sehingga hasil
elektroforesis dapat divisualisasikan dan didokumentasin, seperti yang terlihat pada hasil
penelitian Khamesipour et al. (2014).
Cara penggunaan Transluminator UV
Beberapa peralatan yang digunakan untuk penelitian Biologi Molekuler di
PLT FST UIN Jakarta
Mikropipet
Sentrifuga
Alat elektroforesis horizontal
Thermal cycler
Alat elektroforesis vertikal
UV Transluminator
Daftar Acuan
1. Fatchiyah, E.L. Arumningtyas, S. Widyarti & s. Rahayu. 2011. Biologi
molekuler: prinsip dasar analisis. Penerbit Erlangga, Jakarta: xxiv +
191 hlm.
2. Khamesipour, F., A. Doosti, A.K. Shahraki & M. Goodarzi. 2013.
Molecular detection of Bovine Leukemia Virus (BLV) in the frozen
semen samples of bulls used for artificial insemination in Iran. Res.
Opin. Anim. Vet. Sci., 2013, 3(11), 412-416.
3. Maftuchah, A. Winaya & A. Zainudin. 2014. Teknik dasar analisis
biologi molekuler. Deepublish, Yogyakarta: xx+244 hlm.
4. Suryohastari, B. & F.A. Rahman. 2014. Penuntun praktikum biologi
molekuler. Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Daftar Tautan Gambar dan Video
Mikropipet
• https://solutions.pipette.com/micropipette/
• Pipetting (https://www.youtube.com/watch?v=TFXX8yCWjMo)
Sentrifuga
• https://www.labnetinternational.com/blog/2018/12/3-tips-balancing-your-centrifuge
• https://www.stellarscientific.com/benchmark-scientific-myfuge-mini-benchtop-mini-
centrifuge-with-two-rotors-clear-lid/
• httpswww.youtube.comwatchv=IhJNFGfsUus
Spektrofotometer UV-Vis
• https://www.youtube.com/watch?v=qw2ZaUXgWHU&t=14s
Elektroforesis
• httpswww.youtube.comwatchv=vq759wKCCUQ
• httpswww.youtube.comwatchv=XUjLO-ek2C8
Thermocycler
• http://www.bio-rad.com/webroot/web/pdf/lsr/literature/10020523.pdf
PERSIAPAN BAHAN
UNTUK ANALISIS BIOLOGI MOLEKULER
TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami karakteristik bahan yang digunakan dalam
praktikum serta dapat menyiapkan beberapa larutan yang akan
digunakan dalam praktkum 5 M NaOH; 0,5 M EDTA-Na2; 1 M Tris-HCL PH
7,5; 25% larutan sukrosa; 20% SDS, 5 N NaCl; 10x bufer TE dan 10x
bufer TAE (Tris Acetate EDTA)
Molaritas Normalitas
(M) (N) Molalitas
Part per million
(m)
(ppm)
Persen Kali
(%) (X)
MOLARITAS
Mol senyawa terlarut dalam liter larutan
M = n/V
M = gr/mr x 1000/V
Jawaban:
1. 5 M NAOH, 10 mL (BM NaOH = 40 g/mol M = gr/mr x 1000/V
Berapa gram NaOH yang ditimbang? 5 = gr/40 = 1000/10
gr = 2 gram
2. 0,5 M EDTA-Na2 pH 8, 50 mL (BM EDTA-Na2= Jawaban:
372,24 g/mol M = gr/mr x 1000/V
Berapa gram EDTA yang ditimbang? 0,5 = gr/372,24 = 1000/50
gr = 9,306 gram
NORMALITAS
Normalitas
N = ek / V
Atau N = (n x a)/V
Atau N = M x a
ek = n x a
Jawaban:
0,5 L NaOH dibuat dengan melarutkan Mol NaOH = n = gr/Mr = 5/40 =
5 gram NaOH (Mr = 40) 0,125 mol
Berapa Normalitas dari larutan Jumlah ion OH- = a= 1
tersebut? ek = n x a = 0,125 x 1 = 0,125
N = ek / V = 0,125/0,5 = 0,25 N
PERSEN (%)
Persen massa (% b/b) = massa zat terlarut/ (massa zat terlarut
+ massa pelarut) x 100%
Jawaban:
Berapa % massa NaCl yang
% massa NaCl =
dibuat untuk melarutkan 20 gram
20/ (20+60) x 100% =
NaCl kristal dalam 60 gram air?
25%
PERSEN (%)
Persen volume (% V/V) = volume zat terlarut / (volume zat
terlarut + volume pelarut) x 100%
Jawaban:
Hitung % volume 50 mL alcohol yang
% volume =
dilarutkan dalam 70 mL air
50/(50+70)x100%
= 41,67%
PERSEN (%)
Persen massa-volume (% b/V) = massa zat terlarut/ volume
pelarut x 100%
20% SDS, 10 mL
Berapa gram SDS yang harus Jawaban:
ditimbang? = 2 gram
KALI (X)
Pengenceran:
M1.V1 = M2.V2
MOLALITAS (M)
Jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram (1 kg)
pelarut
m = n/P
n = jumlah mol terlarut (mol)
P = massa zat pelarut (kg)
Jawaban:
10 gram NaOH dilarutkan di 2 kg air. Jumlah mol NaOH = n = massa
Mr = 40. terlarut/Mr
Berapa molalitas larutan tersebut? = 10/40 = 0,25 mol
Molalitas larutan = m = n/P
= 0,25/2 = 0,125 molal
PART PER MILLION (PPM)
Untuk larutan sangat encer, jumlah zat terlarut terdapat dalam jumlah sangat kecil,
sehingga konsentrasi zat terlarut dalam larutan dinyatakan dalam bentuk ppm (parts
per million) atau bpj (bagian per juta).
Ppm didefinisikan sebagai massa zat terlarut (dalam mg) dalam 1000 mL larutan. Secara
matematis dituliskan sebagai berikut:
Karena konsentrasi larutan ini sangat encer, sehingga massa jenis larutan sering dianggap
sama dengan massa jenis pelarut (misal air), maka definisi ppm atau bpj dapat juga
dinyatakan sebagai :
https://www.youtube.com/watch?v=S6bgIeM5wSQ
PEMBUATAN BUFFER
https://www.youtube.com/watch?v=yEqug-4-NMo
PENGGUNAAN PH METER
https://www.youtube.com/watch?v=vwY-xWMam7o
HITUNGLAH!
1. 10x buffer TE, 10 mL
Jawaban:
Tris-HCl 0,1 mL
EDTA 0,02 mL
Akuabides steril 9,88 mL
HITUNGLAH!
1. 10x buffer TAE, 100 mL
Konsentrasi stok Konsentrasi akhir Volume larutan stok
1 M Tris-HCl pH = 7,5 0,4 M Tris-HCl pH =7,5 … mL
0,5 M EDTA pH = 8 0,01 M EDTA pH = 8 … mL
Asam asetat glasial (17,5 0,2 M asam asetat … mL
M)
Akuabides steril … mL
Volume total 100 mL
3. Larutan NaOH dibuat dengan melarutkan 5 gram NaOH ke dalam 45 gram air. Hitunglah persen massa larutan tersebut!
= massa larutan 5+ 45 = 50 gram
% massa NaOH = (5 g/50g) x 100% = 10%
TAMBAHAN
- Alasan pembuatan stok
- Labelling
- Penyimpanan
- Efektivitas = pembuatan bahan harus disesuaikan. Tidak berlebih dan tidak kurang
- Perhatikan penggunaan larutan yang fresh
MILLI-Q WATER
https://www.youtube.com/watch?v=NrP-hBamZ9U
Tujuan Praktikum
• Mahasiswa mampu melakukan isolasi DNA leukosit dengan metode
salting out.
Pertanyaan:
• Apakah yang dimaksud dengan leukosit?
• Apa yang harus diperhatikan dalam melakukan isolasi DNA dari
leukosit? Mengapa?
• Mengapa sampel DNA darah manusia diambil dari leukosit?
• Apa yang dimaksud dengan salting out?
• Apa yang dimaksud dengan salting in?
• Sebutkan contoh garam yang dapat digunakan untuk metode salting
out.
Darah • Volume darah pada manusia dewasa
segar sekitar 5 L, atau sekitar 8% dari
berat badan manusia.
• Darah merupakan merupakan
jaringan ikat khusus yang terdiri dari
sel-sel darah, keping darah
(trombosit), dan substansi
interseluler cair yang disebut plasma
darah.
• Karena sifat plasma yang cair, maka
di antara sel-sel darah tidak terdapat
hubungan ruang yang pasti.
• Terdapat dua tipe sel darah
berdasarkan morfologinya dalam
sampel darah segar, yaitu:
‒ Sel-sel darah merah (eritrosit)
‒ Sel-sel darah putih (leukosit)
ERITROSIT
• Eritrosit merupakan sel darah yang sudah sangat terdiferensiasi,
dan memiliki fungsi khusus untuk mentransportasikan O2.
• Pada mamalia, eritrosit merupakan sel yang sudah melepaskan
inti sel dan organel-organel sitoplasma lainnya selama
perkembangannya.
• Sel-selnya berbentuk cakram bikonkaf, dan bila dilihat pada bidang datar, selnya
berbentuk bundar dengan diameter sekitar 8 μm.
• Setiap eritrosit memiliki membran plasma yang merupakan kompleks lipoprotein.
• Di bawah membran plasma, terdapat sitoskeletal yang membentuk jala yang
berfungsi mempertahankan bentuk bikonkaf dan mengefektifkan aliran O2 dan CO2 di
dalam eritrosit.
• Jumlah eritrosit di dalam darah lebih besar dibandingkan komponen-komponen padat
lainnya.
‒ Pada laki-laki dewasa: 5 – 5,5 juta sel / mm3.
‒ Pada wanita dewasa: 4,5 – 5 juta sel / mm3.
LEUKOSIT
• Leukosit merupakan sel darah yang mengandung inti sel, dan
jumlahnya di dalam tubuh manusia dewasa sehat sekitar 5000 –
9000 sel / mm3.
• Terdapat dua tipe leukosit, yaitu:
(1) leukosit granular
(2) leukosit agranular.
• Leukosit granular terdiri dari:
‒ Neutrofil: intinya berbentuk polimorf dan merupakan tipe yang paling
banyak terdapat di dalam darah (65 – 74 %).
‒ Eusinofil: intinya umumnya memiliki dua lobus dan ukurannya sedikit lebih
besar dibanding neutrofil.
‒ Basofil: batas inti umumnya tampak tidak teratur dengan ukuran sel hampir
sama dengan neutrofil.
• Leukosit agranular terdiri dari:
‒ Limfosit: memiliki inti yang relatif besar dengan sitoplasma yang lebih sedikit dibanding monosit.
‒ Monosit: intinya umumnya berbentuk tapal kuda.
• Leukosit berperan dalam sistem pertahanan tubuh organisme.
• Sel-sel leukosit mampu menembus pembuluh darah dan masuk ke jaringan ikat lainnya untuk melindungi
tubuh dari benda-benda asing.
TROMBOSIT DAN PLASMA
Trombosit
• Trombosit berwujud cakram protoplasma kecil berdiameter 2 – 4 μm.
• Jumlahnya di dalam tubuh orang dewasa sehat antara 200.000 – 300.000 / mm3.
• Trombosit tidak memiliki inti.
• Trombosit terutama berperan dalam pembekuan darah.
Plasma
• Plasma darah berupa cairan kekuningan dan merupakan bagian terbesar dari
darah, yaitu 55% dari seluruh volume darah.
• Plasma darah sendiri terdiri dari 92% air, sementara 8% lainnya terdiri dari bahan-
bahan penting seperti protein, glukosa, imunoglobulin, dan juga elektrolit.
• Plasma darah berperan antara lain untuk membawa partikel-partikel darah ke
seluruh tubuh, mendistribusikan nutrien dari usus, mengangkut limbah dari
jaringan, dan membantu pembekuan darah.
Sentrifugasi
Isolasi DNA Leukosit dengan Metode Salting Out
• Komposisi terbesar dari kromosom
eukariot adalah DNA dan protein.
• Untuk mendapatkan DNA murni, maka
DNA harus dipisahkan dari komponen
terbesar yang menjadi pengotornya, dalam
hal ini protein.
• Metode salting out merupakan salah satu
metode untuk menurunkan tingkat
kelarutan protein dengan menambahkan
garam ke dalam larutan.
• Metode tersebut bertujuan memisahkan
protein dari DNA, sehingga diperoleh DNA
murni.
• Protein merupakan polipeptida yang tersusun oleh asam-asam amino
yang bermuatan maupun yang tidak bermuatan.
• Pada struktur 3 dimensi protein, asam-asam amino yang bermuatan
umumnya terletak di bagian luar struktur yang berhubungan dengan
larutan.
• Pemberian garam dalam konsentrasi rendah dapat meningkatkan
solubilitas protein (salting in) karena menurunkan energi elektrostatis
di antara molekul-molekul protein.
• Pada saat konsentrasi garam terus dinaikkan (salting
out), maka molekul-molekul garam yang terionisasi
akan berikatan dengan molekul-molekul air, sehingga
semakin sedikit molekul air yang berinteraksi dengan
protein.
• Hal tersebut memungkinkan molekul-molekul protein
saling berikatan, terutama protein-protein di bagian
hidrofobik, dan pada akhirnya mengalami presipitasi
(pengendapan).
Pertanyaan:
Apakah fungsi RBC lysis solution?
Apakah fungsi RNAse A?
Apakah nama senyawa dengan rumus kimia NH4COOH, dan apa fungsinya?
Apa fungsi dari etanol absolut?
Apa fungsi dari buffer TE?
Tahapan Isolasi DNA dari Leukosit dengan Metode Salting Out
Sel darah merah dilisiskan dengan RBC lysis solution hingga
1. Pelisisan sel darah merah
diperoleh pellet berwarna putih
(a – e)
(proses dapat berulang 2 – 3 kali).
2. Pelisisan sel darah putih dan Pellet yang terbentuk ditambahkan larutan pelisis sel dan RNAase
komponen sel lainnya (f – g) A, dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 15 menit.
Bahan :
Kultur bakteri E.coli, EDTA 50 mM, larutan sukrosa 25%, EDTA 0,5 M pH 8, lisozim
10 mg/mL, NaCl 5 M, SDS 20%, proteinase-K 5 mg/mL, kloroform, etanol dingin,
buffer TE
2. Sentrifugasi 4250 x g 4. Sentrifugasi 4250 x g
4°C 4 °C 6. inkubasi 37 °C 1 jam
20 menit 15 menit
1.Kultur
Kulturbakteri
bakteri1,5
1,5 3. Suspensikan 5. Pellet:
mL kembali pellet yang + 40 µL sukrosa 25% 7. + 18 µL NaCl 5 M
didapatkan dengan 60 + 10,5 µL EDTA 0,5 M pH 8. + 10,5 µL EDTA 0,5 M
µL EDTA 50 mM + 1,5 µl lisozim 10 mg/mL + 22,5 µL SDS 20%
+ 1,5 µL proteinase-K
10. + kloroform 5 mg/mL
13. (1:1) &
15.
Sentrifugasi kocok pelan selama
Simpan
10.000 x g 20 menit
-20 °C
5 menit
https://www.youtube.com/watch?v=3LPqGTGlvnc
CHELEX
CHELEX = Chelating Ion Exchange Resin
Chelex terdiri dari styrene divinylbenzene copolymer yang berisi pasangan ion-
ion iminodiacetate yang bertindak sebagai chelating groups, yang dapat
berikatan dengan ion-ion metal polyvalent seperti halnya ion Mg2+ dan Ca2+
Selama proses ekstraksi, resin Chelex mampu melindungi sampel dari enzim
DNAse yang mungkin tetap aktif selama proses ekstraksi.
Hal ini dilakukan melalui pengikatan ion & kation, salah satunya adalah
pengikatan ion Magnesium (Mg2+)
Biakan disentrifugasi
Supernatan yang pada kecepatan 13.000
diperoleh dapat rpm selama 15 menit.
Ambil
digunakan untuk supernatannya
penelitian selanjutnya.
200 µl
5 µl genomic bind
300 µl etanol RNAase A, buffer (GB
absolut; diinkubasi Dipanaskan pada suhu buffer);
divorteks selama selama 5 70 °C selama 10 min. divorteks
10 dtk. min. selama 10 dtk
Diinkubasi selama 5
min; disentrifugasi DNA fungi terlarut Disimpan
30 detik pada elution buffer dalam dalam
tabung mikro freezer
kecepatan 10.700
rpm Bagian 2
http://www.gentaurpromo.com/dna_rna_extraction/Productscb87.html?pid=143&pkid=9&pttype=56
Contoh kit beserta isinya untuk isolasi DNA
Contoh tahapan isolasi DNA yang terdapat
di dalam kit.
Contoh Penggunaan Kit dalam Isolasi DNA
Daftar Acuan
• Sjamsuridzal, W. & A. Oetari. 2003. Rapid preparation of fungal and
bacterial genomic DNA for PCR. Hayati 10: 122-124.
• Brosur produk GeneAid genomic DNA mini kit
(http://www.geneaid.com/sites/default/files/GB6_1.pdf).
• DNeasy® Plant Mini Kit. 2016 (www.qiagen.com/HB-1166)
• Parafilm (https://www.youtube.com/watch?v=EnakCQ9vQMs)
• Contoh penggunaa kit untu isolasi DNA
https://www.youtube.com/watch?v=JAj60HTpto0
ISOLASI DNA DARI TANAMAN (DAUN SAWI)
DENGAN METODE CTAB
(Cetyl Trimethylammonium Bromide)
• Analisis keanekaragaman genetik menggunakan penanda molekuler yaitu
DNA sebagai penanda dari spesies tertentu untuk tujuan pengembangan
sistem pemuliaan berbasis molekuler (Ekasari et al., 2012)
• Dalam pemuliaan berbasis molekuler, ekstraksi DNA adalah tahap yang
sangat penting & menentukan tahap selanjutnya
• Ekstraksi DNA adalah menghancurkan dinding & membran sel tanaman,
kemudian mengeluarkan DNA tanpa merusak DNA tersebut (Sharma et
al., 2010)
• DNA pada tanaman terdapat di inti sel, mitokondria, dan kloroplas
• CTAB adalah metode yang umum digunakan dalam ekstraksi DNA tanaman
yang banyak mengandung polisakarida dan senyawa polifenol
• DNA yang diekstrak, harus terbebas dari senyawa kontaminan seperti
polisakarida, polifenol, tanin yang sering terbawa dan menghambat kerja
beberapa enzim dalam kegiatan molekuler (Nugroho et al., 2017)
Metode Ekstraksi
• Metode ekstraksi dapat menggunakan nitrogen cair untuk
menghancurkan dinding sel tanaman, sehingga isi selnya dapat keluar
• Selama ini metode ekstraksi DNA yang dikembangkan umumnya
menggunakan nitrogen cair untuk menghancurkan dinding sel
tanaman dan menonaktifkan komponen kimiawi sel tertentu.
• Kelemahan penggunaan nitrogen cair akan muncul bila lokasi
penelitian jauh dari kota sehingga nitrogen cair sulit diperoleh
• Selain itu menurut Ahmed et al. (2009) nitrogen cair merupakan
komponen yang tidak aman sehingga memerlukan penyimpanan
khusus.
Isolasi DNA Tanaman
1. Proses pemecahan dinding sel dan membran sel
Pemecahan dinding sel tanaman dapat dilakukan dengan penambahan nitrogen
cair pada organ tanaman, misalnya daun dilanjutkan penggerusan jaringan tanaman
agar diperoleh ekstrak sel yang halus. Komponen penyusun dinding sel tumbuhan
adalah selulosa dan lainnya merupakan senyawa polisakarida yang dapat
menghambat isolasi DNA. Penambahan buffer ekstraksi berfungsi untuk merusak
membran biologi serta menjaga DNA agar tidak rusak.
2. Senyawa polifenol dan metabolit sekunder lainnya
Tanaman dapat memproduksi senyawa metabolit sekunder, antara lain
alkaloid, flavonoid, phenolic compounds, gummy polysaccharides, terpenes dan
quinene yang akan mengganggu keberhasilan tahap isolasi DNA serta tahapan
berupa:
a. Rusaknya DNA karena aktifitas endonuklease,
b. Senyawa polisakarida yang terisolasi bersama DNA,
c. Senyawa pengambat, seperti polifenol dan senyawa metabolit sekunder lainnya
yang secara langsung atau tidak langsung dapat menghambat isolasi DNA
Alat & Bahan
• Alat
Neraca analitik, refrigerator centrifuge, mikropipet, vortex, waterbath,
refrigerator, tabung mikro 1,5 mL, blue tips, yellow tips, white tips
• Bahan
Bahan yang digunakan antara lain daun sawi Brassica sp., buffer
ekstraksi (0,25 M Tris-HCl (pH 8), 0,2 M NaCl, 0,02 M EDTA-Na2, 10%
CTAB (Cetyl Trimethylammonium Bromide), 0,15% SDS, β
merkaptoetanol, kloroform, isoamilalkohol, isopropanol, buffer TE
Cara Kerja 3. + 250 µL buffer ekstraksi (60°C)
+ 100 µL β mercaptoetanol
4. + 250 µL buffer
ekstraksi
5.
5 detik
15.
+ Etanol
13. Sentrifugasi 70% 16. Sentrifugasi
15.000 x g 100µL 12.000 x g
5 menit; 4°C 10 menit; 4°C
20.
Simpan
-20 °C
18. Kering
anginkan
19. Resuspensi
100 µL TE
14. Buang 17. Buang
supernatan supernatan
20.
Simpan
-20 °C
18. Kering
anginkan
19. Resuspensi
100 µL TE
14. Buang 17. Buang
supernatan supernatan
15.
+ Etanol
13. Sentrifugasi 70% 16. Sentrifugasi
15.000 x g 100µL 12.000 x g
5 menit; 4°C 10 menit; 4°C
20.
Simpan
-20 °C
18. Kering
anginkan
19. Resuspensi
100 µL TE
14. Buang 17. Buang
supernatan supernatan
15.
+ Etanol
13. Sentrifugasi 70% 16. Sentrifugasi
15.000 x g 100µL 12.000 x g
5 menit; 4°C 10 menit; 4°C
20.
Simpan Menghilangkan residu
-20 °C etanol dari pellet DNA.
Dikering anginkan karena
18. Kering
etanol mudah menguap
anginkan
19. Resuspensi
100 µL TE
14. Buang 17. Buang
supernatan supernatan
15.
+ Etanol
13. Sentrifugasi 70% 16. Sentrifugasi
15.000 x g 100µL 12.000 x g
5 menit; 4°C 10 menit; 4°C
20.
Simpan
-20 °C
18. Kering
anginkan
19. Resuspensi
100 µL TE
Isolasi DNA dari Tanaman (Daun singkong)
• https://www.youtube.com/watch?v=xADABSrWu0E&feature=youtu.b
e
• Ekasari, T. W. D., Retoningsih, A., Widianti, A. (2012). Analisis
keanekaragaman kultivar pisang menggunakan penanda PCR-RFLP pada
internal transcribed spacer ITS. DNA ribosom. Jurnal MIPA, 35(1).
• Hapsari, A. I. (2015). Isolasi DNA bayam (Amaranthus sp.) dan ikan lele
(Clarias sp.) sebagai kajian dalam biologi molekuler. Didaktika, 13(2) 23-30.
• Nugroho, K., Terryana, R. T., & Lestari, P. (2017). Metode ekstraksi DNA
cabai (Capsicum annum L.) menggunakan modifikasi bufer CTAB (cethyl
trimethyl ammonium bromide) tanpa nitrogen cair. Scripta Biologica, 4(2)
91-94.
• Sharma, P., Joshi, N., & Sharma A. (2010). Isolation of genomic DNA from
medicinal plants without liquid nitrogen. Indian Journal of Experimental
Biology, 48, 610-614.
TERIMA KASIH
PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu melakukan uji kualitatif DNA dengan metode elektroforesis
horizontal gel agarosa.
ALAT DAN BAHAN
ALAT: BAHAN:
• Tangki elektroforesis • Bubuk agarosa
• Mikropipet dan tip • Buffer TBE atau TAE
• Cetakan gel • Etidium bromida (EtBr) / larutan
• Cetakan sumuran (well comb) DNA Biosafe
• Microwave oven • DNA ladder
• Labu Erlenmeyer / beaker glass • Sampel DNA (Produk PCR)
• Timbangan analitik • Loading dye
• Parafilm
P E R A N G K AT E L E K T R O F O R E S I S
GEL AGAROSA
• Agarosa dapat digunakan untuk memisahkan fragmen DNA dengan ukuran antara 0,5 – 25 kb.
• Konsentrasi agarosa yang umum digunakan untuk pembuatan gel elektroforesis adalah
0,3 – 2 %.
• Gel agarosa dibuat dengan melarutkan bubuk agarosa dengan running buffer yang digunakan
dalam elektroforesis.
Konsentrasi agarosa (%) 0,3 0,6 0,6 0,9 1,2 1,5 2,0
Biaya Lebih tinggi Lebih rendah Stok TBE (10x); Stok TAE
(50x)
Loading buffer/loading dye
• Loading buffer berfungsi untuk meningkatkan kerapatan larutan DNA, sehingga mudah untuk
dimasukkan ke dalam sumuran pada gel.
• Loading buffer yang ditambahkan dengan pewarna juga dapat membantu peneliti untuk
melihat apakah tip mikropipet sudah masuk dengan benar ke dalam sumuran, sehingga larutan
DNA dapat diinjeksikan dengan benar ke dalam sumuran.
• Zat warna pada loading buffer memiliki berat molekul yang sangat ringan, sehingga dapat
dijadikan penanda sejauh mana proses elektroforesis berlangsung.
2 5 8
3 6 9
Visualisasi dan Dokumentasi Produk PCR
• Transluminator UV, yang disebut juga
dengan Gel Documentation System
(Gel Doc), berfungsi untuk
memvisualisasikan hasil
elektroforesis menggunakan sinar
UV.
• Gel Doc dilengkapi dengan kamera
dan terhubung dengan komputer,
sehingga hasil elektroforesis dapat
diamati dengan koputer
• Gel agarosa hasil elektroforesis
umumnya harus diberi pewarna
terlebih dulu, seperti EtBr.
• EtBr yang berikan dengan DNA akan berpendar bila terkena sinar UV, sehingga hasil
elektroforesis dapat divisualisasikan dan didokumentasin, seperti yang terlihat pada hasil
penelitian Khamesipour et al. (2014).
Daftar Acuan
1. Suryohastari, B. & F.A. Rahman. 2014. Penuntun praktikum biologi
molekuler. Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Fatchiyah et al. 2011. Biologi molekuler: prinsip dasar analisis.
3. Khamesipour et al. Res. Opin. Anim. Vet. Sci., 2013, 3(11), 412-416.
4. Maftuchahet al. 2014. Teknik dasar analisis biologi molekuler.
5. Mulhardt. 2007. Molecular biology and genomics
UJI KUANTITATIF DNA
A. TUJUAN
• EDTA , carbohydrates and phenol all have absorbance near 230 nm. The Trizol
reagent is a phenolic solution which absorbs in the UV both at 230 nm and
~270 nm
• Guanidine HCL used for DNA isolations will absorb at ~230 nm
• Nilai konsentrasi tinggi belum tentu nilai kemurniaannya tinggi. Jika nilai
A260 yang merupakan nilai untuk DNA tinggi maka nilai konsentrasi akan
tinggi dan sebaliknya.
• Untuk nilai kemurnian meskipun nilai konsentrasi tinggi bukan berarti nilai
kemurnian akan tinggi juga. Hal ini karena nilai kemurnian dipengaruhi
oleh nilai A280 (nilai kontaminan)
• Karena nilai A260 merupakan nilai yang menyatakan nilai DNA yang
diserap oleh panjang gelombang 260 nm. Oleh karena itu, tinggi
rendahnya nilai A260 akan berpengaruh pula pada nilai konsentrasi dan
kemurnian
Alat : Bahan :
1. Spektrofotometer 1. Sampel DNA
2. Kuvet 2. Blanko (Buffer TE 1x)
3. Mikropipet dll
4. Mikrotips
dll
D. CARA KERJA
https://www.youtube.com/watch?v=qw2ZaUXgWHU
LANJUT KE KUIS TEKA-TEKI SILANG
TERIMA KASIH
AMPLIFIKASI DNA DENGAN
METODE POLYMERASE CHAIN
REACTION (PCR)
TUJUAN
2. Primer
= Inisiasi proses amplifikasi DNA
pembatas awal dan akhir target PCR
3. dNTPs
= sebagai building blocks DNA
4. MgCl2
= Kofaktor yang berfungsi menstimulasi aktivitas DNA polymerase
2. Annealing
= Penempelan oligonukleotida primer.
Tahap ini suhu reaksi diturunkan menjadi
50-62 °C selama 1 menit agar
oligonukleotida menempel pada DNA
3. Ekstensi/ pemanjangan
= Memanaskan kembali komponen-
komponen reaksi pada suhu 72 °C
selama 1 menit sehingga primer dapat
diperpanjang oleh enzim DNA
polymerase hingga mencapai seluruh
panjang DNA target.
• Reaksi sintesis DNA pada tahap annealing, dipengaruhi oleh suhu annealing dari
primer yang digunakan
• Suhu annealing primer tersebut ditentukan di antaranya dari ukuran panjang primer
dan kandungan basa (G+C) dari primer yang digunakan. Misalnya primer yang terdiri
dari 24-30 pasang basa, dapat bekerja dengan baik pada suhu annealing 60 °C atau
lebih
• Pada tahap extension, umumnya terjadi pada suhu 72 °C, proses sintesis DNA yang
telah dimulai dari tempat penempelan primer, terus berlanjut sampai bertemu
dengan sintesis DNA yang dilakukan oleh primer lainnya dengan arah yang
berlawanan pada komplemen utas DNA template, sehingga terbentuklah DNA utas
ganda yang baru
• Sintesis DNA tersebut akan terus berlanjut melalui ketiga tahapan tersebut secara
berulang.
-Siklus pertama, setiap DNA dupleks membentuk 2 DNA dupleks anak hingga seluruhnya
terdapat 4 untai DNA
-Pada siklus kedua, akan membentuk rantai polinukleotida yang panjangnya sebatas
dari primer ke primer lain saja.
-Fragmen DNA tersebut disebut amplicon
-Siklus selanjutnya akan menghasilkan penggandaan jumlah amplicon
-Prosedur PCR dapat memperbanyak jumlah DNA hingga beberapa juta kali
• Pada akhirnya akan diperoleh produk PCR, berupa sekuen DNA
yang diinginkan dalam jumlah yang berlipat ganda, yakni
sebanyak 2 n (n = banyaknya siklus PCR yang digunakan)
• Selanjutnya, produk PCR yang diperoleh dapat disimpan pada
suhu 4°C, sampai tiba untuk dianalisis lebih lanjut
• Untuk melihat hasil amplifikasi DNA tersebut, maka produk PCR
yang diperoleh dimigrasikan pada gel agarose (Elektroforesis)
• Pewarnaan DNA hasil amplifikasi dapat dilakukan dengan
menggunakan larutan ethidium bromide (EtBr) pada gel agarose,
sedangkan untuk visualisasi pita-pita DNA dapat melalui
penggunaan ultraviolet transilluminator dan gel documentation
• Penentuan fragmen DNA menggunakan penanda berat molekul
yang dinyatakan dengan pasangan basa (basepair) atau disingkat
bp.
• Hasil positif ditunjukkan dengan adanya pita fragmen DNA pada
gel agarose setelah diwarnai dan divisualisasikan
• Umumnya hasil amplifikasi DNA dengan PCR ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu kualitas dan kuantitas DNA, temperature
annealing primer, kualitas dan konsentrasi primer, konsentrasi
MgCl2, dNTP, enzim DNA polymerase dan jumlah siklus PCR yang
digunakan
Primer R 1
DNA template 1
NFW 2
Total 10
ISOLATION OF DNA FROM HUMAN CHEEK CELLS
(https://www.youtube.com/watch?v=xv9hWBEzFxc)
POLYMERASE CHAIN REACTION
◦ https://www.youtube.com/watch?v=iQsu3Kz9NYo
TERIMA KASIH