Anda di halaman 1dari 11

Kerangka Acuan Kerja (K.A.

K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi Ancaman Bencana Letusan Gunung Api di Kabupaten Garut

Kerangka Acuan Kerja


(K.A.K)
DOKUMEN RENCANA KONTINJENSI ANCAMAN BENCANA LETUSAN
GUNUNG API DI KABUPATEN GARUT
TAHUN ANGGARAN 2019

I. LATAR BELAKANG
Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang
diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin tidak akan
terjadi. Sedangkan Rencana Kontinjensi adalah suatu proses
identifikasi atau penyusnan rencana yang didasarkan pada
keadaan kontinjensi atau yang belum tentu terjadi. Suatu
rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan,
jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi.

Rencana kontijensi merupakan bagian dari konsep manajemen


resiko bencana sebagai upaya mitigasi yang berupa dokumen
sebagai pelengkap rencana penanggulangan kedaruratan bencana.
Rencana kontijensi merupakan upaya sistematis yang bertujuan
untuk kesiapsiagaan bencana, misalnya bencana tanah longsor,
tsunami, banjir, letusan gunung api dll.

Penanggulangan bencana pada tahap pra-bencana meliputi


kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam “situasi tidak terjadi
bencana” dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada situasi
”terdapat potensi bencana”.

Pada situasi tidak terjadi bencana, salah satu kegiatannya


adalah perencanaan penanggulangan bencana (Pasal 5 ayat [1]
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)
KABUPATEN GARUT
1
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi Ancaman Bencana Letusan Gunung Api di Kabupaten Garut

huruf a PP 21/2008). Sedangkan pada situasi terdapat potensi


bencana kegiatannya meliputi kesiapsiagaan, peringatan dini,
dan mitigasi bencana.

Perencanaan Kontinjensi sesuai dengan ketentuan Pasal 17 ayat


(3) PP 21/2008 dilakukan pada kondisi kesiapsiagaan yang
menghasilkan dokumen Rencana Kontinjensi (Contingency Plan).
Dalam hal bencana terjadi, maka Rencana Kontinjensi berubah
menjadi Rencana Operasi Tanggap Darurat atau Rencana Operasi
(Operational Plan) setelah terlebih dahulu melalui kaji cepat
(rapid assessment).

Dalam halnya kaitan dengan rencana kontiNjensi ancaman bencana


letusan gunung api di Kabupaten Garut ini adalah suatu proses
perencanaan terhadap penanganan ancaman bencana letusan gunung
api yang memang secara historis sudah pernah terjadi di
wilayah perencanaan maupun tindakan kesiapsiagaan terhadap
ancaman bencana letusan gunung api di Kabupaten Garut, apabila
suatu hari terjadi.

Berdasarkan kondisi dan situasi tersebut di atas maka


Pemerintah Kabupaten Kabupaten Garut melakukan upaya dengan
menyusun perencanaan dan kebijakan dalam melaksanakan mitigasi
dan kesiapsiagaan bencana, dalam hal ini adalah ancaman
bencana letusan gunung api. Ancaman yang sudah di depan mata
memerlukan dipersiapkan sesegera mungkin melalui perencanaan
kedaruratan (kontinjensi) sebagai pedoman pada saat menghadapi
darurat bencana bagi semua pelaku penanggulangan bencana.
Dengan adanya perencanaan kontinjensi maka saat tanggap
darurat bencana semua sumber daya yang ada di Kabupaten Garut
dapat dimobilisasi dalam koordinasi yang padu untuk memberikan
perlindungan bagi masyarakat yang terkena dampak bencana.

2. TUJUAN
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)
KABUPATEN GARUT

2
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi Ancaman Bencana Letusan Gunung Api di Kabupaten Garut

Dokumen rencana kontijensi ancaman bencana letusan gunung api


ini disusun sebagai pedoman penanganan ancaman bencana letusan
gunung api di wilayah Kabupaten Garut, pada saat tanggap
darurat bencana yang cepat dan efektif serta sebagai dasar
memobilisasi sumber daya para pemangku kepentingan (stake
holder) pada saat tanggap darurat.

3. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Organisasi pengguna jasa kegiatan Penyusunan Dokumen Rencana
Kontijensi ancaman bencana letusan gunung api Kabupaten Garut
adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Garut.

4. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) termasuk PPN
dibiayai APBD Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2019.

5. RUANG LINGKUP
5.1 Ruang Lingkup Wilayah
Lingkup Wilayah Kajian adalah di Wilayah Kabupaten Garut
khususnya adalah wilayah yang berada di wilayah zona ancaman
bhaya letusan gunung api, dengan luas wilayah 307.407 Ha.
Secara geografis terletak diantara 6°57’34” – 7°44’57” Lintang
Selatan dan 107°24’3” – 108° 24’34” Bujur Timur dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Sumedang
 Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya
 Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia
 Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Cianjur.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)


KABUPATEN GARUT

3
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi Ancaman Bencana Letusan Gunung Api di Kabupaten Garut

5.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Lingkup kegiatan dalam penyusunan rencana kontijensi ancaman
bencana letusan gunung api meliputi :
1. Kegiatan penyusunan rencana kontijensi ini dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
2. Penyamaan persepsi terhadap semua pelaku penanggulangan
bencana tentang pentingnya rencana kontinjensi.
3. Pengumpulan data dan updating
Pengumpulan data dilakukan pada semua sektor penanganan
bencana dan lintas administratif.
4. Verfikasi data
Analisa data sumberdaya yang ada dibandingkan proyeksi
kebutuhan penanganan bencana saat tanggap darurat.
5. Penyusunan rancangan rencana kontinjensi.
Penyusunan dan pembahasan dan perumusan dokumen rencana
kontinjensi yang disepakati.
6. Publik hearing/konsultasi public hasil rumusan
kontingensi plan.
Penyebaran/disemenasi dokumen kontigensi plan kepada
semua pelaku penanggulangan bencana (multi stake holder).

6. PERISTILAHAN
1) Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang
diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin tidak
akan terjadi. Sedangkan Rencana Kontinjensi adalah suatu
proses identifikasi atau penyusnan rencana yang
didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum
tentu terjadi. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak
selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan
tidak terjadi.
2) Rencana kontijensi merupakan bagian dari konsep
manajemen resiko bencana sebagai upaya mitigasi yang
berupa dokumen sebagai pelengkap rencana penanggulangan
kedaruratan bencana. Rencana kontijensi merupakan upaya
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)
KABUPATEN GARUT

4
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi Ancaman Bencana Letusan Gunung Api di Kabupaten Garut

sistematis yang bertujuan untuk kesiapsiagaan bencana,


misalnya bencana tanah longsor, tsunami, banjir, letusan
gunung api dll.
3) Keadaan Tertentu adalah suatu keadaan dimana status
Keadaan Darurat Bencana belum ditetapkan atau status
Keadaan Darurat Bencana telah berakhir dan/atau tidak
diperpanjang, namun diperlukan atau masih diperlukan
tlndakan guna mengurangi Risiko Bencana dan dampak yang
lebih luas.
4) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
5) Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
sekelompok orang/masyarakat yung memerlukan tindakan
penanganan segera dan memadai, yang meliputi kondisi
siaga darurat, tanggap darurat, dan transisi darurat ke
pemulihan.
6) Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
7) Rencana Penanggulangan Bencana adalah rencana
penyelenggaraan penanggulangan bencana suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu yang menjadi salah satu dasar
pembangunan daerah.
8) Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik
geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis,
sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada
suatu kawasan untuk jangka waktu tertentu yang
mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)


KABUPATEN GARUT

5
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi Ancaman Bencana Letusan Gunung Api di Kabupaten Garut

kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi


dampak buruk bahaya tertentu.
9) Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan
akibat bencana pada suatu kawasan dan kurun waktu
tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
10) Korban bencana adalah orang atau kelompok orang yang
menderita atau meninggal dunia akibat bencana.
11) Badan Nasional Penanggulangan Bencana, yang selanjutnya
disingkat dengan BNPB, adalah lembaga pemerintah non
departemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
12) Badan Penanggulangan Bencana Daerah, yang selanjutnya
disingkat dengan BPBD, adalah badan pemerintah daerah
yang melakukan penyelenggaraan penanggulangan bencana di
daerah.
13) Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
14) Kerentanan adalah suatu kondisi dari suatu komunitas
atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan
ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bencana.
15) Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi
ancaman bencana.
16) Peta adalah kumpulan dari titik-titik, garis-garis, dan
area-area yang didefinisikan oleh lokaisnya dengan
sistem koordinat tertentu dan oleh atribut non-
spasialnya.
17) Skala peta adalah perbandingan jarak di peta dengan
jarak sesungguhnya dengan satuan atau teknik tertentu.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)


KABUPATEN GARUT

6
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi Ancaman Bencana Letusan Gunung Api di Kabupaten Garut

18) Cek Lapangan (ground check) adalah mekanisme revisi


garis maya yang dibuat pada peta berdasarkan perhitungan
dan asumsi dengan kondisi sesungguhnya.
19) Geographic Information System, selanjutnya disebut GIS,
adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan
atau manipulasi, analisis, dan penayangan data yang mana
data tersebut secara spasial (keruangan) terkait dengan
muka bumi.
20) Peta Landaan adalah peta yang menggambarkan garis batas
maksimum keterpaparan ancaman pada suatu daerah
berdasarkan perhitungan tertentu.
21) Tingkat Ancaman bencana letusan gunung api adalah
potensi timbulnya korban jiwa pada zona ketinggian
tertentu pada suatu daerah akibat terjadinya letusan
gunung api.
22) Tingkat Kerugian adalah potensi kerugian yang mungkin
timbul akibat kehancuran fasilitas kritis, fasilitas
umum dan rumah penduduk pada zona ketinggian tertentu
akibat bencana.
23) Kapasitas adalah kemampuan daerah dan masyarakat untuk
melakukan tindakan pengurangan Tingkat Ancaman dan
Tingkat Kerugian akibat bencana.
24) Tingkat Risiko adalah perbandingan antara Tingkat
Kerugian dengan Kapasitas Daerah untuk memperkecil
Tingkat Kerugian dan Tingkat Ancaman akibat bencana.
25) Kajian Risiko Bencana adalah mekanisme terpadu untuk
memberikan gambaran menyeluruh terhadap risiko bencana
suatu daerah dengan menganalisis Tingka Ancaman, Tingkat
Kerugian dan Kapasitas Daerah.
26) Peta Risiko Bencana adalah gambaran Tingkat Risiko
bencana suatu daerah secara spasial dan non spasial
berdasarkan Kajian Risiko Bencana suatu daerah.

7. PERISTILAHAN
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)
KABUPATEN GARUT

7
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi Ancaman Bencana Letusan Gunung Api di Kabupaten Garut

Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi ancaman bencana letusan


gunung api Kabupaten Garut dibuat berdasarkan landasan hukum
yang berlaku di Indonesia. Landasan hukum tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang
Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran
Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non
pemerintah dalam Penanggulangan Bencana.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai
6. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan
Nasional Penanggulangan Bencana.
7. Peraturan Kepala BNPB Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana
Nasional Penanggulangan Bencana.
8. Peraturan Kepala BNPB Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana.

8. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA KONTIJENSI


Berikut adalah tahap Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi
ancaman bencana letusan gunung api yang secara umum dibagi ke
dalam beberapa tahapan umum, yaitu:
1) Penyamaan persepsi terhadap semua pelaku penanggulangan
bencana ancaman bencana letusan gunung api tentang
pentingnya kontinjensi plan.
2) Pengumpulan data dan updating.
3) Pengumpulan data dilakukan pada semua sektor penanganan
bencana dan lintas adminstratif.
4) Verifikasi data
5) Analisa data sumber daya yang ada dibandingkan proyeksi
kebutuhan penanganan bencana saat tanggap darurat.
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)
KABUPATEN GARUT

8
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi Ancaman Bencana Letusan Gunung Api di Kabupaten Garut

6) Penyusunan rancangan awal kontinjensi plan.


7) Penyusunan naskah, pembahasan dan perumusan dokumen
kontinjensi plan yang disepakati.
8) Institution hearing/konsultasi institusi hasil rumusan
kontinjensi plan.
9) Penyebaran/diseminasi dokumen kontinjensi plan kepada
semua pelaku penanggulangan bencana (multi stake holder)

9. KEBUTUHAN TENAGA AHLI


Berikut adalah kebutuhan tenaga ahli pada pengerjaan kegiatan
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi ancaman bencana letusan
gunung api, yaitu sebagai berikut:

A. Ketua Tim
Latar Belakang : S1 Geologi
Jumlah Orang : 1 (satu) orang
Pengalaman : Minimal 5 (lima) Tahun di bidang geologi
Tugas : Melaksanakan koordinasi kerja baik dengan
Tenaga ahli dan surveyor maupun dengan
pengguna jasa, mengambil keputusan
strategis terkait dengan pekerjaan,
menyusun rencana kerja, merekapitulasi
seluruh hasil kajian dari berbagai sudut
pandang, dan memimpin proses kegiatan.

B. Tenaga Ahli
1) Latar Belakang : S1 Planologi
Jumlah Orang : 1 (satu) orang
Pengalaman : Minimal 4 (4) Tahun di bidang Penataan
ruang
Tugas : Membantu ketua tim, dalam pelaksanaan
pekerjaan, keterkaitan fungsional dalam
konteks risiko kebencanaan, dan membantu
merumuskan tindak lanjut hasil kajian.
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)
KABUPATEN GARUT

9
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi Ancaman Bencana Letusan Gunung Api di Kabupaten Garut

2) Latar Belakang : S1 Geodesi


Jumlah Orang : 1 (satu) orang
Pengalaman : Minimal 3 (3) Tahun di bidang Pemetaan dan
SIG
Tugas : Membantu ketua tim, dalam pelaksanaan
pekerjaan, keterkaitan fungsional dalam
konteks risiko kebencanaan, dan membantu
merumuskan tindak lanjut hasil kajian.

C. Tenaga Pensukung
1) Surveyor : SMK/D3
Jumlah Orang : 1 (satu) orang
Pengalaman : Minimal 3 (3) Tahun di bidang Survey
Tugas : Membantu ketua timdan tenaga ahli, dalam
pelaksanaan pekerjaan, keterkaitan
fungsional dalam konteks pemetaan risiko
kebencanaan.

2) Drafter : SMK/D3
Jumlah Orang : 1 (satu) orang
Pengalaman : Minimal 3 (3) Tahun di bidang Drafter GIS
Tugas : Membantu ketua timdan tenaga ahli, dalam
pelaksanaan pekerjaan, keterkaitan
fungsional dalam konteks pemetaan risiko
kebencanaan.

10. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan pengerjaan kegiatan Penyusunan
Dokumen Rencana Kontijensi ancaman bencana letusan gunung api,
yaitu 30 (tiga puluh) hari kelender.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)


KABUPATEN GARUT

10
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi Ancaman Bencana Letusan Gunung Api di Kabupaten Garut

11. KELUARAN KEGIATAN


Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini antara lain:
a. Buku laporan akhir sebanyak 5 buku.
b. Softcopy Flashdisk 2 buah

12. PELAPORAN
Jenis laporan yang harus disusun terdiri atas:
a. Laporan Akhir (Final Report), laporan ini merupakan
penyempurnaan dari draft laporan akhir dan diserahkan
sebelum tanggal berakhirnya kontrak. Materi yang ada di
dalam laporan akhir sesuai dengan pedoman Penyusunan
Dokumen Rencana Kontijensi ancaman bencana letusan gunung
api yang berlaku. Dalam laporan akhir ini pula
dilampirkan softcopy Laporan (dalam bentuk flashdisk).

13. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk menjadi
pedoman bagi pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Dokumen Rencana
Kontijensi ancaman bencana letusan gunung api Tahun Anggaran
2019.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)


KABUPATEN GARUT

11

Anda mungkin juga menyukai