PRODI S1-KEPERAWATAN
2020/2021
MAKALAH
PRODI S1-KEPERAWATAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pencipta Alam
Semesta beserta isinya, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana atas segala limpahan
Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Asuhan
Keperawatan Dengan Pasien Hidronefrosis” ini dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini merupakan salah satu bagian
tugas yang diajukan untuk memenuhi tugas Ns. Agus Khoirul F., M. Kep pada mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II di STIKes SATRIA BHAKTI NGANJUK. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Asuhan Keperawatan Dengan
Pasien Hidronefrosis” bagi kami dan juga para pembaca.
Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Ns. Agus Khoirul F., M. Kep selaku
pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat
dalam proses penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan sarannya baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obstruksi lintas air kemih menyebabkan aliran urine tertahan (retensi). Hal ini
dapat terjadi di sepanjang lintasan dari hulu pada piala sampai ke muara pada uretra.
Gangguan penyumbatan ini bisa disebabkan oleh kelainan mekanik di dalam liang,
pada dinding atau tindisan dari luar terhadap dinding lintasan atau disebabkan
kelainan dinamik (neuromuskuler) yang masing-masing bisa karena kelainan dibawa
lahir atau diperdapat.
Selanjutnya penyumbatan ini bisa menyumbat sempurna (total) atau tidak
sempurna (sub total) dengan masing-masing bisa tampil mendadak, menahun atau
berulang timbul. Adanya rintangan penyumbatan total. Pada penyumbatan sub-total
melewatkan sebagian air kemih dan menahun sebagian lain yang berangsur
menumpuk seluruhnya pada penyumbatan total. Pada penyumbatan sub-total
melewatkan sebagian air kemih dan menahan sebagian lain yang berangsur-angsur
menumpuk. Tumpukan air kemih ini meregangkan lintasan pada hulu obstruksi
sehingga melebar.
Bagian hulu saluran ini berusaha meningkat tenaga dorong untuk mengungguli
hambatan sumbatan dengan menambah kuat kontraksi jaringan dinding saluran agar
penyaluran air kemih dapat berlangsung sempurna seperti biasanya (kompensasi).
Selanjutnya pada perlangsungan obstruksi biasanya mengundang kehadiran bakteri
dan pembentukan batu yang menyebabkan penyulit-penyulit yang lebih memberatkan
keadaan. Rentetan kejadian makin ke hulu melibatkan ginjal sehingga terjadi
hidronefrosis.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Hidronefrosis?
2. Apakah etiologi dari Hidronefrosis?
3. Apakah tanda dan gejala yang muncul pada penderita Hidronefrosis?
4. Bagaimanakah patofisiologi dari penyakit Hidronefrosis?
5. Apakah macam-macam pemeriksaan diagnostik dari Hidronefrosis?
6. Apa penyakit komplikasi yang bisa muncul pada penderita Hidronefrosis?
7. Bagaimanakah penatalaksanaan pada penderita Hidronefrosis?
8. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien dengan Hidronefrosis?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Hideronefrosis
2. Untuk mengetahui etiologi Hideronefrosis
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala yang muncul pada penderita Hidronefrosis
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit Hidronefrosis
5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Hideronefrosis
6. Untuk mengetahui penyakit komplikasi yang bisa muncul pada penderita
Hidronefrosis
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Hideronefrosis
8. Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Hideronefrosis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Hidronefrosis
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua
ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin yang menyebabkan urin
mengalir balik sehingga tekanan di ginjal meningkat. Hidronefrosis adalah obstruksi
aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih yang dapat mengakibatkan
penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapat
mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal. Apabila obstruksi ini terjadi di
ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal tetapi jika
obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan maka hanya
satu ginjal yang rusak.
Hidronefrosis merupakan suatu keadaan pelebaran dari pelvis ginjal dan
kalises. Adanya Hidronefrosis harus dianggap sebagai respons fisiologis terhadap
gangguan aliran urine. Meskipun hal ini sering disebabkan oleh proses obstruktif,
tetapi dalam beberapa kasus, seperti megaureter sekunder untuk refluks pralahir,
sistem pengumpulan mungkin membesar karena tidak adanya obstruksi (Arif
Muttaqin dan Kumala Sari, 2012).
Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis ureter yang dihasilkan oleh obstruksi
aliran keluar urin oleh batu atau kelainan letak arteria yang menekan ureter sehingga
pelvis membesar dan terdapat destruksi progresif jaringan ginjal (Gibson, 2003).
B. Etiologi Hidronefrosis
Menurut Parakrama & Clive (2005) penyebab yang bisa mengakibatkan
hidronefrosis adalah sebagai berikut :
1. Hidronefrosis Unilateral
Obstruksi pada salah satu sisi saluran kemih pada umumnya disebabkan oleh
proses patologik yang letaknya proksimal terhadap kandung kemih. Keadaan ini
berakibat hidronefrosis dan dapat menyebabkan atrofi serta kehilangan fungsi
salah satu ginjal tanpa menyebabkan gagal ginjal. Penyebab obstruksi unilateral
adalah :
a. Obstruksi sambungan ureteropelvik (sambungan antara ureterdan pelvis
renalis)
Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis
renalis terlalu tinggi
Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke
bawah
Batu di dalam pelvis renalis
Penekanan pada ureter oleh jaringan fibrosa, arteri atau vena yang
letaknya abnormal, dan tumor
b. Obstruksi adanya penyumbatan dibawah sambungan ureteropelvik
Batu di dalam ureter
Tumor di dalam atau di dekat ureter
Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi
penyinaran atau pembedahan
Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter
Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter
akibat pembedahan, rontgen atau obat-obatan (terutama metisergid)
Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung
kemih)
Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ
panggul lainnya
Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih
ke uretra akibat pembesaran prostat, peradangan atau kanker
Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau
cedera
Infeksi saluran kemih yang berat yang untuk sementara waktu
menghalangi kontraksi ureter
c. Penyakit ureter kongenital
d. Penyakit ureter yang didapat didapat
2. Hidronefrosis Bilateral
a. Hyperplasia prostat pada usia lanjut
b. Adanya katup uretra posterior congenital
c. Pasien paraplegia dengan kandung kemih neurogenik
d. Fibrosis retroperitoneum dan keganasan
e. Disfungsi otot ureter yang timbul pada masa kehamilan
1. Nefrotomi
Hal ini dilakukan jika hidronefrosis yang disebabkan karena adanya obstruksi
saluran urin bagian atas yang tidak memungkinkan ginjal mengalirkan urin ke
sistem urinaria bagian bawah dikarenakan adanya batu, infeksi, tumor, atau
kelainan anatomi. Hidronefrosis yang terjadi pada transplantasi ginjal. Tindakan
ini dilakukan dengan memasukkan sebuah kateter melalui kulit bagian belakang
(panggul) ke dalam ginjal. Tujuan dari tindakan ini untuk mengatasi penumpukan
atau pengumpulan urin pada ginjal yang terjadi karena obstruksi yang
menghalangi keluarnya urin.
2. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Merupakan suatu tindakan medis yang menangani renal kalkuli yang
menghancurkan batu ginjal menggunakan getaran dari luar tubuh ke area ginjal.
ESWL bekerja melalui gelombang kejut yang dihantarkan melalui tubuh ke ginjal.
Gelombang ini akan memecahkan batu ginjal menjadi ukuran lebih kecil untuk
selanjutnya dikeluarkan sendiri melalui air kemih. Gelombnag yang dipakai
berupa gelombang ultrasonic, elektrohidrolik atau sinar laser.
3. Nefrolitotomi
Perkutanaous Nephrolithotomi merupakan salah satu tindakan minimal
invasive dibidang urologi yang bertujuan mengangkat batu ginjal dengan
menggunakan akses perkutan untuk mencapai sistem pelviokalises yang
memberikan angka bebas batu yang tinggi.
4. Stent Ureter
Tindakan ini merupakan alat berbentuk pipa yang dirancang agar dapat
ditempatkan di ureter untuk mempertahankan aliran urin pada penderita obstruksi
ureter, memulihakan fungsi ginjal yang terganggu, dan mempertahankan caliber
atau patensi ureter sesudah pembedahan. Stent ini terbuat dari silicon yang bersifat
lunak dan lentur.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN