Pada kegiatan ini kalian diminta untuk menemukan pandangan pengarang dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk.
Aspek Kehidupan Pandangan Pengarang
Sosial Dukuh Paruk digambarkan sebagai
perkampungan yang miskin, kering, dan sedikit unsur mistik.
Masyarakat di Dukuh Paruk memiliki sikap
yang lugu dan mudah percaya dengan orang asing yang terlihat kaya.
Mereka tidak menyadari bahaya orang asing
yang hanya ingin mengambil keuntungan tanpa mempedulikan para seniman Dukuh Paruk.
Puncak dari segala keluguan itu dialami oleh
Srintil yang mengalami kepiluan seumur hidupnya.
Peristiwa yang dialami Srintil membuktikan
bahwa masalah kemanusiaan sangat sering terusik atau terjadi.
Gambaran nyata terdapat dinovel ini yang
terwakili oleh sosok Srintil, Rasus dan lain sebagainya yang berbicara tentang pentingnya kesadaran terhadap masalah kemanusiaan
Keagamaan Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk, unsur
agama tidak terlalu diperlihatkan. Agama hanya menjadi penenang bagi sebagaian masyarakat di Dukuh Paruk, namun agama tidak dapat menjadikan mereka memiliki perilaku yang baik.
Sebagian masyarakat Dukuh Paruk juga lebih
percaya dengan nenek moyan. Pada saat yang sama mereka juga tetap melanggar aturan- aturan agama.
Budaya Kehidupan budaya di Dukuh Paruk kental
dengan kesenian berupa ronggeng.
Sehingga kesenian sudah mendarah daging
bagi masyarakat di Dukuh Paruk.
Namun ciri khas dari Ronggeng yang ada di
Dukuh Paruk adalah diiringi dengan nyawer dan memberikan sesaji kepada nenek moyang