Anda di halaman 1dari 3

TUGAS BAHASA INDONESIA

MENGANALISIS ISI DAN UNSUR KEBAHASAAN TEKS NOVEL

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Oleh :
Satria Widiatmoko
Kelas 12 IPA 2
No 33

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
TRENGGALEK
Jl. Soekarno – Hatta Nomor 13 Telp. 0355 -791401 Fax. 0355-794490
website : sman1-trenggalek.sch.id e-mail : smanesa _tgalek@yahoo.co.id

TRENGGALEK 66311
Tugas Kegiatan 1
Setelah membaca kutipan novel tersebut, analisislah unsur kebahasaan novel Ronggeng
Dukuh Paruk.
a. Kalimat kompleks pada teks
• Tanpa sekali pun mengepak sayap, mereka mengapung berjam- jam lamanya
• Kalau tidak terganggu oleh anak-anak Dukuh Paruk, biji dadap itu akan
tumbuh di tempat yang jauh dari induknya
• Namun ketiganya masih terlampau lemah untuk mengalahkan cengkeraman
akar ketela yang terpendam dalam tanah kapur
• Mereka terengah-engah, namun batang singkong itu tetap tegak ditempatnya
• Ketika akar terakhir putus ketiga anak Dukuh Paruk itu jatuh terduduk
• Sambil membersihkan mulutnya dengan punggung lengan, Rasus mengajak
kedua temannya melihat kambing-kambing yang sedang mereka gembalakan
• Karena letak Dukuh Paruk di tengah amparan sawah yang sangat luas,
tenggelamnya matahari tampak dengan jelas dari sana
b. Kata rujukan
• Tumbuhan jenis kaktus ini justru hanya muncul di sawah sewaktu kemarau
berjaya
• Pucuk-pucuk pohon di pedukuhan sempit itu bergoyang
• Di Dukuh Paruk inilah akhirnya Ki Secamenggala menitipkan darahdagingnya
• ”Cari sebatang cungkil,” kata Rasus kepada dua temannya.” Tanpa
cungkil mustahil kita dapat mencabut singkong sialan ini.”
c. Kata penghubung
• Yang menjadi bercak-bercak hijau di sana-sini adalah kerokot, sajian alam
bagi berbagai jenis belalang dan jangkrik
• Dukuh Paruk, kecil dan menyendiri
• KemudianRasus,Warta,danDarsunberpandangan.Ketiganyamengusap telapak
tangan masing-masing
• Urat-urat kecil di tangan dan di punggung menegang
• Ketiganya kemudian sibuk mengupasi bagiannya dengan gigi masing-masing,
dan langsung mengunyahnya
• Gumpalan rumput kering menggelinding dan berhenti karena terhalang
pematang
• Mereka pantas berkejaran, bermain danbertembang
• Telah lama mereka merindukan amparan lumpur tempat mereka mencari
mangsa; katak, ikan, udang atau serangga airlainnya.
• Satu-satu mereka keluar dari sarang, dilubang-lubang kayu, ketiak daun kelapa
atau kuncup daun pisang yang masih menggulung
d. Kelompok kata
• Konon, moyang semua orang Dukuh Paruk adalah Ki Secamenggala, seorang
bromocorah yang sengaja mencari daerah paling sunyi sebagai tempat
menghabiskan riwayat keberandalannya
• Sepasang burung bangau itu takkan menemukan genangan air meski hanya
selebar telapak kaki. Sawah berubah menjadi padang kering berwarna kelabu
e. Gaya bahasa
• Ketiak daun kelapa

Tugas Kompetensi 2
Aspek kehidupan Pandangan pengarang
Sosial Membaca Novel ini kita memang
diajak untuk membaca apa pendapat
pengarang tentang aspek kehidupan
sosial. Kehidupan sosial di Dukuh
Paruk digambarkan dengan sangat
jelas. Dukuh Paruk adalah
perkampungan yang miskin, kering,
sedikit unsur mistik, dan masyarakat
yang lugu yang begitu mudah percaya
dengan orang asing yang terlihat kaya.
Mereka tidak menyadari betapa
berbahayanya orang asing yang hanya
ingin mengambil keuntungan tanpa
mempedulikan para seniman dukuh
paruk. Puncak dari segala keluguan itu
dialami oleh Srintil yang mengalami
kepiluan seumur hidupnya.
Keagamaan Agama menjadi penenang bagi
sebagian masyarakat dukuh paruk,
namun tidak serta merta membuat
mereka mendadak jadi manusia
berbudi pekerti luhur. Pada saat yang
sama mereka juga tetap melanggar
aturan-aturan agama.
Budaya Kehidupan budaya di Dukuh Paruk
adalah ronggeng. Kesenian tersebut
melumuri selusuh dukuh.

Anda mungkin juga menyukai