Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah . Takwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhkan larangannya. Iman adalah percaya pada pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasul, atau dengan selain ajaran Allah, yang terwujud ke dalam ucapan dan perbuatan. Wujud iman menurut tiga unsur, yaitu isi hati, ucapan, dan laku perbuatan. Isi hati dan perbuatan disebut pandangan hidup, sedangkan laku perbuatan yang mewujudkan gerak berbuat dalam keseluruhan hidup manusia disebut sikap hidup. Sikap hidup seseorang bisa bernilai haq bisa juga bernilai bathil, tergantung pada pandangannya. Jika pandangannya adalah pandangan haq, maka sikap hidup atau perilakunya bernilai haq. Demikian juga sebaliknya, jika pandangan yang dimiiki pandangan bathil, maka sikap hidup atau perilakunya bernilai bathil Dengan demikian ada dua wujud iman yaitu wujud iman haq dan wujud iman bathil Menurut pendapat jumhur ulama dan imam Syafi’i meriwayatkan ijma para shohabat,tabi’in dan orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan beliau bahwa iman adalah : “ Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan ” Membenarkan dengan hati maksudnya menerima segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Saw. Mengikrarkan dengan lisan maksudnya mengucapkan dua kalimat syahadat ” Asyhadu alla Ilaha illah wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah “. Sedangkan mengamalkan dengan anggota badan maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan sedang anggota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya. Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia merupakan ciri-ciri dari orang yang bertakwa.