ASKEP FRAKTUR
Nama Kelompok :
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2021
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………....1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………...3
1.3 Tujuan………………………………………………………………….3
1.4 Manfaat…………………………………………………………...……4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fraktur ………………………………………………….....5
2.2 Etiologi Fraktur…………………………………………..………….....6
2.3 Patofisiologi Fraktur……………………………………………….......6
2.4 Klasifikasi Fraktur……………………………………………….…...10
2.5 Manifestasi Klinis Fraktur…………………………………………....12
2.6 Pemeriksan Diagnostic Fraktur…………………………………….....13
2.7 Penatalaksanaan Fraktur………………………………………….…...13
2.8 Komplikasi Fraktur………………………………………….………..15
2.9 Pendidikan Kesehatan Fraktur…………………………………..........17
2.10 Fase Penyembuhan Fraktur………………………………………....19
2.11 Obat Yang Digunakan…………………………………………........20
2.12 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Fraktur…………………….…22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………......35
3.2 Saran…………………………………………………………………35
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Fraktur plateau tibia atau fraktur tibia proximal disebut juga bumper
fracture. Fraktur tibia proximal biasanya terjadi akibat trauma langsung dari
arah samping lutut dengan kaki yang masih terfiksasi ke tanah. Trauma kaki
atau tungkai bawah akan memberikan suatu gangguan pada kaki dan
pergelangan kaki yang meliputi tulang tibia, fibula, maleolus, metatarsal,
palang kaki, dan jaringan lunak pada kaki oleh berbagai keadaan yang
meliputi cidera akibat trauma (Helmi, 2012). Tindakan bedah dari fraktur
tibia plateau yang biasanya terjadi displaced akan dilakukan tindakan Open
Reduction Internal Fixation (ORIF). Tindakan bedah ini dilakukan untuk
memposisikan kembali tulang dan fiksasi internal yang dilakukan
menggunakan fiksasi screw and plated yang dipasang pada area yang
mengalami cidera yang bertujuan untuk menyangga tulang agar tetap pada
posisinya. Tindakan ini bertujuan untuk pengobatan fraktur tibia plateau yang
memfasilitasi penyembuhan yang benar dari tulang dan mencegah
kemungkinan masalah yang akan terjadi di kemudian hari.
Open Reduction Internal Fixation (ORIF) merupakan reposisi
secara operatif yang diikuti dengan fiksasi interna. Fiksasi interna yang
dipakai biasanya berupa plate and screw. Keuntungan ORIF adalah
tercapainya reposisi yang sempurna dan fiksasi yang kokoh sehingga
1
2
pascaoperasi tidak perlu lagi dipasang gips dan mobilisasi segera bisa
dilakukan. Kerugiannya adalah adanya resiko infeksi tulang (Sjamsuhidajat &
Jong, 2010). Masalah yang sering kali ditimbulkan pada pasien pasca bedah
ORIF yakni nyeri, pasien post ORIF biasanya merasakan nyeri, terutama pada
saat bergerak (Kneale, 2011). Selain itu pasien juga dapat mengalami
gangguan mobilitas yang menyebabkan keterbatasan gerak sendi, kelelahan
yang menyebabkan kelemahan otot, serta perubahan ukuran bentuk seperti
oedema/bengkak dan fungsi tubuh yang dapat mengubah sistem tubuh yang
biasanya terjadi akibat proses pembedahan (Ropyanto, 2013).
1.3 Tujuan
4
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan lebih mengembangkan pengetahuan yang
dimiliki mengenai Fraktur.
1.4.2 Bagi Pembaca
Semoga makalah ini bisa menjadi acuan atau panduan dalam melakukan
proses perawatan terhadap penderita Fraktur.
1.4.3 Bagi Instansi
Dapat menjadi acuan dalam pembelajaran proses keperawatan terutama
terhadap penderita Fraktur dan bahan untuk menyeleksi seorang perawat
yang tangguh dan bertanggung jawab dan sebagai sharing agar kita bisa
mengoreksi diri kita sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Kebanyakan fraktur
disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik
berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat & Jong, 2005).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2007). Fraktur
adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price dan
Wilson, 2006).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.Fraktur dapat dibagi menjadi :
1. Fraktur komplit adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya
megalami pergeseran (bergeser dari posisi normal).
2. Fraktur tidak komplit (inkomplit) adalah patah yang hanya terjadi pada sebagian
dari garis tengah tulang.
3. Fraktur tertutup (closed) adalah hilangnya atau terputusnya kontinuitas jaringan
tulang dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
atau bila jaringan kulit yang berada diatasnya/ sekitar patah tulang masih utuh.
4. Fraktur terbuka (open/compound) adalah hilangnya atau terputusnya jaringan tulang
dimana fragmen-fragmen tulang pernah atau sedang berhubungan dengan dunia
luar.Fraktur terbuka dapat dibagi atas tiga derajat, yaitu :
a. Derajat I
1) Luka < 1 cm
2) Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk
3) Fraktur sederhana, transversal, oblik, atau kontinuitif ringan
4) Kontaminasi minimal
b. Derajat II
1) Laserasi > 1 cm
2) Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulse
3) Fraktur kontinuitif sedang
4) Kontaminasi sedang
c. Derajat III
5
6
1) Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan
neurovascular serta kontaminasi derajat tinggi. Fraktur derajat III terbagi atas
:
a. IIIA : Fragmen tulang masih dibungkus jaringan lunak
b. IIIB : Fragmen tulang tak dibungkus jaringan
lunak terdapat pelepasan lapisan
periosteum, fraktur kontinuitif
c. IIIC : Trauma pada arteri yang membutuhkan perbaikan agar bagian
distal dapat diperthankan, terjadi kerusakan jaringan lunak hebat.
2.2 Etiologi
1) Jatuh
2) Benturan menyerang langsung ke tubuh Anda
3) Peristiwa traumatis, seperti kecelakaan mobil atau luka tembak
4) Cedera karena olahraga
Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya
gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic, patologik.
Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Kerusakan
pembuluh darah akan mengakibatkan pendarahan, maka volume darah menurun. COP
menurun maka terjadi peubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma
dan poliferasi menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh. Fraktur terbuka atau
tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan ganggguan rasa nyaman
nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi revral vaskuler yang menimbulkan
nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggau. Disamping itu fraktur terbuka dapat
mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi dan kerusakan jaringan
lunak akan mengakibatkan kerusakan integritas kulit. Fraktur adalah patah tulang, biasanya
disebabkan oleh trauma gangguan metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau
tertutup. Baik fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut syaraf yang dapat
menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selaian itu dapat mengenai tulang sehingga
akan terjadi neurovaskuler yang akan menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik
terganggu, disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan
dapat terjadi infeksi terkontaminasi dengan udara luar. Pada umumnya pada pasien fraktur
terbuka maupun tertutup akan dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk
mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh
(Sylvia, 2006 : 1183 dalam (Saferi & Mariza, 2013)).
a) Faktor ekstrinsik yaitu meliputi kecepatan dan durasi trauma yang mengenai tulang,
arah serta kekuatan tulang.
b) Faktor intrinsik yaitu meliputi kapasitas tulang mengabsorpsi energi trauma,
kelenturan, densitas serta kekuatan tulang
Penyebab fraktur menurut Jitowiyono dan Kristiyanasari (2010) dalam
(Freye et al., 2019) dapat dibedakan menjadi:
a) Cedera traumatik
Infeksi seperti ostemielitis dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat
timbul salah satu proses yang progresif
Rakhitis, suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D yang
mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan kegagalan
absorbsi Vitamin D atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah.
Secara spontan disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada
penyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran
9
Pathwey
Etiologi
Fraktur
Klien
merintis
kesakitan
Nyeri akut
10
2.4 Klasifikasi
Menurut Smeltzer (2005) dalam (Sukmawa, 2013), jenis fraktur dapat dibagi menjadi:
a) Fraktur komplit
Patah pada seluruh garis tulang dan biasanya mengalami pergeseran dari posisi
normal.
b) Fraktur tidak komplit / inkomplit
Patah tulang yang terjadi pada sebagian garis tengah tulang atau tidak melalui seluruh
penampang tulang seperti:
Hair line fracture (patah retak rambut). Hal ini disebabkan oleh stress yang tidak
biasa atau berulang-ulang dan juga karena berat badan terus menerus pada
pergelangan kaki.
Buckle atau torus fracture, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi
tulang spongiosa dibawahnya.
Green stick fracture, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang
terjadi pada tulang panjang.
c) Fraktur tertutup (Closed fracture)
Fraktur tertutup adalah patah tulang yang tidak menyebabkan robekan pada
kulit. Patah tulang tertutup adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan
antara fragmen tulang dengan dunia luar.
d) Fraktur terbuka/fraktur komplikata (Open fracture)
Fraktur terbuka adalah suatu jenis kondisi patah tulang dengan adanya luka
pada daerah yang patah sehingga bagian tulang berhubungan dengan udara luar,
biasanya juga disertai adanya pendarahan yang banyak. Tulang yang patah juga ikut
menonjol keluar dari permukaan kulit, namun tidak semua fraktur terbuka membuat
tulang menonjol keluar. Fraktur terbuka memerlukan pertolongan lebih cepat karena
terjadinya infeksi dan faktor penyulit lainnya. Fraktur terbuka di gradasi menjadi:
1) Grade I : fraktur terbuka dengan luka bersih kurang dari 1 cm, kontaminasi
minimal.
2) Grade II : fraktur lebih dari 1cm dengan luka lebih luas tanpa kerusakan
jaringan extensif sekitarnya, kontaminasi sedang.
3) Grade III : fraktur melebihi 6 hingga 8 cm ada kerusakan luas pada jaringan
lunak, saraf, tendon, kontaminasi banyak dengan kondisi luka
11
e) Jenis fraktur khusus Menurut Smeltzer (2005) dalam (Sukmawa, 2013), jenis
fraktur yang khusus lain seperti:
Fraktur humerus
Fraktur colles
Fraktur metacarpal
Fraktur femur
Fraktur patella
Fraktur cruris
Fraktur ankle
Fraktur metatarsal
2.7 Penatalaksanaan
Menurut Brunner & Suddarth (2005) dalam (Sukmawa, 2013) selama
pengkajian primer dan resusitasi, sangat penting untuk mengontrol perdarahan yang
diakibatkan oleh trauma muskuloskeletal. Perdarahan dari patah tulang panjang
dapat menjadi penyebab terjadinya syok hipovolemik. Pasien dievaluasi dengan
seksama dan lengkap. Ekstremitas sebisa mungkin jangan digerakkan untuk
mencegah kerusakan soft tissue pada area yang cedera.
Prinsip penanganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi, dan pengembalian fungsi
serta kekuatan normal dengan rehabilitasi.
g) reduksi fraktur
Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang pada kesejajaran dan rotasi
anatomis. Reduksi bisa dilakukan secara tertutup, terbuka dan traksi tergantung
pada sifat fraktur namun prinsip yang mendasarinya tetap sama.
14
1) Reduksi tertutup
h) Imobilisasi fraktur
Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus diimobilisasi, atau
dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi
penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi interna atau eksterna.
Fiksasi eksterna dapat menggunakan pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu pin
dan teknik gips. Fiksator interna dengan implant logam.
i) Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
2.8 Komplikasi
Komplikasi fraktur menurut Brunner & Suddarth (2005) dalam (Sukmawa,
2013) dibagi menjadi 2 yaitu:
j) Komplikasi awal
1) Syok
Syok hipovolemik atau traumatic, akibat perdarahan (banyak kehilangan
darah eksternal maupun yang tidak kelihatan yang bisa menyebabkan
merupakan tujuan dari fixasi internal yang stabil. Dalam penyembuhan fraktur
kontak, tidak terbentuk periosteal kalus. Terbentuknya kalus menandakan adanya
iritasi (irritation callus). Penyembuhan fraktur gap terjadi apabila fixasi internal
meninggalkan jarak 12 diatas 0.1 mm antar fragmen tulang. Dalam proses ini,
lamellar bone dideposisi dahulu tegak lurus terhadap aksis tulang. Remodelling
Harvesian tidak mulai sampai celah tersebut diisi oleh proses ini. Dalam
penelitian ini, kalus akan diambil pada hari ke 22, yaitu dalam fase reparasi. Kalus
tidak diambil lebih awal agar fase inflamasi telah dilewati dahulu. Proses
penyembuhan kemudian ditinjau dari gambaran histologi kalus, menggunakan
skor penyembuhan fraktur Allen.
Selain penanganan utama di atas, pasien patah tulang atau fraktur pun
umumnya mendapat obat-obatan untuk membantu mengatasi gejala yang
dirasakan. Obat-obatan yang diberikan bisa berbeda pada masing-masing pasien
tergantung pada tingkat keparahan gejala yang dialami. Berikut beberapa obat-
obatan tersebut:
Obat analgesik
Obat NSAID
Antibiotik
Fisioterapi
Setelah menjalani berbagai cara untuk mengobati patah tulang dan telah
dinyatakan sembuh, Anda mungkin perlu melakukan fisioterapi untuk membantu
melemaskan otot dan mobilitas bagian tubuh yang mengalami fraktur. Fisioterapi
untuk patah tulang tentu membantu Anda untuk kembali menjalani aktivitas
normal seperti sebelum fraktur terjadi. Bila Anda mengalami patah tulang
kakifisioterapi dapat menjadi cara untuk membantu Anda belajar jalan setelah
pulih. Selain itu, fisioterapi juga membantu mengurangi risiko kekakuan
permanen pada bagian tubuh yang mengalami fraktur, terutama bila tulang yang
patah berada di dekat atau melalui persendian. Selain berbagai pengobatan medis,
beberapa orang lebih memilih menggunakan pengobatan tradisional untuk patah
tulang, seperti urut atau obat herbal. Menggunakan jenis pengobatan ini tidaklah
22
dilarang, tetapi bukan berarti sudah pasti aman dan tidak menimbulkan risiko.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum
menggunakannya untuk mencegah komplikasi patah tulang.
a) Keluhan utama: Keluhan utamanya adalah rasa nyeri akut atau kronik.
Selain itu klien juga akan kesulitan beraktivitas.
b) Riwayat kesehatan sekarang: Nyeri pada daerah Fraktur, Kondisi fisik
yang lemah, tidak bisa melakukan banyak aktivitas, mual, muntah, dan
nafsu makan menurun, (Brunner & suddarth, 2002).
c) Riwayat kesehatan dahulu : Ada tidaknya riwayat DM pada masa lalu
yang akan mempengaruhi proses perawatan post operasi,
(Sjamsuhidayat & Wim Dejong).
d) Riwayat kesehatan keluarga : Penyakit keluarga yang berhubungan
dengan penyakit tulang merupakan salah satu faktor predisposisi
terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi
pada beberapa keturunan dan kanker tulang yang cenderung
diturunkan secara genetik.
Pola Kebiasan
a. Pola Nutrisi : Tidak mengalami perubahan, namun beberapa kondisi
dapat menyebabkan pola nutrisi berubah, seperti nyeri yang hebat,
dampak hospitalisasi
b. Pola Eliminasi : Pasien dapat mengalami gangguan eliminasi BAB
seperti konstipasi dan gangguan eliminasi urine akibat adanya
program eliminasi
c. Pola Istirahat : Kebutuhan istirahat atau tidur pasien tidak mengalami
perubahan yang berarti, namun ada beberapa kondisi dapat menyebabkan
pola istirahat terganggu atau berubah seperti timbulnya rasa nyeri yang
hebat dan dampak hospitali
23
pemeriksaan diagnostik
Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang
Tanda vital
dalam rentang
normal
keluarga dalam
modalitas nyeri jika
memungkinkan
28 maret Ketidak Monitor adanya DS: Pasien
2021 efektifan penekanan dari masih
perfusi alat-alat seperti merasakan
jaringan gelang adanya
perifer b.d Instruksikan pasien kesemutan /
trauma dan keluarga untuk kebas pada
menjaga posisi jari-jarinya
tubuh ketika sedang ketika
mandi, duduk, mengangkat
berbaring beban
Ajarkan pasien DO: Pasien
untuk melatih gerak masih tampak
jari dengan cara nyeri
mengepal bola
Diskusikan atau
identifikasikan
penyebab sensasi
abnormal atau
perubahan sensasi
yang terjadi
31
tongkat saat
berjalan dan
cegah terhadap
cedera
Ajarkan pasien
bagaimana
merubah posisi
dan berikan
bantuan jika
diperlukan
2.12.5 Evaluasi
Tanggal Diagnosa Evaluasi
28 maret Nyeri Akut b.d agens cedera Ds : klien mengatakan sudah
2021 fisik tidak nyeri lagi
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan yang
disebabkan oleh rudapaksa (trauma atau tenaga fisik). Untuk memperbaiki posisi
fragmen tulang pada fraktur terbuka yang tidak dapat direposisi tapi sulit
dipertahankan dan untuk memberikan hasil yang lebih baik maka perlu dilakukan
tindakan operasi ORIF (Open Rreduktion wityh Internal Fixation). Tulang adalah
jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya yang terdiri atas hampir
50 % air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral terutama calsium
kurang lebih 67 % dan bahan seluler 33%.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami memahami segala kekurangan dari apa yang
ada pada karya tulis kami sehingga kami sangat mengharapkan kritik atau saran
guna membangun karya tulisan kamu kedepan
33
DAFTAR PUSTAKA
2. klasifikasi klinis fraktur ada 6, dibawah ini yang benar adalah ……..
a. fraktur tertutup
b. fraktur terbuka
c. fraktur komplikata
d. fraktur lengkap
e. fraktur biasa
a. Epifiseal
b. Kominutif
c. Transversal
d. Greenstick
e. Fraktur humerus
b. adalah suatu jenis kondisi patah tulang dengan adanya luka pada
daerah yang patah sehingga bagian tulang berhubungan dengan udara
luar, biasanya juga disertai adanya pendarahan yang banyak
e. adalah patah yang hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah
tulang.
a. Fraktur metacarpal
c. Fraktur colles
11. Jika seorang mengalami patah tulang hanya terjadi pada sebagian garis
disebut fraktur..?
a. Fraktur Terbuka
b. Fraktur Komplit
d. Fraktur Tertutup
e. Fraktur Biasa
12. Fraktur terbuka dapat dibagi menjadi beberapa bagian derajat yaitu ……
a. 5 derajat
b. 2 derajat
c. 6 derajat
d. 4 derajat
e. 3 derajat
13. Seseorang mengalami patah pada seluruh garis tengah tulang dan
mengalami penggeresan disebut fraktur ?
a. Fraktur Terbuka
b. Fraktur Komplit
d. Fraktur Biasa
e. Fraktur Tertutup
4. Kontaminasi minimal
a. Derajat I
b. Derajat II
c. Derajat III
d. Derajat IV
e. Derajat V
a. Fraktur Terbuka
b. Fraktur Komplit
d. Fraktur Tertutup
e. Fraktur Biasa
a. traksi yg berlebihan
b. sepsi
c. Mobilisasi
d. immobilisasi
e. keseleo
a.fracture remuk
c.frakture kompresi
d.frakture komplet
e.frakture galleasi
c.nyeri (akut)
e.pegel tulang