Anda di halaman 1dari 22

Keperawatan Muskuloskeletal 2

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Neglected Fraktur

Fasilitator: Ira Suarilah, S.Kp.,M.Sc


Disusun Oleh:

Kelompok 3 (A1 2014)


1. Titin Paramida (131411131099)
2. Desna Ayu Arifianti (131411131038)
3. Novita Anggraeni A (131411131006)
4. Novela Ikko Alviani (131411131101)
5. Eva Diana (131411131055)
6. Nining Ambarwati (131411131050)
7. Astrid Anggreswari Nur S (131411131042)
8. Santi Dwi Lestari (131411131090)

Program Studi Pendidikan Ners


Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
Surabaya
2017
Kata Pengantar

Puji Dan Syukur Penulis Panjatkan Kepada Tuhan Yme Yang Telah
Memberi Rahmat Dan Hidayah-Nya Sehingga Penulis Dapat Menyelesaikan
Makalah Mata Kuliah Keperawatan Muskuloskeletal 2 Yang Berjudul Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Neglected Fraktur. Adapun Pembuatan
Makalah Ini, Penulis Menyampaikan Rasa Hormat Dan Ucapan Terima Kasih
Kepada:
1. Bapak Deni Yasmara, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Kep. Mb. Selaku Pjma
Keperawatan Muskuloskeletal 2

2. Ibu Ira Suarilah, S.Kp.,M.Sc Selaku Fasilitator


Penulis Berharap Makalah Ini Dapat Memberikan Manfaat Bagi Pembaca.
Akan Tetapi, Penulis Menyadari Bahwa Makalah Ini Masih Jauh Dari Sempurna.
Segala Kritik, Koreksi, Dan Saran Yang Bersifat Membangun Sangat Penulis
Harapkan Demi Perbaikan Di Masa Mendatang. Terima Kasih.

Surabaya, September 2017

Kelompok 3
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................2

Daftar Isi..................................................................................................................3

Bab 1........................................................................................................................4

Pendahuluan.............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5

1.3 Tujuan........................................................................................................5

1.4 Manfaat......................................................................................................5

Bab 2........................................................................................................................7

Tinjauan Pustaka......................................................................................................7

2.1 Anatomi Fisiologi Tulang..........................................................................7

2.2 Definisi, Etiologi Dan Manifestasi Klinis Neglected Fraktur...................8

2.3 Patofisiologi Neglected Fraktur.................................................................9

2.4 Komplikasi Neglected Fracture...............................................................11

2.5 Pemeriksaan Diagnostik Neglected Fracture...........................................11

2.6 Penatalaksanaan Neglected Fracture.......................................................12

2.7 Prognosis Neglected Fracture..................................................................14

Bab 3......................................................................................................................15

Asuhan Keperawatan Neglected Fracture..............................................................15

Penutup...................................................................................................................21

1.1 Kesimpulan..............................................................................................21

1.2 Saran........................................................................................................21

Daftar Pustaka........................................................................................................22
Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Masalah kesehatan nasional sampai saat ini masih cukup tinggi. Status
kesehatan tersebut akan lebih buruk pada kelompok masyarakat miskin . Hal
tersebut dikarenakan adanya keterbatasan pengetahuan akses pelayanan
kesehatan dan kemampuan membayar pelayanan kesehatan yang semakin
mahal (Sari, 2012)
Di Indonesia, pasien trauma muskuloskeletal, terutama fraktur,
kebanyakan masih memilih pengobatan patah tulang tradisional. sehingga
menghasilkan keadaan keterlambatan penanganan atau kondisi lebih buruk,
bahkan kecacatan. Pasien-pasien trauma patah tulang di Indonesia kebanyakan
masih memercayakan pengobatannya pada pengobatan patah tulang
tradisional, karena dianggap lebih terjangkau dalam hal biaya dan jarak, dan
menghindari tindakan bedah yang invasif. Pasien sering datang ke dokter
bedah tulang setelah gagal di pengobatan patah tulang tradisional dengan
keadaan patah tulang yang mengalami komplikasi seperti Neglected fracture.
Neglected fracture dengan atau tanpa dislokasi adalah suatu fraktur yang
tidak ditangani atau ditangani dengan tidak semestinya sehingga menghasilkan
keadaan keterlambatan dalam reduksinya dan penanganan, atau kondisi yang
lebih buruk dan bahkan kecacatan. Menurut Subroto Sapardan, neglected
fracture adalah penanganan patah tulang pada extremitas (anggota gerak) yang
salah oleh bone setter (dukun patah), yang masih sering dijumpai di
masyarakat Indonesia. Pada umumnya neglected fracture terjadi pada orang
yang berpendidikan dan berstatus sosio-ekonomi rendah.
Penanganan yang salah dari fraktur sangat merugikan bagi klien yang
mengalaminya. Penanganan yang tidak tepat atau bahkan terabaikan tentu saja
akan memberikan prognosis yang kurang baik bahkan kecatatan pada pasien
sehingga penting untuk diketahui lebih lanjut bagaimana fraktur, kejadian
neglected fracture dan bagaimana penanganan fraktur yang semestinya yang
akan lebih lanjut dibahas pada makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
2 Apa Yang Dimaksud Dengan Neglected Fraktur?
3 Apa Saja Etiologi Dari Neglected Fraktur?
4 Apa Saja Manifestasi Klinis Dari Neglected Fraktur?
5 Bagaimana Patofisiologi Dari Neglected Fraktur?
6 Bagaimana Woc Dari Neglected Fraktur?
7 Apa Saja Komplikasi Dari Neglected Fraktur?
8 Apa Saja Pemeriksaan Diagnostik Dari Neglected Fraktur?
9 Bagaimana Penatalaksanaan Dari Neglected Fraktur?
10 Bagaimana Prognosis Dari Neglected Fraktur?
11 Bagaimana Proses Asuhan Keperawatan Dari Neglected Fraktur?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Neglected Fraktur.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan Definisi Neglected Fraktur.
2. Menjelaskan Etiologi Neglected Fraktur.
3. Menjelaskan Manifestasi Klinis Neglected Fraktur.
4. Menyusun Patofisiologi Neglected Fraktur.
5. Menyusun Woc Neglected Fraktur
6. Mengetahui Komplikasi Dari Neglected Fraktur
7. Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik Neglected Fraktur
8. Mengetahui Penatalaksanaan Neglected Fraktur
9. Mengetahui Prognosis Neglected Fraktur
10. Menyusun Proses Asuhan Keperawatan Dari Neglected Fraktur.

1.4 Manfaat
Adapun Manfaat Yang Ingin Dicapai Dengan Adanya Makalah Ini Adalah
Sebagai Berikut:
1. Mahasiswa
Mahasiswa Mampu Menjelaskan Dan Memahami Serta Membuat Asuhan
Keperawatan Yang Tepat Pada Kasus Neglected Fraktur.
2. Dosen
Makalah Ini Dapat Dijadikan Tolak Ukur Sejauh Mana Mahasiswa
Mampu Mengerjakan Tugas Yang Diberikan Oleh Dosen Dan Sebagai
Bahan Pertimbangan Dosen Dalam Menilai Mahasiswa
Bab 2

Tinjauan Pustaka
2.1 Anatomi Fisiologi Tulang

Anatomi Tulang
Sel Tulang Mencakup Osteoblast (Sel Yang Membentuk Tulang),
Osteosit (Sel Yang Membentuk Matriks Tulang), Osteoklas (Sel Yang
Meresoprsi Tulang), Dan Sel Osteoprogenitor (Sumber Semua Sel Kecuali
Osteoklas). Matriks Tulang Adalah Elemen Ekstraseluler Jaringan Tulang;
Tulang Terdiri Atas Serabut Kolagen, Mineral (Terutama Kalsium Dan
Fosfat), Protein, Karbohidrat, Dan Substansi Dasar. Tulang Ditutupi Dengan
Periosteum, Jaringan Ikat Berlapis Ganda. Lapisan Luar Peristoeum
Mengandung Pembuluh Darah Dan Saraf; Lapisan Dalam Menjangkarkan
Tulang.

Tulang Tersusun Atas Jaringan Ikat Kaku Yang Disebut Jaringan


Oseus, Ada Dua Jenis, Yaitu Laminar (Tulang Kuat Dan Matur Pada Skeleton
Orang Dewasa) Dan Tulang Beranyam ( Yang Memberikan Kerangka
Sementara Untuk Menyokong Dan Ditemukan Pada Fetus Yang Berkembang,
Sebagai Penyembuhan Fraktur, Dan Pada Area Sekitar Tumor Dan Infeksi
Tulang). (Lemone, 2016)

Fisiologi Tulang

Tulang Berfungsi Untuk Membentuk Struktur Tubuh, Memberi Sokongan


Untuk Jaringan Lunak, Melindungi Organ Vital Dari Cedera, Bertindak Untuk
Memindahkan Bagian Tubuh Dengan Memberi Titik Perlekatan Untuk Otot,
Menyimpan Mineral, Dan Berguna Sebagai Tempat Untuk Hematopoiesis
(Pembentukan Sel Darah). (Lemone, 2016)

2.2 Definisi, Etiologi Dan Manifestasi Klinis Neglected Fraktur

Jenis Definisi Etiologi Manifestasi Klinis

Neglected Fraktur Neglected Fracture Menurut Darmawan Menurut Smeltzer &


Dengan Atau Tanpa (2011) Neglected Bare (2002),
Dislokasi Adalah Fraktur Dibagi Manifestasi Klinis
Suatu Fraktur Yang Menjadi Beberapa Yang Dapat Dijumpai
Tidak Ditangani Derajat, Yaitu: Pada Pasien Yang
Atau Ditangani Mengalami Fraktur
1. Derajat I : Fraktur
Dengan Tidak
Semestinya Yang Telah Terjadi Antara Lain:
Sehingga Antara 3 Hari - 3
1. Nyeri Terus
Menghasilkan Minggu
Menerus Dan
Keadaan
2. Derajat Ii : Bertambah Beratnya
Keterlambatan
Fraktur Yang Telah Sampai Fragmen
Dalam Penanganan,
Terjadi Antara 3 Tulang Diimobilisasi.
Atau Kondisi Yang
Minggu - 3 Bulan
Lebih Buruk Dan 2. Pergeseran
Bahkan Kecacatan 3. Derajat Iii : Fragmen Pada
(Apley & Solomon, Fraktur Yang Telah Fraktur Bagian
2013). Penanganan Terjadi Antara 3 Ekstremitas Dapat
Fraktur Yang Salah Bulan - 1 Tahun Menyebabkan
Ini Biasanya Deformitas
4. Derajat Iv :
Dilakukan Oleh
Fraktur Yang Telah 3. Terjadinya Paralisis
Bone Setter (Dukun
Terjadi Lebih Dari 1 Pada Organ Yang
Patah) Yang Masih
Tahun Fraktur
Sering Dijumpai Di
Masyarakat 4. Terjadi
Indonesia. Pemendekan Tulang
(Diskrepansi) Yang
Sebenarnya Terjadi
Karena Kontraksi
Otot.

5. Teraba Adanya
Krepitasi Pada
Bagian Fraktur

6. Terjadinya
Inflamasi Lokal
2.3 Patofisiologi Neglected Fraktur
Fraktur Merupakan Kondisi Yang Banyak Ditemui Pada Trauma
Muskuloskeletal. Berdasarkan Riskesdas (2007) Penderita Patah Tulang Sebanyak
43.808 Kasus Atau 4,5% Kasus Cedera Di Indonesia. Sebagian Besar Kasus
Ditangani Oleh Dokter Umum, Perawat, Ataupun Paramedis Yang Terbatas
Kemampuannya Dan Dengan Fasilitas Yang Kurang Memadai Untuk Penanganan
Awal. Pasien Biasanya Datang Ke Pusat Pelayanan Kesehatan Rujukan Sudah
Dalam Keadaan Fraktur Ekstremitas Dengan Mal-United, Ununited, Infected,
Atau Mal-Positioned. Di Indonesia, Pasien Trauma Muskuloskeletal, Terutama
Fraktur, Kebanyakan Masih Memilih Pengobatan Patah Tulang Tradisional
Karena Dianggap Lebih Terjangkau Dalam Hal Biaya Dan Jarak, Dan
Menghindari Tindakan Bedah Yang Invasive.

Neglected Fracture Dengan Atau Tanpa Dislokasi Adalah Fraktur Dengan


Atau Tanpa Dislokasi Yang Tidak Ditangani Atau Ditangani Tidak Semestinya,
Sehingga Menghasilkan Keadaan Keterlambatan Penanganan Atau Kondisi Lebih
Buruk, Bahkan Kecacatan.

Neglected Fraktur Nof Kurang Dari 4 Minggu

Hal Ini Biasanya Merupakan Stage 1 Klasifikasi Sandhu. Pada Tahap Ini
Reduksi Tertutup Atau Terbuka Dan Fiksasi Internal Adalah Jalur Manajemen
Yang Disukai. Orang Mungkin Mempertimbangkan Untuk Menambahkan
Grafting Tulang Di Lokasi Nu Jika Pengurangan Terbuka Dipikirkan. Fraktur
Dengan Garis Patah Vertikal (Pauwel's Type Ii Atau Iii) Memerlukan Osteolomi
Valgisasi. Implan Yang Dipilih Mungkin Ccss. Namun, Jika Valgisasi Osteotomi
Dilakukan Maka Nail Plate Adalah Konstruksi Yang Dimaksud. Tingkat
Kegagalan Fiksasi Dan Nu Dilaporkan Sebesar 10%. Dianjurkan Untuk
Mengikuti Pasien Secara Jangka Panjang Untuk Risiko Pengembangan Avn Dan
Osteoarthritis Sekunder. Penurunan Yang Buruk Dan Penempatan Screws Yang
Tidak Tepat Merupakan Faktor Utama Kegagalan Union Di Lokasi Nu.

Neglected Fraktur Nof Antara 4 Minggu Dan 3 Bulan


Umumnya, Nu Ini Adalah Tahap Ii Atau Kadang Tahap I, Pilihan
Pengobatan Adalah Pengurangan Terbuka Dan Fiksasi Internal Dengan Grafting
Tulang (Vascularisasi Atau Nonvascularisasi) Atau Valgization Osteotomy. Posisi
Valgus Ekstrem Setelah Osteotomi Harus Dihindari. Osteotomi Angulasi Harus
Diperbaiki Dengan Sekrup Sudut Pinggang Dan Pelat Samping. Hasil Yang Baik
Juga Dilaporkan Dengan Pengurangan Terbuka Dan Fiksasi Internal Dengan
Sekrup Kompresi Dan Graft Fibular Bebas. Namun Komplikasi Seperti
Kerusakan Graft Fibial Dan Penetrasi Sekrup Ke Sendi Memang Terjadi.

Neglected Fraktur Nof Antara 3 Dan 6 Bulan

Umumnya, Nu Ini Adalah Tahap Ii, Namun Bisa Juga Tahap Iii. Dalam
Semua Kasus Di Mana Fragmen Kepala Bersifat Vaskular, Pengurangan Terbuka,
Perbaikan Permukaan Fraktur, Grafting Tulang Di Lokasi Nu Dan Fiksasi Internal
Oleh Ccs Dan Mpbg Bisa Menjadi Strategi Yang Baik. Otot Mana Yang Memilih
Mpbg Dan Pendekatan Konsekuennya Bisa Menjadi Pilihan Dokter Bedah.

Hip Arthrodesis Dapat Dipertimbangkan Untuk Pasien Yang Sangat Muda.


Namun, Prosedurnya Tidak Disukai Oleh Pasien Atau Ahli Bedah. Dalam Kasus
Yang Mapan Dengan Avn Pada Tahap Iii Seseorang Mungkin Harus
Menggunakan Hemiarthroplasty Atau Thr.

Neglected Fraktur Nof Lebih Dari 6 Bulan

Fraktur Ini Adalah Stadium Iii, Maka Penggantian Prostetik (Hemi Atau
Total) Umumnya Lebih Disukai. Namun, Jika Masih Berada Di Stadium Ii
Dengan Kepala Femoral Vaskular, Operasi Pengawetan Pinggang Juga Bisa
Dipertimbangkan.

2.4 Komplikasi Neglected Fracture


Lebih Dari 50% Komplikasi Pada Pengobatan Fraktur Oleh Traditional
Bone Setter (Pengobat Patah Tulang Tradisional) Adalah Malunion, 25%
Nonunion, Sisanya Delayed Union, Gangren, Kekakuan Sendi, Volksmans
Ischaemic Contracture, Dan Tetanus. Hanya Satu Di Antara 36 Orang (2,8%)
Yang Tidak Memiliki Keluhan Dan Puas Dengan Pengobatan Patah Tulang
Tradisional. Hasil Pengobatan Patah Tulang Tradisional Sering Kali Buruk,
Bahkan Disertai Kecacatan.

2.5 Pemeriksaan Diagnostik Neglected Fracture


Dengan Pemeriksaan Radiologi, Dapat Diketahui Jenis Fraktur Dan
Klasifikasinya Serta Menentukan Jenis Pengobatan Dan Prognosisnya.
Pemeriksaan Radiologi Yang Dapat Dilakukan Antara Lain:
1) Pemeriksaan Rontgen
Menentukan Lokasi Serta Luas Fraktur/Cedera.
2) X-Ray: Melihat Gambaran Fraktur Dan Deformitas.

Gambar 1. X-Ray Showing Gambar 2. X-Ray Showing Gambar 3. X-Ray


Neglected Dislocation Left Neglected Dislocation Of Showing Neglected
Hip With Fracture Elbow (Kumar & Singh, Juli Dislocation Of Elbow (D)
Acetabulum (Jain & Kumar, - December 2008). And Wrist (E) (Jain &
2010). Kumar, 2010).

3) Bone Scan, Ct Scan, Dan Mri


Memperlihatkan Fraktur, Mengidentifikasi Kerusakan Jaringan Lunak Dan
Juga Mendeteksi Struktur Fraktur Yang Kompleks.
4) Arteriogram
Dilakukan Bila Curiga Fraktur Hingga Merusak Vaskuler.
5) Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah Lengkap
Hemoglobin Dan Hematokrit Sering Rendah Akibat Perdarahan, Laju
Endap Darah (Led) Meningkat Bila Kerusakan Jaringan Lunak Sangat
Luas.
b. Kreatinin
Trauma Otot Meningkatkan Beban Kreatinin Untuk Klirens Ginjal.
c. Profil Koagulasi
Perubahan Dapat Terjadi Pada Kehilangan Darah Saat Terjadi Fraktur.

2.6 Penatalaksanaan Neglected Fracture


Ada Empat Hal Yang Harus Diperhatikan (4r) Dalam Tindakan Terhadap
Cedera Muskuloskeletal, Yaitu :
a. Recognition
Mengetahui Dan Menilai Keadaan Fraktur Dengan Anamnesis,
Pemeriksaan Klinis, Dan Radiologi. Pada Awal Pengobatan Perlu
Diperhatikan Lokasi Fraktur, Bentuk Fraktur, Teknik Yang Sesuai Untuk
Menangani Fraktur Tersebut, Dan Komplikasi Yang Mungkin Terjadi Selama
Pengobatan.
b. Reduction Atau Reposisi
Tindakan Untuk Mengembalikan Jaringan Atau Fragmen Tulang Pada
Posisi Semula Agar Fungsi Dapat Kembali Semaksimal Mungkin Terutama
Permukaan Persendian. Reduksi Fraktur Dilakukan Sesegera Mungkin Untuk
Mencegah Jaringan Lunak Kehilangan Elastisitasnya Akibat Infiltrasi Karena
Edema Perdarahan. Tindakan Reduksi Ini Dapat Dicapai Dengan Reduksi
Tertutup Atau Reduksi Terbuka. Reduksi Tertutup Terdiri Dari Penggunaan
Traksi Untuk Menarik Fraktur Kemudian Memanipulasi Untuk
Mengembalikan Ke Posisi Semula. Reduksi Terbuka Diindikasikan Bila
Reduksi Tertutup Gagal Atau Tidak Memuaskan
c. Retaining
Tindakan Imobilisasi Atau Dilakukan Dengan Fiksasi, Untuk
Mempertahankan Hasil Reposisi Dan Memberi Istirahat Pada Spasme Otot
Pada Anggota Atau Alat Yang Sakit Agar Mencapai Kesembuhan. Setelah
Fraktur Direduksi, Fragmen Tulang Harus Diimobilisasi, Atau Dipertahankan
Dalam Posisi Kesejajaran Yang Benar Sampai Terjadi Penyatuan. Imobilisasi
Dapat Dilakukan Dengan Fiksasi Eksterna Atau Interna. Metode Fiksasi
Eksterna Meliputi Pembalutan, Gips, Bidai, Dll. Implan Logam Dapat
Digunakan Untuk Fiksasi Interna Yang Berperan Sebagai Bidai Interna Untuk
Mengimobilisasi Fraktur.
d. Rehabilitation
Mengembalikan Aktifitas Fungsional Semaksimal Mungkin Untuk
Menghindari Atrofi Atau Kontraktur. Bila Keadaan Memungkinkan, Pasien
Harus Segera Mulai Melakukan Latihan-Latihan Untuk Mempertahankan
Kekuatan Anggota Tubuh Dan Mobilisasi.
Berdasarkan Pada Beratnya Kasus Akibat Dari Penanganan Patah Tulang
Sebelumnya, Neglected Fracture Dapat Diklasifikasikan Menjadi 4 Derajat :
1. Neglected Derajat Satu
Bila Pasien Datang Saat Awal Kejadian Maupun Sekarang, Penangannya
Tidak Memerlukan Tindakan Operasi Dan Hasilnya Sama Baik.
2. Neglected Derajat Dua
Keadaan Dimana Apabila Pasien Datang Sejak Awal Kejadian,
Penanganannya Tidak Memerlukan Tindakan Operasi, Sedangkan Saat Ini
Kasusnya Menjadi Lebih Sulit Dan Memerlukan Tindakan Operasi . Setelah
Pengobatan, Hasilnya Tetap Baik.
3. Neglected Derajat Tiga
Keterlambatan Menyebabkan Kecacatan Yang Menetap Bahkan Setelah
Dilakukan Operasi. Jadi Pasien Datang Saat Awal Maupun Sekarang Tetap
Memerlukan Tindakan Operasi Dan Hasilnya Kurang Baik.
4. Neglected Derajat Empat
Keterlambatan Disini Sudah Mengancam Nyawa Atau Bahkan
Menyebabkan Kematian Pasien. Pada Kasus Ini Penanganannya Memerlukan
Tindakan Amputasi.

2.7 Prognosis Neglected Fracture


Prognosis Dikatakan Baik Jika Penderita Secepat Mungkin Dibawa Ke
Rumah Sakit Sesaat Setelah Terjadi Trauma, Kemudian Jenis Fraktur Yang
Diderita Ringan, Bentuk Dan Jenis Perpatahan Simple, Kondisis Umum
Pasien Baik, Usia Pasien Relatif Muda, Tidak Terdapat Infeksi Pada Fraktur
Dan Peredaran Darah Lancar.
Prognosis Buruk Apabila Dalam Penanganannya Terdapat Kegagalan
Pembentukan Tulang Secara Anatomis . Adanya Kerusakan Pada Ligamen
Dan Munculnya Jaringan Parut Diduga Juga Memperburuk Usaha
Penyambungan Tulang. Jaringan Lunak Dan Periosteum Di Sekitar Lokasi
Fraktur Harus Diperhatikan Untuk Mencegah Nekrosis Avascular. (Khan,
2011).

Bab 3

Asuhan Keperawatan Neglected Fracture


A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Identitas Klien Yang Dikaji Meliputi Nama, Umur, Jenis Kelamin,
Alamat, Agama, Suku, Bangsa, Status Perkawinan, Pendidikan Terahir,
Nomor Register, Pekerjaan Pasien, Dan Nama Orang Tua/Suami/Istri
2. Keluhan Utama
Pada Umumnya Pasien Merasakan Nyeri Pada Bagian Yang Terjadi
Fraktur, Nyeri Bersifat Menusuk. Ditemukan Krepitasi, Paralisis, Dan
Pergeseran Fragmen. Untuk Mengetahui Komplikasi Dengan Lanjut,
Pasien Akan Diminta Menjalani Pemeriksaan Radiologi.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengumpulan Data Yang Dilakukan Untuk Menentukan Sebab Dari
Fraktur, Yang Nantinya Membantu Dalam Membuat Rencana
Tindakan Terhadap Klien. Ini Bisa Berupa Kronologi Terjadinya
Penyakit Tersebut Sehingga Nantinya Bisa Ditentukan Kekuatan
Yang Terjadi Dan Bagian Tubuh Mana Ynag Terkena. Selain Itu,
Dengan Mengetahui Mekanisme Terjadinya Kecelakaan Bisa
Diketahui Luka Kecelakaan Yang Lain.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada Beberapa Kasus, Klien Yang Pernah Berobat Ke Dukun Patah
Tulang Sebelumnya, Dan Juga Bisa Karena Kegagalan Tim Medis
Dalam Penatalaksanaan Atau Keterlambatan Dalam Penanganan
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat Penyakit Keluarga Yang Harus Dikaji Antara Lain Apakah
Adanya Kelainan Perdarahan, Keloid, Osteoporosis, Atau Riwayat
Kanker Tulang.
4. Psikososial Dan Spiritual
Kaji Respon Emosi Klien Terhadap Penyakit Yang Dideritanya, Peran
Klien Dalam Keluarga Dan Masyarakat, Serta Respon Atau Pengaruhnya
Dalam Kehidupan Sehari-Hari, Baik Dalam Kelurga Maupun
Masyarakat.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan Baik Dan Buruknya Klien. Tanda-Tanda Yang Perlu Dicatat
Adalah Kesadaran Klien (Bergantung Pada Keadaan Klien),
Keadaan Penyakit (Akut, Kronis, Ringan, Sedang, Berat), Ttv Tidak
Normal Karena Ada Gangguan Local, Baik Fungsi Maupun Bentuk.
Pola Aktivitas, Karena Timbul Nyeri, Gerak Jadi Terbatas. Semua
Aktivitas Klien Jadi Berkurang Dan Klien Perlu Bantuan Oranglain.
Pola Tidur Dan Istirahat, Klien Akan Merasakan Nyeri Dan Gerak
Terbatas, Sehingga Mengganggu Pola Dan Kebutuhan Tidur Klien.
Disini, Perlu Dikaji Lamanya Tidur, Suasana Lingkungan, Kebiasaan
Tidur, Kesulitan Tidur Dan Penggunaan Obat Tidur.
b. Pemeriksaan Fisik Per-System
1. B1 (Breathing)
Pada Klien Dengan Neglected Fracture Tidak Mengalami
Kelainan Pernapasan. Pada Palpasi Toraks, Didapatkan Taktil
Fremitus Seimbang Kanan Dan Kiri. Pada Auskultasi, Tidak
Ditemukan Suara Napas Tambahan
2. B2 (Blood)
Pada Inspeksi Tidak Ada Iktus Jantung. Palpasi Nadi Meningkat,
Auskultasi Suara S1 Dan S2 Tunggal, Tidak Ditemukan Mur-
Mur.
3. B3 (Brain)
Tingkat Kesadaran Pada Umumnya Adalah Kompos Mentis.
Kepala Normosefalik, Tidak Ditemukan Sakit Kepala. Biasanya
Wajah Klien Terlihat Menahan Sakit, Wajah Simetris, Tidak Ada
Lesi Dan Edema.
4. B4 (Bladder)
Kaji Keadaan Urine Yang Meliputi Warna, Jumlah, Dan
Krakteristik Urin. Biasanya Pada Gangguan Seperti Ini Klien
Tidak Mengalami Gangguan.
5. B5 (Bowel)
Inspeksi Abdomen: Datar, Simetris, Tidak Ada Hernia. Palpasi:
Turgor Baik, Tidak Ada Defans Muscular Dan Hepar Tidak
Teraba. Perkusi: Ada Suara Timpani.
6.B6 (Bone)
Inspeksi (Look)
1. Bandingkan Dengan Bagian Yang Sehat
2. Perhatikan Posisi Anggota Gerak Secara Keseluruhan
3. Ekspresi Wajah Karena Nyeri
4. Adanya Tanda-Tanda Anemia Karena Perdarahan
5. Apakah Terdapat Luka Pada Kulit Dan Jaringan Lunak Untuk
Membedakan Fraktur Tertutup Atau Terbuka
6. Perhatikan Adanya Deformitas Berupa Angulasi Dan Rotasi
7. Lakukan Survei Pada Seluruh Tubuh Apakah Ada Trauma
Pada Organ-Organ Lain
8. Inspeksi Keadaan Vaskularisasi
Papasi (Feel)
1. Palpasi Dilakukan Secara Hati-Hati Oleh Karena Penderita
Biasanya Mengeluh Sangat Nyeri.
2. Temperatur Meningkat
3. Nyeri Tekan: Nyeri Tekan Yang Bersifat Superfisial Biasanya
Disebabkan Oleh Kerusakan Jaringan Lunak Yang Dalam
Akibat Fraktur Pada Tulang.
4. Krepitasi: Dapat Diketahui Dengan Perabaan Dan Harus
Dilakukan Secara Hati-Hati
Pergerakan (Move)
Periksa Pergerakan Dengan Mengajak Penderita Untuk
Menggerakkan Secara Aktif Dan Pasif Sendi Proksimal Dan
Distal Dari Daerah Yang Mengalami Trauma. Pada Penderita
Dengan Fraktur, Setiap Gerakan Akan Menyebabkan Nyeri
Hebat Sehingga Uji Pergerakan Tidak Boleh Dilakukan
Secara Kasar, Disamping Itu Juga Dapat Menyebabkan
Kerusakan Pada Jaringan Lunak Seperti Pembuluh Darah
Dan Saraf.
B. Pemeriksaan Penunjang
1. Scan Tulang (Tomogram, Ct Scan, Mri): Memperlihatkan Fraktur Dan
Juga Dapat Mengidentifikasi Kerusakan Jaringan Lunak
2. Arteriogram: Dilakukan Bila Dicurigai Terjadi Kerusakan Vaskuler
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut (00132) Berhubungan Dengan Agen Fisik Injury
2. Resiko Infeksi (00004) Berhubungan Dengan Trauma
D. Intervensi

Diagnosa Nic Noc


Keperawatan
Nyeri Akut Setelah Dilakukan Tindakan Manajemen Nyeri
(00132) Keperawatan Selama 3x24 Jam a. Menyediakan Informasi
Pasien Dapat Mengontrol Nyeri Tentang Nyerinya Seperti
Dengan Indikator: Penyebab Nyeri, Onset Nyeri Dan
Pain Control Cara Antisipasi Ketidaknyamanan
a. Mengenali Faktor Penyebab Nyeri
b. Mengenali Onset (Lamanya b. Kurangi Faktor Presipitasi
Nyeri) c. Mengajarkan Teknik
c. Menggunakan Metode Nonfarmakologi
Nonanalgetik Untuk Mengurangi d. Berikan Analgesik Untuk
Nyeri Mengurangi Nyeri
d. Menggunakan Analgetik Sesuai e. Tingkatkan Istirahat
Kebutuhan Analgetic Administration
Pain Level a. Cek Riwayat Alergi
a. Melaporkan Adanya Nyeri b. Cek Instruksi Dokter Tentang
b. Frekuensi Nyeri Jenis Obat, Dosis Dan Frekuensi
c. Ekspresi Nyeri Pada Wajah c. Berikan Analgesik Tepat Waktu
d. Panjangnya Episode Nyeri Terutama Saat Nyeri Hebat
d. Monitor Ttv Sebelum Dan
Sesudah Memberikan Analgesik
Resiko Infeksi Setelah Dilakukan Tindakan Infection Control
(00004) Keperawatan Selama 3x24 Jam a. Membersihkan Lingkungan
Resiko Infeksi Pada Klien Tidak Secara Tepat Setelah Digunakan
Terjadi Dengan Indikator: Klien
a. Mengukur Tanda Dan Gejala b. Pertahankan Teknik Isolasi
Yang Mengindikasikan Infeksi c. Cuci Tangan Setiap Sebelum
b. Klien Bebas Dari Tanda Dan Dan Sesudah Tindakan
Gejala Infeksi Keperawatan
d. Instruksikan Pada Keluarga
Dan Pengunjung Untuk Mencuci
Tangan Saat Berkunjung Dan
Setelah Berkunjung Meninggalkan
Klien

Infection Protection
a. Ajarkan Klien Dan Keluarga
Tanda Dan Gejala Infeksi
b. Ajarkan Cara Menghindari
Infeksi
c. Monitor Tanda Dan Gejala
Infeksi Sistemik Dan Lokal
d. Hitung Granulosit Dan Wbc
e. Berikan Nutrisi Yang Adekuat
f. Berikan Terapi Antibiotik Bila
Perlu
Penutup

1.1 Kesimpulan
Fraktur Tidak Dapat Diprediksi Kapan Terjadinya Dan Dimana Letaknya.
Dengan Dilakukannya Penanganan Segera Dan Tepat Maka Fraktur Dapat
Diatasi Dan Tidak Menimbulkan Komplikasi. Namun, Apabila Fraktur Tidak
Ditangani Dengan Segera Atau Penanganan Yang Salah Akan Dapat
Menimbulkan Dampak Yang Merugikan Yaitu, Neglected Fraktur. Mobilisasi
Yang Tepat Berperan Penting Dalam Percepatan Penyembuhan Dan
Pemulihan Area Yang Pernah Mengalami Fraktur.

1.2 Saran
Sebagai Seorang Perawat Kita Sebaiknya Mengetahui Dan Dapat
Mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kondisi Malunion
An Non-Unionsehingga Perawatan Yang Diberikan Sesuai Dan Dapat
Menghindari Kematian Maupun Kecacatan Klien Serta Memperbaiki Kondisi
Klien.
Daftar Pustaka

Apley G, & Solomon L. 2013. Buku Ajar Orthopedi Dan Fraktur Sistem Apley.
Jakarta : Widya Medika. Hlm. 240-63.

Darmawan, A. (2011). Presentasi Kasus Bedah Konsep Dasar Fraktur.

Goh Lesley A., Peh Wilfred C. G., Fraktur-Klasifikasi,Penyatuan, Dan


Komplikasi Dalam : Corr Peter. Mengenali Pola Foto-Foto Diagnostik.
Penerbit Buku Kedokteran Egc. Jakarta. 2011.

Khan Et Al. 2011. Delayed Open Reduction And Internal Fixation Of A Neglected
Fracture Dislocation Of The Ankle. Bethesda, Usa : National Center Of
Biotechnology Information (Ncbi) Diakses Melalui
Http://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Pubmed/17394433 Pada Hari Sabtu Tanggal
9 September 2017 Pukul 20.00 Wib.

Kumar, P., & Singh, M. P. (Juli - December 2008). Neglected Distal Humeral
Epiphyseal Injury - Two Case Reports. Internet Journal Of Medical Update,
Vol. 3, No. 2, 53. Diakses Melalui
Http://Www.Akspublication.Com/Paper09_Jul-Dec2008.Htm Pada Hari
Sabtu Tanggal 9 September 2017 Pukul 20.00 Wib

Jain, Anil K Et All. 2015. Treatment Of Neglected Femoral Neck Fracture. Vol. 49
No. 1:17-27. Usa: Ncbi

Lemone, Priscilla, Et. Al. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Egc

Maheshwari. J. 2011. Essential Orthopaedics. India : Jaypee Brothers.


Rasjad, C. (2007). Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Edisi 3 Cetakan 5. Jakarta:
Yarsif Watampone.

Sari, A. P. (2012). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Keterlambatan


Berobat Pada Pasien Patah Tulang Yang Menggunakan Sistem
Pembiayaan Jamkesmas. Ayu_Puspita_Sari_G2a008036_Lap.Kti, 1-142.

Smeltzer, S. C., & Bare, G. B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah


Brunner & Suddarth. Edisi 8. Volume 3. Jakarta: Egc.

Wahyudiputra, Adhinanda G. 2015. Spektrum Penderita Neglected Fracture Di


Rsud Dr. Abdoer Rahem Januari 2012 S/D Desember 2013. Vol. 42 No.2:
97-100. Surabaya: Ckd-225

Anda mungkin juga menyukai