Materi:
1. Efek samping obat kemo pada umumnya : mual, muntah, kebotakan
2. ESO yang bikin stres adalah vomiting
3. Efek samping mual muntah terjadi karena tidak diberi profilaksis obat mual dan muntah
4. Konsekuensi CINV 95% terjadi
DRP: untuk mempertimbangkan pilihan terapi lanjut atau tidak
5. Jika pengalaman pertama mual muntah hebat sebelumnya sampai masuk RS disebut
antispatori;
6. Fase akut 1-2 jam pertama setelah kemo, delay : 1-5 hari setelah kemo
7. Obat-obat baru tergantung patofisiologi melalui jalur perifer atau sentral
8. Reseptor: opiate, dopamine, 5HT3, substansi P
9. Penilaian resiko, untuk menentukan terapi:
10. resiko berhubungan dengan terapi :
a) low atau moderat,
b) cara pemberian parenteral atau oral, iv resiko > oral;
c) dosis tinggi resiko lebih tinggi daripada dosis rendah;
11. resiko berhungan dengan pasien:
a) pengalamann buruk mual muntah sebelumnya, sampai nafsu makan terganggu
bahkan masuk rumah sakit. Ini mempengaruhi terapi obat anti vomiting nanti
b) riwayat hamil dengan hyperemesis, perlu edukasi
c) usia, usia mudah pengalaman neusia lebih banyak dibanding orang tua; penggunaan
alcohol;
d) ansietas
12. klasifikasi
a) high: 100 pasein, 90 pasien mual muntah
b) moderat
c) low:
13. potensial emetogenik
high: carboplatin auc>=4
cycloposphamin>1500 mg/m2
dacarbozine
doksurubisin
ifosfamid
low:
bentuximab
citarabin low dosis
minimal:
etolozumab dll
14. pencegahan emesis baik akut maupun delay, ada beberapa terapi tergantung jenis
klasifikasinya high, moderat atau low
15. pencegahan mual muntah pada obat oral kemo, salah satunya 5HT3,
16. Pencegahan emesis antisepatori, harus dicegah duluan dengan menggunakan optimal obat
antiemetic setiap stase kemonya, untuk mengihdari penolakan pasien karena pengalaman
buruk sebelumnya. Bisa diberi penambahan lorazepam malam sebelum kemo .
Jika pasien terkontrol maka antiemetiknya sesuai jadwal, tidak PRN.
Jika tidak terkontrol perlu evaluasi.
Untuk pasien rawat jalan lebih baik dalam bentuk obat kemo oral
17. Kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat dan antiemetik, juga perlu dipertimbangkan
18. Efek samping blok 5HT3: pusing, kardioaritmia (perlu dimonitor), konstipasi
Contoh:
a) ondansetron dosis yang direkomendasikan adalah 8-16 mg IV; granisetron,
dolasteron (gen 1);
b) palonosetron (gen 2) menghambat substans P efektik emetic akut maupun delay,
T1/2 panjang.
Anak dengan nyeri kemoterapi anak tidak boleh pakai codein. Tetapi memakai morphin.
2. Untuk pasien bagaimana dan kapan waktu pemberiannya dapat di berikan aprepitant,
fosapititant dan netupitant? (leny)
Jawab:
netopitan kombinasi dengan ondansetron (yang tersedia di Indonesia) diberikan 1 jam
sebelum kemoterapi sebagai profilaksis tidak efektif sebgai treatment.
3. izin bertanya, apakah kortikosteroid injeksi lain dapat menggantikan dexamaetason? misal
hidrokortison atau metilprednisolon sebagai agen antiemetik? (dendhi)
jawab:
bisa, hika tidak pakai deksametason bisa pakai metilprednisolon injeksi, belum ada
informassi penggunaan hidrokortison injeksi sebagai pemakaian pengganti deksametason
injeksi.
5. Siang Bu, ijin bertanya. Pada pasien dgn kemoterapi durasi 4-5 hari. (Kalau tidak salah
regimen : doxetacel, carboplatin dan curacil). Utk penggunaan antiemetic, misl palosetron
telah di berikan di hari 1, apakah dapat diberikan kembali di hari ke 3/4? Dengan kondisi
pasien nausea vomit yg ckp berat. Terimakasih (fenty)
6. Ijin bertanya Bu, bagaimana untuk pasien kemo anak ? bisa sharing sedikit pustaka atau
pengalaman Terimakasih. (reni)
7. mohon izin bertanya. bagaimana menanggapi Olanzapin yang restriksi Fornas hanya
diresepkan oleh dokter Sp.KJ? dan biasanya bagaimana penggunaan pada pasien CINV?
(salahudin)