Anda di halaman 1dari 12

Dosen Pembimbing : Sudirman. S.Kep.,Ns.,M.

Kes
Mata Kuliah : Keperawatan Kesehatan Jiwa II

MAKALAH TERAPI MODALITAS, TERAPI SOMATIC


DAN PSIKOFARMAKA, TAK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
ANJAS YAUN PRAWIRA LELEWANA (NH0119011)
JULIA MANGERA (NH0119029)
JUSMA (NH0119030)
KIKI ANGREINI JUSMAN (NH0119032)
MARSELINA ROMBA LAYUK (NH0119037)
MUHAMMAD SAID (NH0119040)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " TERAPI MODALITAS, TERAPI
SOMATIC DAN PSIKOFARMAKA, TAK " dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sudirman. S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku
dosen Mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................
C. TUJUAN PENULIS.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................
A. TERAPI MODALITAS...........................................................................................................
1. PENGERTIAN TERAPI MODALITAS...........................................................................
2. JENIS TERAPI MODALITAS.........................................................................................
B. TERAPI SOMATIK.................................................................................................................
1. PENGERTIAN TERAPI SOMATIK................................................................................
2. JENIS TERAPI SOMATIK...............................................................................................
C. TERAPI SPIKOFARMA.........................................................................................................
1. PENGERIAN TERAPI SPIKOFARMA...........................................................................
2. KONSEP SPIKOFARMAKOLOGI..................................................................................
3. KLASIFIKASI...................................................................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................................................
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................
B. SARAN....................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu
penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama
ini dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area
sosiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptive dikostrukkan
sebagai tahapan mulai adanya factor predisposisi, factor presipitasi dalam bentuk stressor
pencetus, kemampuan penilaian terhadap stressor, sumber koping yang dimiliki, dan
bagaimana mekanisme koping yang dipilih oleh seorang individu. Dari sini kemudian
baru menentukan apakah perilaku individu tersebut adaptif atau maladaptive. Banyak ahli
dalam kesehatan jiwa memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap apa yang dimaksud
gangguan jiwa dan bagaimana gangguan perilaku terjadi. Perbedaan pandangan tersebut
tertuang dalam bentuk model konseptual kesehatan jiwa.
Dalam konsep stress- adaptasi penyebab perilaku maladaptif dikostrukkan sebagai
tahapan mulai adanya factor predisposisi, factor presipitasi dalam bentuk stressor
pencetus, kemampuan penilaian terhadap stressor, sumber koping yang dimiliki, dan
bagaimana mekanisme koping yang dipilih oleh seorang individu. Dari sini kemudian
baru menentukan apakah perilaku individu tersebut adaptif atau maladaptif.
Yang dimaksud dengan perilaku adaptif adalah bentuk perilaku yang masih dapat
diterima oleh norma-norma, sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku di
masyarakat. Sedangkan perilaku maladaptif adalah perilaku yang menimbulkan gangguan
dengan berbagai tingkat keparahan (Stuart dan Sundeen, 1998).
Berbagai pendekatan penanganan klien gangguan jiwa inilah yang dimaksud
dengan terapi modalitas. Suatu pendekatan penanganan klien gangguan yang bervariasi
yang bertujuan mengubah perilaku klien gangguan jiwa dengan perilaku maladaptifnya
menjadi perilaku yang adaptif.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut Dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Terapi modalitas pada pasien gangguan jiwa?
2. Apa yang dimaksud dari terapi Somatic pada keperawatan gangguan jiwa?
3. Apa yang dimaksud dengan Terapi Psikofarmaka pada pasien gangguan jiwa?
4. Apa jenis-jenis dari terapi Tersebut??
C. Tujuan penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian terapi modalitas
dalam keperawatan jiwa pada umumnya, dan apa saja jenis terapi modalitas dalam
keperawatan jiwa khususnya jenis terapi biologis dan terapi kognitif serta bagaimana
tujuan dan proses yang dilakukan agar tercapainya terapis bagi klien.
BAB II
PEMBAHASAN

A. TERAPI MODALITAS
1. Pengertian Terapi Modalitas
Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan jiwa, dimana perawat
mendasarkan potensi yang dimiliki klien (modal-modality) sebagai titik tolak terapi
atau penyembuhannya (Sarka, 2008).
Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal,
suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Kausa gangguan
jiwa selama ini dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif,
dan area sosiokultural. Dalam konsep stress- adaptasi penyebab perilaku maladaptive
dikostrukkan sebagai tahapan mulai adanya factor predisposisi, factor presipitasi
dalam bentuk stressor pencetus, kemampuan penilaian terhadap stressor, sumber
koping yang dimiliki, dan bagaimana mekanisme koping yang dipilih oleh seorang
individu. Dari sini kemudian baru menentukan apakah perilaku individu tersebut
adaptif atau maladaptive.
Berbagai pendekatan penanganan klien gangguan jiwa inilah yang dimaksud
dengan terapi modalitas. Suatu pendekatan penanganan klien gangguan yang
bervariasi yang bertujuan mengubah perilaku klien gangguan jiwa dengan perilaku
maladaptifnya menjadi perilaku yang adaptif.
2. Jenis Terapi Modalitas
Ada beberapa jenis terapi modalitas, antara lain:
a. Terapi individual
Terapi individual adalah penanganan klien gangguan jiwa dengan
pendekatan hubungan individual antara seorang terapis dengan seorang klien.
Suatu hubungan yang terstruktur yang terjalin antara perawat dan klien untuk
mengubah perilaku klien. Hubungan yang dijalin adalah hubungan yang disengaja
dengan tujuan terapi, dilakukan dengan tahapan sistematis (terstruktur) sehingga
melalui hubungan ini terjadi perubahan tingkah laku klien sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan di awal hubungan.
b. Terapi lingkungan (milleu therapy)
Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar
perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif. Perawat
menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam arti terapeutik. Bentuknya
adalah memberi kesempatan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku dengan
memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.
c. Terapi keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota
keluarga sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah
agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya. Untuk itu sasaran utama terapi
jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi; tidak bisa melaksanakan
fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya.
d. Terapi kelompok
Terapi kelompok adalah bentuk terapi kepada klien yang dibentuk dalam
kelompok, suatu pendekatan perubahan perilaku melalui media kelompok. Dalam
terapi kelompok perawat berinteraksi dengan sekelompok klien secara teratur.
Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran diri klien, meningkatkan hubungan
interpersonal, dan mengubah perilaku maladaptive. Tahapannya meliputi: tahap
permulaan, fase kerja, diakhiri tahap terminasi.
e. Terapi perilaku
Anggapan dasar dari terapi perilaku adalah kenyataan bahwa perilaku
timbul akibat proses pembelajaran. Perilaku sehat oleh karenanya dapat dipelajari
dan disubstitusi dari perilaku yang tidak sehat. Teknik dasar yang digunakan
dalam terapi jenis ini adalah:
1) Role m odel
2) Kondisioning operan
3) Desensitisasi sistematis
4) Pengendalian diri
5) Terapi aversi atau releks kondisi
f. Terapi bermain
Terapi bermain diterapkan karena ada anggapan dasar bahwa anak-anak
akan dapat berkomunikasi dengan baik melalui permainan dari pada Komunikasi
secaralangsung.

B. TERAPI SOMATIK
1. Pengertian Terapi Somatik
Terapi somatik adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan gangguan
jiwa, dengan tujuan mengubah perilaku yang maladavtif menjadi perilaku adaptif
dengan melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi fisik klien. Walaupun yang
diberi perlakuan fisik klien tetapi target terapi adalah perilaku klien

2. Jenis terapi Somatik


a) Pengikatan
Pengikatan adalahterapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau
manual untuk membatasi mobilitas fisik klien. Tetapi ini bertujuan untuk
melindungi klien dan orang lain seperti pengubahan lingkungan dan strategi
perilaku sudah tidak mempan lagi.
Indikasi
• Beresiko mencederai diri sendiri dan orang lain
• Mengalami toleransi dan atau tidak lagi responsive terhadap obat-obatan yang
menekan perilaku patologisnya
• Klien mengalami gangguan kesadaran/bingung yang beresiko mengalami
cedera atau jatuh
• Klien yang membutuhkan penurunan stimulus dan istirahat yang tenang
• Klien membutuhkan bantuan untuk mendapatkan rasa aman dan pengendalian
dirinya
Tindakan keperawatan pada klien yang diberikan terapi pengikatan:
• Hargai hak azasi klien
• Lindungi klien dari cedera fisik akibat proses pengikatan
• Sediakan lingkungan yang aman
• Jaga integritas biologis klien
• Jaga harga diri klien dengan:
• Melepaskan ikatan

b) Isolasi
Isolasi adalah bentuk terapi dengan menempatkan klien sendiri diruangan
tersendiri.
Indikasi
• Terapi ini diindikasikan untuk klien yang tidak mampu mengendalikan
perilakunya dan tidak bisa dikendalikan dengan cara lain.
Tujuan
• Tujuan dari terapi isolasi adalah untuk melindungi klien, orang lain dan
lingkungan dari bahaya potensial yang mungkin terjadi Kontraindikasi
Walaupun isolasi merupakan tindakan yang sangat efektif untuk
mengendalikan perilaku klien yang tidak terkendali akan tetapi tidak
dianjurkan pada klien yang beresiko bunuh diri, klien yang mengalami
agitasi yang disertai dengan gangguan pengaturan suhu tubuh akibat obat,
serta klien dengan perilaku sosial yang menyimpang
Prosedur isolasi
Tunjuk seorang pemimpin
• Perlihatkan kepada klien kekuatan yang ada (jumlah perawat yang ada)
• Buat rancangan yang tepat, siapkan lingkungan ruang yang digunakan untuk
mengisolasi klien
• Komunikasi antar perawat jelas sehingga intruksi jelas juga
• Tangkap klien tanpa menyakiti
• Kendalikan perilaku agresif klien
• Pindahkan klien ke ruangan isolasi
• Ganti pakaian klien dengan pakaian yang aman dan nyaman
• Pindahkan benda-benda yang membahayakan dari ruangan klien
• Buat rencana asuhan keperawatan lanjutan
• Tetap pertahankan kontak dengan klien
Tindakan keperawatan setelah klien berada dalam ruangan isolasi
• Bantu klien memenuhi kebutuhan dasarnya (makan, minum, BAK dan BAB,
lingkungan yang nyaman)
• Observasi sesering mungkin
• Pertahankan komunikasi verbal
• Catat dan dokumentasikan hasil observasi
• Beri umpan balik kepada klien tentang perilakunya sehingga klien menyadari
alasan dan tujuan dilakukan isolasi
• Tetap berikan terapi yang lain untuk menenangkan klien
• Segera melepas klien dari ruangan isolasi jika perilakunya mulai terkendalih

c) Terapi kejang listrik (ECT)


Terapi kejang listrik atau electro conVUlsiVe therapy (ECT) adalah
bentuk terapi kepada klien dengan menimbulkan kejang grand mall, dengan
mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang ditempelkan pada pelipis klien.
Terapi ini pada awalnya untuk menangani skizoprenia tetapi kemudian disadari
bahwa terapi ini lebih cocok untuk gangguan efektif.
Indikasi
Indikasi terapi kejang listrik terutama adalah untuk gangguan efektif tipe
depresi, walaupun sering juga diberikan pada klien dengan skizoprenia.
Untuk klien depresi perbaikan yang timbul lebih cepat, hanya memerlukan 6-10
kali terapi, sedangkan untuk skizoprenia membutuhkan 20-30 kali terapi secara
terus menerus.
Frekuensi terapi yang biasanya dilaksanakan adalah tiap 2- 3 hari sekali
(seminggu 2 kali)
Kontra indikasi
• Tumor intra cranial, karena ECT dapat meningkatkan tekanan intra cranial
• Kehamilan, karena dapat mengakibatkan keguguran
• Osteoporosis, karena dengan timbulnya garand mall dapat berakibat terjadinya
fraktur tulang
• Infark miokard, dapat terjadi henti jantunG
• Asthma bronkhial, karena ECT dapat mempercepat penyakit ini

C. TERAPI PSIKOFARMAKA
1. Pengertian Psikofarmaka
Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif
pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas
mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh
terhadap taraf kualitas hidup klien (Andri, 2009).

2. Konsep Psikofarmakologi
a) Psikofarmakologi adalah komponen kedua dari manajemen psikoterapi
b) Perawat perlu memahami konsep umum psikofarmaka
c) Yang termasuk neurotransmitter: dopamin, neuroepinefrin, serotonin dan
GABA (Gamma Amino Buteric Acid) dan lain-lain
d) Meningkat dan menurunnya kadar/konsentrasi neurotransmitter akan
menimbulkan kekacauan atau gangguan mental
e) Obat-obat psikofarmaka efektif untuk mengatur keseimbangan
neurotransmitter

3. Klasifikasi
Obat psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya:
antipsikosis, anti-depresi, anti-mania, anti-ansietas, antiinsomnia, anti-panik,dan
anti obsesif-kompulsif,. Pembagian lainnya dari obat psikotropik antara lain:
transquilizer, neuroleptic, antidepressants dan psikomimetika (Andri,2009).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil dari pembahasan diatas :


• Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan jiwa, dimana perawat mendasarkan
potensi yang dimiliki klien (modal-modality) sebagai titik tolak terapi atau
penyembuhannya.
• Terapi somatik adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan gangguan jiwa,
dengan tujuan mengubah perilaku yang maladavtif menjadi perilaku adaptif dengan
melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi fisik klien. Walaupun yang diberi
perlakuan fisik klien tetapi target terapi adalah perilaku klien.
• Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada
Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan
perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap taraf
kualitas hidup klien.

B. SARAN

Terapi modalitas sudah sepantasnya masuk dalam standar asuhankeperawatan


jiwa dan menjadi integral dalam standar asuhan keperawatan jiwa khususnya pada
tindakan keperawatan jiwa yang diberikan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan
jiwa utamanya diruang rawat inaprumah sakit jiwa. Dengan demikian menjadi kewajiban
perawat untuk memberikan terapi modalitas secara rutin sesuai dengan
kebutuhandiberbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa dan menjadikan sebagai bagian
dari budaya profesional sehingga dapat meningkatkan citrea danmutu pelayanan
keperawatan jiwa bagi pasien dan keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai