Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM Nilai praktikum

GKP 0303 ANALISIS DAN PEMODELAN SPASIAL


Laboratorium Sistem Informasi Geografis
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

ACARA 2AB : Network Analyst

KELOMPOK HARI: Kamis PUKUL: 07.00


NAMA: Michelle Ruth Boru Girsang NIM: 19/445029/GE/09136
.
ASISTEN: ASISTEN
1. Huwaida Nur Salsabila 3.
2. Abhista Fawwaz Sahitya 4.
.

A. TUJUAN
Tujuan pada praktikum ini adalah
1. Mengetahui cara membangun network database
2. Mengetahui jalur terbaik melalui beberapa titik

B. LANGKAH KERJA

Informasi ruas dan nama jalan, serta waktu tempuh setiap rute jalan

Folder Network Analyst dibuat melalui Catalog dan dibuat shapefile jalan tipe polyline pada folder
tersebut
Titik koordinat ditentukan dalam pembuatan shapefile jalan sehingga membentuk alur jalan dummy

Field baru dibuat pada attribute table dengan ketentuan yang telah ada

Panjang jalan dihitung melalui calculate geometry

Network Dataset dibentuk pada layer shp jalan dengan ketentuan yang telah ada

Titik Stop diletakkan pada shp jalan melalui Network Analyst

Kriteria impedensi ditentukan (jarak atau waktu) Analysis Settings

Titik Barrier ditambahkan dari 1 titik, 2 titik, hingga 3 titik

Layar pada ArcGIS di-screenshoot atau ditangkap layar

SS atribut tabel network SS rute dan directions SS rute dan directions dengan
dataset dan SS shapefile berdasarkan impedansi jarak hambatan titik (1, 2, dan 3
jalan network dataset dan waktu hambatan)

Laporan Praktikum GKP 0301 Sistem Informasi Geografis 2018 I-1


C. HASIL PRAKTIKUM
Hasil praktikum pada acara ini adalah (terlampir):
1. SS atribut tabel network dataset
2. SS shapefile jalan network dataset
3. SS rute dan directions berdasarkan impedansi jarak dan waktu
4. SS rute dan directions dengan hambatan titik (3 hambatan) berdasarkan impedansi
jarak dan waktu
5. SS rute dan directions dengan hambatan garis (2 hambatan) berdasarkan impedansi
jarak dan waktu
6. SS rute dan directions dengan hambatan area (1 hambatan) berdasarkan impedansi
jarak dan waktu

D. PEMBAHASAN
Analisis jaringan adalah salah satu analisis yang menggunakan tipe data garis dan
penting digunakan dalam sistem informasi geografis. Analisis jaringan atau Network
Analyst juga memerlukan suatu database sebagai media penyimapanan informasi yang
kemudian dianalisis secara efektif dan efisien (Prahasta, 2009). Database tersebut
diabngun dengan menggunakan data shapefile garis dengan tipe polyline yang dapat
merepresentasikan objek jalan. Network Analyst sering diaplikasikan untuk menganalisis
jaringan jalan yang berkaitan dengan mobilitas dan aksesibilitas manusia.
Jaringan jalan dapat dimodelkan melalui tools Network Analyst dalam Sistem
Informasi Geografis. Data shapefile jalan tersebut harus saling terhubung antara arc-nya
sehinngga diasumsikan tidak ada jalan yang terputus (Lampiran 2). Penentuan titik
koordinat melalui fitur absolute x, y dapat membantu memposisikan objek jalan lebih
akurat dan mencegah antar polyline terputus. Shapefile jalan juga dilengkapi data
attribute table nya dengan nama ruas jalan, nama jalan, waktu tempuh, arah jalan, serta
panjang jalan yang dihitung melalui calculate geometry. Arah jalur jalan yang digunakan
pada praktik ini dapat dibagi menjadi dua yaitu satu arah dan dua arah. Pada field
ONEWAY terdapat kode-kode huruf yang digunakan dimana B merupakan jalan dua
arah, N adalah jalan tidak dapat diakses, FT yaitu From-To dan TF adalah To-From.
Network Analyst dapat digunakan dalam penentuan rute optimum yang dimana
membantu manusia dalam mengambil keputusan. Rute optimum berdasarkan impedansi
waktu akan berbeda dengan impedansi jarak. Selain itu, rute optimum juga sangat
dipengaruhi oleh keberadaan barrier. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan aliran

Laporan Praktikum GKP 0301 Sistem Informasi Geografis 2018 I-2


dapat dikontrol oleh elemen-elemen seperti hambatan/impedance, penghalang/barrier,
perhentian/stop, pusat/center, maupun belokan atau putaran/turn (Sari, 2014). Pada hasil
praktikum nomor 3 di lampiran 3 menunjukkan bahwa rute optimum dengan impedensi
jarak dan waktu adalah sama. Hal ini menunjukkan bahwa praktik kali ini dengan shp
jalan yang telah dibuat memiliki rute optimum yang sama berdasarkan hambatan jarak
ataupun waktu. Impedance atau hambatan adalah kondisi yang menyatakan ukuran
resistensi pergerakan yang dipengaruhi sejumlah faktor antara lain karakteristik seperti
waktu tempuh dan panjang jalan (Prahasta, 2009).
Barrier dapat dibagi mmenjadi tiga jenis yaitu point barrier, line barrier, dan area
barrier. Pada praktik ini barrier yang digunakan adalah point barrier. Hasil praktikum
yang dapat dilihat pada lampiran nomor 4 hingga 6 menunjukkan bahwa rute optimum
tidak melewati jalan yang memiliki barrier. Hal tersebut dikarenakan barrier dapat
diartikan sebagai penghalang sehingga jalan tidak memiliki aksesibilitas dan tidak dapat
dilalui. Jika dibandingkan rute optimum dengan 3 hambatan, 2 hambatan, dan 1
hambatan, terdapat perbedaan total jarak tempuh yang dimiliki rute optimum. Semakin
sedikit hambatan/barrier yang dimiliki, semakin kecil nilai waktu tempuhnya seperti rute
dengan 1 hambatan memerlukan total waktu 46 menit, sementara rute dengan 2
hambatan perlu 1 jam 5 menit. Hal tersebut berbanding lurus dengan total jarak tempuh
yang diperlukan rute optimum dimana semakin sedikit barrier yang dimiliki, semakin
pendek pula jarak tempuh yang dilalui. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan barrier
dapat menghambat dan menurunkan efektifitas mobilitas dikarenakan mengurangi
aksesibilitas pada jalan.

E. KESIMPULAN
Kesimpulan pada praktikum ini antara lain:
1. Network database dibangun dengan membuat shapefile garis dengan feature type
polyline yang dimana antara arc saling terhubung. Shapefile jaringan jalan tersebut
kemudian dilengkapi atribut datanya dengan waktu tempuh, jarak tempuh, dan arah
jalur yang dimiliki setiap ruas jalan.
2. Jalur terbaik atau rute optimum sangat bergantung terhadap keberadaan barrier dan
penentuan impedensi yang digunakan. Semakin banyak hambatan atau barrier yang
dimiliki jaringan jalan, maka semakin lama waktu tempuh dan semakin panjang jarak
tempuh yang dimiliki, begitu juga sebaliknya. Jalur terbaik atau jalur paling optimum
adalah jalur dengan barrier/hambatan seminimal mungkin.

Laporan Praktikum GKP 0301 Sistem Informasi Geografis 2018 I-3


F. DAFTAR PUSTAKA
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar. Bandung:
Informatika Bandung
Sari, Pebrina M. 2014. Daya Tampung Shelter Evakuasi Tsunami Di Universitas Negeri
Padang Air Tawar Barat (Studi Kasus untuk Masyarakat di Dalam Lingkungan
Kampus Universitas Negeri Padang Air Tawar Barat). Jurnal Geografi, 3(1) : 64-73.

Laporan Praktikum GKP 0301 Sistem Informasi Geografis 2018 I-4


LAMPIRAN
1. SS atribut tabel network dataset

2. SS shapefile jalan network dataset


3. SS rute dan directions berdasarkan impedansi jarak dan waktu
Impedansi Tampilan Rute Direction

Waktu

Jarak

4. SS rute dan directions dengan hambatan titik (min. 3 hambatan) berdasarkan impedansi jarak dan
waktu
Impedansi Tampilan Rute Direction

Waktu
Jarak

5. SS rute dan directions dengan hambatan garis (min. 2 hambatan) berdasarkan impedansi jarak dan
waktu

Impedansi Tampilan Rute Direction

Waktu

Jarak
6. SS rute dan directions dengan hambatan area (min. 1 hambatan) berdasarkan impedansi jarak dan
waktu
Impedansi Tampilan Rute Direction

Waktu

Jarak

Anda mungkin juga menyukai