Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

TENTANG ‘ASKEP PASIEN DENGAN SPONDYLOARTHROPATHIES (PSORLATIC


ARTHRITIS, DAN REACTIVE ARTHRITIS)’

Dosen Pengampuh : Titi I. Afelya, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 9
MARTINA HELUKA (2019081024026)

SELVI RANTE DAMAI (2019081024054)

LASMI RUTH A. BUBUI (20170811024

VATICA PAPUANA RAMANDEI (20170811024

RIA LIWIN A. KAPITARAU (20170811024074)

ANDENI.MADAI (2019081024026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini yang berjudul "‘ASKEP PASIEN DENGAN SPONDYLOARTHROPATHIES (PSORLATIC
ARTHRITIS, DAN REACTIVE ARTHRITIS)’ ” tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
kamiharapkan untuk penyempurnaan makalah.

Jayapura, 09 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP MEDIS
a. DEFINISI
b. ANATOMI FISIOLOGI
c. ANATOMI
d. MANIFESTASI KLINIS
e. PATOFISIOLOGI
f. PEMERIKSAAN FISIK
g. PEMERIKSAAN PENUNJANG
h. PATHWAY
B. PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. INTERVENSI
a. TUJUAN
b. RENCANA KEPERAWATAN

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …..…………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Spondyloarthritis atau spondyloarthropathy adalah nama untuk sekumpulan dari


peradangan rehumatik yang menyebabkan arthritis, jenis yang tersering ialah ankylosing
spondylitis, yang dominan meyerang tulang belakang, diantara lain adalah, axial
spondyloarthrits, yang sering menyerang tulang belakang dan pelvis, peripheral spondyloarthritis
yang sering menyerang kaki dan tangan, reaktif arthritis ( reiter’s syndrom), psoriatic arthritis
dan enteropathic arthritis ( yang diasosiasikan dengan irritable bowel dissease ).

Spondyloarthritis merupakan penyakit inflamasi kronik, bersifat sistemik, ditandai


dengan kekakuan progresif, dan terutama menyerang sendi tulang belakang (vertebra) dengan
penyebab yang tidak diketahui. Penyakit ini dapat melibatkan sendi-sendi perifer, sinovia, dan
rawan sendi, serta terjadi osifikasi tendon dan ligamen yang akan mengakibatkan fibrosis dan
ankilosis tulang. Terserangnya sendi sakroiliaka merupakan tanda khas penyakit ini. Ankilosis
vertebra biasanya terjadi pada stadium lanjut dan jarang terjadi pada penderita yang gejalanya
ringan.

Dalam sepuluh tahun terakhir penelitan spondyloathritis mengalami banyak


perkembangan, terutama mengenai pengobatan, diagnosa awal, dan pemeriksaan penunjang.

insidensnya sebanding dengan artritis rematoid. Sekitar 20% donor darah dengan HLA-
B27 menderita kelainan sakroilitis. Manifestasi biasanya dimulai pada masa remaja dan jarang di
atas 40 tahun, lebih banyak pada pria daripada wanita (5 : 1). Angka kekerapan bervariasi antara
1,0--4,7%.3-7. Dalam referat ini, akan dibahas dari mulai spondyloarthtis itu sendiri sanmpai
dengan penanganan spondyloarthritis.

Ada dua perberdaan mendasar antara spondyloarthritis dengan rheumatoid arthritis.


Perbedaan untamanya adalah antibodi yang dinamakan rheumatoid faktor. Rheumatoid arthrits
merupakan tipe peradangan arthritis dan penderita memilika faktor rheumatoid dan dinamakan
seropositif, sedangkan spondyloarthritis adalah tipe peradangan arthritis yang tidak memiliki
antibodi rheumatoid faktor sehingga dinamakan seronegatif spondyloarthropathy, atau
seronegatif arthritis.

Keseluruhan prevalensi dari AS adalah 0,25 persen, dan lebih sering terjadi pada pria,
tiga laki-laki yang didiagnosis dengan AS untuk setiap satu perempuan. Namun, banyak
rheumatologists percaya jumlah wanita dengan AS adalah kurang terdiagnosis, karena
kebanyakan wanita cenderung mengalami gejala ringan. [ 31 ]Sebagian besar pasien, termasuk 95
persen pasien putih, AS mengekspresikan HLA-B27 antigen [ 32 ] dan tinggi
tingkat immunoglobulin A (IgA) dalam darah. Timbulnya penyakit ini biasanya antara 15 dan 25
tahun. [ 32 ]

HLA-B27 antigen juga diungkapkan oleh Klebsiella bakteri, yang ditemukan dalam


kadar tinggi dalam tinja dari pasien AS. Sebuah teori menunjukkan adanya bakteri dapat menjadi
pemicu penyakit, dan mengurangi jumlah pati dalam diet (yang bakteri ini perlu tumbuh) dapat
bermanfaat bagi pasien AS. Sebuah tes diet ini mengakibatkan gejala berkurang
dan peradangan pada pasien dengan AS serta tingkat IgA pada individu dengan dan tanpa
AS. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah perubahan diet mungkin
memiliki efek klinis pada perjalanan penyakit.
Sekitar 7% dari penderita penyakit psoriasis mengalami penyakit radang sendi. Biasanya arthritis
terjadi setelah terlihat adanya lesi-lesi pada kulit tetapi dapat juga timbul sebelum atau pada saat yang
bersamaan dengan timbulnya lesi kulit. Perbandinga atara pria dan wanita penyakit ini hamper
seimbang. Arthritis Psoriasis merupakan penyakit peradangan pada sendi, sehinga sendi terasa nyeri,
bengkak dan kuku, mirip gejala rematik. Pada tahap ini penderita harus segera ditolong agar sendi-
sendinya tidak sampai keropos.
BAB II
Tinjauan Pustaka
1.1 DEFINISI
Berasal dari bahasa Yunani yaitu Ankylos yang berarti kaku dan spondylos yang berarti vertebra
(tulang belakang).
Ankylosing Spondylitis adalah radang kronis dan penyakit autoimun yang mempengaruhi sendi
di tulang belakang dan sendi sacroiliac di panggul, dan dapat menyebabkan kakunya sendi tulang
belakang/panggul.

Sekelompok penyakit radang sendi kronik yang seringkali berhubungan dengan gen HLA B27
ditandai dengan dengan inflammantory back pain dan entesitis sebagai lesi patologis dasar.

1.2 ETIOLOGI

Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan factor genetic. Biasanya penderita psoriasis
memiliki kemungkinan yang besar untuk menderita arthritis. Psoriasis merupakan kelainan kulit
menahun yang sering ditemukan, yang menyebabkan timbulnya bercak-bercak merah dikulit.
Sekitar 1 diantara 20 penderita psoriasis akan menderita arthritis. Pada sekitar 75%kasus, arthritis
didahului oleh psoriasis penyakit ini bisa timbul dalam berbagai bentuk. Arthritis biasanya bersifat
berat dan biasanya menyerang jari-jari tangan dan tulang belakang. Jika melibatkan tulang belakang,
maka gejalanya akan lebih banyak menyerupai ankilosing spondiliti

1.3 GEJALA

Gejalanya berupa : Kelainan kuku atau lesi kulit karena psoriasis (kulit menjadi bersisik-sisik
kemerahan dan terjadi penebalan, bisa disertai kuku yang berlubang),Pembengkakan dan nyeri
persendiaan (arthritis), biasanya pada persendian jari tangan dan jari kaki, tetapi bisa juga pada
persendian lainnya,Nyeri pergelangan tangan, nyeri lutut, nyeri pinggul, nyeri siku, nyeri
pergelangan kaki,Nyeri dan pembengkakan pada trempat persambungan tendo dengan tulang,
mungkin melibatkan tendo Achile

1.4 MANISFESTASI KLINIS

Arthritis psoriasis paling sering timbul sebagai peradangan yang hanya menyerang
beberapa asemetris yang hanya menyerang beberapa sendi perifer pada suatu waktu tertentu.
Sendi-sendi distal dari tangan dan kaki adalah sendi-sendi yang paling yang paling sering terserang.
Tetapi sendi-sendi lain pun dapat terserang, termasuk semua persendian pada tangan, kaki, lutut,
dan panggul. Ada kecenderungan aktivitas arthritis ini berubah-ubah sesuai dengan jenis
psoriasisnya, terutama pada psoriasis yang melibatkan kuku. Artritis psoriasis dapat timbul sebagai
arthritis yang simetris sehingga menyerupai arthritis rheumatoid atau dapat menyerupai arthritis
mutilans apabila semua sendi diresopsi lagi dengan sempurna, atau sebagai spondilitis yang serupa
dengan spondilitis ankilosars. Arthritis psoriasis umumnya kurang menimbulkan kecacatan bila
dibandingkan dengan arthritis rheumatoid.
Temuan Laboratorium dan Radiologi

Tidak ada uji laboratorium spesifik untuk artritis psoriatik. Laju endap darah dapat
meningkatkan selama fase akut penyakit. Antigen HLA-B27 ditemukan positif pada sekitar 20%
pemeriksaan. Hasil ini dapat meningkat menjadi 50% positif apabila juga penderita mengalami
peradangan pada sakroiliaka.

Gambaran Radiologi pada tahap awal biasanya normal. Suatu cirri khas yang tepat pada
tahap lanjut adalah tanda-tanda pensil di dalam mangkok terhadap erosi pada ujung distal falang
proksimal sehingga menjadi agak runcing ujungnya dan pertumbuhan tulang berlebihan pada ujung
proksimal falang distal dimana terdapat insesi tendon.

1.5 PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan arthritis psoriasis adalah aspiri atau obat-obatan aanti radang non-
steroid dalam dosis yang tepat. Tindakan ini digabung dengan penatalaksanaan lesi kulit.
Kortikosteroid biasanya tidak dipakai karena harus diberikan dalam dosis besar sehingga timbul efek
samping yang tak dapat diterima. Terapi obat-obatan dari gologan emas dan imonosupresif. Obat-
obat ini hanya diberikan untuk kasus-kasus yang berat tidak berespons terhadap bentuk terapi
lainnya.

Pengobatan janka panjang memerlikan pendekatan multifokal yang meliputi terapi fisik,
perubahan aktivitas hidup sehari-hari dan kadang-kadang perawatan dirumah sakit dan
pembedahan. Kebanyakan penderita arthritis psoriasis tidak memerlukan intervensi medis yang
ekstensif. Penderita kali ini cukup sering mengalami periode remisi dan berlangsung selama
beberapa bulan.

PENGOBATAN

Obat anti peradangan non-steroid atau salisilat diberikan untuk mengurangi nyeri dan
peradangan sendi. Beberapa obat yang efektif untuk pengobati penyakit ini. Diantaranya adalah
senyawa emas, methotrexate, clorosporin dan sulfasalazine. Kadang steroid disuntikan langsung
kepersendiaan yang terkena. Obat lainnya adalah etretina, yang biasanya efektif pada kasus yang
berat tetapi memiliki efek samping yang serius, karena bisa menyebabkan kelainan bawaan sehingga
tidak boleh diberikan kepada wanita hamil.

Etretina memetap di dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama, karena itu wanita
sebaiknya tidak hamil selama pengobatan atau minimal 1tahun selama pemakaian obat dihentikan.
Kombinasi metotreksat per-oral dengan pengobatan sinar ultraviolet (PUVA), bisa mengurangi gejala
kulit dan peradangan pada tulang kecuali tulang belakang. Jarang perlu dilakukan pembedahan
untuk memperbaiki atau mengganti persendiaan yang terkena. Untuk meningkatkan mobilitas
persendiaan, dilakukan latihan khusus untuk persendian yang terkena. Atau bisa juga digunakan
terapi panas dan dingin maupun hidroterapi. Prognosis untuk artritis psoriatic biasanya lebih baik
dibandingkan dengan artritis rematoid, karena sendi yang terkena lebih sedikit dan penyakitnya
seringkali bersifat ringan. Terapi persendiaan bisa mengalami kerusakan yang hebat.
B. PROSES KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakuka pada hari …tanggal …jam …diruang …

a. BIODATA

a. Identitas Klien

Nama : Ny.S

Tempat tanggal lahir : Yogyakarta, 1 April 1972

Umur : 39 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Imogiri

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SMU

No. CM : 1.09.08.54

Dx. Medis : Artritis Psoriasis

Tanggal masuk RS : 6 Januari 2011

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. H

Tempat tanggal lahir : Yogyakarta, 02 September 1966

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl.Imogiri

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : Sarjana
Hubungan dengan klien : Suami klien

b. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan utama

Nyeri pada sendi

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Nyeri pada persendian biasanya persendiaan jari tangan,jari kaki, pergelangan tangan,nyeri
lutut, nyeri pinggul, nyeri pergelangan kaki, nyeri siku, nyeri pergelangan kaki disertai dengan
kelainan kuku atau lesi kulit psoriasis( kulit menjadi bersisik, kemerahan dan terjadi penebalan) dan
pembengkakan.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini

d. Riwayat kesehatan Keluarga

Tidak ada penyakit menular dan menurun dalam anggota pasien

e. Riwayat Kesehatan Lingkungan

c. POLA FUNGSI KESEHATAN (Gordon)

a. Persepsi terhadap kesehatan

Bahwasanya sakit adalah suatu rasa tidak enak yang membuat menjadi tidak
nyaman,pasien tidak mengkonsumsi atau mengkonsumsi alcohol.

b. Pola aktivitas latihan

Aktivitas 0 1 2 3 4

Mandi 

Berpakaian 

Eliminasi 

Ambulansi 
Makan 

Keterangan:

0: Mandiri

1: Alat Bantu

2: Dibantu orarng lain

3: Dibantu orang lain dan alat

4: tergantung total

c. Pola istirahat tidur

Pola tidur mengalami gangguan karena nyeri persendian

d. Pola nutrisi metabolic

Pola metabolit tidak ada ganguan

e. Pola eliminasi

Tidak ada ganguan pada pola eliminasi

f. Pola kognitif perceptual

• Status mental : sadar

• Bicara : normal

• Pendengaran : tidak ada gangguan

• Penglihatan : tidak ada gangguan

• Vertigo : tidak ada

g. Pola konsep diri

Harga diri : terganggu karena penyakit yang dideritanya

Ideal diri : tidak terganggu

Identitas diri : tidak terganggu

Gambaran diri : tidak terganggu

Peran diri : terganggu , tidak bisa melakukan perannya secara penuh


h. Pola koping

Setiap ada masalah klien selalu mendiskusikan dengan suami dan keluarganya.

i. Pola seksual reproduksi

Tidak dapat melakukan hubungan dengan suaminya karena sakit yang dideritanya

j. Pola peran dan hubungan

Hubungan pasien dengan anggota keluarga, masyarakat sekitar baik tidak ada permusuhan.

k. Pola nilai dan kepercayaan

pasien beragama islam

d. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum : lemah

Kesadaran Umum: Composmetis

GCS :

Respon motorik : 4

Respon verbal :5

Respon mata :4

13

b. Tanda-tanda vital

• Suhu : 37,5 ˚C)

• Nadi : 80×/mnt)

• TD : 120/70mmHg

• Pernapasan : 24 x/mnt

c. Pemeriksaan Head to Toe

• Kepala

Bentuk mescocepal, tidak berketombe, tidak ada perabangan/lesi

• Rambut
Rambut panjang, hitam, tidak mudah rontok, lebat dan distribusi rambut menyebar

• Wajah

Bentuk oval, simetris

• Mata

Bentuk bulat, tidak menggunakan kaca mata

- Konjungtiva : berwarna merah muda

- Pupil : isokor

- Skelera : bening

- Iris : coklat

- Kelopak mata : cekung

• Hidung

Bentuk simetris, lubang hidung tidak terdapat secret dan penyumbatan, fungsi pembauan baik.

• Telinga

Bentuk simetris, tidak ada cairan yang keluar, tidak ada pendarahan, lubang telinga bersih,
fungsi pendengaran baik.

• Mulut

Bibir tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, gusi dan mulut bersih, gigi lengkap dan mampu
untuk menelan.

• Leher

Warna sama seperti kulit sekitarnya, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada lesi

• Dada

- Inspeksi : bentuk simetris, pergerakan kanan dan kiri simertris

- Palpasi : ictus cordis Auskultrasi vesikuler

• Abdomen

- Inspeksi : tidak ada benjolan pada abdomen

- Auskultasi : bising usus hiperaktif 17-21 x/mnt


- Perkusi : adanya suara tympani

- Palpasi : tidak ada nyeri epigastrium

• Genetalia

Genetalia tampak bersih

• Ekstermitas Pergerakan kaki dan tangan baik


yang kiri dan yang kanan tidak terkoordinasi dengan baik.

e. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Sinar X dari sendi yang sakit : Menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi
dan oesreoporosis dari tulang yang berdekatan(perubahan awal) berkembang menjadi formasi kusta
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksosio. Perubahan oesteoartristik yang terjadi secara
bersamaan.

 Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium.

 Antroskopi langsung: Visualisasi dari area yang menunjukkan iregulasi/degenerasi tulang pada
sendi

 SDP : Meningkatkan pada waktu inflamasi

 JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang

 Biopsy membrane sinovisual : menunjukan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.

6. TERAPI

 Preparat emas oral (auranofin)

 Etertinate

 Metroksal

 Sinar UVA atau UVB dengan preparat topical terbatubara (terapi Goe Ckerman)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Data Fokus :

a. Data obyektif :

- Nyeri pada persendian biasanya: nyeri pergelangan tangan, nyeri lutut, nyeri pinggul, nyeri
siku, nyeri pergelangan kaki

- Kelainan kuku

- Psoriasis (Kulit bersisik-sisik, kemerahan,Penebalan kukit, kuku berlubang)

- Pembengkakan pada tempat persambungan tendo dengan tulang

- Lesi kulit / ulkus

- Gangguan gerak

- Kekakuan sendi

- Pergerakan terbatas

- Pasien lemah

- Gangguan tidur

2.Analisa Data

No SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM

1. Do:

- Nyeri persendian

- Pembengkakan sendi Agen cedera biologis Nyeri akut

2. Do:

- Gangguan gerak

- Kekakuan sendi

Kekakuan sendi atau kontraktur Kerusakan mobilitas fisik

3. Do:

- Mengeluh susah tidur

- Nyeri pada persendian


Nyeri pada persendian Gangguan pola tidur

4. Do:

- Perawatan diri dibantu orang lain Nyeri Kurang perawatan diri

5. Do:

- Kelainan kulit

- Kulit bersisik-sisik

- Kulit memerah

- Penebalan kulit Reaksi inflamasiKerusakan integritas kulit

6. Do:

- gangguan gerak

- aktivitas dibantu orang lain

- pergerakan terbatas

- lemah Tiram baring atau imobilisasi Intoleransi aktivitas

7. Do:

- Harga diri pasien terganggu karena penyakit yang diderita Perubahan perkembangan
Gangguan citra tubuh

Diagnosa Keperawatan Dan Prioritas Masalah

1) Nyeri akut b.d agen cedera biologis

2) Kerusakan mobilitas fisik b.d kekakuan sendi atau kontraktur

3) Gangguan pola tidur b.d nyeri

4) Kerusakan integritas kulit b.d Reaksi inflamasi

5) Kurang perawatan diri b.d nyeri

6) Intoleransi aktivitas b.d Tiram baring atau imobilisasi

7) Gangguan citra tubuh berhubungan b.d perubahan perkembangan


f. INTERVENSI

Tgl/jam No.DX TUJUAN INTERVENSI

1. Setelah dilakukan tindakan kererawatan selama …x 24jam, diharapkan nyeri


berkurang dengan KH:

PAIN LEVEL (2102)

210201 Ps dapat melaporkan nyeri

210203 Ps dapat mengetahui frekuensi nyeri

21020 Ps dapat memantau lama dan episode nyeri

210206 ekspresi wajah tampak rileks

210209 ketegangan otot kurang

1. Sangat dianjurkan/ dilakukan

2. banyak dianjurkan / dilakukan

3. Cukup dianjurkan / dilakukan

4. Sedikit dianjurkan/dilakukan

5. Tidak dilakukan/ dilakukan

PAIN MANAGEMENT (1400)

- Tunjukan perkiraan nyeri secara menyeluru untuk( lokalisasi nyeri, karakteristik, frekuensi,
durasi dari nyeri)

- Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, lama nyeri antisipasi ketidak
nyamanan dari prosedur

- Tentukan frekuensi yang membuat pasien merasa nyaman dan lakukan pemantauan

- Observasi tanda-tanda isyarat nonverbal yang menyebabkan ketidak nyamanan terutama


pasien yang tidak dapat berkomunikasi
- Control factor lingkungan yang menyebabkan pasien tidak nyaman( ruangan, suhu, berisik,
lampu)

- Tingkat isirahat secara adekuat

- Berika pertolongan untuk nyeri dengan analgesik

2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x24 jam, diharapkan


mobiloitas fisik pasien tersebut terbatasi dengan dengan KH:

MOBILITY LEVEL (0208)

020801 Ps menunjukkan keseimbangan

020808 Ps menunjukan posisi tubuh yang baik

020803 Ps mampu mengerakkan otot

020804 Ps mampu mengerakkan sendi

020805 Ps menunjukkan dapat untuk pindah

1.tergantung tidak mengikut sertakan

2. membutuhkan bantuan orang lain dan alat

3. membutuhkan bantuan orang lain

4. sendiri dengan bantuan alat

5. mandiri

EXERCISE THERAPHY : JOINT MOBILITY (0224)

- Tentukan batas pergerakan sendi dan pengaruh pada fungsinya

- Monitor/pantau lokasi dari ketidak nyamanan nyeri selama pergerakan/ aktivitas

- Bantu pasien memposisikan tubuhnya untuk pergerakan sendi secara aktif/pasif

- Anjurkan latihan aktifitas ROM secara teratur, tentykan jadwal

- Bantu pasien untuk mengembangkan jadwal untuk latihan ROM aktif

- Kolaborasi dengan ahli terapi fisik pada perkembangan problem latihan


3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama..x24 jam,diharapkan gangguan
tidur pasien teratasi dengan Kh:

SLEEP(0004)

000401 Ps dapat menunujukkan waktu dari tidur

000402 Ps dapat mengabsorbsiasi waktu dari tidur

000403 Ps dapat menunjukakn pola tidur

000404 Ps tidur sesuai kualitas tidur

000407 Ps dapat tidur rutin

1.banyak sekali kompromi

2. Banyak kompromi

3. Sedang atau cukup kompromi

4. Sedikit kompromi

5. Tidak ada komprom SLEEP ENCHACEMENT (1850)

- Tentukan pola tidur atau aktivitas pasien

- Perkirakan tidur pasien secara teratur

- Tentukan atau jelaskan tidur yang adekuat selama sakit

- Monitor pola tidur ps dan lamanya waktu tidur ps

- Pantau adanya kelelahan dari aktvitas selama sakit

- Atur lingkungan ( cahaya, suhu, tempat tidur) untuk menambah jam tidur pasien

- Naikkan dan tambahkan waktu tidur pasien


4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x24 jam, diharapkan pasien
mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan KH:

SELF –CARE: ACTIVITES OF DAILLY LIVING (0300)

030002Ps mampu berpakaian secara mandiri

030001Ps mampu makan secara mandiri

030003Ps mampu buang air besar

030004Ps mampu mandi secara mandiri

030006Ps manpu melakukan kebersihan diri secara mandiri

1. tergantung total

2. dibantu orang lain dan alat

3. dibantu orang lain

4. mandiri dibantu dengan alat

5. mandiri SELF-CARE : ASISTENCI (1800)

- Kaji kemampuan ps untuk merawat diri secara mandiri

- Kaji kebutuhan ps dalam kebersihan diri dan berikan bantuan sesuai kebutuhan dengan
perawatan rambut atau kuku atau kulit/dengan gosok gigi

- Tetapkan sebuah rutinitas untuk aktivitas perawatan diri

- Bantu ps untuk menerima ketergantungan kebutuhannya

- Pertimbangkan umur ps ketika aktivitas perawatan diri

- Sediakan bantuan sampai ps mampu melakukan perawatan secara mandiri


5. Setalah dilakukan tindakan keperawatan selama…x24jam diharapkan resiko
integritas kulit teratasi dengan KH:

RESIKO CONTROL (1902)

190201Ps menyatakan resiko

190202Ps dapat memantau perilaku pribadi terhadap factor resiko

190204Ps dapat mengembangkan strategi untuk mengontrol resiko secara efektif

19020Ps dapat mengontrol resiko dengan strategi yang dibutuhkan

1.tidak pernah menunjukan

2. jarang menunujukkan

3. kadang- kadang menunujukkan

4. sering menunujukkan

5. terus menerus menuujukkan SKIN SURVEILLANCE (3590)

- Obsevasi ekstermitas untuk warna, kehangatan nadi, tekstur,udema dan luka

- Periksa kulit dan membrane mukosa untuk kemerahan, kehangatan ekstermitas awal
drainaase

- Monitor kulit untuk area kerusakan

- Pantau untuk sumber untuk tekanan dan pergeseran

- Pantau adanya infeksi, terurtama area udema

- Monitor warna kulit

- Monitor temperature kulit

- Catat adanya perubahan kulit dan membrane mukosa


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x24jam diharap pasien dapat
melakukan aktivitas secara mandiri dengan KH:

ACTIVITY INTOLERACE (0005)

000501Saturasi 02 dibantu dalam respon aktivitas

000513Mengukur perasaan IER dibantu dalam respon aktivitas

000503laporkan aktivitas sehari-hari

1.banyak atau luar biasa (kompromi)

2. banyak (kompromi)

3. sedang atau cukup (kompromi)

4. sedikit (kompromi)

5. tidak ada (kompromi)THERAPI ACTIVITY (4310)

- Menentukan komitmen pasien untuk frekuensi atau nilai aktivitas

- Membantu pasien untuk mengurangi tingkat aktivitas

- Membantu pasien untuk mengembangkan motivasoi sendiri

- Bantu pasien untuk mencapai transportasi untuk aktivitas yang sesuai

- Bantu pasien untuk mengenal dan mencapai jalan tepat menghendaki atau membutuhkan
untuk keinginan menjadi aktivitas

7. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x24jam, diharap harga diri


pasien dapat teratasi dengan KH:

BODY IMAGE (1200)

120001Pasien dap[at menerima gambaran dalam diri sendiri

120002Mampu menyesuaikan antara realitas diri, pengajian diri

120003Dapat mengdeskrepsikan pengaruh bagian tubuh

120005Dapat puas dengan penampilan tubuh


120006Dapat puas dengan fungsi tubuh

12000Dapat menyesuaikan diri untuk perubahan penampilan fisik

1.tidak pernah positif

2.jarang positif

3. kadang-kadang positif

4. sering positif

5. terus-menerus positif BODY IMAGE ENCHACEMENT (9220)

- Tentukan gambaran diri tentang harapan diri pasoien dan dasar pada taraf perkembangan

- Gunakan antisipasi ppetunjuk untuk mempersiapkan pasien untuk mengubah gambaran diri

- Tentukan apakah perubahan fisik mempengaruhi citra tubuh pasien

- Bantu pasien untuk menentukan tingkat perubahan actual pada tubuh atau batas fungsional

- Monitor apakah pasien dapat melihat perubahan pada bagian tubuhnya

- Identifikasi strategi koping

- Bantu pasien untuk menentukan pengaruh terhadap persepsi dalam mengungkapkan perasaan
F. KESIMPULAN

Arthritis Psoriasis adalah suatu peradangan sendi (arthritis) yang terjadi pada orang-orang yang
menderita psoriasis pada kulit atau kuku. Penyakit ini mirip dengan arthritis rematoid, tetepi tadak
menghasilkan antibodi sepesifik seperti halnya arthritis rematoid. Penyebab atritis psoriatis tidak
diketahui, tetapi diduga melibatkan factor genetic.
DAFTAR PUSTAKA

Santoso Budi.2005.Panduan Diagnosa kererawatan Nanda. PRIMA MEDIKA : Jakarta.

Brunner & Suddart.2001. Keperawatan Medikal Bedah.Vol 3.EGC: Jakarta..

Priharjo Robert.2007.Pengkajian Fisik Keperawatan.EGC:jakarta

DIAGNOSA DAN TERAPI PSORIASIS. Antaqualiyah.com I Daily Journal, medical information.

Johnson Morrion,dkk.1999.Nursing Outcomes Classification.St Louis Mus by:USA

My closkey,jonne C.dkk.1995.lOWA INTERVENTION PROSECT NURSING INTERVENTION


CLASSIFICATION (NIC).St.louis mosby.USA

Anda mungkin juga menyukai