Makalah Kel 9 Ibu Titi
Makalah Kel 9 Ibu Titi
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 9
MARTINA HELUKA (2019081024026)
ANDENI.MADAI (2019081024026
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini yang berjudul "‘ASKEP PASIEN DENGAN SPONDYLOARTHROPATHIES (PSORLATIC
ARTHRITIS, DAN REACTIVE ARTHRITIS)’ ” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
kamiharapkan untuk penyempurnaan makalah.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. KONSEP MEDIS
a. DEFINISI
b. ANATOMI FISIOLOGI
c. ANATOMI
d. MANIFESTASI KLINIS
e. PATOFISIOLOGI
f. PEMERIKSAAN FISIK
g. PEMERIKSAAN PENUNJANG
h. PATHWAY
B. PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. INTERVENSI
a. TUJUAN
b. RENCANA KEPERAWATAN
A. Kesimpulan …..…………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
insidensnya sebanding dengan artritis rematoid. Sekitar 20% donor darah dengan HLA-
B27 menderita kelainan sakroilitis. Manifestasi biasanya dimulai pada masa remaja dan jarang di
atas 40 tahun, lebih banyak pada pria daripada wanita (5 : 1). Angka kekerapan bervariasi antara
1,0--4,7%.3-7. Dalam referat ini, akan dibahas dari mulai spondyloarthtis itu sendiri sanmpai
dengan penanganan spondyloarthritis.
Keseluruhan prevalensi dari AS adalah 0,25 persen, dan lebih sering terjadi pada pria,
tiga laki-laki yang didiagnosis dengan AS untuk setiap satu perempuan. Namun, banyak
rheumatologists percaya jumlah wanita dengan AS adalah kurang terdiagnosis, karena
kebanyakan wanita cenderung mengalami gejala ringan. [ 31 ]Sebagian besar pasien, termasuk 95
persen pasien putih, AS mengekspresikan HLA-B27 antigen [ 32 ] dan tinggi
tingkat immunoglobulin A (IgA) dalam darah. Timbulnya penyakit ini biasanya antara 15 dan 25
tahun. [ 32 ]
Sekelompok penyakit radang sendi kronik yang seringkali berhubungan dengan gen HLA B27
ditandai dengan dengan inflammantory back pain dan entesitis sebagai lesi patologis dasar.
1.2 ETIOLOGI
Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan factor genetic. Biasanya penderita psoriasis
memiliki kemungkinan yang besar untuk menderita arthritis. Psoriasis merupakan kelainan kulit
menahun yang sering ditemukan, yang menyebabkan timbulnya bercak-bercak merah dikulit.
Sekitar 1 diantara 20 penderita psoriasis akan menderita arthritis. Pada sekitar 75%kasus, arthritis
didahului oleh psoriasis penyakit ini bisa timbul dalam berbagai bentuk. Arthritis biasanya bersifat
berat dan biasanya menyerang jari-jari tangan dan tulang belakang. Jika melibatkan tulang belakang,
maka gejalanya akan lebih banyak menyerupai ankilosing spondiliti
1.3 GEJALA
Gejalanya berupa : Kelainan kuku atau lesi kulit karena psoriasis (kulit menjadi bersisik-sisik
kemerahan dan terjadi penebalan, bisa disertai kuku yang berlubang),Pembengkakan dan nyeri
persendiaan (arthritis), biasanya pada persendian jari tangan dan jari kaki, tetapi bisa juga pada
persendian lainnya,Nyeri pergelangan tangan, nyeri lutut, nyeri pinggul, nyeri siku, nyeri
pergelangan kaki,Nyeri dan pembengkakan pada trempat persambungan tendo dengan tulang,
mungkin melibatkan tendo Achile
Arthritis psoriasis paling sering timbul sebagai peradangan yang hanya menyerang
beberapa asemetris yang hanya menyerang beberapa sendi perifer pada suatu waktu tertentu.
Sendi-sendi distal dari tangan dan kaki adalah sendi-sendi yang paling yang paling sering terserang.
Tetapi sendi-sendi lain pun dapat terserang, termasuk semua persendian pada tangan, kaki, lutut,
dan panggul. Ada kecenderungan aktivitas arthritis ini berubah-ubah sesuai dengan jenis
psoriasisnya, terutama pada psoriasis yang melibatkan kuku. Artritis psoriasis dapat timbul sebagai
arthritis yang simetris sehingga menyerupai arthritis rheumatoid atau dapat menyerupai arthritis
mutilans apabila semua sendi diresopsi lagi dengan sempurna, atau sebagai spondilitis yang serupa
dengan spondilitis ankilosars. Arthritis psoriasis umumnya kurang menimbulkan kecacatan bila
dibandingkan dengan arthritis rheumatoid.
Temuan Laboratorium dan Radiologi
Tidak ada uji laboratorium spesifik untuk artritis psoriatik. Laju endap darah dapat
meningkatkan selama fase akut penyakit. Antigen HLA-B27 ditemukan positif pada sekitar 20%
pemeriksaan. Hasil ini dapat meningkat menjadi 50% positif apabila juga penderita mengalami
peradangan pada sakroiliaka.
Gambaran Radiologi pada tahap awal biasanya normal. Suatu cirri khas yang tepat pada
tahap lanjut adalah tanda-tanda pensil di dalam mangkok terhadap erosi pada ujung distal falang
proksimal sehingga menjadi agak runcing ujungnya dan pertumbuhan tulang berlebihan pada ujung
proksimal falang distal dimana terdapat insesi tendon.
1.5 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan arthritis psoriasis adalah aspiri atau obat-obatan aanti radang non-
steroid dalam dosis yang tepat. Tindakan ini digabung dengan penatalaksanaan lesi kulit.
Kortikosteroid biasanya tidak dipakai karena harus diberikan dalam dosis besar sehingga timbul efek
samping yang tak dapat diterima. Terapi obat-obatan dari gologan emas dan imonosupresif. Obat-
obat ini hanya diberikan untuk kasus-kasus yang berat tidak berespons terhadap bentuk terapi
lainnya.
Pengobatan janka panjang memerlikan pendekatan multifokal yang meliputi terapi fisik,
perubahan aktivitas hidup sehari-hari dan kadang-kadang perawatan dirumah sakit dan
pembedahan. Kebanyakan penderita arthritis psoriasis tidak memerlukan intervensi medis yang
ekstensif. Penderita kali ini cukup sering mengalami periode remisi dan berlangsung selama
beberapa bulan.
PENGOBATAN
Obat anti peradangan non-steroid atau salisilat diberikan untuk mengurangi nyeri dan
peradangan sendi. Beberapa obat yang efektif untuk pengobati penyakit ini. Diantaranya adalah
senyawa emas, methotrexate, clorosporin dan sulfasalazine. Kadang steroid disuntikan langsung
kepersendiaan yang terkena. Obat lainnya adalah etretina, yang biasanya efektif pada kasus yang
berat tetapi memiliki efek samping yang serius, karena bisa menyebabkan kelainan bawaan sehingga
tidak boleh diberikan kepada wanita hamil.
Etretina memetap di dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama, karena itu wanita
sebaiknya tidak hamil selama pengobatan atau minimal 1tahun selama pemakaian obat dihentikan.
Kombinasi metotreksat per-oral dengan pengobatan sinar ultraviolet (PUVA), bisa mengurangi gejala
kulit dan peradangan pada tulang kecuali tulang belakang. Jarang perlu dilakukan pembedahan
untuk memperbaiki atau mengganti persendiaan yang terkena. Untuk meningkatkan mobilitas
persendiaan, dilakukan latihan khusus untuk persendian yang terkena. Atau bisa juga digunakan
terapi panas dan dingin maupun hidroterapi. Prognosis untuk artritis psoriatic biasanya lebih baik
dibandingkan dengan artritis rematoid, karena sendi yang terkena lebih sedikit dan penyakitnya
seringkali bersifat ringan. Terapi persendiaan bisa mengalami kerusakan yang hebat.
B. PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. BIODATA
a. Identitas Klien
Nama : Ny.S
Umur : 39 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMU
No. CM : 1.09.08.54
Nama : Tn. H
Umur : 35 tahun
Alamat : Jl.Imogiri
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Sarjana
Hubungan dengan klien : Suami klien
b. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Nyeri pada persendian biasanya persendiaan jari tangan,jari kaki, pergelangan tangan,nyeri
lutut, nyeri pinggul, nyeri pergelangan kaki, nyeri siku, nyeri pergelangan kaki disertai dengan
kelainan kuku atau lesi kulit psoriasis( kulit menjadi bersisik, kemerahan dan terjadi penebalan) dan
pembengkakan.
Bahwasanya sakit adalah suatu rasa tidak enak yang membuat menjadi tidak
nyaman,pasien tidak mengkonsumsi atau mengkonsumsi alcohol.
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Ambulansi
Makan
Keterangan:
0: Mandiri
1: Alat Bantu
4: tergantung total
e. Pola eliminasi
• Bicara : normal
Setiap ada masalah klien selalu mendiskusikan dengan suami dan keluarganya.
Tidak dapat melakukan hubungan dengan suaminya karena sakit yang dideritanya
Hubungan pasien dengan anggota keluarga, masyarakat sekitar baik tidak ada permusuhan.
d. PEMERIKSAAN FISIK
GCS :
Respon motorik : 4
Respon verbal :5
Respon mata :4
13
b. Tanda-tanda vital
• Nadi : 80×/mnt)
• TD : 120/70mmHg
• Pernapasan : 24 x/mnt
• Kepala
• Rambut
Rambut panjang, hitam, tidak mudah rontok, lebat dan distribusi rambut menyebar
• Wajah
• Mata
- Pupil : isokor
- Skelera : bening
- Iris : coklat
• Hidung
Bentuk simetris, lubang hidung tidak terdapat secret dan penyumbatan, fungsi pembauan baik.
• Telinga
Bentuk simetris, tidak ada cairan yang keluar, tidak ada pendarahan, lubang telinga bersih,
fungsi pendengaran baik.
• Mulut
Bibir tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, gusi dan mulut bersih, gigi lengkap dan mampu
untuk menelan.
• Leher
Warna sama seperti kulit sekitarnya, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada lesi
• Dada
• Abdomen
• Genetalia
e. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sinar X dari sendi yang sakit : Menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi
dan oesreoporosis dari tulang yang berdekatan(perubahan awal) berkembang menjadi formasi kusta
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksosio. Perubahan oesteoartristik yang terjadi secara
bersamaan.
Antroskopi langsung: Visualisasi dari area yang menunjukkan iregulasi/degenerasi tulang pada
sendi
6. TERAPI
Etertinate
Metroksal
Sinar UVA atau UVB dengan preparat topical terbatubara (terapi Goe Ckerman)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Data Fokus :
a. Data obyektif :
- Nyeri pada persendian biasanya: nyeri pergelangan tangan, nyeri lutut, nyeri pinggul, nyeri
siku, nyeri pergelangan kaki
- Kelainan kuku
- Gangguan gerak
- Kekakuan sendi
- Pergerakan terbatas
- Pasien lemah
- Gangguan tidur
2.Analisa Data
1. Do:
- Nyeri persendian
2. Do:
- Gangguan gerak
- Kekakuan sendi
3. Do:
4. Do:
5. Do:
- Kelainan kulit
- Kulit bersisik-sisik
- Kulit memerah
6. Do:
- gangguan gerak
- pergerakan terbatas
7. Do:
- Harga diri pasien terganggu karena penyakit yang diderita Perubahan perkembangan
Gangguan citra tubuh
4. Sedikit dianjurkan/dilakukan
- Tunjukan perkiraan nyeri secara menyeluru untuk( lokalisasi nyeri, karakteristik, frekuensi,
durasi dari nyeri)
- Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, lama nyeri antisipasi ketidak
nyamanan dari prosedur
- Tentukan frekuensi yang membuat pasien merasa nyaman dan lakukan pemantauan
5. mandiri
SLEEP(0004)
2. Banyak kompromi
4. Sedikit kompromi
- Atur lingkungan ( cahaya, suhu, tempat tidur) untuk menambah jam tidur pasien
1. tergantung total
- Kaji kebutuhan ps dalam kebersihan diri dan berikan bantuan sesuai kebutuhan dengan
perawatan rambut atau kuku atau kulit/dengan gosok gigi
2. jarang menunujukkan
4. sering menunujukkan
- Periksa kulit dan membrane mukosa untuk kemerahan, kehangatan ekstermitas awal
drainaase
2. banyak (kompromi)
4. sedikit (kompromi)
- Bantu pasien untuk mengenal dan mencapai jalan tepat menghendaki atau membutuhkan
untuk keinginan menjadi aktivitas
2.jarang positif
3. kadang-kadang positif
4. sering positif
- Tentukan gambaran diri tentang harapan diri pasoien dan dasar pada taraf perkembangan
- Gunakan antisipasi ppetunjuk untuk mempersiapkan pasien untuk mengubah gambaran diri
- Bantu pasien untuk menentukan tingkat perubahan actual pada tubuh atau batas fungsional
- Bantu pasien untuk menentukan pengaruh terhadap persepsi dalam mengungkapkan perasaan
F. KESIMPULAN
Arthritis Psoriasis adalah suatu peradangan sendi (arthritis) yang terjadi pada orang-orang yang
menderita psoriasis pada kulit atau kuku. Penyakit ini mirip dengan arthritis rematoid, tetepi tadak
menghasilkan antibodi sepesifik seperti halnya arthritis rematoid. Penyebab atritis psoriatis tidak
diketahui, tetapi diduga melibatkan factor genetic.
DAFTAR PUSTAKA