Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

LIPIDA

Disusun oleh:

Kelompok 3

1. Andini Mustika Sururi (26206111A)


2. Annisa Tirta Salsabillah (26206092A)
3. Nimas Ajeng Putri Dharaya (26206093A)
4. Marrista Nurcahyani (26206107A)
5. Muhammad Nurhuda (26206072A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA

2021
I. TUJUAN PRAKTIKUM

 Mengetahui dan memahami sifat, jenis, dan fungsi lemak serta protein.
 Mengetahui dan memahami prinsip reaksi untuk menentukan lemak dan
protein secara kualitatif.

II. DASAR TEORI


Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut
dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti
kloroform dan eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir
semua lipid. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai
atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan
ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid
bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak (Lehninger,
1982).
Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelas besar, yaitu lipid
sederhana dan lipid kompleks.
Lipid sederhana antara lain:
1. trigliserida dari lemak atau minyak seperti ester asam lemak dan
gliserol, contohnya adalah lemak babi, minyak jagung, minyak biji
kapas, dan butter,
2. lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai panjang alkohol,
contohnya adalah bee wax, spermaceti, dan carnauba wax, dan
3. sterol yang didapat dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh
fenantrena, contohnya adalah kolesterol dan ergosterol (Damin, 2006).
Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak
sebagai unit penyusunnya adalah trigliserol, juga sering disebut lemak, lemak
netral, atau trigliserida. Jenis lipid ini merupakan contoh lipid yang paling sering
dijumpai baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Trigliserida adalah
komponen utama dari lemak penyimpan pada sel tumbuhan dan hewan, tetapi
umumnya tidak dijumpai pada membrane (Lehninger, 1982).
III. ALAT DAN BAHAN

ALAT BAHAN

 Tabung reaksi dan raknya  Mentega dan Minyak kelapa


 Penangas air  Larutan Kolesterol 1%
 Mikroskop
 Pipet Pasteur

IV. PERCOBAAN
a. Uji sifat ketidakjenuhan

Siapkan tabung Tambahkan


reaksi lalu minyak setetes
Tambahkan 2 tetes
masukkan 2 ml demi tetes pada
reagen Hubl iod
kloroform kedalam masing-masing
tabung reaksi tabung

Hitung jumlah
tetesan yang
Ulangi prosedur dibutuhkan , sambil
yang sama pada dikocok hingga
sampel minyak warna merah hilang
yang lain dari larutan

b. Uji kelarutan
Tambahkan masing-masing
Masukkan ke dalam tabung raksi
tabung 2 ml pelarut dan
masing-masing 100 mg sampel
aquades

Perhatikan kelarutannya, jika hasil


kruang jelas ambil 1 tetes larutan dan
Kocok kuat selama 2 menit,
teteskan ke kertas saring, keringkan
diamkan selama 10 menit
dan perhatikan adannya bercak (uji
bercak)

c. Uji pembentukan emulsi

Kocok kuat-kuat
Masukkan ke
sehingga terbentuk
dalam tabung Tambahkan
emulsi yang keruh
raeksi masing- masing-masing 2
selama 3 menit.
masing 0,5 ml ml aquades
Diamkan selama 5
sampel
menit

Lihatlah apakah Jika sudah,ulangi


Kocok kuat-kuat
emulsi terpecah percobaan dengan
dan diamkan
kembali menjadi 2 menambahkan 1 ml
dahulu 5 menit
cairan atau tidak sabun cair

Perhatikan emulsi
yang terbentuk
stabil (tidak
terpisah kembali
setelah didiamkan)
d. Uji Salkowski

Tambahkan dan Setelah kedua lapisan


Masukkan ke dalam
campur hati-hati 1 ml campuran tersebut
tabung reaksi masing-
terpisah perhatikan
masing 1 ml larutan H22SO44 pekat di dalam timbulnya warna
sampel lemari asam tersebut
e. Uji Penyabunan

Masukkan 5 tetes minyak goreng


ke dalam tabung reaksi

Teteskan NaOH 10% dalam


alkohol 90% hingga terbentuk
gumpalan

Kocok tabung lalu panaskan dalam


penangas air selama 1 menit (tutup
tabung menggunakan kapas)

Amati terbentuknya sabun berupa


gumpalan

V. HASIL DATA PERCOBAAN

SAMPEL UJI UJI KUALITATIF HASIL


PENGAMATAN
1. Kelarutan dan Emulsi Uji Kelarutan
Mentega,Margarin,Lemak, dan Minyak
pelarut ; eter, benzene, aseton dan klorofr
alkohol dan aquadest
Gliserol larut dalam aquadest, sukar lar
tidak larut dalam pelarut eter, benzena, as
Uji Emulsi
Mentega : Emusli dalam aquadest tida
emulgator, emulsi stabil selama 46 detik
Margarin : Emulsi dalam aquadest tid
emulgator, emulsi stabil selama 60 detik
Minyak Goreng: Emulsi dalam aquad
dengan emulgator, emulsi stabil selama 60

2. Sifat Ketidakjenuhan Larutan campuran reagen Hubl Iod 2ml +


MINYAK DAN Minyak sawit : 20 tetes minyak untuk
LEMAK merah muda larutan menjadi lebih transpa
Minyak canola : 13 tetes minyak untuk
merah muda larutan menjadi lebih transpa
Minyak wijen : 19 tetes minyak untuk
merah/pink larutan menjadi lebih transpa
Minyak kelapa : 100 tetes minyak untuk
merah muda larutan menjadi lebih transpa
3. Grease Spot Test Lipid : Muncul spot transparan pada kerta
Aquadest : tidak muncul spot transparan p
4. Penyabunan Minyak Minyak Goreng : Minyak dan soda
karboksilat yang larut dalam air disebut se
Terbentuk 3 lapisan :
KOLESTEROL Uji Salkowski Kloroform
 Warna ungu yaitu hasil reaksi
kolesterol membentuk kolestadien
 Fluoresensi biru dan merah
kolestidiena dengan sulfat yang be
H2SO4
Warna kuning yaitu sisa asam sulfat yang

VI. PEMBAHASAN

Uji Kelarutan dan emulsi pada lipid


Lipid bersifat nonpolar dikarenakan adanya ekor hidrokarbon panjang pada
lipid yang bersifat nonpolar. Hal ini menyebabkan lipid hanya dapat larut dalam
pelarut organik nonpolar seperti eter, benzene, asetin dan kloroform NaCO3. Pada
hasil uji, mentega, minyak goreng, lemak dapat larut dalam senyawa nonpolar,
sedangkan gliserol dapat larut dalam aquadest dan sukar larut dalam alkohol dan
tidak larut dalam eter, benzena, aseton. Hal ini karena Gliserol memiliki sifat
dapat larut dalam air dan alkohol, sedikit larut dalam banyak pelarut umum seperti
eter dan dioksan, dan tidak larut dalam hidrokarbon. Menurut Harper (1980),
“Gliserol larut dalam air maupun alkohol. Hal ini disebabkan karena pada gliserol
mempunyai kepala polar berupa gugus -OH yang dapat berikatan hidrogen dengan
molekul air ataupun alkohol”. Secara umum, lipid tidak dapat larut dalam air yang
bersifat polar, tetapi dapat terdispersi membentuk misel. Hal ini disebabkan
adanya proses penyabunan. Misel sendiri merupakan agregat yang terdiri dari
beberapa molekul surfaktan yang terbentuk sebagai hasil interaksi termodinamik
antara pelarut, terutama air dengan molekul hidrofobik (Myers, 2006). Alkali dan
asam encer dapat mengubah asam lemak menjadi sabun yang berupa garam asam
lemak. Selain bergantung pada kepolaran pelarut, kelarutan lipid juga bergantung
pada panjang rantai hidrokarbon yang dikandungnya. Semakin panjang rantai,
kelarutannya akan semakin berkurang (Lehninger 1982).

Penyabunan Minyak
Reaksi penyabunan atau saponifikasi adalah reaksi hidrolisis lemak/minyak
dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan
gliserol dan garam asam lemak yang disebut dengan sabun. Terdapat 3 jenis
sabun, yakni sabun keras yang kurang larut dalam air, dan sabun lunak yang lebih
larut dalam air. Untuk menghasilkan sabun yang keras digunakan NaOH,
sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak atau sabun cair digunakan
KOH.

Uji Grease Spot


Pada reaksi grease spot, ketika kertas yang pada dasarnya merupakan selulosa
dengan pori-pori rapat berikatan dengan partikel lemak, pori-pori kertas akan
meregang sehingga cahaya bisa lebih mudah menembus kertas tersebut dan
memberikan efek kertas menjadi transparan
Lipid bagi makhluk hidup sendiri berfungsi sebagai bahan bakar metabolik
untuk memberikan energi kepada (sel-sel) tubuh, komponen struktural membran
sel, komponen pembentuk insulator untuk mengurangi penurunan panas tubuh,
menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, meredam dampak
benturan pada organ tubuh, komponen pembentuk hormon.
Kolesterol merupakan zat alamiah dengan sifat fisik berupa lemak tetapi
memiliki rumus steroida. Kolesterol merupakan bahan pembangun esensial bagi
tubuh untuk sintesis zat-zat penting seperti membran sel dan bahan isolasi sekitar
serat saraf, hormon kelamin, dan anak ginjal, vitamin D, serta asam empedu.
Kolestrol diproduksi oleh tubuh sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, dan bisa
meningkat karena makanan yang kita konsumsi. Meskipun demikian, apabila
seseorang mengonsumsi makanan dengan kandungan kolestrol berlebih, maka
akan menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah atau disebut dengan
hiperkolesterolemia. Kadar kolesterol total darah sebaiknya adalah < 200 mg/dl.
Penyakit lain yang dapat timbul akibat tingginya kadar kolesterol diantaranya
aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), penyakit jantung koroner, stroke,
dan tekanan darah tinggi. Akibat paling fatal dari kelebihan kolestrol bahkan bisa
menyebabkan kematian. Kadar kolesterol darah cenderung meningkat pada orang-
orang yang gemuk, kurang berolahraga, dan perokok (Iman, 2004; Beydaun,
2008).

VII. KESIMPULAN

1. Kebanyakan Lipid dan kolesterol (pengecualian senyawa gliserol) hanya dapat


larut dalam senyawa organik non polar (kelarutan polar sangat sedikit sekali).
2. Lipid jika ditambahkan Na2CO3, maka akan terjadi penyabunan karena
hidrolisis lipid oleh Na2CO3 yang membentuk gliserol dan sabun (busa-busa).
3. Lipid jika ditambahkan basa (NaOH atau KOH) juga terjadi penyabunan
(saponifikasi) karena terjadi reaksi antara gugus karboksilat pada lipid dengan
basa yamg membentuk garam yang larut dengan air atau sabun.
4. Kertas filtrat ditetesi lipid maka menjadi transparan akibat lipid yang terserap
ke dalam pori-pori kertas, lalu mengisi celah-celah kertas. Karena sifat titik
didih lemak yang relatif lebih tinggi dibandingkan air maka lipid akan
menetap yang membuat bagian kertas yang terkena lipid menjadi transparan,
karena cahaya akan dengan mudah lewat.
5. Minyak yang memiliki rantai jenuh (unsaturated fatty acids) bila diuji dengan
tetesan pada larutan Hubl iod dan klroform (larutan yang membentuk warna
merah muda) akan bereaksi dari awal mulanya campuran berwarna
merah/membentuk senyawa yang lebih transparan (merah muda). Jumlah
tetesan minyak-minyak yang diuji menujukkan jumlah ikatan rantai jenuh
yang terdapat dalam senyawa lipid tersebut,
6. Kolesterol yang memiliki konfigurasi tidak jenuh dalam molekulnya biala
direaksi dengan asam kuat dalam kondiis bebas air, kaa kan emmberikan
warna yang berkarakteristik. Warna dan fluorosensi yang dihasilkan ini
bervariasi dengan lapisan senyaw yang terdapat pada bagian larutan

VIII. DAFTAR ISI


 Aulia Dewi Listiyana.2013.obesitas sentral dan kadar kolesterol darah
total.KEMAS 9 (1). Hal 37-43.https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.unimus.ac.id/412/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwiCm7L9gqL0AhVK7XMBHY5mCmUQFnoEC
AMQBg&usg=AOvVaw38m3x53J5rebFNTboOXeR2
 https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas
/article/download/2828/2883&ved=2ahUKEwih9v7Sg6L0AhU1iOYKHV2aD
-gQFnoECDMQAQ&usg=AOvVaw08bwy_J7eyUFMIG02DcHnk
 https://dokumen.tips/documents/grease-spot-test.html
 https://dokumen.tips/documents/laporan-uji-identifikasi-lipid.html

Anda mungkin juga menyukai