Anda di halaman 1dari 6

b.

Emulgator sintetik
✓ Emulgator Anionik, contohnya: Trietanolamin stearat
✓ Emulgator Kationik, contohnya: amonium kuarterner
✓ Emulgator Nonionik, contohnya: Span dan Tween
c. Padatan terbagi halus, contohnya: bentonit, veegum
2. Berdasarkan mekanisme kerja
a. Lapisan monomolekuler
b. Lapisan multimolekuler
c. Lapisan partikel padat

Alat dan Bahan


Alat Bahan
1. Mixer 1. Minyak goreng
2. Gelas ukur 2. Aquadest
3. Waterbath 3. Tween
4. Stopwatch 4. Span
5. Stirrer dan hotplate 5. Pewarna

Prosedur Kerja
Pengaruh Waktu Pencampuran dan Laju Terhadap Stabiltias Emulsi
1. Siapkan tiga larutan untuk minyak dengan perbandingan air: minyak; 5,5:4,5 sebanyak 100
ml.
2. Tambahkan 1-2 tetes pewarna pada larutan.
3. Aduk masing-masing larutan dengan kecepatan yang berbeda (200, 400 & 600 rpm) selama
3, 6, dan 9 menit.
4. Pindahkan larutan dalam gelas ukur 100 ml.
5. Amati dan catat jumlah terpisahnya air dari sampel setiap 5 menit hingga 60 menit.
6. Ubah hasil menjadi persentase air yang terpisah (diekspresikan sebagai jumlah air yang
terpisah per total jumlah cairan).
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑖𝑠𝑎ℎ (𝑚𝑙)
𝐴𝑖𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑖𝑠𝑎ℎ (%) = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 (𝑚𝑙)
7. Catat waktu yang dibutuhkan setiap emulsi untuk terpisah.
8. Buatlah grafik yang menunjukkan hubungan antara waktu dengan stabiltias emulsi (dalam
persen pemisahan air) dan bandingkan waktu yang dibutuhkan setiap emulsi untuk
terpisah.
9. Tentukan nilai HLB.
(% 𝑎𝑖𝑟 𝑥 20) + (% 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑥 1)
𝐻𝐿𝐵 =
% 𝑎𝑖𝑟 + % 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
Pengaruh Pengemulsi Terhadap Stabilitas Emulsi
1. Siapkan larutan berdasarkan formulasi berikut:
Kontrol* Larutan A Larutan B

Air 55% 54% 54%

Minyak Goreng 45% 45% 45%

Tween - 1% -

Span - - 1%

* Tidak perlu membuat control, gunakan data yang sama dengan hasil sebelumnya
(kecepatan 2; 6 menit)

2. Tambahkan 1-2 tetes pewarna.


3. Aduk dengan kecepatan 600 rpm selama 6 menit.
4. Pindahkan larutan ke dalam gelas ukur 100 ml.
5. Amati dan catat jumlah terpisahnya air dari sampel setiap 5 menit hingga 60 menit.
6. Ubah hasil menjadi persentase air yang terpisah (diekspresikan sebagai jumlah air yang
terpisah per total jumlah cairan).
7. Catat waktu yang dibutuhkan setiap emulsi untuk terpisah.
8. Buatlah grafik yang menunjukkan hubungan antara waktu dengan stabiltias emulsi (dalam
persen pemisahan air) dan bandingkan waktu yang dibutuhkan setiap emulsi untuk
terpisah.
9. Tentukan nilai HLB.

Pengaruh Komposisi Bahan Terhadap Emulsi


1. Siapkan larutan berdasarkan formulasi berikut:
Larutan A Larutan B
Air 60% 40%
Minyak Goreng 40% 60%

2. Tambahkan 1-2 tetes pewarna.


3. Aduk dengan kecepatan 600 rpm selama 6 menit.
4. Pindahkan larutan ke dalam gelas ukur 100 ml.
5. Amati dan catat jumlah terpisahnya air dari sampel setiap 5 menit hingga 60 menit.
6. Ubah hasil menjadi persentase air yang terpisah (diekspresikan sebagai jumlah air yang
terpisah per total jumlah cairan).
7. Catat waktu yang dibutuhkan setiap emulsi untuk terpisah.
Prosedur Kerja
Penentuan viskositas Newton menggunakan viskometer pipa kapiler/ ostwald
1. Masukkan 15-20 mL etanol melalui pipa ukuran besar sampai batas bawah pipa kapiler
2. Hisap cairan dari pipa ukuran kecil sampai cairan mencapai batas atas pipa kapiler
menggunakan bola hisap
3. Lepaskan bola hisap, catat waktu yang diperlukan cairan mengalir dari batas atas menuju
batas bawah pipa kapiler menggunakan stopwatch. Lakukan secara triplo.
4. Lakukan hal yang sama poin 1-3 menggunakan blanko aquades, sirup simpleks 65%, dan
minyak ikan
5. Hitung viskositas cairan

Penentuan viskositas Non Newton menggunakan viskometer brookfield


1. Tentukan sifat alir dispersi PGA 10% menggunakan viskometer brookfield
2. Hitung viskositas zat
Alat dan Bahan
Alat
1. Mikroskop
2. Mikrometer okuler
3. Kaca objek
4. Gelas beaker
5. Batang pengaduk
6. Corong
7. Neraca analitik
8. Sieve shaker
9. Ayakan satu seri (nomor mesh 20, 40, 60, 80, dan 100)

Bahan
1. Asetosal
2. Aquadest
3. Talk
4. Magnesium stearate
5. Natrium stearate
6. Zink stearate
7. Asam stearate
8. Pati kentang
9. Pati jagung
10. Pati beras
11. Laktosa
12. Magnesium oksida

Prosedur Kerja
Penentuan ukuran partikel dengan metode mikroskopik
1. Kalibrasi skala okuler: tempatkan mikrometer di bawah mikroskop. Himpitkan garis awal
skala okuler dengan garis awal skala objektif kemudian tentukan garis kedua yang tepat
berhimpit. Tentukan jarak skala lensa okuler.
2. Buat suspensi asetosal encer partikel yang akan dianalisis dan buat preparat di atas gelas
objek
3. Lakukan pengelompokkan: tentukan ukuran partikel yang terkecil dan terbesar, bagilah
jarak ukur yang diperoleh menjadi beberapa bagian
4. Ukurlah partikel dan golongkan ke dalam grup/kelompok yang telah ditentukan dan
ukurlah sedikitnya 200 partikel.
5. Buat kurva distribusi ukuran partikel dan tentukan harga diameter rata-rata.
Penentuan ukuran partikel dengan metode pengayakan
1. Timbanglah semua ayakan yang ada pada percobaan dengan timbangan berat (bukan
neraca analitik)
2. Susun beberapa ayakan dengan nomor tertentu secara berurutan dari atas ke bawah
(semakin bawah semakin besar nomor pengayakan)
3. Sejumlah granul (talk) yang sudah ditimbang masing-masing sebanyak 25 g diletakkan
pada pengayak paling atas, ditutup dan mesin pengayak dihidupkan dengan kecepatan 5
rpm selama 10 menit
4. Hidupkan mesin
5. Timbang kembali masing-masing pengayak yang digunakan
6. Hitung fraksi rata-rata partikel dari rata-rata lubang pengayak yang dapat dilewati dan
lubang pengayak yang menahan serbuk tersebut
7. Buat distribusi ukuran partikel dan hitung diameter rata-rata partikel menggunakan grafik
Alat dan Bahan
Alat
1. Gelas beaker Bahan
2. Cawan petri 1. Aquadest
3. Penggaris 2. Es batu
4. Batang pengaduk 3. Serbuk agar
5. Hotplate/penangas/Bunsen 4. Kristal metil jingga (methyl orange)
6. Termometer 5. Kristal KMnO4
7. Pipet tetes

Prosedur Kerja
Difusi Sederhana
1. Timbang 0,1 g kristal KMnO4. Masukkan kristal ke dalam gelas beaker yang sudah diisi
dengan 100 mL air bersuhu ruang
2. Amati perubahan yang terjadi dan catat waktu yang dibutuhkan sampai kristal melarut
3. Ulangi percobaan dengan melakukan pengadukan menggunakan batang pengaduk. Catat
waktu yang dibutuhkan sampai kristal melarut
4. Bandingkan waktu yang dibutuhkan dari kedua percobaan tersebut.

Pengaruh Suhu pada Difusi


1. Siapkan aquades dengan suhu 10oC dan 50oC
2. Timbang 0,1 g kristal KMnO4. Masukkan kristal tersebut ke dalam gelas beaker yang sudah
diisi dengan 100 ml air bersuhu 10oC.
3. Amati perubahan yang terjadi dan catat waktu yang dibutuhkan sampai kristal melarut
4. Ulangi percobaan yang terjadi dan catat waktu yang dibutuhkan sampai kristal melarut.
Ulangi percobaan yang menggunakan air bersuhu 50oC
5. Bandingkan waktu yang dibutuhkan sampai kristal melarut pada suhu kamar, 10 dan 50oC

Difusi pada Media Agar (dikerjakan terlebih dahulu)


1. Timbanglah 0,25 g agar dan larutkan dalam 25 mL aquades (2% b/v)
2. Didihkan agar tersebut sampai homogen kemudian pindahkan agar ke cawan petri. Biarkan
memadat
3. Buatlah lubang pada lempeng agar tersebut dengan alat pembuat lubang (pipet tetes)
dengan jarak antar lubang 3 cm (5 lubang/ sumur per lempeng)
4. Tempatkan 50 mg kristal KMnO4 pada satu lubang pada lempeng agar tersebut dan 50 mg
kristal metil jingga pada lubang yang lain
5. Catat jarak difusi KMnO4 dan metil jingga sebagai fungsi waktu
6. Bahas hasil percobaan tersebut

Anda mungkin juga menyukai