Anda di halaman 1dari 7

Alat dan Bahan

a. Alat
1. Plat Silika gel GF254
2. Pipakapilervolumetris
3. Chamber
4. Lampu UV 254 dan 366 nm
5. Hair dryer
6. Lembarankertassaring

b. Bahan
1. Parasetamol
2. Kafein
3. Sediaan tablet kombinasiparasetamoldankafein
4. Aquadest
5. Etanol
6. Metanol

Prosedur Kerja

1. Penyiapan larutan baku

Larutan induk: Siapkan 200 mg parasetamol dan 100 mg


kafein dan larutkan dalam 100 mL air-etanol (80:20, v/v).

Larutan baku kerja: Siapkan larutan baku kerja dengan


rentang konsentrasi parasetamol 200-800 [200, 300, 400,
500, 600, 700] ppm dan kafein 100-400 [100, 150, 200, 250,
300, 350] ppm.

Larutan baku parasetamol tunggal: Siapkan larutan baku parasetamol 50


mg dalam 50 mL air-etanol (80:20, v/v). larutan baku ini untuk
mengidentifikasi bercak parasetamol.
2. Penyiapan sampel

Gerus sampel sediaan dan timbang sebanyak 50 mg

Larutan dalam 100 mL air-etanol (80:20, v/v).

Encerkan sampai dengan rentang konsentrasi


parasetamol dalam rentang 300-500 ppm.

3. Penyiapan fase gerak

Siapkan fase gerak sebanyak 100 mL berupa campuran


pelarut methanol : asam asetat glacial : air = 25:4,3:70,7
(v/v).

Masukan kedalam chamber, sehingga tinggi fase gerak


dalam chamber dalam rentang 0,5-1,0 cm.

Masukan kertas saring kebagian pinggir dari chamber dan


menyentuh ke dasar fase gerak.

Tutup chamber dan biarkan sampai jenuh dengan fase


gerak.
4. Penotolan

Siapkan plat silika gel dengan ukuran 8 x 7 cm.

Tandai sebanyak 9 titik penotolan menggunakan pencil


dengan jarak antara titik totol 0,5 cm.

Enam buah titik totol pertama digunakan untuk menotol 6


buah larutan baku kerja, 1 buah titik totol untuk larutan
baku parasetamol tunggal dan 2 buah titik totol
digunakan untuk menotol sampel.

Volume penotolan larutan baku kerja dan sampel


sebanyak 2 L.

Setelah ditotol, biarkan plat silika gel menguap semua


pelarut dari larutan baku kerja dan sampel. Dapat
digunakan hairdryer untuk mempercepat proses
pengeringan.

Tandai, batas atas dari pengembang menggunakan pensil


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar1.Ilustrasi plat KLT.

5. Pengembangan

Masukan plat yang telah ditotol dan dikeringkan


kedalam chamber.

Tunggu sampai larutan pengembang / fase


gerak sampai ke tanda batasnya.

Keluarkan plat silica dari chamber dan biarkan


mengering di suhu ruang. Untuk mempercepat
pengeringan dapat digunakan hairdryer.

6. Penampakan dan perekaman bercak

Masukan plat silika yang telah kering kebawah sinar


uv (258 dan 366 nm)

Amati bercak dan rekam dengan camera.


Usahakan untuk merekam dalam posisi kamera yang
stabil/tidak bergoyang dan focus ke plat silika.

7. Analisa kromatogram

File gambar yang telah direkam, untuk selanjutnya dianalisis


menggunakan software TLC Analyzer.

Pilih track 1 (konsentrasi 1) atur lebar dan jarak scan / pemindaian (dari
titik penotolan sampel sampai ketanda batas pengembang).

Akan muncul 3 jenis kervu berdasarkan warna dasarnya; hijau, biru dan
merah. Pilihlah kurva dengan bentuk yang paling bagus memberikan
kromatogramnya.

Ekspor nilai-nilai dari kurva terpilih ke dalam Microsoft


excel.

Buka data tersebut dalam Microsoft excel dan plot


menjadi kurva.

Hitung luas dibawah kurva (AUC).


Lakukan hal yang sama untuk track selanjutnya.

Catat Nilai AUC dari tiap track

Gambar 2. Print screen dari TLC Analyzer.


8. Pembuatan kurva kalibrasi

Data yang telah dicatat, selanjutnya dibuat grafik


hubungan antara AUC dan konsentrasi larutan baku.
Akan ada dua kurva kalibrasi yaitu kurva kalibrasi untuk
parasetamol dan kafein.

Hitung persamaan regresi dan koefisien korelasi dari


masing-masing kurva tersebut.

Hitung kadar parasetamol dan kafein dalam sampel


berdasarkan AUC parasetamol dan kafein dalam sampel
dengan menggunakan persamaan regresi yang telah
dihitung.

Hitung rata-rata kadar parasetamol dan kafein dalam


sampel.

Hitung persetase selisih kadar yang diperoleh dengan


percobaan terhadap kadar etiket.

Anda mungkin juga menyukai