Anda di halaman 1dari 8

BAB.

IV
EMULSIFIKASI

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu menentukan HLB butuh untuk pembuatan sediaan emulsi yang
stabil
2. Mampu melakukan evaluasi sediaan emulsi (penentuan fasa dan
stabilitas)

B. TEORI
Emulsi merupakan system disperse yang umum digunakan dalam pembuatan
sediaan farmasi cair dan terbuat dari kombinasi minyak dan air. Berdasarkan fase
terdispersinya, emulsi dibagi menjadi dua jenis emulsi, yaitu: emulsi minyak
dalam air (M/A) dan emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam membuat sistem
emulsi, diperlukan emulgator yang akan menjaga kestabilan sistem dan menjadi
parameter kualitas mutu sediaan emulsi. Emulgator yang sering digunakan untuk
menjaga sistem dispersi minyak dan air diantaranya golongan surfaktan (surface
active agent) atau zat aktif permukaan yang bekerja dengan 3 mekanisme yaitu
mengurangi tegangan antar muka cairan, membentuk lapisan antar muka yang
halus (sebagai pembatas mekanik untuk penggabungan), membentuk lapisan
listrik rangkap (sebagai penghalang elektrik untuk mendekati partikel).
Penggunaan emulgator harus tepat dan penentuan komposisi surfaktan ini
dirumuskan sebagai nilai HLB. Nilai HLB adalah nomor yang diberikan bagi tiap
surfaktan dan menunjukkan tipe sistem dispersi suatu sediaan emulsi.
C. MONOGRAFI
1. Oleum Cacao
Pemerian : Lemak padat, putih kekuningan, bau khas aromatik, rasa
khas lemak, agak rapuh
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam
kloroform p, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan rapat
Khasiat : Zat tambahan

2. Span 80
Pemerian : cairan kental berwarna krem sampai kecoklatan, rasanya khas,
dan berbau khas
Kelarutan : larut atau terdispersi dalam minyak, larut dalam banyak
pelarut organik, tidak larut dalam air, tetapi dapat terdispersi secara
perlahan.
PH larutan : < 8 stabilitasinya stabil jika di campurkan dengan asam
lemah dan basa lemah.

3. Tween 80
Pemerian : cairan seperti minyak berwarna putih bening atau kekuningan,
sedikit berasa seperti basa, berbau khas.
Kelarutan : larut dalam etanol dan air, tidak larut dalam minyak mineral
dan minyak nabati.
PH larutan : 6-8 untuk 5% zat (w/v) dalam larutan berair.

4. Aquadest
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau , dan tidak berasa.

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Beaker glass 250 mL
b. Gelas ukur 100 mL
c. Mixer
d. Timbangan analitik
e. Penangas air
f. Batang pengaduk
g. Cawan porselen
h. Botol semprot
i. Thermometer
j. Pipet tetes
k. Stopwatch
l. Tissue roll dan alumunium foil

2. Bahan
a. Oleum cacao
b. Span 80
c. Tween 80
d. Aquades

E. PROSEDUR
1. Hitung jumlah Tween dan Span yang dibutuhkan untuk setiap nilai
HLB butuh.
2. Timbang masing-masing minyak, air, Tween dan Span sejumlah yang
dibutuhkan.
3. Campurkan minyak dengan Span. Campurkan air dengan Tween.
Keduanya dipanaskan di atas tangas air suhu 60°C.
4. Tambahkan campuran minyak ke dalam campuran air dan segera
diaduk menggunakan pengaduk elektrik selama lima menit.
5. Masukkan emulsi ke dalam tabung sedimentasi dan beri tanda sesuai
dengan nilai HLB masing-masing.
6. Tinggi emulsi dalam tabung diusahakan sama dan catat waktu mulai
memasukkan emulsi ke dalam tabung 7. Amati jenis kestabilan emulsi
yang terjadi selama 7 (tujuh) hari. Bila terjadi creaming, ukur tinggi
emulsi yang membentuk cream.
7. Tentukan pada nilai HLB berapa emulsi tampak relatif paling stabil.

F. PERHITUNGAN

a) Untuk HLB 8
Oleum cacao 10%
Emulgator 4%
Air ad 100%
Tween =80 (HLB 16), span (HLB 4,3)
Apabila jumlah tween 80 = A, span 80=4-A
= 16 (A) + 4,3 (4-A) = 8 (4)
16 (A) + 17,2 – 4,3 A = 32
11,7 A = 14,8
A = 1,2649 gram
Tween 80 = 1,2649 gram
Span 80 = 4 – 1,2649
= 2,7351 gram

b) Untuk HLB 10
Oleum cacao 10%
Emulgator 8%
Air ad 100%
Tween =80 (HLB 16), span (HLB 4,3)
Apabila jumlah tween 80 = A, span 80= 8-A
= 16 (A) + 4,3 (8-A) = 10 (8)
16 (A) + 34,4 – 4,3 A = 80
11,7 A = 45,6
A = 3,8968 gram
Tween 80 = 3,8968 gram
Span 80 = 8 – 3,8968
= 4,1032 gram

c) Untuk HLB 12
Oleum cacao 10%
Emulgator 4%
Air ad 100%
Tween =80 (HLB 16), span (HLB 4,3)
Apabila jumlah tween 80 = A, span 80=4-A
= 16 (A) + 4,3 (4-A) = 12 (4)
16 (A) + 17,2 – 4,3 A = 48
11,7 A = 30,8
A = 2,63 gram
Tween 80 = 2,63 gram
Span 80 = 4 – 2,63
= 1,37 gram
G. HASIL PERCOBAAN &
1. Pengukran bobot jenis
W 0 =Bobot piknometer kosong=21,8175 g
W 1=Bobot air dalam piknometer =¿ 46,4517 g

No. Pengamatan Bobot jenis


1. Emulsi HLB 8 0,9990 g
2. Emulsi HLB 10 0,9913 g
3. Emulsi HLB 12 0,9888 g

2. Pengukuran volume sedimentasi


No Pengamatan Minggu ke-
. 0 1 2 3 4 5 6 7
1. Emulsi HLB 8 2 cm 2 cm 2,1 2,15 cm 2,2 2,3 cm 2,5
cm 1,7cm cm cm
2. Emulsi HLB 0 cm 2,2cm 2,2 2,2 cm 2,2 2,2 2,5 cm 2,5
10 cm cm cm cm
3. Emulsi HLB 0 0 cm 2,4 2,4 cm 2,4 2,5 2,7 cm 2,6
12 cm cm cm cm cm

3. Pengamatan stabilitasi penyimpanan emulsi


No Pengamatan Minggu ke-
. 0 1 2 3 4 5 6 7
1. Emulsi HLB 8 Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk
stabil stabi stabil stabil stabil stabil stabil stabil
l
2. Emulsi HLB Stabil Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk
10 stabi stabil stabil stabil stabil stabil stabil
l
3. Emulsi HLB Stabil Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk
12 stabi stabil stabil stabil stabil stabil stabil
l

H. PEMBAHASAN
I. Emulsi adalah suatu dispersi ketika fase terdispersi tersusun atas globul
J. kecil suatu cairan yang terdistribusi di seluruh pembawa yang satu sama
lain
K. tidak saling campur. Dalam istilah emulsi fase terdispersi adalah fase
internal
L. dan medium dispersi adalah fase eksternal atau kontinu
M. Emulsi adalah suatu dispersi ketika fase terdispersi tersusun atas globul
N. kecil suatu cairan yang terdistribusi di seluruh pembawa yang satu sama
lain
O. tidak saling campur. Dalam istilah emulsi fase terdispersi adalah fase
internal
P. dan medium dispersi adalah fase eksternal atau kontinu
Q. EMULSIFIKASI
R . 7
6,5 cm 6,6 cm 6,5 cm 6,6 cm
S . 8
7,3 cm 7,5 cm 7,5 cm 7,6 cm
T . 9
10,2 cm 11 cm 11 cm 10,5 cm
U. 10 7,3 cm 8 cm 8 cm 6,3 cm
V. 11 6,2 cm 5,7 cm 6,5 cm 5,5 cm
W. 12 6,3 cm 6,2 cm 5,8 cm 5,8 cm
X. B. Pembahasan
Y. Emulsi adalah suatu dispersi ketika fase terdispersi tersusun atas globul
Z. kecil suatu cairan yang terdistrib
AA. EMULSIFIKASI
B B .
7 6,5 cm 6,6 cm 6,5 cm 6,6 cm
C C .
8 7,3 cm 7,5 cm 7,5 cm 7,6 cm
D D .
9 10,2 cm 11 cm 11 cm 10,5 cm
EE.10 7,3 cm 8 cm 8 cm 6,3 cm
FF. 11 6,2 cm 5,7 cm 6,5 cm 5,5 cm
GG. 12 6,3 cm 6,2 cm 5,8 cm 5,8 cm
HH. B. Pembahasan
II. Emulsi adalah suatu dispersi ketika fase terdispersi tersusun atas globul
JJ. kecil suatu cairan yang terdistrib
Emulsi adalah suatu dispersi ketika fase terdispersi tersusun atas globul kecil
suatu cairan yang terdistribusi di seluruh pembawa yang satu sama laintidak
saling campur. Dalam istilah emulsi fase terdispersi adalah fase internaldan
medium dispersi adalah fase eksternal atau kontinu.
Adapun tujuan pada praktikum emulsifikasi ini adalah menghitung jumlah
emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam pembuatan emulsi,
membuat emulsi menggunakan emulgator golongan surfaktan. Mengevaluasi
ketidakstabilan suatu emulsi. Dan menentukan HLB butuh minyak yang
digunakan dalam pembuatan emulsi.
Pada praktikum ini Pada percobaan emulsi, disiapkan alat dan
bahan,kemudian dibuat satu seri emulsi dengan nilai HLB butuh masing-masing
8, 10 dan 12, setelah itu dihitung jumlah tween dan span yang
diperlukan untuk setiap masing-masing nilai HLB butuh, kemudian ditimbang
20gram oleum cacao dan span,lalu di campurkan air dengan twen dan oleum
cacao dan span di dalam gelas ukur, kemudian di panaskan sampai di tangas air
sampai bersuhu 60 oC. di campurkan campuran oleum cacao ke dalam campuran
air, setelah itu di aduk menggunakan mixer kurang lebih selama 04.30 menit di
antara itu terdapat waktu jeda atau fase istirahat (intermitan shaking) selama 30
detik. Masukkan masing-masing emulsi ke dalam tabung sedimentasi dan beri
tanda sesuai nilai HLB masing-masing, kemudian tinggi emulsi dalam
tabung diusahakan sama dan lalu di catat waktu mulai memasukkan emulsi ke
dalam tabung, kemudian diamati jenis ketidakstabilan emulsi yang terjadi selama
2hari, bila terjadi kriming, diukur tinggi emulsi yang membentuk cream,
kemudian tentukan pada nilai HLB berapa emulsi tampak relative paling stabil.
Pada praktikum ini adapun hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan untuk
mengetahui berat yang harus ditimbang dari bahan tween dan span
masing-masing nilai HLB menggunakan oleum cacao 10%, emulgator 4% dan
air100% adalah untuk nilai HLB butuh 8 jumlah tween yang dibutuhkan 1,2649
gram dan span 2,7351 gram, untuk nilai HLB butuh 10 dengan emulgator 8%
jumlah tween yang dibutuhkan 3,8968 gram dan span 4,1032 gram, untuk nilai
HLB butuh 12 jumlah tween yang dibutuhkan 2,63 gram dan span 1,37 gram.
Masing-masing nilai HLB butuh terbentuk creaming yang berbeda-beda,
yang berarti bahwa terjadi ketidak stabilan emulsi.
Berdasarkan hasil pengamatan selama 7 hari menunjukkan HLB yang paling
relatif yaitu HLB 8 dan HLB 10. Pada HLB 8 dengan ketinggian creaming pada
pengamatan pertama yaitu 2 cm; pengamatan kedua 2,1 cm; pengamatan
ketiga 2,15 cm; pengamatan keempat 1,7 cm; pengamatan kelima 2,2 cm;
pengamatan keenam 2,3 cm; dan pengamatan ketujuh 2,5 cm. Sedangkan Pada
HLB 10 dengan ketinggian creaming pada pengamatan pertama yaitu 2,2
cm; pengamatan kedua 2,2 cm; pengamatan ketiga 2,2 cm; pengamatan
keempat 2,2 cm; pengamatan kelima 2,2 cm; pengamatan keenam 2,2 cm;
pengamatan ketujuh 2,5 cm.
Alasan digunakannya tween dengan mencampurkannya ke air, karena tween
mempunyai gugus polar yang lebih besar dari pada gugus non polar sehingga
tween ini lebih mengarah ke air.
Sedangkan span digunakan pada minyak karena minyak mempunyai gugus
non polar lebih besar dari pada gugus polarnya sehingga span lebih cenderung ke
minyak. Adapun factor kesalahan dari percobaan ini adalah kurang telitinya
praktikan dalam menimbang bahan dan mencampurkannya sehingga volume yang
emulsi setelah dimixer tidak sesuai dengan seharusnya.

I. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu bahwa nilai HLB butuh yang
relative paling stabil adalah HLB 8 dan 10 karena creaming yang terbentuk
paling sedikit yaitu 2,5 cm.

Anda mungkin juga menyukai