Anda di halaman 1dari 13

“HADIS PENDIDIKAN ROHANI PERASAAN ATAU EMOSI”

MAKALAH

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hadist Tarbawi

Dosen Pengampu : Dr. H. Maslani,M.Ag dan Dr. Hj. Hilda Ainissyifa,S.Pd.I,M.Ag

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Sindi Nurpalah Nim 1192020224

Solahudin Wahid Nim 1192020234

Syarifah Nim 1192002244

Wiwit Awaliyah Nim 1192020254

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Hadis Pendidikan Rohani Perasaan Atau Emosi”ini tepat waktu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H. Maslani,M.Ag dan Ibu Dr. Hj.
Hilda Ainissyifa,S.Pd.I,M.Ag selaku dosen pengampu pada Mata Kuliah Hadis Tarbawi atas
bimbingan dan arahannya sehingga kami dapat melengkapi penyusunan makalah ini.

Di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan yang harus diperbaiki baik itu
dari segi penulisan maupun isinya. Agar artikel ini lebih baik lagi , kami berharap ada yang mau
memberikan kritik dan saran yang membangun, sebagai perbaikan artikel atau makalah yang
akan datang. Semoga artikel ini dapat membantu kita dalam menambah wawasan khususnya
pada Mata Kuliah Media Pembelajaran.

Bandung,01 April 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Pengertian Rohani dan Emosi......................................................................................................3
B. Hadis Pendidikan Rohani Atau Emosi.........................................................................................3
C. Hadis Keutamaan Orang Yang Dapat Menahan Amarahnya...................................................4
D. Makna Hadis Pendidikan Rohani Atau Emosi............................................................................6
E. Istimbath dan Aplikasi Isi Hadis Terhadap Teori/Praktek Pendidikan Islam.........................6
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP...................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Emosi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Emosi merupakan
daya terampuh yang dimiliki manusia sehingga dapat memberikan warna kepada
kepribadian seseorang, aktivitas, penampilan bahkan kesehatan jiwanya. Emosi
merupakan penyambung hidup bagi kesadaran diri dan kelangsungan diri secara
mendalam, menghubungkan diri sendiri, dengan orang lain serta dengan alam dan
kosmos. Selain itu, emosi juga memberikan kekuatan, motivasi, semangat, pengendalian
diri, kegigihan sehingga mengantarkan manusia pada pintu gerbang kesuksesan hidup
baik dalam keluarga, sekolah, pekerjaan maupun masyarakat. Akan tetapi, emosi juga
dapat menghancurkan kehidupan manusia.1
Keberadaan emosi dalam diri manusia laksana pisau, dimana pada saat yang
bersamaan pisau dapat membantu dan membahayakan. Semisal ketika seseorang
menggunakan pisau untuk memotong sayuran, pada saat itu pula pisau dapat melukai
tangan seseorang jika tidak berhati-hati dalam penggunaanya. Emosi yang dikontrol
dengan baik dapat meningkatkan antusias, kepuasan, saling percaya dan komitmen yang
pada gilirannya berdampak besar terhadap peningkatan kualitas kehidupan manusia.2 Dan
sebaliknya, sebagaimana yang telah manusia alami, emosi yang tidak terkontrol dengan
baik sering berakibat buruk dan merugikan diri manusia itu sendiri maupun orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Rohani Dan Emosi?
2. Bagaimana Hadis Pendidikan Rohani Atau Emosi?
3. Bagaimana Makna Pendidikan Hadis Rohani Atau Emosi?
4. Bagaimana Istimbath Dan Aplikasi Isi Hadis Terhadap Teori/Praktek Pendidikan
Islam?

1
Jeane Segal, Melejitkan Kepekaan Emosi terj, Ary Nilandary, (Bandung: Kaifa, 2000)
2
Anthony Dio Martin, Emotional Quality Management, (Jakarta: Arga, 2003), hlm. 33

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Dari Rohani Dan Emosi
2. Mengetahui Hadis Pendidikan Rohani Atau Emosi
3. Mengetahui Makna Hadis Pendidikan Rohani Atau Emosi
4. Mengetahui Istimbath Dan Aplikasi Isi Hadis Terhadap Teori/ Praktek Pendidikan
Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Rohani dan Emosi
a. Pengertian Rohani
Ruh merupakan potensi manusia yang tidak nampak secara empiris sebagaimana
jasad. Dalam pandangan sederhana, terkadang orang memandang dan memahami
ruh atau roh disepadankan dengan nyawa atau daya hidup. Daalam KBBI,
disebutkan bahwa ruh atau roh diartikan sebagai sesuatu yang hidup yang tidak
berbadan jasmani, yang berakal budi dan berperasaan; jiwa atau badan halus;
semangat(R.Suryadi 2011).1
b. Pengertian Marah
Pengertian Marah Marah dalam bahasa Arab yaitu Ghadhab. Kata Ghadhab
berasal dari akar kata Ghadhiba – Yaghdhabu – Ghadhaban berarti marah.Marah
berarti gusar, jengkel, muak dan sangat tidak senang karena diri diperlakukan
tidak sepantasnya. Marah-marah sebagai kata kerja yang berarti berkali-kali
marah ; mengeluarkan kata-kata atau menunjukan sikap sebagai pelampiasan
marah. Menurut istilah, marah berarti perubahan internal atau emosional yang
menimbulkan penyerangan dan penyiksaan guna mengobati apa yang ada di
dalam hati(R. Ghoni 2011)2.
Jadi, dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa amarah adalah ketika
emosi kita tidak terkendali, cara untuk mengekspresikan ketidakpuasan,
kekecewaan atau kesalahannya. Amarah ini terbagi menjadi dua jenis yaitu
amarah positif dan amarah negatif, maka dari itu Rasulullah Saw memberikan
keutamaan kepada orang yang menahan amarahnya karena dari amarah ini bisa
saja berdampak tidak baik.
B. Hadis Pendidikan Rohani Atau Emosi
a) Hadis Pendidikan Rohani

‫سلمةَ ب ِن عَبد الرحم ِن عَن‬ ٍ ‫حدثَنا ا َد ُم َحدَثنا ابنُ ابِي دء‬


َ ‫ب عَن ال ُزه ِري عَن ابي‬
‫ قال النب ُي صلى هللا علي ِه َوسلم ك ٌل َمولٌو ٍد يُول ُد‬: ‫ابي هريرةَ َرضى هللا عنهٌ قال‬

3
َ‫ُنتج البَيمة‬
ُ ‫ه اَو يُمجسانِ ِه َكمثَ ِل البَ ِهي َم ِة ت‬lِ ‫ص َران‬
ِ َ‫طر ِة فابَ َواهٌ يُ َه ِودان ِه او يُن‬
َ ِ‫عَلى الف‬
‫هَل ت ََرى فِيها َ ِجدعا َء‬
“Telah menceritakan kepada kami adam telah mencerikatakan kepada kami Ibnu
Abu Dza’bi dari Az zuhriy dari abu salamah bin abdurrahman dari abu hurairah
radiallahu anhu berkata: Nabi Saw bersabda : setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fitrah, kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu
menjadi yahudi, nashrani atau majusi sebagaimana binatang ternak yang
melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat
padanya? HR. Bukhari No.12963

Hadis ini didukung oleh sanad lain yang matannya sama atau semakna yang mempunyai
derajat lebih tinggi, maka hadis ini yang tadinya dhaif menjadi hasan lighoiri. Diantara
penguat hadis ini yaitu shahih bukhari 4402, shahih bukhari 6110, musnad ahmad 6884
dan lainnya.4

b) Isi Pokok Hadis Pendidikan Ruhaniah


1) Untuk menanamkan akidah dan keyakinan pada seseorang, hanya Allah
yang harus disembah.
2) Baik dalam ubudiyyah dan ibadah, individu dibawa ke tauhid, jadi dia
hanya mengarahkan hatinya kepada Allah.
3) Setelah percaya kepada Allah kembangkan iman kepada para malaikat,
kitab-kitab Allah, utusan Allah, Hari akhir..
4) Memurnikan jiwa Mu Min; memurnikan kecenderungan negatif seseorang
melalui keyakinan penuh
5) Kecintaan kepada Nabi Muhammad meningkat dari hari ke hari, dialah
yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan pesannya dan mengikuti
Hadisnya
6) Mendorong individu untuk mencapai nilai-nilai moral yang sempurna dan
luhur dan menanamkannya ke dalam diri mereka sendiri

3
Dari Https://www.hadits.id/hadist/bukhari/1296 Hadis Bukhari No 1296 Kitab Jenazah
4
Dari https://widopart.blogspot.com.hadis tarbawi

4
7) Keyakinan yang kuat dan melindungi seseorang dari nafsu dan
kesenangan materi.(R. Suryadi 2011)

C. Hadis Keutamaan Orang Yang Dapat Menahan Amarahnya


‫سعيد بنُ ابِي‬
ِ ‫قرى حدثنا‬ ِ ُ‫ُوري_ قاالَ َحدثنا عَبد هللا بن‬
ِ ‫يزي َد ال ُم‬ ِ ‫حدثنا عَب ُد بنُ ُح َميد وعَباسُ بنُ ُمحمد الد‬
‫س عَن ابِي ِه ان انبي صلى‬ ٍ َ‫الرحيم بنُ َمي ُم ٍن عَن َسه ِل ب ِن ُم َعد ب ِن ان‬
ِ ‫ُوم عَب ُد‬
_ٍ ‫ُوب َحدثني ابُو َمرح‬
َ ‫اي‬
‫ُؤوس‬
ِ ِ ‫هللا عليه وسلم قاَل من َكظَ َم غيظا َوهويقِد ر علئ ان ينفده دعاه هللا‬
‫عزو َج َل عَلئ ر‬
_‫الحورشاء‬
ِ ِ َ‫ال َخال‬
‫ءق يَو َم القيام ِة َحتى يُخَي َرهُ في اي‬

Artinya : Abdu bin Himaid dan Abbas bin Muhammad ad-Duri menceritakan pada kami,
keduanya berkata Abdullah bin Yazid al-Muqri’ menceritakan pada kami Sa’id bin abi
Ayyub menceritakan pada kami abu Marhum Abdurrahim bin Maimun menceritakan
padaku dari Sahal bin Mu’adz bin Anas dari ayahnya bahwasanya Nabi SAW berkata
Barangsiapa yang dapat menahan kemarahan, padahal dia mampu untuk melakukannya.
Maka Allah Azza Wajllah akan memanggilnya dihadapan orang-orang di hari kiamat.
Sehingga dia disuruh memilih bidadari yang dia sukai. HR At-Tirmidzi

a) Isi Pokok Hadis Pendidikan Emosi


1) Untuk menyempurnakan aspek emosional, menanamkan kepada jiwa, dan
mencegah emosi buruk atau tidak baik.
2) Berdayakan insting dan keinginan, untuk tidak menunjukkan perilaku
yang merusak jiwa dan masyarakat
3) Mencapai keseimbangan kepribadian
4) Mengembangkan naluri manusia
5) Mendorong seseorang untuk mencegah dirinya sendiri menyimpang dari
perilakunya.
6) Instruksikan individu untuk mengadopsi beberapa teknik perawatan
kesehatan mental untuk melindungi mereka dari penyakit mental.
b) Periwayatan dan Kualitas Hadis
Rangkaian sanad dalam riwayat imam at-Tirmizdi :4.
1) Rasulullah Saw

5
2) Mu’adz bin Anas
3) Sahal bin Mu’adz
4) Abdurrahim bin Maimun
5) Sa’id bin Abi Ayyub
6) Abdullah bin Yazid
7) Abdu bin Humaid
8) Abbas bin Muhammad
9) Imam at-Tirmidzi.
Berdasarkan uraian sanad dan merujuk pada pendapat ulama
kritikus hadis. Terdapat salah dua rawi yang di-jarah oleh Yahya bin
Ma’in yaitu Abdurrahim bin Maimun Abu marhum dan Sahal bin Mu’adz.
Untuk menentukan apakah yang didahulukan jarah atau ta’dil, ulama tidak
sependapat. Pendapat pertama, menurut al-Ra͂zi, al-Amidy, Ibnu Shalah
dan Jumhur Ushu liyyı n mengatakan bahwa secara mutlak, jarah
didahulukan dari ta’dil meskipun yang men-ta’dil lebih banyak dari yang
men-jarah. Pendapat kedua, menurut al-Khatib al-Baghdadi, ketika terjadi
kontradiktif di antara ulama kritikus hadits, maka dilihat yang paling
banyak mengemukakan pendapatnya. Jika yang paling banyak
mengemukakan pendapat dari mu’addlian (yang menta’dil), maka
pendapat pena’dilnya lebih kuat sehingga kelompok mereka yang lebih
unggul, sedangkan pendapat yang menjarahkan menjadi lemah karena
sedikit jumlahnya. Berangkat dari penilaian kririkus hadis terhadap Yahya
bin Ma’in yaitu Abdurrahim bin Maimun Abu marhum dan Sahal bin
Mu’adz, maka sesungguhnya penilaian ini masih memiliki interpretasi
lain. Sebab jika kita telesuri lebih dalam ternyata terdapat indikasi
Abdurrahim bin Maimun Abu marhum adalah seorang yang tsiqah
disampaikan Ibnu Hibban dan la ba’sa bih oleh imam an-Nasai. Sekalipun
Sahal bin Mua’dz dinilai dhai’f oleh Yahya bin Ma’in akan tetapi dilihat
dari banyak pendapat ulama yang memberikan komentar seperti ibnu
Hajar la ba’sa bih kecuali pada riwayat Ziban. Mengenai kualitas rawi
yang bernama Abdurrahim bin Maimun Abu marhum dan Sahal bin

6
Mu’adz tidak serta merta ditolak karena adanya pernyataan dari Mujarrih
Yahya bin Ma’in yang dikenal bersangatan (Mutasyaddid) ketika
memberikan jarah dengan komentarnya dhai’if merupakan tingkatan jarh
kelima (Ibnu Hajar) dan juga ketika yahya bin Ma’in memberikan
komentarnya tanpa diikuti dengan alasan ke-dha’ifan-nya. Hal ini
menunjukkan hanya sekedar dha’ı f yang tidak menggugurkan keta’dilan.5
Dapat disimpulkan, dari periwayatannya hadis diatas sanadnya
bersambung tetapi ada dua perawi yang di jarh dan kualitas hadis ini
adalah hadis hasan.
D. Makna Hadis Pendidikan Rohani Atau Emosi
Makna pendidikan spiritual atau ruh adalah menanamkan dan meningkatkan
potensi spiritual seseorang; menanamkan kepercayaan pada seseorang; intuisi langsung
tentang kebenaran; dan membimbing jalan hidup berdasarkan esensi potensi spiritual
manusia dari keimanan kepada Allah. Pendidikan emosional juga sangat penting bagi
manusia seperti dalam ajaran islam dimana seseorang sangat dianjurkan untuk dapat
mengelola emosinya dan menahan hawa nafsunya dengan mengendalikan perasaan.
E. Istimbath dan Aplikasi Isi Hadis Terhadap Teori/Praktek Pendidikan Islam
Q.S An-Nahl 58-59

‫َوإِ َذا ُب ِّش َر أَ َح ُدهُم ِبٱأْل ُن َث ٰى َظ َّل َوجْ ُههُۥ مُسْ َو ًّدا َوه َُو َكظِ ي ٌم‬
Artinya:Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak
perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.

َ‫ب ۗ أَاَل َس_ٓا َء َم__ا يَحْ ُك ُم__ون‬ ُّ ‫يَت ٰ ََو َر ٰى ِمنَ ْٱلقَوْ ِم ِمن س ُٓو ِء َم__ا ب ُِّش_ َر بِ ِٓۦه ۚ أَيُ ْم ِس_ ُكهۥُ َعلَ ٰى هُ__و ٍن أَ ْم يَد‬
ِ ‫ُس_هۥُ فِى ٱلتُّ َرا‬
ArtInya ; Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita
yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung
kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah,
alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.
Relevansi kecerdasan emosional siswa terhadap pendidikan agama Islam yaitu
suatu jalan untuk meraih kesuksesan seorang siswa. Seorang siswa yang sukses atau
berhasil tentunya memiliki emosi yang baik, mampu mengelola emosinya, dapat
5
Journal Pendidikan Agama Islam, Takhrij hadis hal 51

7
mengarahkan emosinya melalui pendidikan Islam. Dengan demikian seseorang siswa
yang sukses bukanlah seseorang yang melakukan kesia-siaan dengan mempelajari bakat
baru, akan tetapi mereka yang lebih fokus menyesuaikan emosi yang dimiliki dengan
tuntutan peran (sebagai siswa).
Jadi kecocokan antara peran, bakat,kompetensi dan kecerdasan emosional
adalah faktor penting dalam menentukan performa seorang siswa.Istilah emosi ini
kemudian diekspresikan dalam bentuk kesedihan, ketakutan, kebencian, kegalauan, dan
kebahagiaan berdiri tegak pada aneka ragam emosi yang berkaitan. Kemarahan misalnya,
bisa bervariasi dalam kekuatannya, yang berkisar dari rasa jengkel yang memunculkan
kemarahan karena benci,kemarahan karena naik darah, dan kemarahan yang dingin.
Variasi-variasi dalam intensitas dan masing-masing emosi jelas tampak pada ekspresi

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Amarah adalah ketika emosi kita tidak terkendali, cara untuk mengekspresikan
ketidakpuasan, kekecewaan atau kesalahannya. Amarah ini terbagi menjadi dua
jenis yaitu amarah positif dan amarah negatif, maka dari itu Rasulullah Saw
memberikan keutamaan kepada orang yang menahan amarahnya karena dari
amarah ini bisa saja berdampak tidak baik.
2. Makna pendidikan spiritual atau ruh adalah menanamkan dan meningkatkan
potensi spiritual seseorang; menanamkan kepercayaan pada seseorang; intuisi
langsung tentang kebenaran; dan membimbing jalan hidup berdasarkan esensi
potensi spiritual manusia dari keimanan kepada Allah
3. Relevansi kecerdasan emosional siswa terhadap pendidikan agama Islam yaitu
suatu jalan untuk meraih kesuksesan seorang siswa. Seorang siswa yang sukses
atau berhasil tentunya memiliki emosi yang baik, mampu mengelola emosinya,
dapat mengarahkan emosinya melalui pendidikan Islam.

9
DAFTAR PUSTAKA
Suryadi RA. Hadits: Sumber Pemikiran Tujuan Pendidikan. J Pendidik Agama Islam - Ta’lim.
2011;9(2):161-185

http://jurnal.upi.edu/file/06_Hadits_Sumber_Pemikiran_Tujuan_Pendidikan_-_Rudi.pdf.

Ghoni RA. hadis nabi tentang penanggulangan marah. 2011

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/399.

Hadis T. Hadis Larangan Marah Atau Emosi. Pendidik Agama Islam. 2009:50-90.

https://tafsirweb.com/4406-quran-surat-an-nahl-ayat-58.html

https://tafsirweb.com/4407-quran-surat-an-nahl-ayat-59.html

Casmini, “Arti Penting Kecerdasan Emosi dalam Dakwah”, dalam Jurnal Dakwah, 11 Januari-
Juni 2001.

Depag RI, Standar Kompetensi Madrasah, Jakarta, Dirjen Binbaga Islam,2004

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi Ketiga, Jakarta: Balai
Pustaka, 2005.

Goleman, Daniel, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, Cet. IV (terj) alex Tri
Kantjono Widoo Jakarta: Gramedia Puskta Utama 2001.

10

Anda mungkin juga menyukai