Urgensi Ilmu Rijal Al-Hadlts: Dalam Periwayatan
Urgensi Ilmu Rijal Al-Hadlts: Dalam Periwayatan
SOHARI
25
�� olJ.> �I � tY wa al-Ta 'dil (M. 'Ujaj al Khothib,
"I/mu untuk mengetahui para periwayat
1989: 253).
hadits dari segi pribadi mereka sebagai
perawi hadits" (Shubhi al Shalih, 1988:
110).
C. Ilmu Sejarah para Rawi
Hadits ( olJ)I �;IJ �)
Hasbi ash Shiddiqi mende
finisikan Ilmu Rijal al-Hadits 1. Pengertian.
sebagai:
Menurut Muhammad "Ujaj al ,.
�»I olJ.> � 4 � � Khothib, Ilmu Tarih al-Ruwat
-�� �J �L...IIJ 4-!�I iY adalah:
"I/mu yang membahas para perawi alJ_r-! �� '5.L.ll �I J-A
hadits, baik dari sahabat, dari tabi'in
maupun dari perangkatan-perangkatan � �\ �L:JI � ��I
J..,� � �w �'-'.r.
sesudahnya" (Hashbi ash Shiddiqi, 1991:
153).
26
mertwayatkan hadits dartnya. Menye 2. Faedah llmu Tarikh al
butkan asal negara dan tempat
tinggalnya, juga menerangkan perjalanan
Ruwat.
rawi dan kedatangannya ke berbagai II.mu sejarah adalah senjata
daerah yang berbeda-beda. Menyebutkan yang ampuh untuk menolak setiap
cara mendengar rawi dari sebagian guru
gurunya baik sebelum guru-gurunya itu bentuk manipulasi hadits yang
Jemah atau sesudah mereka Jemah dan dilakukan oleh perawi yang dusta.
segala ha/ yang berhubungan dengan Sufyan ast Stauri berkata:
urusan hadits" (M. Ujaj al Khotib, 1989:
253). yj <J1 olJr--11 J�·� ,., L.J
M
Para ulama salaf menamakan �.)L::ll � HQA ..... ,
ilmu 1m dengan nama yang "Ka/au para rawi menggunakan
berbeda-beda, setengah ulama kedustaan, kami menguji mereka dengan
I/mu Sejarah".
menyebutnya dengan "olJ)I �_JlJ''
'Ufair ibn Ma'dan al-Kila'i
"�JL:ll �"atau �l.J)IJ �;!_,_JI. menceritakan sebuah kisah
II.mu Tarikh al Ruwat tumbuh dan berikut:
�is-'Y � � � r.u
berkembang sejalan dengan per
kembangan para perawi hadits.
I ·-'�I
..r---- Wl�l! 0
27
·r _,J1
__, __, ),-Al iJLS" . .b.J J_._o)I fi 3. Macam-lllacam
Tarikh al Ruwat
Kitab
"Umar ibn Musa Hamash datang
kepada kami, kemudian kami berkumpu/ Kitab-kitab yang disusun oleh
dengannya di mesjid. la berkata: "Guru
kamu yang shalih menceritakan kepa
sejarawan-sejarawan tarikh al
daku.. ". Setelah lama dia bercerita, saya ruwat beraneka ragam bentuk
bertanya kepadanya; "Siapakah guru kami dan coraknya, sesuai dengan
yang shalih itu? sebutlah namanya agar metode yang mereka gunakan.
kami mengetahuinya. la berkata "Khalid Ada yang menyusun berdasarkan
ibn Ma'dan". Saya berkata kepadanya:
''Tahun berapa kamu menjumpainya"? la
thabaqat-thabaqat ruwat yang
menja-wab: "Saya menjumpainya tahun hidup dalam suatu masa tertentu.
108". "Dimanakah kamu menjumpainya? Seperti kitab al Thabaqat al
la menjawab: "Saya menjumpainya dalam Kubra karya Muhamad ibn Sa'd
peperangan Annenia". Kemudian saya (168 - 230 H.) dan kitab Thabaqat
berkata kepadanya: "Wahai Syaikh,
takutlah kamu kepada Allah dan janganlah al-Ruwat karya Khulaifah ibn
engkau ber'1usta. Khalid ibn Ma'dan wafat Hiyath al-'Ashfari (240 H.), kedua
pada tahun 104, dan engkau mengaku kitab ini merupakan kitab yang
telah menjumpainya sesudah pertama kali dikarang.
kematiannya, dan telah berlalu selama
empat tahun. Juga kuberitahukan Sebagian yang lain menyusun
kepadamu ha/ fain, Khalid ibn Ma'dan berdasarkan tahun wafatny.a
sama sekali tidak turut serta dalam perawi dengan menyebutkan
,peperangan Annenia, akan tetapi ia ikut
.serta·dalam peperangan Rum" (M. 'Ujaj al
biografi perawi, seperti kitab
Khothib, 1989: 254). Tarikh al-Islam karangan al
Dzahabi. Juga mereka menyusun
Dalam kisah ini, 'Ufair ibn kitab-kitab sejarah rawi berdasar
Ma'dan dengan berani dan jelas kan huruf bijaiyah, seperti kitab
membantah seorang perawi hadits al-Tarikh al-Kubra yang disusun
yang berusaha memalsu-kan oleh Imam Muhammad ibn Isma'il
periwayatan seorang guru. 'Ufair al Bukhari (194 - 256). Dan kitab
menggunakan Ilmu Sejarah terlengkap tentang sejarah para
sebagai senjata yang ampuh rawi adalah kitab Tahdzib al
untuk menolak periwayatan Tahdzib karya Ibnu Hajar al
hadits yang dusta. 'Asqalany (773 - 852 H.), kitab ini
berjumlah sepuluh jilid.
Para ulama tidak merasa
puas dengan hanya menyusun
beberapa kitab sejarah tentang
28
perawi, mereka juga menyusun "J..L-.,JI" menurut bahasa
kitab-kitab yang menerangkan
laqab-laqab, kuniyah, nasab dan berarti sesuatu yang menente
nama-nama yang sama dari para ramkan jiwa yang menunjukkan
rawi. Seperti kitab al-Asami wa bahwa ia seorang yang teguh
al-Kuna karya Ali ibn Abdillah al terhadap kebenaran. "J.ul"
Madini (161-234H.), al-Kuna wa
al-Asma karangan Abi Basyar menurut istilah adalah:
Muhammad ibn Ahmad al
Daulabi, dan kitab-kitab lain yang
J' ��_,ol � � t i:i-..o �
menerangkan laqab dan kuniyah �..u � -� J-,; L.o 4.Js- � J
perawi hadits. L.k W � . � .JI�\ ou I � �. o ......:;.
- . - .rJ � �J .J·-
L:,la,I � oU E� �\ 1,J.;--:JI
D_ llmu al-Jarh wa al-Ta'dil
.s.lijl
(j.!JA::!IJ r_.}-1 �")
"Adil adalah orang yang tidak tampak
pada dirinya dalam urusan agama dan
I. Pengertian al-Jarh wa al kehormatannya sesuatu yang dapat
Ta'dil merusaknya. O/eh karena itu ia diterima
riwayat dan kesaksiannya apabi/a telah
" c...,.--k.-1" menurut bahasa memenuhi persyaratan keah/ian
berarti "melukai", " c..,....J.-1" meriwayatkan".
menurut istilah adalah: Dengan demikian, maka yang
� "?Jl_rll � �J J.W J-A dimaksud dengan ".}.�IJ c_}.-1 �"
Wv1 h,PJ��JI�\� adalah:
JI �IJJ· 1, JA----' � �]-!. Jl�I � � '->..UI �\ _J-A
29
� ol.J_;-JI � � � _J-AJ 1�:U�L-4}1��1
�6- 7! U �L:, � �.)JLo ,.;;._;, .(i :ul�I) ��Li � LA�
30
nyeleksi penukilan dan periwa menerangkan data-data rawi.
yatan. Tujuan mereka hanya satu Tujuannya tiada lain agar dapat
yaitu menjaga sumber syari'at dicapai suatu ketelitian ilmiah
Islam dari setiap bentuk dan hukum.
kedustaan agar sumber syari'at
itu hadir di hadapan ummat 3. Konsekwen dengan adab
dengan selamat dan dapat dalamjarh.
dijadikan hujjah baik dari segi
Ketegasan mereka dalam jarh
ilmiyah maupun amaliyah prak
bukan dimaksudkan sebagai sikap
tis. Pembahasan mereka terhadap
permusuhan, akan tetapi dimak
keadaan para rawi semata-mata
sudkan demi kepentingan ilmiah
bersifat ilmiyah dan obyektifitas
semata. Mereka sering berkata
Prinsip mereka adalah :
keras dan tegas seperti "yl.lS"
l. Melaksanakan amanat dan
menjaga kesucian hukum. Mereka atau "t w,J", sebagian dari mereka
menerangkan, sifat-sifat rawi berkata-kata dengan memilih
sesuai dengan apa adanya. Kalau kata-kata yang berhati-hati
mereka memuji seorang perawi
karena memang rawi itu memiliki
seperti "4JL....\JI � � t atau
sifat terpuji, dan kalau mencela
rawi, karena rawi itu memiliki
sifat-sifat tercela. Seperti kata 4. Meringkas ta 'dil dan
Muhammad Ibn Sirin: memperinci jarh.
41J• L-o �_,-<� I� I .!J L,_:,;. I � Rawi yang adil cukup
dijelaskan dengan kata singkat
a.:....,� ;5.u !J tanoa penjelasan terperinci, sebab
"Engkau berbuat Zalim kepada sifat adil itu terlalu banyak.
saudaramu apabi/a menyebut
kejelekannya dan tidak menyebut Mereka cukup berkata \:...;, W"
kebaikannya •.
atau JJ.....__, . Berbeda dengan
2. Ketelitian Pembahasan dan penjelasan mereka terhadap jarh,
Hukum. mereka memperinci sebab-sebab
31
untuk membedakan 11 ..:.iLAf' dan menyebabkan haditsnya tidak
dicatat biasanya menggunakan
" � ui...p" ' "�" dan ,,�,,
1-- •
kata-kata: ''l!-t�I .!JJJ-"", '¼-'IJ1 atau
11 1
11 y1.iS'11
4. Kata-kata yang digunakan
dalam Jarh dan Ta 'dil. 5. Contoh-contoh Jarh dan
Menurut Abu Hatim kata Ta'dil.
kata ta'dil yang menunjukkan Di bawah ini Syu'bah
tingkat keadilan rawi yang tidak menerangkan keadaan dua orang
diragukan adalah "w" kuat, 11.)-.o", rawi hadits yang bernama
Ibrohim al Saksaki dan Isma'il ibn
terpercaya, '\.:.•�" , teguh, "�",
Muslim al 'abdi:
"J�", .l:JI...>- atau �L...P 11 kuat
hapalannya.
11
,
..W-1 .:,-i tl..pU I� )1� · U.1>
32
"Menceritakan kepada kami tangan dianggap tidak ada.
Abdurrohman, menceritakan kepada kami
Dengan kata lain nilai jarh
ayahnya, ia berkata : Saya mendengar
Muslim ibn Ibrahim berkata: "Syu'bah
rawi dimasa lalu telah
barkata; Pergilah kamu kepada lsma'il ibn digantikan dengan nilai ta'dil
Muslim al Abadi" (al Rozi; Juz 1 hal. 132, karena ia telah bertaubat.
t.t).
b. Mendahulukan jarh daripada
Dari kedua contoh ini kita Ta'dil, meskipun Muaddil
mendapat keterangan keadaan jauh lebih banyak dari Jarih.
rawi yang bernama lbrohim al Menurut jumhur ulama Jarh
Saksaki yang ternyata seorang tidak dapat digugurkan.
perawi yang bercacat. Sedangkan
lsma'il ibn Muslim seorang pe c. Mendahulukan Ta'dil dari
rawi yang kuat atau terpercaya. pada jarh, kalau Mu'adil lebih
banyak dari jarih. Sebab
mu'addil yang banyak dapat
6. Pertentangan antara Jarh menguatkan keadaan rawi
dan Ta'dil. yang lemah. Pendapat ini
Kadang-kadang para ulama menurut jumhur ulama tidak
memberikan penilaian yang sa dapat diterima.
ling bertentangan terhadap d. Tarjih. Apabila jarh dan ta'dil
seorang rawi yang sama. Seba saling bertentangan, maka
gian menganggap adil sementara pendapat yang diterima
yang lainnya menganggap adalah pendapat yang rojih
bercacat (Jarh). Kalau problema atau lebih kuat.
tika seperti ini terjadi maka
alternatif pemecahannya adalah
7. Problematika Ilmu Jarh
dan Ta'dil.
a. Kalau sebagian ulama
menta'jih seorang rawi pada Ilmu Jarh dan Ta'dil
merupakan bagian dari Ilmu Rijal
waktu ia masih dalam
keadaan fasik, sedangkan al Hadits yang sangat penting dan
ulama lain menta'dil setelah memiliki problematika yang pelik.
mereka mengetahuinya telah Muhaddist yang menekuni bidang
bertaubat dan tetap berpe ini memerlukan ketelitian dan
rilaku terpuji maka dalam disiplin yang tinggi. Ilmu ini
kasus seperti ini, perten- memiliki obyek pembahasan dan
33
•QAIAM
34
sepakat dalam madzhab bukan itu dimaksudkan untuk
dimaksudkan sebagai hujjah membela mazdhabnya maka
hadits terhadap yang lain. Mereka riwayatnya ditolak.
menyebutkannya sebagai hujjah
hukum menurut penda-patnya.
DAFTAR BACAAN
35