Helmi Irfan Fadhilah
Helmi Irfan Fadhilah
NIM : 1215010075
Mata Kuliah : Bibliografi
Tugas Resume
1. BIOGRAFI AL-BALADZURI
Nama lengkap beliau adalah Abu Ja’far Ahmad bin Yahya bin Jabir bin Daud al-
Baladzuri. Lahir di abad ke-3 H/9 M, lahir di Baghdad, ibu kota Dinasti Abbasiyah. Ia
seorang sejarawan istana pada zaman dinasti Abbasiyah di Baghdad, yakni pada zaman
Khalifah Al Mutawakil dan Al Mu’tazz. Beliau adalah keturunan orang Persi asli, Sejak usia
muda beliau sudah mengembara untuk menuntut ilmu di beberapa negeri Islam. Hal
pengembaraannya ini dapat dilihat dari sumber-sumber pengambilan riwayat sejarah di dalam
kitabnya yaitu Kitab Futuh al-Buldan (Buku Pembukaan Negeri-Negeri). Beliau pergi ke
damaskus, Homs, dan Antakia.
Beliau bisa dikatakan sebagai seorang sejarawan istana. Dengan banyakanya materi
sejarah yang ditulis bersumber dari khalifah. Hubungannya dengan beberapa khalifah seperti
khalifah al-Mutawakil (khalifah Abbasiyah, memerintah tahun 232-247 H/847-867 M) sangat
dekat. Khalifah Abbasiyah berikutnya, al-Mu’tazz (memerintah tahun 252-256 H/866-869
M), bahkan mengangkatnya sebagai pendidik bagi putranya yang bernama Abdullah.Beliau
sangat di hormati oleh ketiga khalifah tersebut, dengan kehormatan yang diberikan itu, beliau
mempunyai kesempatan menggunakan sumber-sumber resmi dan non resmi. Beliau membagi
kajian geografisnya berdasarkan posisi lokasi-lokasinya. Selain itu, beliau juga mengkaji
manajemen perpajakan di tiap distriknya.
Beliau menimba ilmu pengetahuan di berbagai kota di Irak, damaskus dan humasy. Di
Baghdad ia belajar kepada empat guru yakni Ibn Abi Syaibah, Qasim Bin Salam Abu Ubaid,
Al Mada’ni mereka semua adalah ahli hadits, dan Muhammad Ibn Sa’d adalah seorang ahli
sejarah yang terkenal. Setelah itu ia mengembara ke Syiria dan Turki. Di Damaskus (Syiria)
ia belajar kepada Hisyam Bin Ammar, Di Homs (Syiria) ia belajar kepada Muhammad Bin
Musfi, di Antakia (Pesisir timur laut tengah, kini Turki) belajar kepada Muhammad Bin
Abdurrahman Bin Salim.
Murid-murid musonifnya,al biladzuri itu membuat sebuah tempat madrasah yang
mengeluarkan para ulama menjadi ulama fiqih diantaranya abdullah bin kholifah seorang
penyair,penulis dan penerjemah bahasa persia, muhammad bin ishaq annadim seorang
pengarang kitab al-fahrosatuh atau buku indeks yang membahsas tentang cabang-cabang
ilmu, jafar bin kudamah pengarang kitab al-khoroj, yaitu bin naim, abdullah bin said al waroq
dan lain-lain.
Perjalanan musonif masa mudanya itu menhabiskan untuk mencari ilmu di baghdad,
melakukan perjalanan ketimur untuk menambah pengetahuannya yakni di ke damaskus,
hamas,irak, antoqiyah,kemudian dia juga melakukan perjalanan ke utara yakni ke
syam,kemudian dinegar negara tersebut beliau mengumpulkan riwayat-riwayat ke ilmuan dan
dihafalkan dan dibandingkan dengan pemahaman pemahaman di Baghdad.
Selain futuh Al-buldhan karya lain Al-baladhuri yakni Kitab Al Buldan Ash Shaghier
(Buku kecil negeri-negeri), Kitab Al Buldan Al Kabir (Buku besar negeri-negeri), buku ini
belum selesai, Kitab Al akhbar Al Anshab (Buku sejarah dan silsilah), merupakan buku besar
berupa silsilah manuskrip 2464 halaman meliputi sejarah dan silsilah, Kitab Anshab Al
Asyraf (Buku silsilah para syarif), yang berisi geneologi para penguasa turunan nabi, yang
memiliki jilid yang cukup banyak. Buku ini merupakan sejarah biografi yang paling penting
pada abad ke-3 H, Ia juga menterjemahkan buku-buku Persia ke dalam bahasa Arab dalam
bentuk syair yang berjudul Ahd Ardasyir(Masa Ardasyir). Al-baladhuri juga sempat
mendidik Khalifah Al-Mu’taz wafat pada tahun 279 H/892 M setelah terserang radang otak
akibat memakan buah baladzur sehingga di juluki Al-Baladzuri.
Futuh al-Buldan adalah kitab sejarah komprehensif penaklukan Islam abad ketujuh
yang disusun berdasarkan daerah-daerah yang ditaklukkan. Buku ini terbagi menjadi dua jilid
yang dimulai dengan peperangan pada masa Nabi dan berlanjut kepada penaklukan Suriah,
Djazira, Armenia, Mesir dan Maghrib dan Irak dan Persia.Volume pertama diterjemahkan
oleh P.K Hitti sedangkan volume kedua diterjemahkan oleh Francis Clark Murgotten.
Volume kedua mencakup wilayah Media Utara (Jebal), Adharbaijan, Mosul, Jurjan dan
Tabaristan, Distrik Tigris, Khuzistan, Fars dan Kirman, Sijistan dan Kabu-l, Khurasan,
Penaklukan AsSind dan Lima Lampiran yang berisi demikian; Tentang Hukum Tanah
Kharaj, Sejarah Ata dalam Khilafah Umar Ibn al-Khattab, The Seal, The Coinage dan The
Art of Writing.
Setiap penjelasan di dalam kitab Futuh Al-Buldhan dimulai dengan serangan pertama di
wilayah tersebut yang mengarah pada penaklukan terakhir dan penyerahan wilayah tersebut.
Semua perjanjian dan kesepakatan yang ditanda tangani juga disertakan langkah-langkah
yang diambil untuk pengembangan kawasan tersebut. Kitab ini bukan tulisan kitab
historiografi islam biasa karena mencakup sejarah setiap wilayah dari awal sampai akhir
tanpa dibatasi pada tahun tertentu, dinasti atau orang.
Karya ini telah di cetak beberapa kali di Mesir, Suriah, dan Irak. Karya Al-Baladzuri yang
masih dapat ditemukan hanya dua buah. Masing-masing adalah Kitab Ansab Al-Asyraf yang
berisi genealogi Al-Asyraf (para punguasa keturunan Nabi SAW), sesuai kedekatan mereka
dengan Nabi Muhammad SAW dan Futuh Al-buldan.
Futūḥ al-buldān adalah karya terkenal al-Balāḏurī , Referensi historiografi Muslim klasik
dalam judul seri 'digabungkan dengan spektrum semantik akar Arab dari kata fatḥ. Ini
mengacu pada 'penaklukan militer', dan juga gagasan untuk 'membuka', 'memulai', dan / atau
'mengungkapkan'. Dengan demikian, judul serial ini merupakan penghormatan kepada
sejarawan Muslim yang hebat, namun ini juga merupakan sintesis kerangka ideologis yang
mendasari serial ini, yaitu untuk mengungkapkan potongan-potongan sejarah masyarakat
Islam.
3. KARYA-KARYA AL-BALADZURI
Sebagai seorang ilmuwan produktif, dia menulis beberapa karya seperti Kitab al-Buldan
al-Saghir (Buku Kecil Negeri-Negeri), Kitab al-Buldan al-Kabir (Buku Besar Negeri-Negeri)
yang belum selesai, Kitab al-Akhbar wa al-Ansab (Buku Sejarah dan Silsilah Genealogi),
Kitab Ansab al-Asyraf (Buku Silsilah Para Syarif), dan Futuh al-Buldan. Futuh al-Buldan ini
telah beberapa kali dicetak di Mesir, Suriah, dan Irak. Karya Al-Baladzuri yang masih dapat
ditemukan hanya dua buah. Masing-masing adalah Kitab Ansab Al-Asyraf yang berisi
genealogi Al-Asyraf (para punguasa keturunan Nabi SAW). sesuai kedekatan mereka dengan
Nabi SAW. dan Futuh Al-buldan. Sebenarnya, karya terakhir ini hanya berupa ringkasan dari
sebuah karya komprehensif dalam tema serupa. Sitematikannya dimulai dari paparan
peperangan nabi SAW.
dengan kaum yahudi dan peperangan beliau melawan penduduk mekkah serta Thalif.
Dilanjutkan dengan sejarah gerakan kemutadan di masa Abu Bakar, penaklukan Syam, Irak,
mesir, Armenia, Maroko, serta wilayah persia. Uraian tersebut diselingi observasi yang
sangat penting mengenai sejarah peradaban dan kondisi sosial seperti tentang tugas-tugas
lembaga pemerintah, dokumen-dokumen peperangan dengan Byzantium, masalah-masalah
perpajakan, penggunaan stempel, mata uang, dan sejarah perkembanan tulisan Arab. Karya
ini di anggap sebagai sumber paling penting ihwal sejarah penaklukan-penaklukan Islam.
Futhul buldan al-kabir namun belum sempurna
Futhul buldan atau kitab al-buldanusyogir dan kitab ini yang dibahas
Ansabut asrof dinamakan juga dengan nama al-akhbar wal ansab merupakan kitab yang
terdiri dari 20 jilid namun belum sempurna
Kitab ahdun addasir merupakan terjemah persia .
Kitab al-akhbar Sebagian para sejarawan berpendapat mengatakan bahwa al biladzuri
mengumpulkan kitab-kitab al-jami yang terdiri dari 40 jilid.
1. Pulau Al-Jaziroh
Khalifah Muawiyyah berkata bahwa Muawiyyah sendirilah yang menaklukkannya
Bersama Sofwan sampai Sofwan pun meninggal disana. Dan dikatakan bahwa Raja
Konstantinus secara terang-terangan melakukan kedzoliman kepada rakyatnya, setelah
runtuhnya Malta pada tahun 133 M belum memungkinkan sesuatu pun untuk merobohkan
apa-apa yang ada di sekitarnya, kemudian ia pergi keluar Syimsyat sampai ia mengubahnya
menjadi orang-orang yang bertawakal kepada Allah, dan 10 orang lainnya dari as-Suguro
(Madinah).
Dan mereka berkata bahwa Habib bin Maslamah Al-Fihri menyerang benteng kamkhun
setelah menaklukkan Syimsyat yang berhasil dikuasainya, dan atas penyerangan yang
dilakukan oleh Sofwan maka ia bisa menaklukkannya pada tahun 59 M, dan pada tahun itu
pula Umair bin Hubab As-Sulami wafat. Dan senantiasa membekukannya/menghadapinya
sendiri sampai berhasil membuka Romawi, dan berhasil menambah jumlah kaum muslimin,
penaklukkan itu terjadi oleh Umair Ibn Hubab As-Sulami, dan demikian hal tersebut
membuatnya bangga dan membanggakan. Kemudian Maslamah bin Abdul Malik telah
mengalahkan dan menaklukkan Romawi. Maslamah bin Abdul Malik menaklukkan dan
mengalahkan Romawi pada tahun 149 M.
Orang-orang yang mendapat pertolongan dari Baghdad sampai turun berita dari Mosul.
Kemudian menyeru Al-Hasan bin Qahthabah dan setelahnya Muhammad bin Al-Ash’ats.
Dan kami jadikan Al-Abbas bin Muhammad dan memerintahkannya untuk menyerang
benteng kamkhun, maka Muhammad bin Al-Ash’ats meninggal disana.
Al-Abbas dan Al-Hassan bergerak ke Malta dan membawa Almeera darinya kemudian
menyerang benteng kamkhun. Dan memerintahkan Abbas untuk menggunakan ketapel
dengan merasa kesusahan. Dan memukul benteng tersebut dengan batu dari ketapel yang
terbuat dari kayu pohon pinus.
Kaum muslimin berhasil membunuh sebagian diantara mereka dengan batu tersebut, dan
seorang pria muslim membawa tank.
Dalam penyerangan yang dilakukan oleh Al-Abbas bin Muhammad bin ‘Ali terjadilah hujan
warraq, kemudian mereka menutup benteng kamkhun Romawi. Maka pada tahun 177 M
Muhammad ibn Abdullah bin Abdurrahman bin Abi ‘Amrah Al-Anshori menyerangnya.
Abdul Malik ibn Shalah ditugaskan untuk memegang Syimsyat, maka ia berhasil
menaklukkannya dan memasukinya diwaktu seperempat malam yang lalu pada akhir bulan
musim semi pada tahun itu, dan senantiasa terbuka sampai menggerakkan Muhammad bin
Ar-Rasyid meninggalkan keluarganya dan menaklukkan Romawi.
Kemudian Abdullah bin Thahar menaklukkannya pada masa khalifah Al-Makmun. Kaum
Muslimin bersikap ramah pada kaum Nashrani di Syimsyat Qaliqala dan Baraqah bin Ashout
mereka saling tolong-menolong satu sama lain. Mereka bergerak mendekati Romawi dengan
alasan menuntut kerugian atas hilangnya pekerjaan mereka ketika di Syimsyat.
2. Malta
Dikatakan bahwa Iyad bin Ghanam dan Habib bin Maslamah Al-Fihri diutus dari Syimshat
ke Malta untuk menaklukkannya, kemudian menutupnya. Maka Muawiyah mengutus Habib
bin Maslamah menjadi seorang wali di Syam dan Al-Jaziroh. Maka ia pun menaklukan dan
menata hubungan/ikatan kaum Muslimin, dan Muawiyah pun menyediakan pekerjaan
untuknya, sehingga ia ingin masuk ke Romawi.
2. Penaklukkan Madain
Dikatakan bahwa: kaum muslim pergi ke Deir Ka’ab setelah ke Qadisiyah, mereka
disambut oleh al-Nakhair Khan dan mengumpulkan sebagian besar orang-orang Madain.
Mereka bertempur/berperang dan Zuhair bin Sulaiman al-Azdi dirangkul oleh al-Nakhair
Khan dan mereka jatuh ke tanah dan mengambil/menaruh belati it uke tengah-tengah perut
Zuhair dan ia membunuhnya, Saad berjalan dan kaum muslim turun ke Sabath dan
berkumpul di kota Bahrasir yang merupakan kota bagian Kuffah dan mereka tinggal disana
selama Sembilan bulan, dan ada yang mengatakan 18 bulan, bahkan mereka makan dua kali
dan orang-orang di kota itu menyerangnya, lalu mereka masuk dan ketika kaum muslim telah
menaklukkan semuanya, Yazdgerd ibn Shahriar raja Persia yang berkulit putih itu melarikan
diri dari Madain dan orang-orang Nabath memanggilnya Barzebila. Dan pergi ke Hulwan
dengan wajah gelisah, membawa bersama rumah dan hartanya, barang-barangnya, lemari
pakaian, wanita, dan ternak. Itu merupakan tahun dimana ia melarikan diri dari tahun
kelaparan dan wabah yang tersebar di masyarakat Persia. Kemudian kaum muslim pindah
dan berhasil menaklukkan kota disebelah timur.
A. Kelebihan
Untuk penulisan kitab Futuh Al-Buldan sendiri, kitab ini ditulis dengan menggunakan metode
Tematik yang mana metode ini berarti metode penulisan berdasarkan tema yang dibahas,
tidak disesuaikan tangga. Kelebihan dari metode ini yakni mudahnya pembaca dalam
memahami kesejarahan secara universal karena tidak terpaku pada tanggal.
B. Kekurangan
kekurangannya yakni dalam penulisan dengan menggunakan metode tematik pembahasannya
tidak secara terperinci, sehingga kebenarannya agak sedikit diragukan apalagi ini merupakan
kajian mengenai kesejarahan.