Anda di halaman 1dari 8

Nama : Helmi Irfan Fadhilah

NIM : 1215010075
Mata Kuliah : Bibliografi

Tugas Resume

1. BIOGRAFI AL-BALADZURI
Nama lengkap beliau adalah Abu Ja’far Ahmad bin Yahya bin Jabir bin Daud al-
Baladzuri. Lahir di abad ke-3 H/9 M, lahir di Baghdad, ibu kota Dinasti Abbasiyah. Ia
seorang sejarawan istana pada zaman dinasti Abbasiyah di Baghdad, yakni pada zaman
Khalifah Al Mutawakil dan Al Mu’tazz. Beliau adalah keturunan orang Persi asli, Sejak usia
muda beliau sudah mengembara untuk menuntut ilmu di beberapa negeri Islam. Hal
pengembaraannya ini dapat dilihat dari sumber-sumber pengambilan riwayat sejarah di dalam
kitabnya yaitu Kitab Futuh al-Buldan (Buku Pembukaan Negeri-Negeri). Beliau pergi ke
damaskus, Homs, dan Antakia.
Beliau bisa dikatakan sebagai seorang sejarawan istana. Dengan banyakanya materi
sejarah yang ditulis bersumber dari khalifah. Hubungannya dengan beberapa khalifah seperti
khalifah al-Mutawakil (khalifah Abbasiyah, memerintah tahun 232-247 H/847-867 M) sangat
dekat. Khalifah Abbasiyah berikutnya, al-Mu’tazz (memerintah tahun 252-256 H/866-869
M), bahkan mengangkatnya sebagai pendidik bagi putranya yang bernama Abdullah.Beliau
sangat di hormati oleh ketiga khalifah tersebut, dengan kehormatan yang diberikan itu, beliau
mempunyai kesempatan menggunakan sumber-sumber resmi dan non resmi. Beliau membagi
kajian geografisnya berdasarkan posisi lokasi-lokasinya. Selain itu, beliau juga mengkaji
manajemen perpajakan di tiap distriknya.
Beliau menimba ilmu pengetahuan di berbagai kota di Irak, damaskus dan humasy. Di
Baghdad ia belajar kepada empat guru yakni Ibn Abi Syaibah, Qasim Bin Salam Abu Ubaid,
Al Mada’ni mereka semua adalah ahli hadits, dan Muhammad Ibn Sa’d adalah seorang ahli
sejarah yang terkenal. Setelah itu ia mengembara ke Syiria dan Turki. Di Damaskus (Syiria)
ia belajar kepada Hisyam Bin Ammar, Di Homs (Syiria) ia belajar kepada Muhammad Bin
Musfi, di Antakia (Pesisir timur laut tengah, kini Turki) belajar kepada Muhammad Bin
Abdurrahman Bin Salim.
Murid-murid musonifnya,al biladzuri itu membuat sebuah tempat madrasah yang
mengeluarkan para ulama menjadi ulama fiqih diantaranya abdullah bin kholifah seorang
penyair,penulis dan penerjemah bahasa persia, muhammad bin ishaq annadim seorang
pengarang kitab al-fahrosatuh atau buku indeks yang membahsas tentang cabang-cabang
ilmu, jafar bin kudamah pengarang kitab al-khoroj, yaitu bin naim, abdullah bin said al waroq
dan lain-lain.
Perjalanan musonif masa mudanya itu menhabiskan untuk mencari ilmu di baghdad,
melakukan perjalanan ketimur untuk menambah pengetahuannya yakni di ke damaskus,
hamas,irak, antoqiyah,kemudian dia juga melakukan perjalanan ke utara yakni ke
syam,kemudian dinegar negara tersebut beliau mengumpulkan riwayat-riwayat ke ilmuan dan
dihafalkan dan dibandingkan dengan pemahaman pemahaman di Baghdad.
Selain futuh Al-buldhan karya lain Al-baladhuri yakni Kitab Al Buldan Ash Shaghier
(Buku kecil negeri-negeri), Kitab Al Buldan Al Kabir (Buku besar negeri-negeri), buku ini
belum selesai, Kitab Al akhbar Al Anshab (Buku sejarah dan silsilah), merupakan buku besar
berupa silsilah manuskrip 2464 halaman meliputi sejarah dan silsilah, Kitab Anshab Al
Asyraf (Buku silsilah para syarif), yang berisi geneologi para penguasa turunan nabi, yang
memiliki jilid yang cukup banyak. Buku ini merupakan sejarah biografi yang paling penting
pada abad ke-3 H, Ia juga menterjemahkan buku-buku Persia ke dalam bahasa Arab dalam
bentuk syair yang berjudul Ahd Ardasyir(Masa Ardasyir). Al-baladhuri juga sempat
mendidik Khalifah Al-Mu’taz wafat pada tahun 279 H/892 M setelah terserang radang otak
akibat memakan buah baladzur sehingga di juluki Al-Baladzuri.

2. SEJARAH KITAB FUTUL AL-BULDHAN AL-BALADZURI

Futuh al-Buldan adalah kitab sejarah komprehensif penaklukan Islam abad ketujuh
yang disusun berdasarkan daerah-daerah yang ditaklukkan. Buku ini terbagi menjadi dua jilid
yang dimulai dengan peperangan pada masa Nabi dan berlanjut kepada penaklukan Suriah,
Djazira, Armenia, Mesir dan Maghrib dan Irak dan Persia.Volume pertama diterjemahkan
oleh P.K Hitti sedangkan volume kedua diterjemahkan oleh Francis Clark Murgotten.
Volume kedua mencakup wilayah Media Utara (Jebal), Adharbaijan, Mosul, Jurjan dan
Tabaristan, Distrik Tigris, Khuzistan, Fars dan Kirman, Sijistan dan Kabu-l, Khurasan,
Penaklukan AsSind dan Lima Lampiran yang berisi demikian; Tentang Hukum Tanah
Kharaj, Sejarah Ata dalam Khilafah Umar Ibn al-Khattab, The Seal, The Coinage dan The
Art of Writing.
Setiap penjelasan di dalam kitab Futuh Al-Buldhan dimulai dengan serangan pertama di
wilayah tersebut yang mengarah pada penaklukan terakhir dan penyerahan wilayah tersebut.
Semua perjanjian dan kesepakatan yang ditanda tangani juga disertakan langkah-langkah
yang diambil untuk pengembangan kawasan tersebut. Kitab ini bukan tulisan kitab
historiografi islam biasa karena mencakup sejarah setiap wilayah dari awal sampai akhir
tanpa dibatasi pada tahun tertentu, dinasti atau orang.
Karya ini telah di cetak beberapa kali di Mesir, Suriah, dan Irak. Karya Al-Baladzuri yang
masih dapat ditemukan hanya dua buah. Masing-masing adalah Kitab Ansab Al-Asyraf yang
berisi genealogi Al-Asyraf (para punguasa keturunan Nabi SAW), sesuai kedekatan mereka
dengan Nabi Muhammad SAW dan Futuh Al-buldan.
Futūḥ al-buldān adalah karya terkenal al-Balāḏurī , Referensi historiografi Muslim klasik
dalam judul seri 'digabungkan dengan spektrum semantik akar Arab dari kata fatḥ. Ini
mengacu pada 'penaklukan militer', dan juga gagasan untuk 'membuka', 'memulai', dan / atau
'mengungkapkan'. Dengan demikian, judul serial ini merupakan penghormatan kepada
sejarawan Muslim yang hebat, namun ini juga merupakan sintesis kerangka ideologis yang
mendasari serial ini, yaitu untuk mengungkapkan potongan-potongan sejarah masyarakat
Islam.

3. KARYA-KARYA AL-BALADZURI

Sebagai seorang ilmuwan produktif, dia menulis beberapa karya seperti Kitab al-Buldan
al-Saghir (Buku Kecil Negeri-Negeri), Kitab al-Buldan al-Kabir (Buku Besar Negeri-Negeri)
yang belum selesai, Kitab al-Akhbar wa al-Ansab (Buku Sejarah dan Silsilah Genealogi),
Kitab Ansab al-Asyraf (Buku Silsilah Para Syarif), dan Futuh al-Buldan. Futuh al-Buldan ini
telah beberapa kali dicetak di Mesir, Suriah, dan Irak. Karya Al-Baladzuri yang masih dapat
ditemukan hanya dua buah. Masing-masing adalah Kitab Ansab Al-Asyraf yang berisi
genealogi Al-Asyraf (para punguasa keturunan Nabi SAW). sesuai kedekatan mereka dengan
Nabi SAW. dan Futuh Al-buldan. Sebenarnya, karya terakhir ini hanya berupa ringkasan dari
sebuah karya komprehensif dalam tema serupa. Sitematikannya dimulai dari paparan
peperangan nabi SAW.
dengan kaum yahudi dan peperangan beliau melawan penduduk mekkah serta Thalif.
Dilanjutkan dengan sejarah gerakan kemutadan di masa Abu Bakar, penaklukan Syam, Irak,
mesir, Armenia, Maroko, serta wilayah persia. Uraian tersebut diselingi observasi yang
sangat penting mengenai sejarah peradaban dan kondisi sosial seperti tentang tugas-tugas
lembaga pemerintah, dokumen-dokumen peperangan dengan Byzantium, masalah-masalah
perpajakan, penggunaan stempel, mata uang, dan sejarah perkembanan tulisan Arab. Karya
ini di anggap sebagai sumber paling penting ihwal sejarah penaklukan-penaklukan Islam.
Futhul buldan al-kabir namun belum sempurna
Futhul buldan atau kitab al-buldanusyogir dan kitab ini yang dibahas
Ansabut asrof dinamakan juga dengan nama al-akhbar wal ansab merupakan kitab yang
terdiri dari 20 jilid namun belum sempurna
Kitab ahdun addasir merupakan terjemah persia .
Kitab al-akhbar Sebagian para sejarawan berpendapat mengatakan bahwa al biladzuri
mengumpulkan kitab-kitab al-jami yang terdiri dari 40 jilid.

4. KAJIAN ISI KITAB AL-BALADZURI TARIKH AL BULDAN WAAHKAMUHA

A. Qosim Awal terdiri dari 17 pembahasan


Dalam qosim awal ini ada beberapa pembahasan yakni diantaranya ; Muqodimah, Masjid
kuba’, Harta- harta Bani Nadhor, Harta – harta Bani Quraidoh, Perang Khaibar, Perang
Fuduk, Makkah, Pengingan Penggalian di Makkah, Perintah Toleran di Makkah, Thaif, Tbaib
dan Josh, Tentara Jandal, Hakim Najwan, Yaman, Oman, Bahrain.
Hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah
Ahmad bin Yahya bin Jabir berkata kepadaku, bahwa ketika rosulullah saw hijrah ke
Madinah dari kota Makkah, kemudian beliau membangun masjid kuba diatas tanah Kultsum
ibn Hadm bin Imri’ al-Qoys bin Harits bin Zaid bin Ubaid bin Umayyah ibn Zaid bin Malik
bin Auf bin Amr bin Auf bin Malik bin Aus. Pernyataan tersebut di ucapkan oleh Sa’d bin
Khoysamah bin Haris bin Malik salah satu anak dari Salm bin Imri’ alQoys bin Malik bin
Aus, berdasarkan hal tersebut maka para kaum menyangka bahwa rosullah memang benar
mendirikan masjid kuba ditanah tersebut.
Para sahabat rosul yang hijrah lebih dulu dan para kaum anshor membangun sebuah masjid
dan melakukan solat dimasjid tersebut, adapun solat pada waktu itu menghadap baitul
muqoddas, dan tatkala rosulullah sampai di Madinah, kemudian beliau solat bersama mereka
di masjid yang telah dibangun itu.
Diriwayatkan dari Amr bin Muhammad al-Naqid dan Ahmad bin Hasyim bin Bihrom,
berkata telah bercerita kepada kami Waki’ bin Jarroh, dari Robi’ah bin Utsman dari Amron
bin Abi Anas dari Sahl bin Sa’d berkata, pada zaman Rosulullah ada du orang yang saling
َ ‫فِي ْال َم ْس ِج ِد الَّ ِذي ُأس‬, salah satu dari mereka berkata bahwa yang
berselisih tentang ayat ‫ِّس َعلَى التَّ ْق َوى‬
dimaksud ayat tersebut adalah masjid rosul, dan yang lainnya berkata adalah masjid kuba’,
kemudian mereka berdua datang kepada Nabi dan bertanya mengenai hal tersebut, kemudian
Rosulullah menjawab, yang dimaksud ayat tersebut adalah masjidku yang ini. Diriwayatkan
dari Amr bin Muhammad dan Muhammad bin Hatim bin Maymun, mereka berdua berkata
telah bercerita kepada kami Waki’ dari Robi’ah bin Utsman at-Taymi dari Utsan bin
Ubaidillah bin Abi Rofi’ dari Ibn Umar berkata, yang dimaksud ayat ‫ِّس َعلَى‬ َ ‫فِي ْال َم ْس ِج ِد الَّ ِذي ُأس‬
‫ التَّ ْق َوى‬adalah masjid rosul. Diriwayatkan dari Muhammad bin Hati,, dari Abu Nu’aimal-Fadhl
bin Dukain berkata: telah berkata kepada kami Abdulllah bin Amir al-Aslami dari Imron bin
Abi Yunnus dari Sahl bin Sa’d dari Ubay bin Ka’ab berkata, Nabi saw pernah ditanya
menngenai maksud ayat kemudian, nabi menjawab hal tersebut adalah masjidku yang ini. Abi
Sa’id al-Khudrii dari ayahnya berkata, yakni masjid rosulullah, mereka berkata bahwa masjid
kuba telah diperluas setalah adanya penambahan, Abdullah bin Umar tatkalah masuk ke
dalam masjid tersebut dan melaksanakan solat ditempat yang pernah menjadi tempat solat
rosulullah, mereka berkata bahwa Rosulullah saw menetap di Kuba pada hari senin, selasa,
rabu dan kamis, dan pada hari jumat beliau berangkat menuju Madinah dan menjama solat di
masjid yang berada di daerah Bani Salim bin Auf ibn Amr bin Auf bin Khozroj, hal tersebut
merupakan jumat pertama yang dijama’. Kemudian Rosulullah melanjutkan perjalanan
menuju tempat kaum Anshor, dari rumah ke rumah semuanya, hingga sampailah rosul di
masjidnya yang berada di Madinah dan beliau turun dari untanya, kemudian datanglah Abu
Ayyub, Kholid bin Zaid bin Kalib bin Tsa’labah bin Abd Ibn Auf bin Ghanm bin Malik bin
Nijar bin Tsa’labah bin Amr bin Khozroj memegang kendaraan rosul dan rosulpun turun
didekat Abu Ayyub, kaum Khazraj menginginkan rosul turun didekat mereka.

B. Qosim Tsani terdiri dari 18 pembahasan.


Dalam qosim tsania terdiri dari beberapa pembahasan yakni ; Kemurtadan Orang Arab
Pada Masa Khalifah Abu Bakar As-Shidiq, Penaklukan Syam, Penaklukan Bashro, Hari
Ijnadaya, Hari Stailion dan Yordania, Perintah Yordania, Hari Keluar Shafar, Penaklukan
Madinah dan Damaskus dan Tanahnya, Perintah Hams, Hari Yarmouk, Perintah Palestina,
Perintah tentara Guesin dan kota – kota yang disebut Ibu Kota, Perintah Qibrus, Perintah
Samaria, Perintah Rajam, Mata Jantung, Penaklukan Al-Jazariah, Pemerintahan Nashroni
terhadap bani Taghlib dan Wail.
Penaklukan Kota Syam
Ketika abu bakar selesai dari masalah orang-orang yang murtad untuk kemudian
memandu tentara ke syam,dia menulis kepada orang-orang makkah, thoif, yaman, dan
semua orang arab dari najdan, dan hijaz mengundang mereka untuk berjihad dan mereka
menginginkanya dan dalam nyanyian bangsa romawi bergegas orangorang yang termasuk
menarik dan patuh, mereka datang ke kota dari setiap masing tujuan tiga bigade tiga orang,
kholid bin syaid bin al-a’syi bin amiyah,dan syarhabil bin sukutu yang baik bani jumah dan
syarhabil sementara itu al -waqidi inbu abdillah bin al-muthoi’l qindi dan ibunya baik dan dia
setia kepada ma’mar bin habibi bin wahab bin huzapah bin jumah,dan al-kalibi berkata itu
syurohbil bin robi’ah bin al-muto’i lahir dari sofah dan mereka membnatu ibnu muro bin
udda bin tobikhoh)dan umar dan ibnu al-asi’iwael bin sahmiy.

C. Qosim Tsalis terdiri dari 20 pembahasan.


Adapun qosim tsalis yang terdiri dari dua puluh pembahasan diantaranya ; Mata Al-
Jazariah, Malathya, Perpindahan Ibu Kota Romawi, Penaklikan Armenia, Pembuka Ashar
dan Maghrib, Penaklukan Iskandariyyah, Penaklukan Lembut dan Zuwayla, Kerangka
terbuka Iblis, Penaklukan Afrika, Penaklukan Tangier, Penaklukan Andulisia, Penaklukan
Al-Jazariah di Laut, Hakim Nubia, Pada Perintah Kirtus, Pembuka Kegelapan, Khalifah
Umar Bin Khattab R.A, Hari seseorang imam jembatan, Hari Mahran, Pembuka Ctesiphon,
Hari Jalaula Pengganjal.

1. Pulau Al-Jaziroh
Khalifah Muawiyyah berkata bahwa Muawiyyah sendirilah yang menaklukkannya
Bersama Sofwan sampai Sofwan pun meninggal disana. Dan dikatakan bahwa Raja
Konstantinus secara terang-terangan melakukan kedzoliman kepada rakyatnya, setelah
runtuhnya Malta pada tahun 133 M belum memungkinkan sesuatu pun untuk merobohkan
apa-apa yang ada di sekitarnya, kemudian ia pergi keluar Syimsyat sampai ia mengubahnya
menjadi orang-orang yang bertawakal kepada Allah, dan 10 orang lainnya dari as-Suguro
(Madinah).
Dan mereka berkata bahwa Habib bin Maslamah Al-Fihri menyerang benteng kamkhun
setelah menaklukkan Syimsyat yang berhasil dikuasainya, dan atas penyerangan yang
dilakukan oleh Sofwan maka ia bisa menaklukkannya pada tahun 59 M, dan pada tahun itu
pula Umair bin Hubab As-Sulami wafat. Dan senantiasa membekukannya/menghadapinya
sendiri sampai berhasil membuka Romawi, dan berhasil menambah jumlah kaum muslimin,
penaklukkan itu terjadi oleh Umair Ibn Hubab As-Sulami, dan demikian hal tersebut
membuatnya bangga dan membanggakan. Kemudian Maslamah bin Abdul Malik telah
mengalahkan dan menaklukkan Romawi. Maslamah bin Abdul Malik menaklukkan dan
mengalahkan Romawi pada tahun 149 M.
Orang-orang yang mendapat pertolongan dari Baghdad sampai turun berita dari Mosul.
Kemudian menyeru Al-Hasan bin Qahthabah dan setelahnya Muhammad bin Al-Ash’ats.
Dan kami jadikan Al-Abbas bin Muhammad dan memerintahkannya untuk menyerang
benteng kamkhun, maka Muhammad bin Al-Ash’ats meninggal disana.
Al-Abbas dan Al-Hassan bergerak ke Malta dan membawa Almeera darinya kemudian
menyerang benteng kamkhun. Dan memerintahkan Abbas untuk menggunakan ketapel
dengan merasa kesusahan. Dan memukul benteng tersebut dengan batu dari ketapel yang
terbuat dari kayu pohon pinus.
Kaum muslimin berhasil membunuh sebagian diantara mereka dengan batu tersebut, dan
seorang pria muslim membawa tank.
Dalam penyerangan yang dilakukan oleh Al-Abbas bin Muhammad bin ‘Ali terjadilah hujan
warraq, kemudian mereka menutup benteng kamkhun Romawi. Maka pada tahun 177 M
Muhammad ibn Abdullah bin Abdurrahman bin Abi ‘Amrah Al-Anshori menyerangnya.
Abdul Malik ibn Shalah ditugaskan untuk memegang Syimsyat, maka ia berhasil
menaklukkannya dan memasukinya diwaktu seperempat malam yang lalu pada akhir bulan
musim semi pada tahun itu, dan senantiasa terbuka sampai menggerakkan Muhammad bin
Ar-Rasyid meninggalkan keluarganya dan menaklukkan Romawi.
Kemudian Abdullah bin Thahar menaklukkannya pada masa khalifah Al-Makmun. Kaum
Muslimin bersikap ramah pada kaum Nashrani di Syimsyat Qaliqala dan Baraqah bin Ashout
mereka saling tolong-menolong satu sama lain. Mereka bergerak mendekati Romawi dengan
alasan menuntut kerugian atas hilangnya pekerjaan mereka ketika di Syimsyat.

2. Malta
Dikatakan bahwa Iyad bin Ghanam dan Habib bin Maslamah Al-Fihri diutus dari Syimshat
ke Malta untuk menaklukkannya, kemudian menutupnya. Maka Muawiyah mengutus Habib
bin Maslamah menjadi seorang wali di Syam dan Al-Jaziroh. Maka ia pun menaklukan dan
menata hubungan/ikatan kaum Muslimin, dan Muawiyah pun menyediakan pekerjaan
untuknya, sehingga ia ingin masuk ke Romawi.
2. Penaklukkan Madain
Dikatakan bahwa: kaum muslim pergi ke Deir Ka’ab setelah ke Qadisiyah, mereka
disambut oleh al-Nakhair Khan dan mengumpulkan sebagian besar orang-orang Madain.
Mereka bertempur/berperang dan Zuhair bin Sulaiman al-Azdi dirangkul oleh al-Nakhair
Khan dan mereka jatuh ke tanah dan mengambil/menaruh belati it uke tengah-tengah perut
Zuhair dan ia membunuhnya, Saad berjalan dan kaum muslim turun ke Sabath dan
berkumpul di kota Bahrasir yang merupakan kota bagian Kuffah dan mereka tinggal disana
selama Sembilan bulan, dan ada yang mengatakan 18 bulan, bahkan mereka makan dua kali
dan orang-orang di kota itu menyerangnya, lalu mereka masuk dan ketika kaum muslim telah
menaklukkan semuanya, Yazdgerd ibn Shahriar raja Persia yang berkulit putih itu melarikan
diri dari Madain dan orang-orang Nabath memanggilnya Barzebila. Dan pergi ke Hulwan
dengan wajah gelisah, membawa bersama rumah dan hartanya, barang-barangnya, lemari
pakaian, wanita, dan ternak. Itu merupakan tahun dimana ia melarikan diri dari tahun
kelaparan dan wabah yang tersebar di masyarakat Persia. Kemudian kaum muslim pindah
dan berhasil menaklukkan kota disebelah timur.

D. Qosim Arba’in terdiri dari 20 pembahasan.


Dalam qosim araba’in terdiri dari dua puluh pembahasan yang diantaranya ; Pengingat
Egyptianizing Kuffah, Pemerintahan Pertengahan Irak, Pemerintahan Bataeh, Pemerintahana
Madinah , Pemerintahan Ibu Kota Persia, Penaklukan Gunung Hlon, Penaklukan Nahawand,
Dinar Masbman dan mahar, Penaklukan Himdzan, Berdirinya Wiqoshan dan ishbihan,
Pembunuhan Yazid Jarod bin Syahroyan, Penaklukan Ar-roya dan Qowamis, Pembuka
Qazuin dan Zanjan, Penaklukan Azerbaijan, Penaklukan Al-Mousul, Bulan Palsu Alsamgan
dan Derbaz, Gorjan Tobaristan dan hal-halnya, Penaklukan Kurdalah, Egyptianizing Basra,
pemerintahan Al-Asawaroh Wazzatho.
E. Qismu Khamis terdiri dari 11 pembahasan.
Dalam qismu khamis terdiri dari sebelah pembahasan pokok yakni ; Inti Alahuiz, Inti
Paris dan Carmen, Mengenai Carmen, Sajistan dan kabel, Khurasan, Penaklukan As-Sindu,
Tanah dalam Ketenanangan Abses, Umar Bin Khattab R.A, Pemenrintahan Khatim,
Pemerintahan nuqud, Perintah Khata.

5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

A. Kelebihan
Untuk penulisan kitab Futuh Al-Buldan sendiri, kitab ini ditulis dengan menggunakan metode
Tematik yang mana metode ini berarti metode penulisan berdasarkan tema yang dibahas,
tidak disesuaikan tangga. Kelebihan dari metode ini yakni mudahnya pembaca dalam
memahami kesejarahan secara universal karena tidak terpaku pada tanggal.

B. Kekurangan
kekurangannya yakni dalam penulisan dengan menggunakan metode tematik pembahasannya
tidak secara terperinci, sehingga kebenarannya agak sedikit diragukan apalagi ini merupakan
kajian mengenai kesejarahan.

Anda mungkin juga menyukai