Tugas 1 Filsafat Hukum
Tugas 1 Filsafat Hukum
FAKULTAS HUKUM
Kampus IV :Gedung Hasan Din Jl. Adam Malik KM. 9 Kota Bengkulu (0736) 342920
Home page : www.fh.umb.ac.id : fakultashukum@umb.ac.id
TUGAS 1
MATA KULIAH FILSAFAT HUKUM
1. Resume (ringkasan) materi Power Point Hukum Pidana yang sudah di share.
2. Tugas ditulis tangan di kertas Double Folio minimal 10 halaman, dgn identitas nama
lengkap, NPM dan mata kuliah.
3. Tidak diperkenankan Plagiat (copi paste).
4. Tugas resume dikirim via email: ranggajayanuarto@umb.ac.id, tidak diperkenankan
mengirim via WhatsApp (WA).
5. Tugas dikumpul paling lambat 14 Juni 2021.
“Selamat Mengerjakan”
Nama : Anjas Prima Wijaya
NPM : 1911240162
Tugas Filsafat Hukum
Dosen Pengampu: Dr.Rangga jayanuarto S
PENGERTIAN FILSAFAT
Soetiksno (1976:10)
Filsafat hukum mencari hakikat daripada hukum yang menyelidiki kaidah hukum sebagai
pertimbangan nilai-nilai.Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto (1979:11)
Filsafat hukum adalah perenungan dan perumusan nilai-nilai, kecuali itu filsafat hukum juga
mencakup penyerasian nilai-nilai. Misalnya: penyerasian antara ketertiban dengan ketentraman,
antara kebendaan dengan keakhlakan dan antara kelanggengan atau konservatisme dengan
pembaharuan.
Mahadi (1989:10)
Filsafat hukum adalah falsafah tentang hukum, falsafah segala sesuatu dibidang hukum secara
mendalam sampai keakar-akarnya secara sistematis.
Soerjono Dirdjosisworo (1984:48)
Filsafat hukum adalah pendirian atau penghayatan kefilsafatan yang dianut oleh orang/
masyarakat/ negara tentang hakikat ciri-ciri serta landasan berlakunya hukum.
2.Kusumadi Pudjosewojo
Dan sekali mempersoalkan hal-hal dari ilmu hukum, dekatlah orang kepada pertanyaan-pertanyaan
seperti:
1.Apakah tujuan hukum itu?
2.Apakah semua syarat keadilan?
3.Apakah keadilan itu?
4.Bagaimana hubungan antara hukum dengan keadilan?
Dengan pertanyaan-pertanyaan demikian, orang sudah melewati batas-batas ilmu pengetahuan
hukum sebagaimana arti lazimnya dan mengajak lapangan “filsafat hukum sebagai ilmu
pengetahuan filsafat”
3.Satjipto Rahardjo(1982:321)
Filsafat hukum mempersoalkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat dasar dari hukum
tentang hakekat hukum tentang dasar-dasar bagi kekuatan mengikat dari hukum.
*Metode Filsafat
-Metode Kritis
-Metode Intuitif
-Metode Scolastik
-Metode Matematis
-Metode Empiris
-Metode Trancendental
-Metode Dialektis
-Metode Fenomenologis
-Metode Neo Positivistis
-Metode Analitika Bahasa
Fungsi Filsafat
-Menyajikan pertanyaan yang tidak diajukan dalam ilmu empirik.
-Mengadakan revolusi di dalam empirik.
-Mencegah pemikiran rutin dan mengembalikannya kepada pemikiran refleksif.
-Mencegah pemikiran mekanistik dan mengembalikannya ke pemikiran aktif dan kreatif.
(Rangkuman diskusi penelitian filsafat Yayasan Filsafat Indonesia, Jakarta, 15 Februari 1985).
Sifat Filsafat
1.Sifat Holistik (Menyeluruh).
Supaya orang mempunyai pandangan yang luas mengenai hukum.
2.Sifat Spekulatif.
Supaya orang itu berani mengambil resiko apabila jika yang dia lakukan itu benar dan agar
supaya adanya inovasi.
FILSAFAT HUKUM
2. Kesangsian
Augustinus dan Rene Descartes menya-takan bahwa kesangsian merupakan sum-ber utama
pemikiran.
4.Manusia memiliki rasa kagum (thauma) pada alam semesta dan isinya
Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa kagum pada apa yang diciptakan oleh Sang
Pencipta.
1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh
realitas.
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar secara nyata.
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan sumber daya, hakikatnya,
keabsahan-nya, dan nilainya.
4. Pemikiran kritis atas pengandaian-pengandaian dan
pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
Objek Filsafat
- Objek material filsafat
-Objek formal filsafat
Peranan Filsafat
1. FILSAFAT SEBAGAI PENDOBRAK
2. FILSAFAT SEBAGAI PEMBEBAS
3. FILSAFAT SEBAGAI PEMBIMBING
Pengertian Filsafat
Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris)
yang berasal dari bahasa Yunani (philosophia).
Pengertian Filsafat Pancasila
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi
substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang
Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan
pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
PEMBUKAAN UUD1945
A. FUNGSI DAN KEDUDUKAN PEMB.UUD 1945
Pembukaan UUD45 merupakan STAATSFUNDAMENTALNORM, yaitu sebagai sumber hukum dasar,
baik hukum dasar tertulis maupun hukum dasar tidak tertulis. Konsekuensi : seluruh
peraturanperundang-undangan dari yang tertinggi sampai yang terendah materinya tidak boleh
kontradiksi dengan nilai-nilai yang terdpt dlm Pemb.UUD45, karena pada hakikatnya seluruh
peraturan hukum merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai yg ada dlm Pemb.UUD45.
Pemb.UUD45 merupakan sumber bagi seluruh peraturan hukum lainnya, tetapi mengapa dalam
Tata urutan Peraturan Perundang-undangan (1966 – 2004), Pemb.UUD45 tidak dicantumkan ?,
sbg antisipasi terhadap terjadinya amandemen, shg secara hierarkhis formal kedudukan
Pem.UUD45 dipisah dg peraturan hukum lain, tetapi scr hierarkhis material memiliki hubungan
causal organis, tidak terpisah.
Menurut Ajaran Postmodern, bahwa “perbedaan” merupakan inti dari segala kebenaran, Oki
mereka tidak mempercayai kepada hal-hal yang universal, harmonis, konsisten, dan
transendetal.Aliran Postmodern ini merasuk ke dalam bidang hukum dan bersama2 dengan
paham Realisme Hukum dan paham Kritis Radikal seperti aliran Frankfurt di Eropa, mempolakan
suatu aliran baru dalam bidang hukum yang radikal yaitu “Aliran Hukum Kritis/critical legal
studies” , tokoh: Roberto Mangabeire Unger.
Menurut aliran critical legal studies, bahwa:
- Hukum pada abad ke 20 dianggap suatu proses pembiaran terhadap ketidakadilan,
ketidaknyataan, dan ketidaktertiban.
- Hukum telah ditaruh di suatu tempat di awang2 yang tinggi dimana semua justitiabelen
(pencari keadilan) diharuskan mengadah tanpa dapat menjangkaunya.