Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SENI TARI

( TARI GANTAR )

Disusun Oleh :

M WISNU

Kelas : XI MIA I

MA NIHAYATUL AMAL
RAWAMERTA – KARAWANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas sekolah dengan
judul MAKALAH SENI TARI – TARI GANTAR.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada guru Kami Tercinta yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Rawamerta, 30 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
Cover ...........................................................................................................
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1 Sejarah Tari Gantar .............................................................................. 3
2.2 Fungsi Tari Gantar ............................................................................... 5
2.3 Deskripsi Tari Gantar ........................................................................... 6
a. Gambaran Secara Umum ............................................................... 6
b. Ciri Umum gerakan Dasar Tari Gantar .......................................... 8
c. Tata Busana .................................................................................... 10
BAB III PENUTUP .................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 12
3.2 Saran ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tari Gantar merupakan jenis tarian pergaulan antara muda mudi
yang berasal dari Suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung di Kabupaten
Kutai Barat, Kalimantan Timur. Tarian ini melambangkan kegembiraan dan
juga keramah-tamahan suku Dayak dalam menyambut tamu yang datang
berkunjung, baik sebagai wisatawan, investor, atau para tamu yang dihormati.
Tamu-tamu bahkan diajak ikut menari bersama para penari.[1]

Tari Gantar ini dahulunya hanya ditarikan pada saat upacara adat saja,


menurut versi cerita yang lain bahwa tari gantar merupakan tarian yang
dilaksanakan pada saat upacara pesta tanam padi.[2] Properti tari sebuah
tongkat panjang tersebut adalah kayu yang digunakan untuk melubangi tanah
pertanian dan bambu pendek adalah tabung benih padi yang siap ditaburkan
pada lubang tersebut. Gerakan kaki dalam tari ini menggambarkan cara
menutup lubang tanah tersebut. Muda-mudi dengan suka cita menarikan tari
tersebut dengan harapan panen kelak akan berlimpah ruah hasilnya.[3]

1
Tari ini biasanya dilakukan bergantian oleh anggota masyarakat Suku
Dayak Tunjung dan Benuaq. Versi lain juga beredar dalam masyarakat bahwa
dahulunya Tari Gantar adalah merupakan tari sakral yang hanya boleh
ditarikan saat para pahlawan pulang dari medan peperangan. Tari ini sebagai
penyambut kedatangan mereka dan ditarikan oleh gadis-gadis remaja.
Properti tongkat panjang adalah sebuah sumpit dan diberi hiasan kepala atau
tengkorak musuh (digantungkan) yang telah dibunuh oleh para pahlawan.
Sedangkan bambu kecil merupakan peraga unutk mengimbangi gerak tari.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan masalah makalah ini sebagai berikut :
1. Sejarah tari gantar
2. Fungsi tari gantar
3. Macam-macam tari gantar

1.3 Manfaat
Adapun manfaat pembuatan makalah ini diantaranya :
2 Dapat mengetahui sejarah tari gantar
3 Dapat mengetahui fungsi tari gantar
4 Dapat mengetahui macam-macam tari gantar

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tari Gantar


Ada suatu mitos yang mengawali lahirnya tari gantar sebelum terciptanya
tari gantar yang sudah semakin berkembang. Mitos ini dulunya sangat
dipercaya pada masyarakat pendukungnya yaitu masyarakat Dayak Tunjung
dan masyarakat Dayak Benuaq. Konon menurut mitos yang berkembang
dalam masyarakat Suku Bangsa Dayak Tunjung dan Suku Bangsa Dayak
Benuaq bahwa lahirnya Tari Gantar berawal dari cerita di Negeri “Dewa
Nayu” yang diyakini sebagai tempat Dewa Nirwana yang bernama Negeri
Oteng Doi. Pada suatu hari terjadi peristiwa didalam keluarga Dewa di Negeri
Oteng Doi atau Negeri Dewa Langit. Keluarga tersebut terdiri dari suatu
kepala keluarga yang bernama Oling Besi Oling Bayatn. Oling Bayatn
mempunyai seorang istri dan dua orang anak putri yang bernama Dewi Ruda
dan Dewi Bela. Keluarga tersebut hidup tenteram dan damai di Negeri Oteng
Doi. Pada suatu ketika datanglah seorang Dewa yang bernama Dolonong
Utak Dolonong Payang ke keluarga Oling Besi Oling Bayatn, tanpa disangka
dan diduga oleh keluarga Oling Besi. Kedatangan Dolonong Utak tenyata
beritikad buruk. Oling Besi dibunuhnya dengan tujuan dapat menikahi istri
Oling Besi. Peristiwa tersebut terjadi didepan mata istri dan kedua anak Oling
Besi. Karena takutnya istri Oling Besi menerima ajakan Dolonong Utak untuk
menikah, namun kedua anaknya menyimpan dendam pada ayah tirinya
tersebut.
Hari berganti hari, masa berganti masa, setelah kedua Putri Oling Besi
menginjak remaja mereka berdua berencana untuk membunuh ayah tirinya.
Pada suatu hari kedua Dewi tersebut akan melaksanakan niatnya untuk
membalas kematian Ayah kandungnya pada Ayah tirinya, saat Ayah tirinya
(Dolonong Utak) sedang istirahat di balai-balai rumahnya. Ketika kesempatan
itu tiba dibunuhlah dolonong Utak dengan menggunakan sumpit. Dalam
waktu sekejap Dolonong meninggal, setelah diketahui bahwa Ayah tirinya
meninggal selanjutnya kedua putri tersebut memenggal kepala Dolonong dan

3
diikatkan pada batang sumpit yang digunakan untuk membunuhnya. Kedua
putri tersebut senang, keduanya bersuka cita dan mengungkapkannya dengan
menari-nari berdua. Dan sebagai musiknya mereka mencari sepotong bambu
pendek dan mengisinya dengan biji-bijian. Ungkapan kepuasan membunuh
Dolonong Utak itu di lakukan hingga beberapa hari. Begitulah peristiwa yang
terjadi di alam Dewa Langit.
Dari dunia kejadian di alam Dewa tersebut diketahui oleh seorang
manusia yang mampu berhubungan dengan alam Dewa yang bernama Kilip.
Karena Kilip mengetahui kejadian itu maka Dewi Ruda dan Dewi Bela
mendatangi Kilip agar ia tidak menceritakan kejadian ini kepada Dewa-dewa
lain di Negeri Oteng Doi. Kilip menyetujui dengan mengajukan satu syarat
yaitu Dewi Ruda dan Dewi Bela harus mengajarkan tari yang mereka lakukan
saat bersuka cita. Tanpa pikir panjang Dewi Ruda dan Dewi Bela pun
mengajarinya. Dari hasil pertemuan tersebut Kilip mendapatkan satu bentuk
tarian sakral karena properti tari tersebut berupa tongkat panjang dan
sepotong bambu, maka Kilip memberi nama tarian tersebut sebagai Tarian
Gantar yang artinya tongkat (yang sebenarnya sebuah sumpit) dan sepotong
bambu yang biasa disebut Kusak.
Tari Gantar ini dahulunya hanya ditarikan pada saat upacara adat saja,
menurut versi cerita yang lain bahwa tari gantar merupakan tarian yang
dilaksanakan pada saat upacara pesta tanam padi. Properti tari sebuah tongkat
panjang tersebut adalah kayu yang digunakan untuk melubangi tanah
pertanian dan bambu pendek adalah tabung benih padi yang siap ditaburkan
pada lubang tersebut. Gerakan kaki dalam tari ini menggambarkan cara
menutup lubang tanah tersebut. Muda-mudi dengan suka cita menarikan tari
tersebut dengan harapan panen kelak akan berlimpah ruah hasilnya. Tari ini
biasanya dilakukan bergantian oleh anggota masyarakat Suku Dayak Tunjung
dan benuaq. Versi lain juga beredar dalam masyarakat bahwa dahulunya Tari
Gantar adalah merupakan tari sakral yang hanya boleh ditarikan saat para
pahlawan pulang dari medan peperangan. Tari ini sebagai penyambut
kedatangan mereka dan ditarikan oleh gadis-gadis remaja. Properti tongkat
panjang adalah sebuah sumpit dan diberi hiasan kepala atau tengkorak musuh

4
(digantungkan) yang telah dibunuh oleh para pahlawan. Sedangkan bambu
kecil merupakan peraga unutk mengimbangi gerak tari.

2.2 Fungsi Tari Gantar


Tari adalah salah satu bentuk dari perwujudan budaya, sedangkan ciri,
gaya dan fungsi suatu tari tidak terlepas dari kebudayaan dimana tari tersebut
muncul dan berkembang. Dalam lingkup budaya yang mempunyai bahasa,
adat istiadat dan kepercayaan tari tersebut bisa terbentuk dan fungsi. Tarian
dapat disajikan dalam berbagai peristiwa. Didalam kebudayaan daerah
dikenal penyajian tari dalam rangka suatu upacara keagamaan dan upacara
adat, bahkan tidak jarang tari itu merupakan bagian tidak terpisahkan dengan
upacara tersebut. Dalam hal ini orang yang menyajikan tarian tersebut adalah
orang yang terlibat dalam upacara tersebut, dengan maksud dari setiap
gerakan ada arti atau simbol suatu pernyataan atau harapan yang
diungkapkan. Ditinjau dari fungsi seni tari, Tari Gantar pada awalnya sebagai
upacara adat dan memang munculnya atau keberadaannya suatu karya tari
pada jaman dahulu pengemban utama dari keberadaan suatu tari. Secara
khusus bahwa seni tari beserta iringan yang digunakan pada dasarnya
merupakan pengemban dari unsur-unsur yang bersifat magis yang diharapkan
hadir. Fungsi kesenian dalam ethnik di Indonesia, yaitu:
a. Sebagai sarana untuk memanggil kekuatan Roh
b. Penjemputan Roh-roh pelindung untuk hadir ditempat pemujaan
c. Peringatan kepada nenek moyang dengan menirukan kegagahan
dan kesigapan.
d. Merupakan pelengkap upacara, sehubungan dengan peningkatan
tingkat hidup seseorang atau saat tertentu.
Pergeseran fungsi bisa saja terjadi yaitu fungsi sakral ke fungsi pertunjukkan
karena pergeseran tersebut sudah mulai di dukung oleh masyarakat
penduduknya dan masyarakat sudah tidak mendukung adat yang menopang
dari karya tari tersebut sehingga perlu adanya upaya-upaya pelestarian dengan
cara mengalihfungsikan. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya beberapa
pengaruh, antara lain:

5
a. Adanya pengaruh budaya lain
b. Masuknya beberapa agama
c. Ada penagruh globalisasi dan informasi yang memudahkan komunikasi.

Begitu pula yang terjadi dengan Tari Gantar, pada jaman dahulu Tari Gantar
terangkai dalam upacara Ngawung Enghuni, yaitu semacam upacara tanam
padi, beralih fungsinya menjadi fungsi pertunjukkan karena adanya pengaruh-
pengaruh tersebut diatas. Tari Gantar pada saat ini bisa digunakan untuk
penyambutan tamu. Fungsi pertunjukkan antara lain:
a. Sebagai media hiburan
b. Sebagai media pendidikan
c. Sebagai kajian seni
d. Sebagai media promosi, dsb.

Fungsi Tari Gantar berkembang lebih luas dan tentunya disesuaikan


kebutuhan dari event yang dipergelarkan, baik itu bentuknya, maupun
lamanya (durasinya).

2.3 Deskripsi Tari Gantar


a. Gambaran Secara Umum
Gerakan Tari Gantar yang sekarang sering kita saksikan merupakan
rangkaian gerakan yang mengalami proses penggarapan maupun
pemadatan. Gerakan Tari gantar didominasi pada gerakan kaki. Pada
awalnya Tari Gantar di abgi menjadi 3 jenis, yaitu:

1) Gantar rayatn
Jenis Tari Gantar ini alatnya hanya satu yaitu Gantar (kayu yang
panjang), pada ujung tongkat tersebut diikatkan/digantung
tongkorak manusia yang dibungkus dengan kain merah dan dihiasi
dengan Ibus. Mereka menari berkeliling sambil menyanyi
(bergurindam), dipinggang penari terikat mandau atau parang.

6
Apabila tidak memegang tongkat, mereka mengelewai
(melambaikan tangan sesuai irama).
2) Gantar Busai
Jenis tari ini hanya membawa sepotong bambu yang diisi dengan
biji-bijian yang dipegang tangan sebelah kanan sedangkan tangan
kiri tidak membawa apa-apa (kosong) waktu menari dilambai-
lambaikan sesuai irama (ngelewai) sedangkan bambunya
berukuran 50cm diberi dua belas gelang agar berbunyi
gemerincing jika digerakkan. Jumlah bambu atau gantar tersebut
sesuai dengan jumlah penarinya. Mereka menari berkelompok-
kelompok, kadang ada yang “Ngloak” (menari sambil saling
memupuki dengan pupur basah).
3) Gantar Senak dan Kusak
Jenis Tari Gantar ini, penarinya menggunakan dua peralatan tari
yaitu Senak (tongkat) yang dipegang tangan kiri. Sedangkan
Kusak (bambu) yang dipegang tangan kanan, yang berisi biji-
bijian supaya nyaring bunyinya. Kusak dipegang tangan kanan
dengan telapak tangan telentang dan siku ditekuk. Senak biasanya
berukuran satu sampai seperempat meter, sedangkan Kusak
dengan 30cm yang diisi dengan biji-bijian dan ujungnya di beri
penutup yang disebut dengan Ibus.

Jenis tari yang ketiga inilah yang berkembang pada saat ini dengan
perkembangan variasi gerak, pola lantai, penggarapan level, iringan tari yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat ini. Sekarang Tari Gantar
berfungsi untuk menyambut tamu yang datang ke daerah tertentu, daerah
tersebut menyebutnya dengan sajian Tari Gantar dan mengajaknya menari
cukup dengan menyerahkan tongkat kepada tamu yang akan diajak menari
bersama. Proses perkembangan ini melalui proses penggarapan baik melalui
pemadatan maupun penggalian sehingga tercipta suatu rangkaian yang
sekarang sering kita saksikan. Dalam proses penggarapan ini juga tidak lepas
dari pengaruh ethnik serta ide dari sang pencipta.

7
Proses penggarapan ini dilakukan karena adanya berbagai faktor yang tidak
mendukung lagi dari keberadaan maupun kelestarian karya tari ini, contoh
faktor tersebut adalah beralihnya fungsi tari dari fungsi sakral menjadi fungsi
pertunjukkan, pengaruh arus informasi dan komunikasi yang menuntut serba
cepat sehingga tidak bisa lagi masyarakat pendukung untuk berlama-lama
menikmati karya tari yang monoton bahkan tidak tertarik untuk menyaksikan.
Masih banyak lagi faktor lain yang menjadi pertimbangan dan pola
diperhatikan sehingga muncul suatu proses penggalian, penggarapan tari,
dengan harapan karya tari tersebut masih mampu bertahan hidup dan tetap
diterima oleh masyarakat pendukungnya.

b. Ciri Umum gerakan Dasar Tari Gantar


Unsur-unsur Gerakan:
1) Gerakan tangan memegang Kusak
Dasar gerakan tangan dan cara memegang Kusak:
Keempat jari tangan yang memegang Kusak, menggemgam dari bawah ke
atas, sedangkan ibu jari melingkari Kusak dari atas.
Posisi Kusak vertikal saat digenggam:
Pada saat menggerakkan tangan yang memegang Kusak sudut siku 25
derajat dan ke bawah hingga sudut 45 derajat dengan menggoncang-
goncang bambu (Kusak). Tangan pergelangan yang aktif bergerak.
2) Gerakan tangan memegang Senak (Tongkat)
Dasar gerakan tangan yang memegang Senak dan cara menggenggamnya:
Keempat jari tangan memegang Senak, menggenggam dari sisi luar ibu
jari menutup dari atas ujung tongkat (Senak).
Tongkat (Senak) posisi lurus ke bawah:
Tongkat (Senak) pada saat diangkat ujungbawah Senak kurang lebih 1
jangkal dari lantai dan ditaruh kembali hingga ujung bawah Senak
bertumpu di dasar lantai di depan ujung jari kaki kiri.
Gerkan ini dilakukan dengan mengikuti gerakan kaki (saat kaki melangkah
Senak diangkat, dan pada saat kaki di letakkan Senak bertiumpu di lantai).

8
3) Gerakan kaki dan gerakan berjalan
Posisi awal kedua kaki sejajar. Sebelum kaki dilangkahkan, ujung jari kaki
menumpu atau menyentuh lantai baru kemudian dilangkahkan, gerakan ini
dilakukan bergantian dengan kaki melangkah kanan, kiri, kana, kiri dalam
hitungan 1 sampai 4 atau sesuai yang dikehendaki pelatih tari.
Tumit kaki menumpu lantai, sebaliknya jari-jari kaki ke atas dengan arah
hadap kaki agak ke kanan 25 derajat dan lurus ke depan, lalu tumit kaki
diangkat ujung jari-jari kaki menumpu lantai kemudian kaki ditarik ke
belakang agak ke samping melampaui kaki kiri ujung jari kaki menyentuh
lantai, berat badan pada kaki yang satunya.
Bergerak mundur dengan sebelumnya meletakkan kaki kanan ke depan,
arah hadap ke kanan 25 derajat dan lurus ke depan. Tumit kaki kanan tepat
di depan ujung jari kaki kiri, kemudian di tarik ke belakang melampaui
kaki kiri dilakukan gerakan yang sama dengan bergantian kaki. Ujung jari
kaki kanan bertumpu pada lantai tumit di tarik ke atas, berat badan pada
kaki kiri. Posisi kaki kanan agak di depan kaki kiri, kemudian ujung kaki
kanan membuka ke samping dengan tidak merubah letak kaki bagian tumit
hingga kedua kaki membentuk sudut 25 derajat (pada saat kaki bagian
ujung membuka ke samping, telapak kaki tidak menyentuh lantai hanya
tumit kaki dan berat badan pada kaki kiri). Selanjutnya kaki kanan
menutup hingga posisi kaki seperti semula, gerakan ini dilakukan dengan
sistematika buka, tutup buka tutup lalu melangkah maju dengan hitungan
1-2-3 pada hitungan ke 4 kaki kanan membuka ke sampipng selanjutnya
seperti keterangan gerakan ke atas. Berjalan jinjit, jari-jari dari kedua kaki
bertumpu pada lantai tumit diangkat kemudian berjalan ke depan. Kaki
kanan bergerak ke samping, dengan kesan membuat garis cembung di
lantai, selanjutnya kaki kiri mengikuti kaki kanan, dengan bergerak ke
kanan hingga kedua kaki sejajar hampir bersentuhan selanjutnya kaki kiri
bergerak ke samping dengan kesan membuat garis cembung pada lantai
(hitungan 1 x 8), kemudian kaki kanan dilangkahkan ke depan arah hadap
kaki kanan ke kanan, berat badan pada kaki kiri selanjutnya berpindah
pada kaki kanan bersamaan dengan membalikkan badan ke arah hadap

9
yang berlawanan. Lalu ujung jari kaki bertumpu pada lantai, gerak ini
dilakukan dengan ritme yang cepat. Kaki kanan melangkah ke depan
diikuti oleh kaki kiri dengan melangkah ke depan melampui kaki kanan,
kaki kanan bergerak bergerak ke belakang dengan posisi arah hadap kaki
ke kanan diikuti kaki kiri dengan mengangkat kaki hingga kurang lebih 1
jengkal dari dasar lantai.
4) Gerakan posisi badan
Pada dasarnya gerakan dan posisi badan pada saat melakukan gerak Tari
Gantar dalam posisi biasa, begitu juga pada gerak dari pedalaman
Kalimantan Timur yang lainnya. Kalaupun ada tekanan pada posisi badan
itu tidak terlalu ditonjolkan seperti pada waktu badan merendah pantat
tidak ditonjolkan kke belakang seperti pada ciri khas Tari Bali, dan tidak
membusungkan dada ke depan tetapi badan tetap merendah dengan
menekukkan kedua lutut atau salah satu kaki di tari ke depan dan ke
belakang hingga badan merendah untuk mengimbangi. Dalam Tari Gantar
tidak ditemukan adanya ekspresi wajah sehingga mata, leher, dan kepala
tidak berfungsi banyak.

c. Tata Busana
Penari wanita Tari Gantar biasanya menari dengan menggunakan kostum
dan perlengkapan seperti:
1) Baju atasan
Baju atasan yang dipakai penari gantar yaitu baju model blus “You
Can See” yang biasanya diberi rumbai-rumbai dipinggir lingkaran
lengan bajunya, bentuk leher bundar kancing depan. Bahan yang
dipergunakan kain polos biasa atau dari bahan tenun ulap doyo, bahan
tenun ulap doyo ini bisa di dapat dari masyarakat Dayak Benuaq di
Tanjung Isuy. Sebagai pengganti blus penari bisa juga mengenakan
kebaya panjang atau setengah lengan yang terbuat dari bahan atau kain
tenun.

10
2) Ta’ah
Bawahan penari Gantar menggunakan kain Sela atau Ta’ah dengan
ukuran lebar 2 kali ukuran lingkaran pinggang. Diukir atau dihiasi
uang logam. Bisa juga pinggirannya ditempel kain perca tang
berwarna-warni. Bahan terdiri dari kain polos atau tenun doyo.
3) Hiasan kepala
Bagian kepala memakai Labung yaitu hiasan kepala yang diikat
seputar kepala yang dihiasi dengan ukiran-ukiran yang disebelah
belakang menempel kain lurus ke samping atau bisa juga penarinya
memakai seraung yaitu topi lebar yang diberi hiasan pada bagian atas
serta rumbai-rumbai yang berjuntai pada pinggiran topi. Sebagai
perlengkapan penari menggunakan hiasan hiasan kalung manik batu
beraneka warna dan pada pergelangan tangan perhiasan gelang manik
batu beraneka warna atau gelang sulau yang terbuat dari logam atau
tukang. Pada pergelangan kaki di pasang gelang kaki.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam tarian Gantar ini penari menggunakan sebuah tongkat dan bambu
pendek sebagai property menarinya.Tarian ini menggambarkan expresi
kegembiraan para penari dan juga keramahan masyarakat Dayak dalam
penyambutan tamu. Tarian ini sering di fungsikan untuk penyambutan para
tamu atau wisatawan yang hadir dalam acara adat Kalimantan timur.
Tari Gantar pada saat ini merupakan tarian yang mengalami rangkaian proses
modifikasi. Tarian ini hampir sama dengan tari giring giring dari Kalimantan
tengah yang menggunakan tongkat panjang dan bambu kecil sebagai property
menarinya. Namun yang membedakan pada tarian ini adalah gerakannya
yang di dominasi oleh gerakan tangan dan hentakan kaki. 
Tari Gantar ini dahulunya hanya ditarikan pada saat upacara adat saja,
menurut versi cerita yang lain bahwa tari gantar merupakan tarian yang
dilaksanakan pada saat upacara pesta tanam padi. sebuah tongkat panjang
yang di gunakan dalam menari berfungsi untuk melubangi tanah. Sedangkan
bambu yang pendek di gunakan untuk menaburkan benih pada lubang
tersebut. Dalam tarian ini penari juga menghentakan kakinya, ini
menggambarkan cara menutup lubang yang sudah di taburkan benih tadi.
Para penari menari dengan bergembira dengan harapan hasil panennya akan
berlimpah ruah hasilnya. Sedangkan versi lainnya adalah Tari Gantar
dilakukan untuk menyambut para pahlawan yang pulang dari medan perang
yang di lakukan oleh para gadis remaja suku Dayak, serta ada juga yang
mengatakan bahwa Gantar ini berawal dari legenda  dewa yang di percaya
masyarakat suku Dayak di Kalimantan timur. 

3.2 Saran
Sebagai generasi muda, kita harus melestarikan budaya yang ada di
Indonesia. Salah satunya yaitu Tari Saman. Agar Generasi selanjutnya masih
bisa melihat keunikan tari sama ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://phaniekabelen.blogspot.com/2011/01/sejarah-fungsi-dan-deskripsi-tari.html
http://sangkaicity.blogspot.com/2016/10/asal-usul-tari-gantar-dayak-kaltim.html
http://sangkaicity.blogspot.com/2016/10/tari-gantar-dayak-banuaq-dan-
tunjung.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Gantar
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/tari-gantar
http://www.negerikuindonesia.com/2015/03/tari-gantar-kalimantan-timur.html
http://mahligai-indonesia.com/ragam-budaya/tradisi-nusantara/pesona-tari-gantar-
khas-suku-dayak-2965

13

Anda mungkin juga menyukai