( TARI GANTAR )
Disusun Oleh :
M WISNU
Kelas : XI MIA I
MA NIHAYATUL AMAL
RAWAMERTA – KARAWANG
2019
1
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
Cover ...........................................................................................................
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1 Sejarah Tari Gantar .............................................................................. 3
2.2 Fungsi Tari Gantar ............................................................................... 5
2.3 Deskripsi Tari Gantar ........................................................................... 6
a. Gambaran Secara Umum ............................................................... 6
b. Ciri Umum gerakan Dasar Tari Gantar .......................................... 8
c. Tata Busana .................................................................................... 10
BAB III PENUTUP .................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 12
3.2 Saran ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tari ini biasanya dilakukan bergantian oleh anggota masyarakat Suku
Dayak Tunjung dan Benuaq. Versi lain juga beredar dalam masyarakat bahwa
dahulunya Tari Gantar adalah merupakan tari sakral yang hanya boleh
ditarikan saat para pahlawan pulang dari medan peperangan. Tari ini sebagai
penyambut kedatangan mereka dan ditarikan oleh gadis-gadis remaja.
Properti tongkat panjang adalah sebuah sumpit dan diberi hiasan kepala atau
tengkorak musuh (digantungkan) yang telah dibunuh oleh para pahlawan.
Sedangkan bambu kecil merupakan peraga unutk mengimbangi gerak tari.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat pembuatan makalah ini diantaranya :
2 Dapat mengetahui sejarah tari gantar
3 Dapat mengetahui fungsi tari gantar
4 Dapat mengetahui macam-macam tari gantar
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
diikatkan pada batang sumpit yang digunakan untuk membunuhnya. Kedua
putri tersebut senang, keduanya bersuka cita dan mengungkapkannya dengan
menari-nari berdua. Dan sebagai musiknya mereka mencari sepotong bambu
pendek dan mengisinya dengan biji-bijian. Ungkapan kepuasan membunuh
Dolonong Utak itu di lakukan hingga beberapa hari. Begitulah peristiwa yang
terjadi di alam Dewa Langit.
Dari dunia kejadian di alam Dewa tersebut diketahui oleh seorang
manusia yang mampu berhubungan dengan alam Dewa yang bernama Kilip.
Karena Kilip mengetahui kejadian itu maka Dewi Ruda dan Dewi Bela
mendatangi Kilip agar ia tidak menceritakan kejadian ini kepada Dewa-dewa
lain di Negeri Oteng Doi. Kilip menyetujui dengan mengajukan satu syarat
yaitu Dewi Ruda dan Dewi Bela harus mengajarkan tari yang mereka lakukan
saat bersuka cita. Tanpa pikir panjang Dewi Ruda dan Dewi Bela pun
mengajarinya. Dari hasil pertemuan tersebut Kilip mendapatkan satu bentuk
tarian sakral karena properti tari tersebut berupa tongkat panjang dan
sepotong bambu, maka Kilip memberi nama tarian tersebut sebagai Tarian
Gantar yang artinya tongkat (yang sebenarnya sebuah sumpit) dan sepotong
bambu yang biasa disebut Kusak.
Tari Gantar ini dahulunya hanya ditarikan pada saat upacara adat saja,
menurut versi cerita yang lain bahwa tari gantar merupakan tarian yang
dilaksanakan pada saat upacara pesta tanam padi. Properti tari sebuah tongkat
panjang tersebut adalah kayu yang digunakan untuk melubangi tanah
pertanian dan bambu pendek adalah tabung benih padi yang siap ditaburkan
pada lubang tersebut. Gerakan kaki dalam tari ini menggambarkan cara
menutup lubang tanah tersebut. Muda-mudi dengan suka cita menarikan tari
tersebut dengan harapan panen kelak akan berlimpah ruah hasilnya. Tari ini
biasanya dilakukan bergantian oleh anggota masyarakat Suku Dayak Tunjung
dan benuaq. Versi lain juga beredar dalam masyarakat bahwa dahulunya Tari
Gantar adalah merupakan tari sakral yang hanya boleh ditarikan saat para
pahlawan pulang dari medan peperangan. Tari ini sebagai penyambut
kedatangan mereka dan ditarikan oleh gadis-gadis remaja. Properti tongkat
panjang adalah sebuah sumpit dan diberi hiasan kepala atau tengkorak musuh
4
(digantungkan) yang telah dibunuh oleh para pahlawan. Sedangkan bambu
kecil merupakan peraga unutk mengimbangi gerak tari.
5
a. Adanya pengaruh budaya lain
b. Masuknya beberapa agama
c. Ada penagruh globalisasi dan informasi yang memudahkan komunikasi.
Begitu pula yang terjadi dengan Tari Gantar, pada jaman dahulu Tari Gantar
terangkai dalam upacara Ngawung Enghuni, yaitu semacam upacara tanam
padi, beralih fungsinya menjadi fungsi pertunjukkan karena adanya pengaruh-
pengaruh tersebut diatas. Tari Gantar pada saat ini bisa digunakan untuk
penyambutan tamu. Fungsi pertunjukkan antara lain:
a. Sebagai media hiburan
b. Sebagai media pendidikan
c. Sebagai kajian seni
d. Sebagai media promosi, dsb.
1) Gantar rayatn
Jenis Tari Gantar ini alatnya hanya satu yaitu Gantar (kayu yang
panjang), pada ujung tongkat tersebut diikatkan/digantung
tongkorak manusia yang dibungkus dengan kain merah dan dihiasi
dengan Ibus. Mereka menari berkeliling sambil menyanyi
(bergurindam), dipinggang penari terikat mandau atau parang.
6
Apabila tidak memegang tongkat, mereka mengelewai
(melambaikan tangan sesuai irama).
2) Gantar Busai
Jenis tari ini hanya membawa sepotong bambu yang diisi dengan
biji-bijian yang dipegang tangan sebelah kanan sedangkan tangan
kiri tidak membawa apa-apa (kosong) waktu menari dilambai-
lambaikan sesuai irama (ngelewai) sedangkan bambunya
berukuran 50cm diberi dua belas gelang agar berbunyi
gemerincing jika digerakkan. Jumlah bambu atau gantar tersebut
sesuai dengan jumlah penarinya. Mereka menari berkelompok-
kelompok, kadang ada yang “Ngloak” (menari sambil saling
memupuki dengan pupur basah).
3) Gantar Senak dan Kusak
Jenis Tari Gantar ini, penarinya menggunakan dua peralatan tari
yaitu Senak (tongkat) yang dipegang tangan kiri. Sedangkan
Kusak (bambu) yang dipegang tangan kanan, yang berisi biji-
bijian supaya nyaring bunyinya. Kusak dipegang tangan kanan
dengan telapak tangan telentang dan siku ditekuk. Senak biasanya
berukuran satu sampai seperempat meter, sedangkan Kusak
dengan 30cm yang diisi dengan biji-bijian dan ujungnya di beri
penutup yang disebut dengan Ibus.
Jenis tari yang ketiga inilah yang berkembang pada saat ini dengan
perkembangan variasi gerak, pola lantai, penggarapan level, iringan tari yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat ini. Sekarang Tari Gantar
berfungsi untuk menyambut tamu yang datang ke daerah tertentu, daerah
tersebut menyebutnya dengan sajian Tari Gantar dan mengajaknya menari
cukup dengan menyerahkan tongkat kepada tamu yang akan diajak menari
bersama. Proses perkembangan ini melalui proses penggarapan baik melalui
pemadatan maupun penggalian sehingga tercipta suatu rangkaian yang
sekarang sering kita saksikan. Dalam proses penggarapan ini juga tidak lepas
dari pengaruh ethnik serta ide dari sang pencipta.
7
Proses penggarapan ini dilakukan karena adanya berbagai faktor yang tidak
mendukung lagi dari keberadaan maupun kelestarian karya tari ini, contoh
faktor tersebut adalah beralihnya fungsi tari dari fungsi sakral menjadi fungsi
pertunjukkan, pengaruh arus informasi dan komunikasi yang menuntut serba
cepat sehingga tidak bisa lagi masyarakat pendukung untuk berlama-lama
menikmati karya tari yang monoton bahkan tidak tertarik untuk menyaksikan.
Masih banyak lagi faktor lain yang menjadi pertimbangan dan pola
diperhatikan sehingga muncul suatu proses penggalian, penggarapan tari,
dengan harapan karya tari tersebut masih mampu bertahan hidup dan tetap
diterima oleh masyarakat pendukungnya.
8
3) Gerakan kaki dan gerakan berjalan
Posisi awal kedua kaki sejajar. Sebelum kaki dilangkahkan, ujung jari kaki
menumpu atau menyentuh lantai baru kemudian dilangkahkan, gerakan ini
dilakukan bergantian dengan kaki melangkah kanan, kiri, kana, kiri dalam
hitungan 1 sampai 4 atau sesuai yang dikehendaki pelatih tari.
Tumit kaki menumpu lantai, sebaliknya jari-jari kaki ke atas dengan arah
hadap kaki agak ke kanan 25 derajat dan lurus ke depan, lalu tumit kaki
diangkat ujung jari-jari kaki menumpu lantai kemudian kaki ditarik ke
belakang agak ke samping melampaui kaki kiri ujung jari kaki menyentuh
lantai, berat badan pada kaki yang satunya.
Bergerak mundur dengan sebelumnya meletakkan kaki kanan ke depan,
arah hadap ke kanan 25 derajat dan lurus ke depan. Tumit kaki kanan tepat
di depan ujung jari kaki kiri, kemudian di tarik ke belakang melampaui
kaki kiri dilakukan gerakan yang sama dengan bergantian kaki. Ujung jari
kaki kanan bertumpu pada lantai tumit di tarik ke atas, berat badan pada
kaki kiri. Posisi kaki kanan agak di depan kaki kiri, kemudian ujung kaki
kanan membuka ke samping dengan tidak merubah letak kaki bagian tumit
hingga kedua kaki membentuk sudut 25 derajat (pada saat kaki bagian
ujung membuka ke samping, telapak kaki tidak menyentuh lantai hanya
tumit kaki dan berat badan pada kaki kiri). Selanjutnya kaki kanan
menutup hingga posisi kaki seperti semula, gerakan ini dilakukan dengan
sistematika buka, tutup buka tutup lalu melangkah maju dengan hitungan
1-2-3 pada hitungan ke 4 kaki kanan membuka ke sampipng selanjutnya
seperti keterangan gerakan ke atas. Berjalan jinjit, jari-jari dari kedua kaki
bertumpu pada lantai tumit diangkat kemudian berjalan ke depan. Kaki
kanan bergerak ke samping, dengan kesan membuat garis cembung di
lantai, selanjutnya kaki kiri mengikuti kaki kanan, dengan bergerak ke
kanan hingga kedua kaki sejajar hampir bersentuhan selanjutnya kaki kiri
bergerak ke samping dengan kesan membuat garis cembung pada lantai
(hitungan 1 x 8), kemudian kaki kanan dilangkahkan ke depan arah hadap
kaki kanan ke kanan, berat badan pada kaki kiri selanjutnya berpindah
pada kaki kanan bersamaan dengan membalikkan badan ke arah hadap
9
yang berlawanan. Lalu ujung jari kaki bertumpu pada lantai, gerak ini
dilakukan dengan ritme yang cepat. Kaki kanan melangkah ke depan
diikuti oleh kaki kiri dengan melangkah ke depan melampui kaki kanan,
kaki kanan bergerak bergerak ke belakang dengan posisi arah hadap kaki
ke kanan diikuti kaki kiri dengan mengangkat kaki hingga kurang lebih 1
jengkal dari dasar lantai.
4) Gerakan posisi badan
Pada dasarnya gerakan dan posisi badan pada saat melakukan gerak Tari
Gantar dalam posisi biasa, begitu juga pada gerak dari pedalaman
Kalimantan Timur yang lainnya. Kalaupun ada tekanan pada posisi badan
itu tidak terlalu ditonjolkan seperti pada waktu badan merendah pantat
tidak ditonjolkan kke belakang seperti pada ciri khas Tari Bali, dan tidak
membusungkan dada ke depan tetapi badan tetap merendah dengan
menekukkan kedua lutut atau salah satu kaki di tari ke depan dan ke
belakang hingga badan merendah untuk mengimbangi. Dalam Tari Gantar
tidak ditemukan adanya ekspresi wajah sehingga mata, leher, dan kepala
tidak berfungsi banyak.
c. Tata Busana
Penari wanita Tari Gantar biasanya menari dengan menggunakan kostum
dan perlengkapan seperti:
1) Baju atasan
Baju atasan yang dipakai penari gantar yaitu baju model blus “You
Can See” yang biasanya diberi rumbai-rumbai dipinggir lingkaran
lengan bajunya, bentuk leher bundar kancing depan. Bahan yang
dipergunakan kain polos biasa atau dari bahan tenun ulap doyo, bahan
tenun ulap doyo ini bisa di dapat dari masyarakat Dayak Benuaq di
Tanjung Isuy. Sebagai pengganti blus penari bisa juga mengenakan
kebaya panjang atau setengah lengan yang terbuat dari bahan atau kain
tenun.
10
2) Ta’ah
Bawahan penari Gantar menggunakan kain Sela atau Ta’ah dengan
ukuran lebar 2 kali ukuran lingkaran pinggang. Diukir atau dihiasi
uang logam. Bisa juga pinggirannya ditempel kain perca tang
berwarna-warni. Bahan terdiri dari kain polos atau tenun doyo.
3) Hiasan kepala
Bagian kepala memakai Labung yaitu hiasan kepala yang diikat
seputar kepala yang dihiasi dengan ukiran-ukiran yang disebelah
belakang menempel kain lurus ke samping atau bisa juga penarinya
memakai seraung yaitu topi lebar yang diberi hiasan pada bagian atas
serta rumbai-rumbai yang berjuntai pada pinggiran topi. Sebagai
perlengkapan penari menggunakan hiasan hiasan kalung manik batu
beraneka warna dan pada pergelangan tangan perhiasan gelang manik
batu beraneka warna atau gelang sulau yang terbuat dari logam atau
tukang. Pada pergelangan kaki di pasang gelang kaki.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam tarian Gantar ini penari menggunakan sebuah tongkat dan bambu
pendek sebagai property menarinya.Tarian ini menggambarkan expresi
kegembiraan para penari dan juga keramahan masyarakat Dayak dalam
penyambutan tamu. Tarian ini sering di fungsikan untuk penyambutan para
tamu atau wisatawan yang hadir dalam acara adat Kalimantan timur.
Tari Gantar pada saat ini merupakan tarian yang mengalami rangkaian proses
modifikasi. Tarian ini hampir sama dengan tari giring giring dari Kalimantan
tengah yang menggunakan tongkat panjang dan bambu kecil sebagai property
menarinya. Namun yang membedakan pada tarian ini adalah gerakannya
yang di dominasi oleh gerakan tangan dan hentakan kaki.
Tari Gantar ini dahulunya hanya ditarikan pada saat upacara adat saja,
menurut versi cerita yang lain bahwa tari gantar merupakan tarian yang
dilaksanakan pada saat upacara pesta tanam padi. sebuah tongkat panjang
yang di gunakan dalam menari berfungsi untuk melubangi tanah. Sedangkan
bambu yang pendek di gunakan untuk menaburkan benih pada lubang
tersebut. Dalam tarian ini penari juga menghentakan kakinya, ini
menggambarkan cara menutup lubang yang sudah di taburkan benih tadi.
Para penari menari dengan bergembira dengan harapan hasil panennya akan
berlimpah ruah hasilnya. Sedangkan versi lainnya adalah Tari Gantar
dilakukan untuk menyambut para pahlawan yang pulang dari medan perang
yang di lakukan oleh para gadis remaja suku Dayak, serta ada juga yang
mengatakan bahwa Gantar ini berawal dari legenda dewa yang di percaya
masyarakat suku Dayak di Kalimantan timur.
3.2 Saran
Sebagai generasi muda, kita harus melestarikan budaya yang ada di
Indonesia. Salah satunya yaitu Tari Saman. Agar Generasi selanjutnya masih
bisa melihat keunikan tari sama ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://phaniekabelen.blogspot.com/2011/01/sejarah-fungsi-dan-deskripsi-tari.html
http://sangkaicity.blogspot.com/2016/10/asal-usul-tari-gantar-dayak-kaltim.html
http://sangkaicity.blogspot.com/2016/10/tari-gantar-dayak-banuaq-dan-
tunjung.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Gantar
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/tari-gantar
http://www.negerikuindonesia.com/2015/03/tari-gantar-kalimantan-timur.html
http://mahligai-indonesia.com/ragam-budaya/tradisi-nusantara/pesona-tari-gantar-
khas-suku-dayak-2965
13