Anda di halaman 1dari 30

Analisis Sumber Risiko

Sumber-sumber dan tipe-tipe


risiko : Sumber Contoh Risiko yang Timbul
Internasional Ketidakstabilan pemerintah lokal (setempat)
Ketidakstabilan kebijakan pemerintah setempat
Pengambilalihan perusahaan oleh pemerintah setempat
Risiko perubahan kurs mata uang
Resesi dunia

Resesi
Domestik Inflasi atau deflasi
Perubahan tingkat bunga
Perubahan demografis
Perubahan kebijakan dalam negeri
Perubahan politik dalam negeri

Perubahan teknologi, Persaingan


Industri Perubahan kekuatan tawar menawar dalam industri
(misal, pembeli semakin kuat)
Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan
industry

Perubahan manajemen
Perusahaan Perubahan strategi
Risiko terkena bencana (seperti kebakaran)
Risiko terkena tuntutan hukum
Kegiatan perusahaan dan aliran kas
yang dihasilkan atau dibutuhkan :
Kegiatan Kemampuan Perusahaan Kebutuhan yang Analisis yang
Perusahaan Menghasilkan Kas Menggunakan Kas Digunakan
Operasi Profitabilitas Perusahaan Kebutuhan Modal Likuiditas Jangka
Kerja Pendek

Investasi Penjualan Aset Perusahaan Kebutuhan Investasi Likuiditas Jangka


pada Aktiva baru Panjang

Pendanaan Kapasitas Meminjam Membayar utang Likuiditas Jangka


dengan bunga dan Panjang
kewajiban lainnya
• Analisis risiko dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Analisis risiko jangka pendek (short term liquidity


risk)
Memfokuskan pada kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya (kurang dari
satu tahun).

2. Analisis risiko jangka panjang (long term liquidity


risk)
Memfokuskan pada kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka panjangnya (lebih dari
satu tahun).
Risiko dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Risiko perubahan spesifik


Risiko ini dapat dihilangkan melalui
diversifikasi. Contoh : pemogokan pada suatu
pabrik.

2. Risiko sistematis atau risiko pasar


Risiko ini tidak dapat dihilangkan melalui
diversifikasi.
Contoh : Resesi nasional.
RISIKO JANGKA PENDEK
Rasio Lancar
Rasio Quick
Rasio Aliran kas operasional terhadap Hutang Lancar
Rasio Aktivitas Modal Kerja
RISIKO JANGKA
PANJANG
 Rasio Interest Coverage
 Rasio Aliran kas operasional terhadap
Total hutang
 Rasio Aliran kas operasional
terhadap pengeluaran modal
Risiko Likuiditas Jangka Pendek
Rasio yang berkaitan dengan besarnya sumber daya yang
tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, yaitu :
1. Rasio lancar
2. Rasio quick
3. Rasio aliran kas operasional terhadap utang lancar

Rasio yang berkaitan dengan besarnya modal kerja yang


diperlukan untuk tingkat penjualan tertentu, yaitu :
4. Perputaran piutang
5. Perputaran persediaan
6. Perputaran utang dagang
Rasio Lancar
• Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar
dengan hutang lancar.
• Rasio ini menunjukkan besarnya kas yang dipunyai
perusahaan ditambah aset-aset yang bisa berubah
menjadi kas dalam waktu satu tahun, relatif terhadap
besarnya hutang-hutang yang jatuh tempo dalam
jangka waktu dekat (tidak lebih dari satu tahun), pada
tanggal tertentu seperti tercantum pada neraca.
• Beberapa faktor yang mempengaruhi rasio lancar,
seperti kebijakan sekuritas, kebijakan kredit,
perubahan prinsip akuntansi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang bisa
menyulitkan interpretasi rasio lancar :
1. Jika rasio lancar lebih besar dari 1, kenaikan aktiva
lancar dan utang lancar dalam jumlah yang
sama akan menurunkan rasio lancar dan
sebaliknya.
2. Rasio lancar yang tinggi barangkali justru
mencerminkan kondisi bisnis yang kurang
menguntungkan, sementara penurunan rasio lancar
barangkali akan mencerminkan kondisi bisnis yang
menguntungkan.
3. Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pihak
manajemen bisa membuat rasio lancar lebih baik.
Rasio Quick
Rasio quick disebut juga sebagai rasio acid test.
Rasio ini menggunakan aset-aset yang akan berubah
menjadi kas dengan lebih cepat.
Karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar
yang paling lama untuk berubah menjadi kas, maka
dalam perhitungan rasio quick persediaan
dikeluarkan dari angka yang dibagi (numerator).
Dengan demikian aktiva lancar yang dimasukkan
adalah kas, surat-surat berharga, dan piutang.
Rasio Aliran Kas terhadap Utang Lancar
• Rumus Rasio Aliran Kas terhadap Utang Lancar =
Aliran kas dari operasi (sebelum item-item luar biasa)
Rata-rata utang lancar

• Studi empiris di Amerika Serikat memperlihatkan bahwa


Rasio aliran kas terhadap hutang lancar untuk kondisi
bisnis yang sehat adalah sekitar 0,4 atau lebih.
• Pada industri yang relatif sudah memasuki tahap
kedewasaan, secara umum tidak akan kesulitan
memperoleh surplus kas dari operasi mereka.
Rasio Aktivitas Modal Kerja
Siklus suatu bisnis digambarkan
sbb :
Kas keluar untuk Kas masuk
Membayar bahan dari pembeli
mentah

Pertama kali perusahaan mengeluarkan kas untuk membayar


bahan mentah dan membayar karyawan. Pembelian bisa
dilakukan dengan kredit yang berarti perusahaan memperoleh
subsidi dari supplier. Setelah itu barang diproduksi dan kemudian
disimpan dalam persediaan. Apabila penjualan terjadi dan
penjualan tersebut kredit, maka timbul piutang. Setelah piutang
tersebut dibayar, perusahaan menerima kas kembali.
• Misalkan dari rata-rata lamanya utang, persediaan, dan
piutang, berikut ini bisa dihitung siklus kas suatu
bisnis : Item Lama
Utang (30)
Persediaan 20
Piutang 35

• Siklus kas berdasarkan data diatas


adalah : 35 + 20 – 30 = 25 hari
Berarti : rata-rata kas yang dikeluarkan perusahaan akan
kembali lagi dalam jangka waktu 25 hari.

Rumus siklus kas =

Rata-rata umur piutang + Rata-rata umur persediaan – Rata-rata


umur utang
Rata-rata Umur Piutang 365
= Perputaran Piutang

Rata-rata Umur Persediaan = 365 Perputaran


Persediaan

Rata-rata Umur Utang = 365


Perputaran Utang
• Berikut ini perhitungan perputaran piutang,
persediaan, dan utang :
Perputaran piutang = Penjualan
Rata-rata Piutang

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan


Rata-rata Persediaan

Perputaran Utang Pembelian


= Rata-rata Utang
Pembelian = Harga Pokok Penjualan + Persediaan Akhir
– Persediaan Awal
Misalkan dua perusahaan mempunyai siklus
kas sbb :
Keterangan Perusahaan A Perusahaan B
Siklus Piutang 30,9 hari 32,6 hari
Siklus Persediaan 68,9 hari 89,0 hari
Siklus Utang (43,5 hari) (41,5 hari)
Siklus Kas 56,3 hari 80,1 hari

Siklus perusahaan A lebih pendek


dibanding siklus perusahaan B.
Perusahaan A dalam hal ini mempunyai risiko
likuiditas jangka pendek yang lebih kecil
dibandingkan perusahaan B.
Misalkan dengan data historis kedua perusahaan
tersebut mempunyai data keuangan dan rasio-
rasio dalam tiga tahun terakhir ini sbb :
Perusahaan A Perusahaan B
Th. 1 Th. 2 Th. 3 Th. 1 Th. 2 Th. 3
Kas Operasi 400 410 450 600 610 650
Kas Investasi
Penjualan (Pembelian) Pabrik 200 250 240 300 320 340
Utang Lancar 667 661 692 1.224 1.173 1.300

Perusahaan A Perusahaan B
Th. 1 Th. 2 Th. 3 Th. 1 Th. 2 Th. 3
Rasio Lancar 1,75 1,74 1,72 1,55 1,55 1,51
Rasio Qiuck 0,70 0,60 0,55 0,69 0,65 0,61
Rasio Aliran Kas terhadap
Utang Lancar 0,60 0,62 0,65 0,49 0,52 0,50
RISIKO LIKUIDITAS JANGKA PANJANG
Mencerminkan ketidakmampuan perusahaan
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya
Beberapa rasio
 Rasio Utang (debt ratio)
 Rasio Interest Coverage (kemampuan membayar bunga)
 Rasio Aliran Kas Operasional terhadap Total Utang
 Rasio Aliran Kas terhadap Pengeluaran Modal.
Rasio Likuiditas Jangka Panjang :
Perusahaan A Perusahaan B
Th 1 Th 2 Th 3 Th 1 Th 2 Th 3
Utang Jangka Panjang 200 250 220 270 300 290
Modal Sendiri 800 750 780 730 700 710
Total Aset 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000

Rasio Utang Jangka Panjang 20% 25% 22% 26% 30% 29%
Rasio Utang Modal Saham 25% 33,30% 28% 37% 43% 41%
Rasio Utang Jangka Panjang
Total Aset 10% 12,50% 11% 13,50% 15% 14,50%
RASIO UTANG
• Rasio utang mengukur besarnya hutang jangka panjang
dalam struktur modal suatu perusahaan.
• Beberapa variasi dalam perhitungan rasio utang :

Rasio Utang = Utang Jangka Panjang


Jangka Panjang Utang Jangka Panjang + Modal
Saham

Rasio Utang = Utang Jangka


Panjang Modal Saham Modal
Saham
Rasio Utang Jangka = Utang Jangka Panjang
Panjang Total Aset Total Aset

Rasio Total = Total Utang


Utang Total Aset Total Aset
Ada beberapa item yang bisa “dihilangkan” dari neraca.
Penghilangan ini membuat neraca nampak lebih baik,
total kewajiban bisa berkurang dan perusahaan nampak
akan lebih kecil risikonya.
Contohnya adalah sewa aset (leasing), leasing bisa
dimasukkan ke dalam neraca, apabila masuk dalam
kategori kapital lease.
Tetapi dalam kategori operating lease, biaya sewa masuk
dalam laporan rugi laba dan kewajiban leasing tidak
masuk dalam neraca.
Pada dasarnya meskipun tidak masuk dalam neraca,
biaya merupakan biaya yang bersifat tetap, sama seperti
biaya bunga, dan karenanya merupakan beban bagi
perusahaan.
Misalkan, pada tahun 1 kewajiban yang bersifat tetap
(sewa dan pensiun) berjumlah 75 untuk perusahaan
A dan berjumlah 25 untuk perusahaan B, maka :
Keterangan Perusahaan A Perusahaan B
Th 1 Th 1
Kewajiban Sewa 75 25
Utang Jangka Panjang 200 270
Modal Sendiri 800 730
Total Aset 2.000 2.000

Rasio Utang Jangka Panjang 200 + 75 = 25,6% 270 + 25 = 28,9%


200 + 800 + 75 270 + 730 + 25

Rasio Utang Modal Saham 200 + 75 = 31,4% 270 + 25 = 39,0%


800 + 75 730 + 25

Rasio Utang Jangka Panjang 200 + 75 = 13,25% 270 + 25 = 14,5%


Total Aset 2.000 + 75 2.000 + 25
RASIO INTEREST COVERAGE
• Rasio ini mengukur berapa kali pendapatan sebelum
bunga dan pajak bisa menutup bunga (EBIT).
• Rumus Rasio Interest Coverage =

Laba bersih + Biaya Bunga + Pajak Penghasilan


Biaya Bunga

• Biasanya rasio lebih kecil dari sekitar 2 dipandang


sebagai situasi yang cukup berisiko.
• Kelemahan rasio ini adalah fokus pada earning bukan
aliran kas.
Rasio Aliran Kas terhadap Total Utang
• Rasio ini melihat kemampuan perusahaan menghasilkan
aliran kas untuk menutup kewajibannya.
• Rumus Rasio Aliran Kas terhadap Total Utang =

Aliran kas dari operasi kas


Rata-rata total utang

• Aliran kas dari operasi bisa dilihat dari laporan aliran kas,
yaitu dalam komponen operasi (dalam laporan aliran
kas, ada tiga komponen : operasi, pendanaan, dan
investasi).
• Untuk rasio ini, angka sekitar 20% merupakan hal
yang biasa untuk perusahaan yang sehat keuangannya.
RASIO ALIRAN KAS TERHADAP PENGELUARAN
MODAL (INVESTASI)
• Analisis ini memberi informasi besarnya aliran kas untuk
menutup pengeluaran modal yang diperlukan untuk
investasi memelihara dan membangun pabrik dan
bangunan. Kelebihan kas tersebut bisa dipakai untuk
membayar hutang dengan bunganya
• Rumus Rasio Aliran Kas terhadap Pengeluaran Modal =
Aliran kas dari operasi
Pengeluaran Modal

• Alternatif definisi :
Aliran kas = laba + depresiasi
Rasio tersebut bisa dihitung
sbb : Perusahaan A Perusahaan B
Aliran Kas Operasi 400 410 450 600 610 650

Aliran Kas Investasi 200 250 240 300 320 340


Pembelian Pabrik dan
Peralatan (Pengeluaran
Modal)

Besar kecilnya aliran kas untuk pengeluaran investasi akan


sangat tergantung dari siklus produk yang dipunyai.
Rasio aliran kas operasional terhadap pengeluaran modal
bisa dianalisis lebih lanjut dengan mengevaluasi setiap
segmen dalam perusahaan.
Segmen perusahaan bisa berupa segmen berdasarkan
produk.
Rasio Aliran Kas Aliran Kas dari Depresiasi
+
Operasional thd operasi segmen segmen
=
Pengeluaran Modal
Pengeluaran modal segmen
untuk segmen

• Apabila perusahaan mengalami kesulitan profitabilitas


tetapi perusahaan tersebut ingin mempunyai rasio aliran
kas terhadap pengeluaran modal yang baik, manajemen
bisa mengurangi pengeluaran modal investasi dan
akibatnya bisa merusak daya saing perusahaan.
Th an k

Yo
u

Anda mungkin juga menyukai