Anda di halaman 1dari 1

RINGKASAN MATERI

WAWACAN

Wawacan yaitu salah satu karya sastra bentuk prosa lama Panjang yang memakai patokan
pupuh (17 pupuh). Karena itu, wawacan dianggap salah satu cerita yang disertai dan digelar
pada puisi pupuh. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa wawacan adalah karangan narasi
yang disertai dan dipertimbangkan oleh pupuh.
Dilihat dari bentuknya, cerita wawacan adalah cerita yang dituturkan oleh guru lagu,guru
bilangan , sering bergantian pupuh dan umumnya Panjang. Membaca wawacan biasanya sering
dinyanyikan, disebut beluk. Adanya beluk biasanya dipakai jika ada syukuran,acara pernikahan
atau jika ada yang melahirkan, dan masih banyak lagi. Membaca wawacan sering bergantian
pupuh. Jika pupuh yang sering dinyanyikan tidak lain kinanti, asmarandana, sinom dan
dangdanggula. Sedangkan yang lain tidak sering dipakai.
Ada satu wawacan menurut penelitian Dr. Mikihiro Moriyama, peneliti kebudayaan sunda di
Jepang, menjadi tonggak perkembangan modernitas dalam sunda. Wawacan tersebut adalah
wawacan Panji Wulung yang ditulis oleh R.H. Mohamad Moesa, penghulu kabupaten Garut pada
masa colonial. Dalam bukunya, Moriyama menjelaskan :” wawacan Panji Wulung menceritakan
usaha pembicara dalam mengembangkan dunia modern sejalan dan tumbuhnya jaman dengan
cara diperkenalkan konsep yang baru ke pembaca, itu sebabnya wawacan ini ditafsirkan
sebagai gambaran tumbuhnya modernisasi didalam menulis Bahasa Sunda.

Sajarah
Dilihat dari sejarahnya, gelar wawacan setelah sastra sunda terpengaruhi oleh sastra jawa,

Anda mungkin juga menyukai