Referat Kanker Paru Chie
Referat Kanker Paru Chie
BAB I
1.1 Pendahuluan
BAB II
KARSINOMA PARU
Setiap tahun terdapat lebih dari 1.3 juta kasus kanker paru dan
bronkus baru di seluruh dunia, menyebabkan kira-kira 1.1 juta
kematian tiap tahun3.Di Eropa, diperkirakan terdapat 381.500 kasus
kanker paru baru tahun 2004 dengan angka kematian berkisar
342.000, atau 936 kematian setiap hari 4. Kanker paru dilaporkan
sebagai kanker penyebab kematian terbesar di dunia, dan
bertanggung jawab atas 18.7% kematian akibat kanker serta kanker
pembunuh terbanyak di Eropa.
2.2 Etiologi
1. Merokok
Lebih dari 80% dari kanker paru-paru adalah akibat dari merokok.
Perokok memiliki risiko sepuluh kali lipat lebih besar untuk menderita
kanker paru dibandingkan non perokok. Setiap tahunnya , 3000 orang
dewasa yang merupakan perokok pasif meninggal karena kanker paru 7.
Orang yang sudah berhenti merokok memiliki resiko yang lebih rendah
terkena kanker paru dibandingkan dengan perokok aktif, tetapi orang
dengan riwayat perokok mempunyai faktor resiko lebih tinggi dibandingkan
dengan orang yang tidak mempunyai riwayat merokok 8.. Hasil statistik dan
observasi klinik menunjukkan adanya hubungan positif antara rokok dan
kanker paru. Bukti statistik menunjukkan bahwa 87 % kanker paru terjadi
pada perokok aktif ataupun yang baru berhenti. Pada sejumlah studi
retrospektif, beberapa hal yang mempengaruhi frekuensi terjadinya
kanker paru diantaranya jumlah konsumsi rokok tiap harinya,
kecenderungan untuk menghisap dan lamanya kebiasan merokok
tersebut6.
2. Marijuana
3. Bahan industri
4. Penyakit paru-paru
5. Diet
Diet juga dapat menjadi faktor risiko untuk kanker paru-paru. Beberapa
laporan telah menunjukkan bahwa diet rendah dalam buah-buahan dan
sayuran dapat meningkatkan kesempatan mendapatkan kanker 11.
6. Faktor Genetik.
Risiko kanker paru-paru mungkin akan lebih tinggi jika orang orang tua,
saudara kandung , atau anak-anak telah terkena kanker paru-paru. Factor
ini bisa datang dari satu atau banyak hal, seperti kebiasaan merokok
dalam keluarga dimana situasi yang seperti ini dapat menjadikan anggota
keluarga yang tidak merokok menjadi seorang perokok aktif. Pada
beberapa orang ada juga yang mendapatkan warisan gen kanker dari
orangtuanya8.
5
7. Polusi udara
2.4 Patogenesis
b. Invasi lokal :
Nyeri dada
Dispnea karena efusi pleura
Invasi ke pericardium terjadi tamponade atau aritmia
Sindrom vena kava superior
Sindrom horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
Suara serak karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
7
c. Gejala metastasis :
Pada otak, tulang, hati, adrenal
Limfadenopati servikal dan supraklavikula
2.7 Diagnosis
a. Keluhan utama:
Batuk-batuk dengan / tanpa dahak (dahak putih, dapat juga
purulen) lebih dari 3 minggu
Batuk darah
Sesak napas
Suara serak
Nyeri dada yang persisten
Sulit / sakit menelan
Benjolan di pangkal leher
Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan
dengan rasa nyeri yang hebat.
Tidak jarang yang pertama terlihat adalah keluhan akibat
metastasis di luar paru, seperti kelainan yang timbul karena kompresi
10
hebat di otak, pembesaran hepar atau patah tulang. Ada pula keluhan
yang tidak khas seperti :
Berat badan berkurang
Nafsu makan hilang
Demam hilang timbul
Sindrom paraneoplastik, seperti hypertrophic pulmonary
osteoartheopathy, trombosis vena perifer dan neuropatia.
Keluhan ringan terjadi pada mereka yang masih dalam stage
dini yaitu stage I dan II. Data di Indonesia maupun laporan negara
maju kebanyakan kasus kanker paru terdiagnosis ketika penyakit telah
berada pada stage lanjut (stage III dan IV). (IPD)
b. Pemeriksaan penunjang
a) Foto rontgen dada dapat mendeteksi 61 % tumor paru. Pada
kanker paru, pemeriksaan foto rontgen dada ulang diperlukan
juga untuk menilai doubling time-nya. Kebanyakan kanker paru
mempunyai doubling time antara 37 – 465 hari. Bila doubling
time > 18 bulan, berarti tumor benigna. Tanda-tanda tumor
benigna lainnya adalah lesi berbentuk bulat konsentris, solid,
dan adanya kalsifikasi yang tegas. Pemeriksaan foto rontgent
dada dengan cara tomografi lebih akurat menunjang
kemungkinan adanya tumor paru, bila dengan cara foto dada
biasa tidak dapat memastikan keberadaan tumor.
11
jarum suntik dan yang dioleskan pada slide kaca untuk analisis.
jarum besar, atau biopsi inti, menggunakan besar lubang jarum
untuk mendapatkan sampel jaringan untuk analisis.
e) Bone scan juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan
kecurigaan metastasis ke tulang. Metastasis adalah proses
dimana sel-sel kanker melepaskan diri dari perjalanan, tumor
asli, dan tumbuh dalam bagian tubuh lainnya.
Histopatologi15
f. Lain – lain.
Stage 0, IA, IB, IIA, IIB, IIIA, IIIB dan IV yang ditentukan menurut International
Staging System for Lung Cancer 1997, berdasarkan sistem TNM :
Stadium kanker TX N0 M0
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium IA T1 N0 M0
Stadium IB T2 N0 M0
Stadium IIA T1 N1 M0
Stadium IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1,N2 M0
stage IIIB AnyT N3 M0
T4 any N M0
stage IV any T any N M1
Staging TNM yang didasarkan ukuran (T) kelenjar getah bening yang
terlibat (N) dan ada tidaknya metastase bermanfaat sekali dalam
penentuan tata laksana NSCLC ini. Staging dimulai dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang teliti dengan perhatian khusus pada keadaan
sistemik, kardio pulmonal, neurologi, dan skeletal. Hitung jenis sel darah
tepi dan pemeriksaan kimia darah diperlukan untuk mencari kemungkinan
adanya metastase ke sumsum tulang, hati dan tengkorak.
Radioterapi
ukuran tumor agar misalnya pada reseksi lebih komplit pada pancoast
tumor atau stadium III b dilaporkan bermanfaat dari beberapa sentra
kanker. Radiasi paliatif pada kasus sindrom vena cava superior atau
kasus dengan komplikasi dalam rongga dada akibat kanker seperti
hemoptisis, batuk refrakter, atelektasis, mengurangi nyeri akibat
metastasis kranium dan tulang, juga amat berguna. 6
Kemoterapi
Prinsip kemoterapi
a. Remisi komplit, tidak tampak seluruh tumor terukur atau lesi terdeteksi
selama lebih dari 4 minggu.
b. Remisi parsial, tumor mengecil >50% tumor terukur atau >50% jumlah
lesi terdeteksi menghilang.
21
Pemilihan obat
Terapi Biologi
Terapi Gen
2.10 Pencegahan
2.11 Prognosis
BAB III
DAFTAR PUSTAKA