Psikolog
( TRAINING )
KELAS G
KELOMPOK 4 ASAL :
Harfinah (200701502051
FAKULTAS PSIKOLOGI
2021
A. Butuh Penilaian
Penilaian kebutuhan dilakukan untuk menentukan karyawan mana yang
membutuhkan pelatihan dan apa isi pelatihan mereka (Arthur, Bennett, Edens, & Bell,
2003).
Lima langkah untuk mengembangkan pelatihan diantaranya:
Melakukan
pelatihan Mengatur Desain Mengantarkan Evaluasi
kebutuhan tujuan Pelatihan pelatihan pelatihan
penilaian
Menurut Goldstein (1993), penilaian kebutuhan harus fokus pada tiga tingkatan yaitu:
a. Tingkat organisasi berkaitan dengan tujuan organisasi dan bagaimana mereka
ditangani oleh kinerja karyawan. Analisis tujuan organisasi dapat memberikan
petunjuk tentang pelatihan yang dibutuhkan.
b. Tingkat pekerjaan berkaitan dengan sifat tugas yang terlibat dalam setiap
pekerjaan. Analisis pekerjaan dapat digunakan untuk mengidentifikasi tugas utama
dan kemudian KSAO yang diperlukan untuk setiap tugas. Dari daftar KSAO dapat
ditentukan serangkaian kebutuhan pelatihan.
c. Tingkat orang berkaitan dengan seberapa baik pelamar kerja atau karyawan saat ini
mampu melakukan tugas pekerjaan. Dengan kata lain, ini menilai tingkat KSAO
orang daripada pekerjaan. Perbandingan KSAO pekerjaan dan karyawan individu
menunjukkan bidang kebutuhan pelatihan potensial terbesar.
B. Tujuan
Salah satu langkah terpenting dalam mengembangkan program pelatihan
adalah menetapkan tujuan. Bagian dari langkah ini adalah untuk menentukan kriteria
keberhasilan pelatihan. Tujuan pelatihan didasarkan pada kriteria dan harus mencakup
pernyataan tentang apa yang harus dapat dilakukan atau diketahui oleh peserta
pelatihan setelah pelatihan. Kriteria pelatihan adalah pernyataan tentang bagaimana
pencapaian tujuan pelatihan dapat dinilai. Tujuan pelatihan memperoleh pengetahuan,
misalnya, dapat dinilai dengan melihat apakah peserta pelatihan dapat memenuhi
kriteria untuk mencapai nilai batas pada tes pengetahuan. Kriteria berfungsi sebagai
dasar untuk desain pelatihan organisasi. Setelah kita mengetahui apa kriteria
pelatihannya, kita dapat merancang pelatihan yang tepat untuk mencapainya. Kriteria
juga berfungsi sebagai standar yang dapat digunakan untuk mengevaluasi program
pelatihan, yang akan kita bahas di bagian evaluasi pelatihan. Tujuan pelatihan harus
didasarkan pada hasil penilaian kebutuhan.
C. Desain Pelatihan
Sebagian besar pelatihan organisasi dilakukan dengan harapan bahwa
karyawan akan menerapkan apa yang telah mereka pelajari di tempat kerja. Ini
disebuttransfer pelatihan. Transfer dipengaruhi oleh sejumlah faktor baik dalam
lingkungan pekerjaan maupun pelatihan itu sendiri, dan tidak ada jaminan bahwa
pelatihan akan selalu transfer (Taylor, Russ-Eft, & Taylor, 2009).
Karakteristik peserta
pelatihan
Desain pelatihan:
Masukan, Prinsip-
prinsip umum, Transfer dari latihan
Sedang Belajar
Elemen identik, ke pekerjaan
Belajar berlebihan,
Pengurutan
Lingkungan Kerja
Pada dasarnya ada dua cara untuk bisa mendapatkan feedback dari para
trainee, yang sebetulnya kita juga sudah selalu lakukan di dalam kelas
perkuliahan. Pertama, dapat dilakukan tes kepada trainee (examination).
Kedua, trainer dapat membuka kesempatan bagi trainee yang ingin
bertanya. Dalam training yang bermaksud mengajarkan skill dan
pembelajaran harus memberi kesempatan kepada trainee untuk melakukan
latihan (practice) dan mendapat umpan balik saat mereka berlatih atau
belajar.
b. General Principles
Hal ini berarti dalam training, harus diajarkan mengapa sesuatu harus
dilakukan dan bagaimana hal tersebut harus dilakukan. Contohnya, dalam
sebuah “computer training”, biasanya akan diberi perkenalan di awal
pelatihan seperti “an introduction to the principles of computer and
software design”. Hal ini akan bersifat singkat dan umum tetapi akan
memberi ide-ide dan pemahaman umum tentang apa itu komputer dan
bagaimana cara kerjanya. Tujuannya adalah untuk menyediakan kerangka
kerja untuk belajar. Bahkan telah ditemukan bahwa menerapkan general
principles yang sesuai akan meningkatkan intensitas pembelajaran.
c. Identical Elements
Program pelatihan yang baik harus memiliki identical elements. Hal ini
berbicara tentang respons seseorang dalam situasi pelatihan akan sama
dengan respon orang tersebut dalam situasi pekerjaan. Ini juga berarti
bahwa rangsangan yang dirasakan orang tersebut akan identik di kedua
situasi. Semakin dekat kecocokan dalam respons dan rangsangan, maka
semakin mudah bagi peserta pelatihan untuk menerapkan apa yang telah
dipelajari dalam pelatihan ke pekerjaan mereka nantinya
.
Simulator penerbangan adalah salah satu contoh perangkat pelatihan
yang memanfaatkan ide identical elements. Simulator penerbangan
memungkinkan peserta untuk menerbangkan pesawat tanpa benar-benar
terbang. Alat ini seperti komputer simulasi pesawat yang dibuat semirip
mungkin dengan sistem pada pesawat, bahkan dapat menciptakan gerakan-
gerakan yang menyerupai pesawat asli sesuai dengan apa yang dilakukan
oleh pilot. Angkatan Udara AS menggunakan simulasi tersebut untuk
membantu melatih pilot mereka pada beberapa aspek penerbangan.
d. Overlearning
Overlearning mengacu pada pemberian latihan kepada peserta di luar
pelatihan, yang diperlukan untuk mencapai kriteria keberhasilan dalam
pelatihan. Idenya adalah bahwa jika seseorang pertama kali mempelajari
materi dan kemudian terus mempelajarinya melalui overlearning, orang
tersebut menemukan dan mendalami pengetahuan atau keterampilan yang
baru sehingga dia dapat menggunakan apa yang telah dipelajari. Dia telah
mencapai otomatisitas, yang berarti bahwa tugas (misalnya, mengendarai
mobil atau mengendarai sepeda) dapat dilakukan dengan lancar tanpa
orang tersebut harus memberi perhatian yang besar. Ini menghasilkan
kinerja yang jauh lebih efektif dan harus menjadi tujuan dari banyak
pelatihan organisasi (Ford & Kraiger, 1995).
Misalnya, di ruang gawat darurat rumah sakit, hanya ada sedikit waktu
untuk memikirkan setiap tugas yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan
nyawa seseorang.
Peralatan harus digunakan dengan cepat dan otomatis ketika seseorang
dalam kondisi kritis. Overlearning dapat dibangun ke dalam pelatihan
melalui latihan dan pengulangan. Informasi dan pelatihan pengetahuan
dapat mencakup pengulangan konsep-konsep penting untuk memastikan
bahwa orang melatih informasi. Ujian juga dapat memungkinkan orang
untuk berlatih, sehingga membantu untuk mengkonsolidasikan apa yang
telah dipelajari. Semakin banyak orang tersebut berlatih, semakin besar
kemungkinannya itu adalah bahwa dia dapat menerapkan apa yang telah
dipelajari di tempat kerja.
Di sisi lain, spaced training juga bisa lebih efektif daripada massed
training dijangka panjang dan menghasilkan pembelajaran yang lebih baik
(Cepeda, Pashler, Vul, Wixted, & Rohrer, 2006). Salah satu masalah
massed training adalah bahwa pelatihan ini diadakan dalam jangka waktu
yang lama sehingga orang-orang cenderung akan bosan, dan hal ini akan
menggaggu keefektifan penangkapan materi. Kelelahan akan membuat
tidak mungkin untuk mendapatkan manfaat penuh dari pelatihan. Di
sinilah letak keunggulan spaced training, dimana pelatihan diadakan
dalam waktu yang tidak terlalu lama, mungkin 1 jam perhari, maka orang-
orang bisa menangkap materi ada pembelajaran dengan lebih efektif.
3. Lingkungan kerja
4. Metode Pelatihan
Delapan metode pelatihan berbeda yang sering digunakan dalam pelatihan
organisasi.
a. Audiovisual Instruction (Instruksi Audiovisual)
Audiovisual Instruction melibatkan presentasi materi elektronik
menggunakan kaset audio, kaset video, DVD, atau komputer. Meskipun
rekaman audio dan film telah lama digunakan untuk pelatihan, teknologi
telah memperluas kemudahan dan fleksibilitas media tersebut dapat
digunakan. Sudah menjadi hal yang lumrah bagi dosen dan pendidikan
tinggi untuk menggunakan alat berbasis komputer seperti PowerPoint
untuk menambahkan elemen audiovisual ke dalam presentasi.
b. Autoinstruksi
Autoinstruksi mengacu pada metode pelatihan yang berjalan sendiri
dan tidak menggunakan instruktur. Teknik yang paling terkenal adalah
instruksi terprogram, yang membagi materi yang akan dibahas menjadi
serangkaian potongan atau bingkai/frame individu. Setiap frame berisi
sepotong informasi, pertanyaan yang harus dijawab, dan jawaban atas
pertanyaan dari frame sebelumnya. Orang tersebut bekerja dengan
kecepatannya sendiri. Ada pengulangan bawaan, karena materi yang sama
disajikan lebih dari satu kali. Ada juga umpan balik, karena orang tersebut
harus menjawab pertanyaan dan kemudian segera diberikan jawaban yang
benar. Meskipun media untuk instruksi terprogram pada awalnya adalah
buku atau manual, komputer mampu memberikan pendekatan yang jauh
lebih fleksibel untuk pelatihan autoinstruksi.
c. Konferensi
Konferensi adalah pertemuan peserta pelatihan dan pelatih untuk
membahas materi yang dimaksud. Ciri khas dari konferensi adalah peserta
dapat mendiskusikan materi dan mengajukan pertanyaan. Ini juga
memungkinkan aliran ide yang bebas sehingga diskusi dapat melampaui
materi yang sudah dikemas sebelumnya. Dengan demikian konferensi
dapat digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar aktif yang
melibatkan peserta pelatihan. Hal ini sangat efektif bila digunakan dengan
peserta pelatihan yang telah memperoleh keahlian dengan materi tersebut.
d. Kuliah
Kuliah adalah presentasi oleh seorang pelatih kepada sekelompok
peserta pelatihan. Keuntungan utamanya adalah efisiensinya. Satu pelatih
dapat menyajikan materi kepada sejumlah besar peserta pelatihan. Di
beberapa universitas, kuliah diberikan kepada ribuan mahasiswa sekaligus.
Kuliah juga memiliki kelemahan, dimana presentasi massal kepada banyak
orang membatasi jumlah umpan balik yang dapat diberikan. Untuk situasi
di mana umpan balik tidak diperlukan, kuliah dapat menjadi sarana
pelatihan yang sangat efektif.
e. Modeling (Pemodelan)
Modeling adalah metode di mana peserta pelatihan diminta untuk
menonton seseorang melakukan suatu tugas dan kemudian memodelkan
apa yang telah mereka lihat. Contohnya, perilaku pengawasan
diperlihatkan dan kemudian peserta pelatihan mencoba untuk meniru apa
yang telah mereka lihat. Peran pelatih adalah mendorong peserta untuk
mencoba pendekatan dan memberi mereka umpan balik tentang seberapa
baik mereka meniru apa yang mereka lihat. Metode dengan pendekatan
pemodelan dapat melatih orang dalam keterampilan interpersonal, seperti
berkomunikasi dengan orang lain.
h. Simulasi
Simulasi adalah teknik di mana peralatan atau bahan khusus digunakan
untuk menggambarkan situasi tugas. Peserta pelatihan harus berpura-pura
bahwa situasinya nyata dan melaksanakan tugas mereka seperti yang
mereka lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Simulasi dapat digunakan
untuk melatih orang dalam penggunaan peralatan, seperti mobil atau
pesawat terbang. Mereka juga dapat mensimulasikan situasi lain yang
dapat dibuat realistis dengan didasarkan pada contoh nyata, seperti
simulasi keputusan bisnis yang meminta peserta pelatihan untuk berpura-
pura menjadi anggota organisasi yang telah diberi tugas untuk
diselesaikan. Simulasi juga memiliki kelemahan karena hanya beberapa
peserta pelatihan yang dapat berpartisipasi pada satu waktu, meskipun
dengan penggunaan pendekatan berbasis komputer, ini mungkin bukan
batasan yang serius karena komputer tersedia secara luas di banyak
organisasi.
Metode Keuntungan
Instruksi audiovisual Menyajikan materi yang tidak dapat didengar atau
dilihat dengan cara lain.
Dapat melatih banyak orang sekaligus.
Autoinstruksi Memberikan umpan balik langsung kepada peserta
pelatihan.
Memberikan kecepatan individual.
Konferensi Memungkinkan umpan balik kepada peserta pelatihan.
Memberikan tingkat keterlibatan peserta pelatihan yang
tinggi.
Kuliah Ekonomis.
Merupakan metode pemberian informasi yang baik.
Modeling Memberikan tingkat umpan balik yang tinggi.
Memberikan latihan keterampilan baru.
On-the-job training Memberikan eksposur ke pekerjaan yang sebenarnya.
Memastikan tingkat transfer yang tinggi.
Role playing Memberikan tingkat umpan balik yang tinggi.
Memberikan latihan keterampilan baru.
Simulasi Memastikan tingkat transfer yang tinggi.
Memberikan latihan keterampilan baru.
6. Mentoring
Mentoring adalah jenis hubungan kerja khusus antara dua karyawan di mana
yang lebih berpengalaman menawarkan nasihat/pembinaan, konseling,
persahabatan, dan berfungsi sebagai panutan (Baranik, Roling, & Eby, 2010).
Mentor dapat berasal dari karyawan tingkat organisasi yang berbeda dan
seringkali seorang mentor adalah supervisor anak didik, namun, mentor juga bisa
menjadi rekan kerja yang berada pada tingkat yang sama tetapi hanya lebih
berpengalaman (Allen, McManus, & Russell, 1999). Penelitian menunjukkan
bahwa anak didik memperoleh sejumlah manfaat dari pendampingan, seperti
kinerja pekerjaan yang lebih baik, promosi yang lebih cepat, sikap kerja yang
lebih baik, dan pergantian yang lebih sedikit (Allen, Eby, Poteet, Lentz, & Lima,
2004; Blickle, Witzki, & Schneider, 2009). Ada juga manfaat bagi para mentor,
seperti peningkatan kepuasan pribadi, peningkatan kinerja pekerjaan, pengakuan
oleh orang lain, dan loyalitas masa depan anak didik, yang dapat membantu (Eby,
Durley, Evans, & Ragins, 2006).
Meta-analisis O'Brien, Biga, Kessler, dan Allen (2010) menunjukkan bahwa
sebagai anak didik, laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama
untuk menerima pendampingan, tetapi perempuan lebih mungkin menerima
dukungan emosional dari seorang mentor dibandingkan laki-laki. Sebagai mentor,
pria lebih cenderung memberikan bantuan karir, sedangkan wanita lebih
cenderung memberikan dukungan emosional. Mengingat efeknya yang kecil,
seseorang tidak boleh menstereotipkan laki-laki dan perempuan secara individu,
karena kedua jenis kelamin terlibat dalam kedua bentuk pendampingan.
Tidak semua karyawan cenderung menemukan mentor sendiri, oleh karena itu
banyak organisasi yang memiliki program mentoring formal di mana mentor dan
anak didik ditugaskan satu sama lain. Secara ekstrim, pendampingan bisa menjadi
disfungsional ketika hubungan antara mentor dan anak didik menjadi destruktif,
dengan mentor menjadi terlalu kritis dan bahkan merusak anak didik. Pengalaman
negatif seperti itu dapat menciptakan masalah yang signifikan bagi anak didik
(Eby, Durley, Evans, & Ragins, 2008)
Daftar Pustaka:
Spector, Paul E. (2012). Industrial and Organizational Psychology. Research and
Practice, sixth edition. Wiley.
Soal
1. Penilaian kebutuhan harus berfokus pada tiga tingkatan, kecuali…
a. Tingkat organisasi
b. Tingkat orang
c. Tingkat pekerjaan
d. Tingkat pendidikan
2. Pelatihan didasarkan pada kriteria dan harus mencakup pernyataan tentang apa
yang harus dapat dilakukan atau diketahui oleh peserta pelatihan setelah mengikuti
pelatihan termasuk kategori apa…
a. Desain pelatihan
b. Tujuan
c. Karakteristik peserta pelatihan
d. Metode pelatihan
3. Karakteristik seperti apakah yang harus dimiliki oleh peserta pelatihan agar dapat
mempengaruhi hasil pelatihan…
a. Sikap dan motivasi
b. Tingkat pendidikan
c. Lingkungan kerja
d. Orang-orang terdekat
4. Berikut ini metode pelatihan yang sering digunakan dalam organisasi, kecuali…
a. On-the-job-training
b. Role-playing
c. Autoinstruction
d. Mentoring
5. Jenis hubungan kerja khusus antara dua karyawan dimana yang lebih
berpengalaman menawarkan nasihat, konseling, persahabatan, dan berfungsi
sebagai panutan disebut…
a. Executive coaching
b. Mentoring
c. Autoinstruction
d. Modeling
6. Salah satu kelemahan dari E-learning adalah…
a. Serba mandiri
b. Peserta pelatihan mengeluh karena sulit menyelesaikan pelatihan
c. Tidak dapat dikombinasikan dengan metode lain
d. Pengembangan dan modifikasi materi pelatihan terkadang tidak sesuai
kebutuhan
7. Bagian dari penelitian untuk melihat apakah program memiliki efek yang
diinginkan atau tidak, adalah bagian dari…
a. Menganalisis dan menginterpretasikan hasil
b. Mengumpulkan data pelatihan
c. Evaluasi program pelatihan
d. Pengiriman program pelatihan
8. Sebagai standar dimana pelatihan dapat dievaluasi, termasuk fungsi dari…
a. Kriteria reaksi
b. Kriteria pembelajaran
c. Kriteria hasil
d. Kriteria pelatihan
9. Simulator penerbangan merupakan salah satu pelatihan yang memanfaatkan ide …
a. Feedback
b. General Principles
c. Identical Elements
d. Overlearning
10. Keunggulan dari spaced training adalah …
a. Pelatihan tidak membutuhkan pelatih atau pemateri yang kompeten
b. Pelatihan diadakan dengan dalam waktu yang tidak terlalu lama, sehingga
peserta bisa menangkap materi dengan lebih efektif
c. Materi yang diajarkan dipisah dan tidak dipelajari sekaligus
d. Materi yang diajarkan diajarkan langsung secara keseluruhan