Anda di halaman 1dari 4

TUGAS AGAMA

Proses Seseorang Yang Belum Beriman Menjadi Beriman

Disusun Oleh:

Mohamad Egi Riyandi (19019)

AKADEMI PERAWATAN PELNI JAKARTA


Jln. AIPDA K.S Tubun No.92 – 94 JAKARTA BARAT
Tahun ajaran 2019 – 2020
Bagaimanakah Proses Seseorang Yang Belum Beriman Itu Menjadi Berimana?

Banyak cara untuk menjadi beriman yaitu :

1. Percaya kepada tuhan


2. Percaya kekuasaan dan kebesaran tuhan
3. Memohon hanya pada tuhan dan lain-lain.

Lebih jelasnya saya akan menjelaskan dalam memahami topik II dan III.

Topik Ke II Tentang Gambaran Manusia Tentang Tuhan

 Menurut Saya Pandangan Manusia Tentang Tuhan

Tuhan adalah sebagai Maha kuasa dan dari suatu kepercayaan kepada maisng-masing agama.
Sedangkan Manusia adalah suatu makhluk pilihan Tuhan, sebagai pemimpin di muka bumi
ini, serta sebagai makhluk yang didalam dirinya ditanamkan sifat mengakui Tuhan,
Terpercaya, rasa tanggung jawab terhadap dirinya maupun alam semesta. Ada banyak nama
untuk menyebut Tuhan, dan nama yang berbeda-beda,Tuhan merupakan sumber segala
macam ilmu. Menurut Politeisme, Henoteisme dan Monoteisme yang menganggap adanya
satu kebenaran teologis yang mendasari segalanya, yang diamati oleh berbagai agama dalam
sudut pandang yang berbeda-beda, maka sesungguhnya agama-agama di dunia menyembah
satu Tuhan yang sama, tetapi melalui konsep dan pencitraan mental yang berbeda-beda
mengenai-Nya.

Konsep Ketuhanan Meliputi 

 Teisme : tuhan merupakan pencipta sekaligus pengatur segala kejadian di alam


semesta.
 Deisme : tuhan merupakan pencipta alam semesta, tetapi tidak ikut campur dalam
kejadian di alam semesta.
 Panteisme : tuhan merupakan alam semesta itu sendiri.

Berbagai sifat-sifat Tuhan berasal dari konsep ketuhanan yang berbeda-beda.

Yang Paling Umum, Di Antaranya Adalah

 Mahatahu (mengetahui segalanya)


 Mahakuasa (memiliki kekuasaan tak terbatas)
 Mahaada (hadir di mana pun)
 Mahamulia (mengandung segala sifat-sifat baik yang sempurna)

Topik Ke III Tentang Iman Dan Agama

 Menurut pendapat saya Iman dan agama


Memiliki suatu kaitan yang tidak mungkin kita pisahkan. Tidak ada agama yang tanpa iman
dan tidak ada iman yang tanpa sifat agama. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat
erat, sehingga tidak dapat dipisahkan. Jika iman kita sudah kehilangan akan tergoncang.
Itulah sebabnya iman dan agama mempunyai hubungan yang sangat erat dan sangat penting.
Dalam hal ini sumber dan dasar kepercayaan orang-orang adalah iman kepada Tuhan.
Pribadi yang teguh adalah pribadi yang beriman. Untuk menghadapi segala tantangan dan
semua tanggung jawab di dalam kehidupan kita ini kita semua memerlukan iman.
Kita diampuni dan didamaikan dengan Allah juga melalui iman. Sebab iman merupakan
pemberian Allah dan sekaligus menuntut tanggung jawab kita terhadap-Nya.

 Saya Akan Menceritakan Bapak,Anak Dan Keledai

Pada jaman dahulu ada sebuah negri dikisahkan dua orang manusia yang ingin berpergian
kepasar untuk menjual keledai yaitu bapak dan anaknya. Bapaknya sudah tua tetapi anaknya
itu masih remaja sementara si keledai itu sangat sehat dan kuat akan tetapi badannya
berukuran agak kecil.

Dipagi hari berangkatlah 2 orang menuju pasar yang tempatnya agak jauh. Dalam perjalanan
kedua orang ini membawa bekal yang cukup dan keduanya naik keledai yang mau dijual
kepasar. Tiba disebuah kampung yang banyak orang, dari salah satu orang tersebut berbisik
pada kawannya dan dia berkata sungguh malang nasip keledai itu yang harus membawa
beban dua orang manusia dan kedua orang itu mendengar perkataan mereka dan akhirnya
sala satu diantara mereka turun yaitu bapaknya akhirnya dia meneruskan perjalanan menuju
pasar. Si bapak berjalan disamping keledai sedangkan si anak di atas keledai. Kemudian
mereka tibah di sebuah kampung yang berbeda hingga berpapasan dengan sekumpulan orang
lagi, kemudian si bapak mendengar bisikan orang tersebut “ liat tuh bapak mu berjalan disisi
keledai tidak pantas duduk diatas punggung keledai sementara bapakmu jalan kaki, apa kamu
ga berfikir sehingga kamu tega terhadap bapakmu tidak ada rasa hormat dan kasih sayang.
Kemudian si anak tersebut turun dari punggung keledai dan mempersilakan kepada bapaknya
untuk naik di atas punggung keledai. Kemudian tibalah disebuah kampung lagi yang lain.
Dikampung ini juga dia bertemu dengan sekelompok orang-orang dan orang tersebut saling
berbisik satu sama lain. Memandang bapak, anak dan keledai karna ada rasa penasaran akan
bisikan orang-orang tersebut. Kemudian si bapak bertanya “ wahai kalian, apakah kalian
berbisik-bisik tadi ada yang salah dengan kami, maka salah satu orang kampung yang tadi
berkata”dmana rasa kamu terhadap anak itu, anda bertubuh kuat sedangkan anak mu disuruh
berjalan sementara, sungguh kamu ayah yang keterlaluan kepada anaknya, setelah itu
bapaknya pun menjawab pertanyaan warga tersebut”saya melewati beberapakampung tetapi
tidak ada satu carapun yang kami lakukan tidak tepat. diapun berterimakasih kepada
perhatian kalian terhadap mereka berdua. Setelah itu bapak dan anaknya berjalan lagi menuju
pasar, si anak dan bapaknya naik kepunggung keledainya.

Hikmah cerita tersebut memandang suatu permasalahan pendapat oarang tersebut


berbeda”dalam cerita tersebut seharusnya kalau terjadi dengan diri kita,kita harus
mempunyai pendirian kalau bener tidak mendengarkan omongan orang lain dengan penuh
kesabaran. apabilah terjadi meskipun kita mempunyai tujuan yang baik pasti juga tetap ada
orang yag tidak senang melihat hal-hal negatif.

Mudah-mudah dengan cerita tersebut kita tingkat kan iman dan agama yang kuat. Itulah
Proses Seseorang Yang Belum Beriman Itu Menjadi Berimana.

Anda mungkin juga menyukai