Anda di halaman 1dari 6

FUNGSI NON LINIER

Pendahuluan
Fungsi non linier merupakan model yang tidak kalah pentingnya dibandingkan
dengan fungsi linier dalam penerapan ekonomi, karena sebagian dari model ekonomi linier
yang ada, sesungguhnya merupakan linierisasi dari model non linier.
Ada 4 macam bentuk fungsi non linier yang paling sering dijumpai dalam analisis
ekonomi, yaitu : - Fungsi Kuadrat
- Fungsi Kubik
- Fungsi Eksponensia
- Fungsi Logaritma
Diantara ke empat fungsi nonlinier tersebut yang paling sering digunakan adalah fungsi
kuadrat.
Fungsi Kuadrat
Fungsi Kuadrat adalah fungsi yang mempunyai pangkat tertinggi dari variabelnya
adalah pangkat dua.
Gambar fungsi kuadrat bisa berupa : lingkaran, elips, parabola, dan hiperbola.
Tetapi dalam penerapan ekonomi, yang paling sering digunakan adalah fungsi
kuadrat yang berbentuk parabola (fungsi kuadrat).
Bentuk yang lebih umum dari fungsi kuadrat :
aX2 + bY2 + cX + dY + pXY + e = 0
dimana : a atau b  0

sebuah fungsi kuadrat jika mempunyai ciri-ciri berikut ini maka :


Jika p=0 dan a=b0 ⇒ bentuk kurvanya Lingkaran
p 2 – 4 a b < 0 ; a  b dan tanda sama ⇒ bentuk kurvanya Elips
p 2 – 4 a b > 0 ; a & b tanda berlawanan ⇒ bentuk kurvanya Hiperbola
p2–4ab=0 ⇒ bentuk kurvanya Parabola
berati jika salah satu saja yaitu jika a = 0 atau b = 0 tetapi tidak keduanya, maka kurvanya
akan berbentuk parabola

Lingkaran
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak tetap terhadap sebuah titik
tertentu yang disebut pusat.
Bentuk umum persamaan lingkaran :
aX2 + bY2 + cX + dY + e = 0
Lalu ubah bentuk persamaan menjadi (X – i)2 + (Y – j )2 = r 2
c
Dimana : i = −2a ;
d
j = −2a dan r =
(√ i + j − ae )
2 2

Maka i = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu Y


j = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu X
r = jari-jari lingkaran

Lingkaran bisa digambarkan jika nilai r 2 > 0


Titik potong lingkaran pada sumbu koordinat dapat dicari dengan memisalkan masing-
masing X = 0 dan Y = 0 secara bergantian.
Jika i > r  lingkaran tidak memotong sumbu Y
j > r  lingkaran tidak memotong sumbu X

Contoh :
3 X 2 + 3 Y 2 – 24 X – 18 Y = 33 :3
X 2 + Y 2 – 8 X – 6 Y = 11
c −8 d −6
i = −2a = −2 ( 1 ) = 4 j = −2a = −2 ( 1 ) = 3

dan r =
(√ i + j − ae )
2 2

=
(√ 4 +3 −−111 )
2 2

= √ 36 =6
jadi lingkaran tersebut mempunyai titik pusat pada sumbu koordinat
( 4 ; 3 ) dengan jari-jari lingkaran = 6

7,47 2 2
3X + 3Y - 24X –
r =6

(4,3)
i=4
j=3
X
-1,19 0 9,19
-1,47

Elips
Elips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya terhadap dua fokus
selalu konstan. Elips mempunyai dua sumbu simetri yang saling tegak lurus. Sumbu yang
panjang disebut sumbu mayor dan yang pendek disebut sumbu minor. Titik potong antara
kedua sumbu elips tersebut merupakan pusat elips.
Bentuk umum persamaan elips :
aX2 + bY2 + cX + dY + e = 0

dimana : a tandanya sama dengan b tetapi nilai a ¿ b

Pusat dan jari-jari elips dirumuskan sebagai berikut :


( X−i )2 (Y − j )2
+ =1
r2 r 2
1 2 jika r 1 =r 2 maka akan menjadi lingkaran.

Contoh :
Tentukan pusat, jari-jari dan perpotongan kurva elips dengan masing-masing sumbu
koordinatnya (sumbu X dan Y) dari persamaan elips berikut :

8 X 2 + 2 Y 2 - 32 X - 12 Y + 18 = 0 : 2
4 X 2 + Y 2 - 16 X - 6 Y = - 9
4 X 2 - 16 X + Y 2 - 6 Y = - 9

4 X 2 - 16 X + k 1 +Y2-6Y+k 2 =-9+k 1 +k 2

(4 X 2 - 16 X + 16) + (Y 2 - 6 Y + 9) = - 9 + 16 + 9
4 (X – 2) 2 + (Y – 3) 2 = 16 : 16
2 2 2 2
( X−2) (Y −3 ) ( X−2) (Y −3 )
4 + 16 =1  22 + 42 =1

Dengan demikian : i=2 dan j = 3 r 1 = 2 dan r 2 =4


Berarti : pusat elips ada pada titik ( 2 ; 3 )

Karena r 1 < r 2 maka sumbu mayor elips // sumbu vertikal Y

r 1 adalah jari-jari pendek dan r 2 adalah jari-jari panjang

Hitunglah : pada titik koordinat berapakah terjadi perpotongan kurva elips dengan sumbu X
dan sumbu Y.

y 8x2+2y2+32x-12y+18=0
7

2,3
3

x
-1 3,32
0,68

Hiperbola
Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang perbedaan jaraknya terhadap dua
fokus selalu konstan. Hiperbola mempunyai dua sumbu simetri yang saling tegak lurus dan
sepasang asimtot. Perpotongan antara sumbu-sumbu simetri (antara asimtot-asimtot)
merupakan pusat hiperbola.

Bentuk umum persamaan hiperbola :

aX2 + bY2 + cX + dY + e = 0 ; dimana a dan b berlawanan tanda

Pusat hiperbola dapat dicari dengan cara :

2 2
( X−i ) (Y − j )
− =1
m2 n2 dimana sumbu lintang // sumbu X

2 2
( X−i ) (Y − j )
− =1
atau n2 m2 dimana sumbu lintang // sumbu Y

dimana ( i , j ) adalah koordinat titik pusat hiperbola


Jika nilai m = n maka asimtotnya akan saling tegak lurus, dan sumbu lintangnya tidak lagi
sejajar salah satu sumbu koordinat, dan hiperbolanya disebut hiperbola sama sisi.

Parabola
Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah
titik fokus dan sebuah garis lurus yang disebut direktriks. Setiap parabola mempunyai
sebuah sumbu simetri dan sebuah titik ekstrim.

y y y y

x x x x
a<0 a>0 a<0 a>0

Persamaan parabola :

 y = a X 2 + b X + c jika sumbu simetri // sumbu vertikal (sumbu y)


 X = a Y 2 + b Y + c jika sumbu simetri // sumbu horisontal (sumbu x)
−b b 2−4 ac
Titik Ekstrim :
( ;
2 a −4 a )
Contoh : Tentukan titik ekstrim dan perpotongannya dengan sumbu-sumbu koordinat
(sumbu x dan y) dari parabola berikut :
Y=-X2+6X–2
Sumbu simetri sejajar sumbu Y
Karena nilai a = - 1 < 0 ; maka parabolanya menghadap ke bawah.
Titik ekstrimnya terletak di atas atau titik maksimum, dengan titik
koordinat :

−b b 2−4 ac −6 6 2 −4 (−1 )(−2 ) −6 36−8


( ;
2 a −4 a ) (= 2(−1 )
;
−4(−1) ) (
=
;
−2 4 ) =(3,7)

Perpotongan dengan sumbu Y terjadi pada saat X = 0  Y = - 2


Perpotongan dengan sumbu X terjadi pada saat Y = 0  0 = - X 2 + 6 X – 2
Dengan menggunakan rumus a b c diperoleh

X 1 = 5,65 dan X 2 = 0,35

y
(3,7)
7

y = -x2 + 6x - 22

x=3 sumbu simetri

x
0 0,35 3 5,65

-2

Anda mungkin juga menyukai