Anda di halaman 1dari 3

PEMASARAN SUATU PRODUK AGRIBISNIS

Pemasaran (marketing) kadang-kadang disebut juga tataniaga mempunyai pengertian dari


perspektif makro dan perspektif mikro (Schaffner et. al.,1992; Kohls and Uhl, 2002).
Pengertian dari perspektif makro menganalisis sistem pemasaran setelah produk pertanian
dari petani sampai ke konsumen akhir, merupakan analisis pemasaran dari pendekatan aspek
ekonomi. Analisis yang dilakukan merupakan analisis keseluruhan dari sistem pemasaran
yaitu bagaimana dan apa yang terjadi dengan produk pertanian (pangan dan serat) setelah
produk tersebut lepas dari petani (farm gate) yang merupakan kegiatan produktif karena
meningkatkan atau menciptakan nilai guna (bentuk, waktu, tempat, dan kepemilikan) dalam
upaya menyampaikan produk pertanian (agribisnis) sampai ke konsumen akhir; merupakan
keragaman dari semua aktivitas bisnis dalam aliran produk dan jasa dimulai dari tingkat
produksi primer (petani) sampai ke konsumen akhir; merupakan serangkaian fungsi yang
diperlukan dalam penanganan/pergerakan input ataupun produk mulai dari titik produksi
primer sampai ke konsumen akhir (Dahl dan Hammond, 1977; Purcell, 1979; Kohls dan
Uhls, 2002).
Untuk jelasnya pengertian tataniaga produk agribisnis adalah:
1. Tataniaga (pemasaran) produk agribisnis merupakan keragaan dari semuaaktivitas
bisnis dalam mengalirkan produk dan jasa dari petani produsen (usaha tani) sampai ke
konsumen akhir. Tataniaga menjembatani jarak antara petani produsen dengan konsumen
akhir, tataniaga pangan dan serat adalah kompleks dan mahal. Melibatkan ratusan juta rumah
tangga konsumen, pedagang, pengolah, dan petani (Kohls and Uhl, 2002). Lebih jauh Kohls
and Uhl, menyatakan bahwa definisi tataniaga (marketing) merupakan suatu proses yang
memiliki dua karakteristik dasar yaitu (1) tataniaga merupakan suatu proses dari satu
pergerakan, yaitu serangkaian atau tahapan aktivitas danperistiwa dari fungsi-fungsi yang
juga akan melibatkan beberapa tempat, (2) beberapa bentuk koordinasi yang diperlukan dari
serangkaian (tahapan) aktivitas atau kejadian, dalam pergerakan atau mengalirnya produk dan
jasa dari tangan produsen hingga ke tangan konsumen.
2. Pemasaran pertanian merupakan serangkaian fungsi yang diperlukan dalam
menggerakkan input atau produk dari tingkat produksi primer hingga konsumen akhir;
Dengan demikian, Tataniaga Pertanian adalah suatu sistem yang terdiri dari sub-sub sistem
dari fungsi-fungsi tataniaga (fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas) yang
pelaksana fungsi tersebut dilakukan oleh lembaga-lembaga tataniaga (Hammond and Dahl,
1977).
3. Rangkaian fungsi-fungsi tersebut merupakan aktivitas bisnis dan merupakan kegiatan
yang produktif karena proses meningkatkan atau menciptakan nilai (a value-added
process) yaitu nilai guna bentuk (form utility), tempat (place utility), waktu (time utility) dan
kepemilikan (possession utility). Petani/peternak dalam proses produksi mengubah input-
input pertanian menjadi output produk pertanian (nilai guna bentuk dan kepemilikan).
Pedagang pengumpul, mengumpulkan produk, dan mengemas, kemudian menjual (nilai guna
kepemilikan dan tempat). Pabrik penggilingan tepung dan pembuat kue kemudian menjual
kue (nilai guna bentuk dan tempat). Pabrik pengolah, memanfaatkan output dari petani
sebagai bahan baku (gandum), menjadi tepung, dikemas dan kemudian menjual tepung ke
grosir (nilai guna bentuk dan kepemilikan), grosir ke pedagang eceran (nilai guna tempat dan
waktu) yang akhirnya ke pabrik roti (nilai guna bentuk) dan konsumen akhir (kepuasan). Dari
proses tataniaga ini, banyak nilai guna yang terjadi dan mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi.
4. Pengertian pemasaran dari perspektif mikro, merupakan pendekatan analisis pemasaran
dari aspek manajemen, di mana perusahaan secara individu, pada setiap tahapan pemasaran
dalam mencari keuntungan, melalui pengelolaan bahan baku, produksi, penetapan harga,
promosi, dan distribusi yang efektif terhadap produk perusahaan yang akan dipasarkan.
Dalam pendekatan ini termasuk strategi-strategi perusahaan dalam menghadapi pesaingnya.
Pendekatan ini disebut Manajemen Pemasaran.
 Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang individu dan kelompok memperoleh
sesuatu yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Manajemen Pemasaran adalah
proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran
gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan
individu dan organisasi (Kotler, P. 1997). Dalam Manajemen Pemasaran yang ditekankan
adalah tiga (3) kelompok utama yaitu (1) unsur Strategi yang terdiri
dari Segmentation, Targeting, dan Positioning, (2) unsur Taktik meliputiMarketing
Mix (bauran pemasaran), Differentiation dan Selling, (3) unsur Nilai yang terdiri
dari Process, Brand (merek) dan Service (pelayanan).
 Pendekatan pemasaran dalam perspektif makro ataupun mikro, tujuan akhirnya sama yaitu
kepuasan konsumen atau pelanggan. Memperhatikan pengertian di atas, dapat dikatakan
pendekatan pemasaran dari perspektif mikro merupakan analisis pemasaran (tataniaga)
yang dilakukan terhadap satu perusahaan (firm) dalam upaya mencapai tujuan (profit) untuk
memasarkan produknya, melalui beberapa strategi dan prioritas pemasaran, sehingga
produk/jasa agribisnis memiliki daya saing (kompetitif) dalam upaya memuaskan pelanggan.
Pemasaran dalam perspektif makro, merupakan analisis dari keseluruhan sistem dari
produk agribisnis mulai dari pemasaran di subsistem hulu, usaha tani dan subsistem hilir.
Dengan demikian, pemasaran produk agribisnis dari perspektif makro, analisisnya
melalui berbagai lembaga pemasaran atau berbagai perusahaan yang terlibat dalam
saluran rantai pemasaran tersebut atau perusahaan yang melaksanakan fungsi-fungsi
pemasaran dengan tujuan meningkatkan atau menciptakan kepuasan pelanggan.
Pendekatan dari perspektif makro maupun mikro merupakan Pemasaran Agribisnis
(Agrimarketing). Menurut Ricketts, C. and O. Rawlins, 2001,Agrimarketing is the sum of
the processes, functions, and services performed in connection with food and fiber from the
farms on which they are produced until their delivery into the hands of the consumer.
Lebih lanjut dikatakan, bahwa banyak tahapan yang harus dilalui dalamAgrimarketing, such
as buying, assembling, storing, packing, warehousing, communicating, advertising,
financing, transporting, grading, sorting, processing, conditioning, packaging, selling,
retailing, merchandising, risk taking, insuring, standardizing, regulating, inspecting, and
gathering market information.
Ricketts, C and O. Rawlins, 2001 menyatakan bahwa agricultural marketing or
agrimarketing adalah besar dan disiplin yang penting dalam sector agribusiness. Pada tahun
1996 di Amerika, dari $ 544 milyar belanja pangan konsumen domestik, biaya tataniaga $
421 milyar, sedangkan biaya produksi ditingkat usaha tani pangan hanya $ 123 milyar. Ini
menunjukkan bahwa hanya ¼ dari belanja konsumen yang diterima petani (farmer’s share)
dan ¾ bagian dipergunakan untuk biaya pemasaran. Biaya pemasaran ini merupakan biaya-
biaya dan keuntungan yang diterima oleh lembaga-lembaga pemasaran (pedagang, pabrik
pengolahan, pengangkutan, pengemasan, dan lain-lain) yang dipergunakan dalam sistem
tataniaga mulai dari petani sampai ke konsumen akhir. Ada kecenderungan saat ini bahwa
konsumen mengonsumsi produk-produk industri (pabrik, pengolahan, dan pengemasan) yang
lebih praktis dan siap saji (“instant”).

Anda mungkin juga menyukai