129 Makalah Fungsi Non Linear
129 Makalah Fungsi Non Linear
MATEMATIKA EKONOMI
“Fungsi Nonlinear Dalam Ekonomi “
Disusun Oleh :
Kelompok 3
1.Indah Alamiah
2.Nurhasanah Sarumpaet
3.Irwan Afrade
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpah rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami. Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah Matematika
Ekonomi ini tentang “Fungsi Nonlinear Dalam Ekonomi.”
Adapun makalah ini, telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Namun
tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekuranggan baik dari
segi penyusun bahasa maupun yang lain.Oleh karena itu, kritikan dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Khususnya dari guru mata kuliah ini.
Dan kami harapkan,Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang
mendalam bagi pembaca dan bagi kami juga, dan dapat meningkatkan ilmu penggetahuan
kita bersama.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG......................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................1
1.3 TUJUAN PENULIS...........................................................................................1
BAB II FUNGSI NON-LINEAR....................................................................................2
2.1 FUNGSI KUADRAT.........................................................................................2
2.2 FUNGSI KUBIK................................................................................................8
2.3 PENERAPAN EKONOMI................................................................................8
BAB III PENUTUP......................................................................................................19
3.1 KESIMPULAN ...............................................................................................19
3.2 SARAN............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Abila P = 0, dengan kata lain dalam persamaan kuadrat tersebut tidal terdapat suku bentuk
yang lebih umum tadi berkurang menjadi:
r = √
c
Dimana : i = −2 a ;
d
j = −2 a dan
(2
i +j − )
2 e
a
Maka i = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu Y
J = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu X
R = jari-jari lingkaran
Contoh :
3 X 2 + 3 Y 2 – 24 X – 18 Y = 33 :3
X 2 + Y 2 – 8 X – 6 Y = 11
c −8 d −6
i = −2 a = −2 (1 ) = 4 j = −2 a = −2 (1 ) = 3
dan r = √ a =√
( i + j − ) ( 4 +3 −
2 e
2
1 ) = √ 36 = 6
−11 2 2
7,47 2 2
3X + 3Y - 24X – 18Y = 33
r =6
(4,3)
i=4
j=3
X
-1,19 0 9,19
-1,47
2.1.3 ELIPS
Elips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya terhadap dua fokus
selalu konstan. Elips mempunyai dua sumbu simetri yang saling tegak lurus. Sumbu yang
panjang disebut Sumbu Mayor. Dan yang pendek disebut Sumbu Minor. Titik potong antara
kedua sumbu elips tersebut merupakan pusat elips ybs.
aX2+bY2+cX+dY+e=0
Contoh :
Tentukan pusat , jari-jari dan perpotongan kurva elips dengan masing-masing sumbu
koordinatnya ( sumbu X dan Y ) dari persamaan elips berikut :
8 X 2 + 2 Y 2 - 32 X - 12 Y + 18 = 0 : 2
4 X 2 + Y 2 - 16 X - 6 Y = - 9
4 X 2 - 16 X + Y 2 - 6 Y = - 9
4 X 2 - 16 X + k1 + Y 2 - 6 Y + k2 = - 9 + k1 + k2
(4 X 2 - 16 X + 16) + (Y 2 - 6 Y + 9) = - 9 + 16 + 9
4 (X – 2) 2 + (Y – 3) 2 = 16 : 16
( X −2)2 (Y −3 )2 ( X −2)2 (Y −3 )2
4 + 16 =1 22 + 42 = 1
Hitunglah : pada titik koordinat berapakah terjadi perpotongan kurva elips dengan sumbu X
dan sumbu Y.
y 8x2+2y2+32x-12y+18=0
7
2,3
3
x
-1 3,32
0,68
2.1.4 HIPERBOLA
Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang perbedaan jaraknya terhadap dua
fokus selalu konstan. Hiperbola mempunyai dua sumbu simetri yang saling tegak lurus dan
sepasang asimtot. Perpotongan antara sumbu-sumbu simetri (antara asimtot-asimtot)
merupakan pusat hiperbola.
( X −i)2 (Y − j)2
− =1
m2 n2 dimana sumbu lintang // sumbu X
( X −i)2 (Y − j)2
2
− 2
=1
atau n m dimana sumbu lintang // sumbu Y
Jika nilai m = n maka asimtotnya akan saling tegak lurus, dan sumbu lintangnya tidak lagi
sejajar salah satu sumbu koordinat, dan hiperbolanya disebut hiperbola sama sisi.
2.1.5 PARABOLA
Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah titik
fokus dan sebuah garis lurus yang disebut direktriks. Setiap parabola mempunyai sebuah
sumbu simetri dan sebuah titik ekstrim.
y y y y
x x x x
a<0 a>0 a<0 a>0
Persamaan parabola :
X Y
Titik Ekstrim :
(−b b 2−4 ac
2 a
;
−4 a )
Jarak titik ekstrim ↓ ↓ Jarak titik ekstrim
Pada sumbu Y pada sumbu X
Contoh : Tentukan titik ekstrim dan perpotongannya dengan sumbu-sumbu koordinat (sumbu
x dan y) dari parabola berikut :
Y=-X2+6X–2
( −b b 2−4 ac
;
2 a −4 a = 2(−1) ) (
−6 62 −4 (−1)(−2) −6 36−8
;
−4 (−1 ) = −2
;
4 =(3,7))( )
Perpotongan dengan sumbu Y terjadi pada saat X = 0 Y = - 2
Perpotongan dengan sumbu X terjadi pada saat Y = 0
0=-X2+6X–2
Dengan menggunakan rumus a b c diperoleh
y
(3,7)
7
y = -x2 + 6x - 22
x
0 0,35 3 5,65
Latihan : Pada Buku Dumairy hal 141 – 142
Nomor : 2 ; 3 ; 6 ; 7 ; 9 ; 10
Qd = Qs
Qd = jumlah permintaan
Qs = jumlah penawaran
E = titik keseimbangan
Pe = harga keseimbangan
Qe = jumlah keseimbangan
Analisis pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar juga sama seperti
pada kondisi linear. Pajak atau subsidi menyebabkan harga jual yang ditawarkan oleh
produsen berubah, tercermin oleh berubahnya persamaan penawaran, sehingga harga
keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta dipasarpun berubah. Pajak
menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih tinggi dan jumlah keseimbangan menjadi
lebih sedikit. Sebaliknya, subsidi menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih rendah
dan jumlah keseimbangan menjadi lebih banyak.
Kasus 1
Fungsi Permintaan
Bu Evi seorang penjual daging ayam di pasar tradisional. Pada saat tingkat harga Rp.9000,00
perkg, jumlah daging ayam yang diminta 200kg. Ketika harga daging ayam naik menjadi Rp.
11.000,00 per kg, jumlah daging ayam yang diminta menurun menjadi 150kg. Pertanyaan :
berdasarkan uraian tersebut, bagaimana fungsi permintaan daging ayam di pasar?
Diketahui : P1 = Rp. 9000,00 P2 = Rp. 11.000
Q1 = 200kg Q2 = 150kg
Ditanya : Fungsi Permintaan?
Cara 1
P−P 1 Q−Q 1
=
P 2−P1 Q2−Q1
P−900 Q−200
=
11.000−9.000 150−200
P−9.000 Q−200
=
2.000 −50
-50P + 450.000 = 2000Q – 400.000
2000Q = -50P + 450.000 + 400.000
2000Q = -50P + 850.000
Q = -1/4P + 425
Cara 2
P−P 1 Q−Q 1
=
P 2−P1 Q2−Q1
P−900 Q−200
=
11.000−9.000 150−200
P−9.000 Q−200
=
2.000 −50
-50P + 450.000 = 2000Q – 400.000
-50P = 2000Q – 400.000 – 450.000
-50P = 2.000Q – 850.000
P = -40Q + 17.000
Maka dapat dimisalkan jika
P=0 Q=0
Q = -1/4P + 425 P = -40Q + 17.000
Q = -1/4(0) + 425 P = -40(0) + 17.000
= 425 = 17.000
Kasus 2
Fungsi Penawaran
Di toko buah segar Makmur sebuah semangad engan harga Rp 4.000 hanya mampu menjual
sebanyak 100 buah, dan pada saat harga semangka Rp 5.000 perbuah mampu menjual
semangka lebih banyak menjadi 200 buah. Pertanyaan : Rumuskan fungsi penawarannya
Diketahui : P1 = 4.000 Q1 = 100buah
P2 = 5.000 Q2 = 200buah
Ditanya : fungsi penawaran?
P−P 1 Q−Q 1
=
P 2−P1 Q2−Q1
P−4.000 Q−100
=
5.000−4.000 200−100
P−4.000 Q−100
=
1.000 100
(P – 4.000) 100 = (Q – 100) 1.000
100P – 400.000 = 1000Q – 100.000
1000Q = -300.000 + 100P
Q = 1/1000 ( -300.000 + 100P)
Q = -300 + 0,1P
Jadi,, fungsi penawarannya adalah Q = -300 + 0,1P
Kasus 3
Keseimbangan Pasar
Fungsi permintaan akan suatau barang ditunjukkan oleh persamaan Qd = 13 – P, sedangkan
fungsi penawarannya ditunjukkan oleh persamaan Qs = -8 + 2P. Terhadap barang tersebut
dikenakan pajak sebesar Rp 6 per unit. Pertanyaan : bagaimana keseimbangan sebelum
pajak? Bagaimana keseimbangan sesudah pajak? Bagaimana pajak yang ditanggung oleh
konsumen, pajak yang ditangggung pridusen dan pajak yang diterima pemerintah?
Diketahui : Qs = -8 + 2P Qd = 13 –Pt = 5
Ditanya : Pe dan Qe
P’e dan Q’e
Tk? Tp? T?
Jawab : keseimbangan pasar
Qd = Qs
13 – P = -8 + 2P
-P – 2P = -8 – 13
-3P = -21
P = -21/-3
P=7
Q = 13 –P
Q = 13 – 7
Q=6
Jadi, Pe = 7 dan Qe = 6
Persamaan sebelum pajak : Qs = -8P + 2P
Persamaan setelah pajak : 2P = Qs + 8
P = 0,5Qs + 4 + 6
P = 0,5Qs + 10
2P = Qs + 20
Qs = 2P – 20
Persamaan permintaan tetap : Qd = 13 – P
Keseimbangan pasar
Qd = Qs
13 – P = 2P – 20
3P = 20 + 13
P = 33/3
P = 11
Q = 13 – P
Q = 13 – 11
Q=2
Jadi P’e = 11 dan Q’e = 2
Pajak yang ditanggung konsumen
tk = P’e – Pe
tk = 11 – 7
tk =4
Pajak yang ditanggung produsen
tp = t – tk
tp = 6 – 4
tp = 2
Pajak yang diterima pemerintah
T = Q’e x t
T=2x6
T = 12
Jadi tk = 4, tp = 2, dan T = 12
2.3.2 FUNGSI BIAYA
Biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap unit produk
atau keluaran, merupakan hasil bagi biaya total terhadap jumlah keluaran yang dihasilkan.
Biaya marjinal ialah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit
tambahan produk.
∆ C C2−C 1
Biaya marjinal : MC = =
∆ Q Q2−Q 1
Setiap penulisan FC, VC dan C sama maksudnya dengan TFC, TVC, dan TC.
Hubungan antara biaya total dan bagian-bagiannya secara grafik dapat dilihat sebagai berikut
a. Biaya total merupakan fungsi kuadrat parabolic. Andaikan,
C = aQ2 - bQ + c
VC FC
Maka : AC = C/Q = aQ – b + c/Q
AVC = VC/Q – b
AFC = FC/Q = c/Q
b. Biaya total merupakan fungsi kubik. Andaikan,
C = aQ3 - bQ2+ cQ + d
VC FC
Maka : AC = c/Q = aQ 2- bQ + c + d/Q
AVC = VC/Q = aQ2 - bQ + c
AFC = FC/Q = d/Q
Kasus 4
Fungsi Biaya
Fungsi biaya produksi TC = 7.200 + 60Q + 0 , 2 Q2
Maka :
FC = 7.200
VC = 60Q + 0 , 2 Q2
AFC = 7.200/Q
AVC = (60Q + 0 , 2 Q2)/Q = 60 + 0,2Q
AC = (7.200 + 60Q + 0 , 2 Q2)/Q
MC = ∆ TC /∆ Q = TC` = 60 + 0,4Q
Kasus 5
Bila diketahui besar produksi (Q) = 50 unit, hitunglah besarnya :
a. TVC b. TC c. AFC d. AVC e. AC f. MC
Jawab :
a. TVC = 60Q + 0 , 2 Q2
TVC = 60.50 + 0 , 2.502
TVC = 3.000 + 500
TVC = Rp3.500
b. TC = 7.200 + 60Q + 0 , 2 Q2
TC = 7.200 + 60.50 + 0 , 2.502
TC = 7.200 + 3.000 + 500
TC = Rp10.700
c. AFC = 7.200/Q
AFC = 7.200/50 = Rp144
d. AVC =( 60Q + 0 , 2 Q2)/Q = 60 + 0,2Q
AVC = 60 + 0,2.50
AVC = 60 + 10
AVC = Rp70
e. AC = (7.200 + 60Q + 0 , 2 Q2)/Q
AC = (7.200 + 60.50 + 0 , 2.502 ¿/50
AC = (7.200 + 3.000 + 500 ¿/50
AC = 10.700/50
AC = Rp214
∆ TC
f. MC = =TC =60+0 , 4 Q
∆Q
MC = 60 + 0,4.50
MC = 60 + 20
MC = Rp80
2.3.3 Fungsi Penerimaan, Keuntungan dan Kerugian serta Titik Impas dari Fungsi Non
Linier
TR
C,R C
TI
TI
Q
0
Q1 Q2 Q4
−b −30 −30
TR Maks pada Q = 2 a = 2(−1,5) = −3 = 10
TR Maks → 30 Q – 1,5 Q 2
b2 −4 ac
30 (10) – 1,5 (102) = 300 – 150 = 150 bisa juga dari rumus ( −4 a )
Jika biaya total diperlihatkan oleh TC = 0,25 Q 3 – 3 Q 2 + 7Q + 20
Jadi keuntungan perusahaan, jika barang terjual sebanyak 10 unit adalah sebesar Rp. 110,00
Jadi perusahaan jika barang terjual sebanyak 20 unit, maka perusahaan akan rugi sebesar Rp.
960,00
∆U
Utilitas marjinal : MU =
∆Q
Utilitas total mencapai puncaknya ketika utilitas marjinal nol, dan berkurang ketika utilitas
marginal negatif
Contoh : seseorang melakukan pembelian dan konsumsi atas dua macam barang, makanan
dan pakaian, dan berturut turut harganya adalah Rp5.000 dan Rp50.000. misalkan tambahan
satu unit makanan akan memberikan nilai guna sebanyak 5, dan tambahan satu unit pakaian
mempunyai nilai guna marginal sebanyak 50. Andaikan orang itu mempunyai uang sebanyak
Rp50.000 kepada barang apakah uang itu akan dibelanjakan?
Dengan uang itu orang tersebut dapat membeli 10 unit tambahan makanan, maka jumlah nilai
guna marginal yang diperolehnya adalah 10 x 5 = 50. Kalau uang itu digunakan untuk
membeli pakaian, yang diperolehnya hanayalah satu unit dan nilai guna marjinal dari satu
unit tambahan pakaian adalah 50. Seseorang akn memaksimumkan nilai guna dari barang
barang yang dikonsumsinya apabila perbandingan nilai guna marjinal barang tersebut adalah
sama dengan perbandingan harga barang-barang tersebut. Perbandingan harga makanan dan
pakaian adalah 5000 : 50.000 atau 1 : 10. Orang akan memaksimumkan nilai guna barang-
barang yang dikonsumsinya. Nilai guna marjinal/rupiah dari tambahan makanan adalah : nilai
guna marginal/harga = 5/5.000 = 1/1.000 dan nilai guna marginal per rupiah dari tambahan
pakaian adalah : nilai guna marginal/harga = 50/5.000 = 1/1000
2.3.5 FUNGSI PRODUKSI
Produk rata-rata (average product, AP) ialah jumlah keluaran atau produk yang
dihasilkan dari setiap unit masukan yang digungakan, merupakan hasil bagi produk total
terhadap jumlah masukan. Produuk marjinal (marginal product) ialah prudyk tambahan yang
dihasilkan dari setiap tambahan satu unit masukan yang digunakan.
Produk marjinal : MP = ∆ P /∆ X
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan materi tersebut dapat disimpulkan bahwa :
Fungsi non-linear memiliki 4 macam bentu fungsi non-linear, dan yang paling sering
dijumpai dalam analisis ekonomi yaitu fungsi kuadrat dan fungsi kubik.
Bentuk umum dari persamaan kuadrat yang sering kita jumpai yaitu ax2 + pxy + by2 + cx +
dy + e = 0, a/b ≠ 0 dan juga bentuk umum dari fungsi kubik yaitu Y = a+ bx+ cx 2+ dx 3.
Dalam penerapan ekonomi, terbagi menjadi beberapa bagian semacam penerapan
ekonomi permintaan, penawaran, dan keseimbangan pasar, fungsi biaya, fungsi penerimaan,
keuntungan, kerugian, dan pulang pokok, fungsi utilitas, fungsi produksi, dan kurva
transformasi produk. Masing –masing memiliki bentuk umum yang hampir sama namun
berbeda.
3.2 SARAN
Semoga dengan dibuatnya makalah ini pembaca kurang lebihnya dapat memahami isi
dai penjelasan mengenai “Penerapan Fungsi non-Linear.” Diharapkan adanya saran yang
dapat mendukung dalam penyempurnaan makalah ini dari parapembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Jean E.Weber, 1994, Analisis Matematika Penerapan Bisnis dan Ekonomi, Erlangga,
Jakarta.
Buku Diktat Matematika Ekonomi, UIN SU
Rismelharmoni.blogspot.com/2016/10/matematika-ekonomi-tentang-fungsi-non.html?
m=1
Tutupohosali081175.blogspot.com/2013/04/matematika-ekonomi-funngsi-non-linear-
html?m=1